Part 10Pagi ini, setelah semalam ustad Yusuf mengatakan bahwa jin yang sengaja menyerupai sosok Ning, insyaallah tak akan datang lagi menganggu asalkan aku rajin menjaga amalan yang diperintahkan bagi seorang muslim untuk diamalkan sehari-hari.agar terhindar dari godaan jin dan syaitan, maka aku pun mulai memberanikan diri masuk ke dalam kamar Ning untuk bersih-bersih.Sudah hampir dua minggu memang kamar itu kubiarkan kotor begitu saja. Sebab jangankan masuk ke sana, bahkan berada di dalam rumah sendiri saja, perasaanku selalu dicekam ketakutan.Namun, sejak ustadz Yusuf datang dan membantu kami mengusir jin yang selama ini mengaku telah bersemayam di tubuh Ning, situasi di dalam rumah ini pun mulai berangsur-angsur pulih kembali hingga aku pun mulai merasa nyaman dan tenang serta berani beres-beres masuk ke dalam kamar-kamar yang selama dua minggu ini nyaris tak pernah aku bersihkan.Apalagi kamar Ning yang notabene menjadi tempat meninggalnya gadis itu kemarin. Suasana horor dan
Part 11"Andre Herlambang Putra. Itu nama yang tertulis di sini, Bu," ucap petugas perempuan itu sambil berpaling menatapku.Degg!!!Mendengar nama itu, sontak aku memegangi dada yang tiba-tiba berdebar kencang. Tubuhku bergetar hebat dan nyaris limbung jika tidak buru-buru berpegangan pada tepi meja.Apa? Jadi putraku sendiri pelakunya? Lelaki yang sudah tega menghamili Ning dan membiarkannya sendirian menanggung beban itu hingga akhirnya gadis itu memutuskan bunuh diri?Itu juga sebabnya, Ning tak mau jujur berterus terang mengenai keadaannya yang sedang berbadan dua karena tentu saja ia takut padaku dan juga pada Mas Reno?Ya, Tuhan. Bagaimana bisa Andre berbohong dan mengatakan tidak tahu menahu soal Ning yang sedang berbadan juga jika sebenarnya dia lah yang sudah merenggut kehormatan Ning dan menanamkan benih di rahimnya? Benar. Bukti seprai yang robek di sana sini itu sudah lebih dari cukup untuk mengarahkan semua tuduhan itu pada putraku sendiri. Putra yang tega berbohong pad
Part 12"Beberapa hari ini aku justru diancam oleh seseorang, Ma. Dia mengancam agar aku tak bicara lagi soal kematian Ning, atau ... .""Atau apa?" Kali ini Mas Reno yang buka mulut."Mereka akan menghabisi keluarga kita!" sahut Andre dengan nada suara nyaris putus asa dan membuatku kembali dilanda rasa terkejut dan shock untuk kesekian kalinya.======"Maksud kamu?" Aku memicingkan mata demi mendengar ucapan Andre yang begitu mengejutkan.Siapa yang hendak menghabisi kami hanya gara-gara membicarakan soal Ning yang bahkan sudah meninggal dunia?"Aku nggak tahu, Ma. Cuma setelah Ning meninggal, aku sempat nanya ke Ferdy, apa dia pernah gangguin Ning, soalnya malam itu dia yang ngantar aku pulang sementara aku nggak ingat sama sekali kalau sudah melakukan perbuatan buruk itu pada Ning," sahut Andre sembari menunduk.Mendengar jawaban Andre, aku menghembuskan nafas dengan perasaan gundah. Ah, kenapa semua jadi rumit begini?Kupikir awalnya sudah menemukan titik terang saat mendapati na
Part 13Ning hanya mampu teriak tertahan karena lakban yang dibalut ke mulutnya membuatnya tak bisa teriak sekencang mungkin, agar para tetangga mendengar dan menolongnya.Sosok Alvaro yang sudah dikuasai nafsu setan membuatnya tidak berdaya. Berkali-kali gadis itu menerjang dan meronta tapi percuma.Ning hanya bisa menangis pasrah saat akhirnya kesuciannya direnggut paksa oleh laki-laki biadab itu.Laki-laki yang selalu memandanginya dengan sorot mata aneh saat datang menjemput Andre kuliah, atau main keluar. Namun, Ning tak pernah menyangka jika ternyata lelaki itu memendam keinginan untuk melakukan perbuatan biadab seperti ini dan melampiaskannya saat kedua majikannya sedang tidak ada di rumah dan Andre juga dalam keadaan tidak sadar karena mabuk berat.Lalu setelah itu bergantian Bram dan Dicky melampiaskan nafsu setan mereka. Membuat Ning makin hancur, bukan saja oleh sakit fisik tapi juga hati."Sekarang gantian kamu, Fer!" ucap Dicky, laki-laki yang terakhir merenggut kehormata
Part 14Beberapa menit kemudian, Ning keluar dari dalam kamar mandi dengan wajah keruh sambil berucap pelan, "positif Fer, aku ha--mil ... .""Kamu hamil? Ya, Tuhan ... ." Ferdy mengusap kepalanya dengan gundah lalu menatap Ning dengan pandangan prihatin."I--iya ... apa yang harus kulakukan sekarang?" Ning terisak. Benaknya kalut.Betapa malang hidupnya. Setelah diperkosa tanpa perikemanusiaan, sekarang ia hamil akibat perbuatan manusia-manusia berhati iblis itu. Sungguh menyedihkan nasibnya.Sekarang apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia menggugurkan kandungannya? Kalau iya, kemana dia harus minta tolong? Dan dari mana ia mendapatkan biaya untuk melakukan itu?Seolah mendengar pergulatan batin Ning, Ferdy membuka mulutnya."Jangan digugurkan, Ning. Bahaya. Kamu bisa meninggal kalau melakukan itu," ujar lelaki itu sembari menatap tajam Ning, membuat Ning tak berdaya."Lalu? Nggak mungkin 'kan akan melahirkan anak dari manusia-manusia iblis itu, Fer?" jawab Ning dengan suara bergetar
Part 15"Maksud kamu? Demi pembantu kampungan itu kamu berani mengancamku dan rela mengambil resiko melawan kami seperti ini? Memangnya apa artinya gadis itu buat kamu?" hardik Varo dengan nada tidak percaya.Sungguh ia merasa heran sekaligus hatinya panas bukan main mendapati Ferdy mati-matian membela Ning, gadis yang pernah menolak cintanya habis-habisan hingga ia menyimpan bara dendam dan merencanakan perkosaan itu di saat kedua orang tua Andre, majikan gadis itu sedang berada di luar kota.Dan saat akhirnya kesempatan itu datang. Ia pun mengajak teman-temannya untuk sama-sama mengerjai Ning, kecuali Andre tentunya. Bram dan Dicky menyambut baik ajakannya ikut mengerjai Ning. Sayang, Ferdy menolak hingga akhirnya ia terpaksa mengancam agar Ferdy bersedia ikut melakukan hal itu dan akhirnya setelah diancam, temannya itu mau juga melakukannya meski terpaksa."Kamu nggak perlu tahu sedalam apa arti gadis itu buatku! Di mataku dia bukan gadis biasa, bukan seorang asisten rumah tangga
Part 16Varo menatap sosok dua manusia yang baru saja keluar dari klinik. Bibirnya menyunggingkan seringai lebar. Tawa licik pun kemudian kemudian lolos dari mulutnya.Ia sudah memberikan imbalan yang tidak sedikit pada dokter Herman untuk memberikan obat-obatan yang dapat membahayakan bukan saja kandungan Ning semata tapi sekaligus juga nyawa gadis itu.Tekadnya sudah bulat, kalau ia tak bisa memiliki gadis itu maka Ferdy pun tak boleh.Varo sempat menguping pembicaraan saat Ferdy dan Ning sedang berada di ruang tunggu pasien. Sang teman berujar soal hari pernikahan keduanya yang tidak akan lama lagi karena sang papa telah memberikan persetujuan. Dan demi mendengar pembicaraan keduanya itu, jujur Varo merasa shock bukan main dan tentu saja tidak terima.Bagaimana pun ia tak rela Ning menikah dengan Varo, apalagi dalam keadaan sedang berbadan dua yang bisa saja itu merupakan benih dari dirinya.Varo merasa terhina. Sangat! Dan akhirnya bertekad untuk menggagalkan rencana keduanya den
Part 17Mobil taksi online berwarna hitam pekat itu berhenti tepat di depan gapura pemakaman umum desa Giri Purna.Sesaat setelah berhenti, pintu bagian belakang pun terbuka dan sepasang kaki jenjang berbalut high heels berwarna maroon turun dengan langkah pelan dan tenang.Usai membayar taksi, perempuan itu melangkah memasuki pemakaman umum sementara pengemudi taksi segera meninggalkan area tersebut.Perempuan itu terus masuk. Matanya berusaha mencari-cari kuburan baru, tanda sang penghuni makam baru saja disemayamkan.Benar saja. Di sebuah sudut, akhirnya ia menemukan juga makam yang ia cari. Sebuah makam yang tampaknya baru saja dibuat. Tanahnya masih basah. Bunga setaman yang ditaburkan di atasnya juga belum mengering.Gadis itu berjongkok di depan makam, lalu sudut matanya mulai berkaca-kaca. Beberapa kalimat sapa ia lontarkan diselingi Isak yang berusaha ditahan dengan susah payah."Ning, aku minta maaf. Nggak bisa jaga kamu dengan baik hingga kamu harus meninggal dunia dengan c