Saat ini di kediaman Jino tentu saja dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang sangat tiba-tiba. Tak ada angin tak ada hujan, kenapa pria ini tiba-tiba ada dimeja makan kediamannya
"Kapan kau datang Vin?" ujar Jino yang merasa heran dengan kedatangan Alvin tiba-tiba di resortnya. Pasalnya pria itu tidak memberitahunya sama sekali bahwa akan ke Jeju. Bukankah pria itu mengatakan akan menghabiskan akhir pekan dengan berkencan ?
"Tadi malam aku datang Hyung" Ujar Alvin dengan santai dan tersenyum tipis kearah Jino
"Bukankah kau kemarin masih berkencan dengan Yenata ?"
Alvin berdehem pelan
"Hyung ! Kau tahu sendiri bukan jika kekasihku itu sangatlah super sibuk. Jadi kita hanya makan siang sebentar saja. Lalu karna aku bosan dirumah, jadi aku menyusul Nayla kesini sekaligus mengunjungi mu!"
Jino hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Ia tak menaruh curiga apapun. Karna memang alasan Alvin logis untuknya
"Lalu semalam kau tidur dimana?" ucap Jino kembali
"Dikamar dengan Nayla" ucap Alvin dengan memasukkan roti panggang kedalam mulutnya
"Uhukk-uhuukk" Jino sedikit tersedak karna mendengar perkataan Alvin. Bahkan Jina sekaligus Nayla juga ikut terkejut. Mereka berdua menatap ke arah Alvin yang masih santai dengan aktivitas sarapannya
Mata Nayla mulai bergerak gelisah. Shit! Bisakah pria ini tidak memperburuk suasana di hari yang cerah ini? Bisakah ia tidak sejujur itu ? Keluh Nayla dalam hatinya
"Apaa?" Jino memekik keras
"Bukankah kau bisa memesan kamar sendiri Alvin Edward Kim?" geram Jino
"Tidak! Aku sudah terlalu lelah untuk memesan kamar" Balas Alvin masih dengan raut wajah santainya
"Ka.. Kalian tidur di ranjang yang sama ?" Tanya Jina tiba-tiba
Mata Nayla membulat, jantungnya berdegup kencang. Pikirannya sudah bercabang kemana-mana. Gugup dan takut mendera dirinya secara bersama
"Aku... " Alvin menggantung kalimatnya
"Kami tidur terpisah Jina, Alvin di sofa dan aku di ranjang" ucap Nayla cepat. Ia takut jika Alvin berbicara terlalu jujur kembali.
Jino dan Jina akhirnya bisa bernafas lega. Meskipun mereka saling bersahabat, namun jika sudah menginjak umur yang cukup matang seperti ini. Bisa saja terjadi hal-hal yang rawan tentunya.
Sedangkan Alvin hanya terdiam sebentar, lalu ia menyetujui perkataan Nayla
"Ne, kami sekamar tapi tidur terpisah" ucap Alvin pada akhirnya
****
Saat ini Alvin Nayla dan juga Jino sedang sibuk berkutat di dapur untuk mempersiapkan bekal. Mereka berencana untuk berjalan-jalan ke Gasiri Wind Power Plant
"Okay, sudah selesai" ucap Jino berbangga diri. Ia benar-benar puas dengan bekal yang ia buat. Jika urusan memasak memang Jino adalah jagonya. Pria yang berusia 30 tahun itu sangat menyukai memasak. Sedangkan istrinya sudah lebih dulu menunggu dihalaman depan bersama Jia
"Aku akan membawanya ke mobil. Kalian berdua bawa yang lain okey!" ucap Jino pada Nayla dan juga Alvin
Kedua orang itu sama-sama mengangguk
"Baiklah Kak Jino serahkan padaku" ucap Nayla disertai gigi kelincinya yang muncul ketika ia tersenyum
Jino tersenyum simpul lalu mengacak rambut Nayla pelan "Baiklah baby, aku serahkan sisanya padamu" ucap Jino
"Dan kau juga Alvin Edward Kim, bantulah Nayla" ucap Jino menunjuk Alvin dengan dagunya
Alvin hanya memutar bola matanya malas “Ya” Ucap pria itu dengan malas
Setelah kepergian Jino, dengan segera Nayla membereskan beberapa kotak makanan dan bersiap untuk membawanya
Namun tiba-tiba pria yang ada disampingnya itu menghentikannya
"Kemarikan, biar aku saja" ucap Alvin meminta bekal yang dibawa oleh Nayla
Nayla mengernyit heran "Benarkah?" tanyanya memastikan
Alvin tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya
Naylapun akhirnya pasrah dan memberikan kotak bekal makanan itu pada Alvin
Alvin menerimanya dengan senang hati. Sebuah seringaian muncul di bibir tipisnya
"Tapi ini tidak gratis" ucap pria itu tiba- tiba, membuat Nayla menolehkan kembali dan menghentikan langkahnya untuk berjalan keluar
"Kau meminta bayaran dariku?" Ucap wanita muda itu yang terlihat heran dengan sikap Alvin
"Tentu saja" ucap Alvin dengan menaikkan kedua alisnya
Nayla mengangkat salah satu ujung bibirnya dan mulai mencibir "Kau seorang bos kaya raya meminta bayaran pada bawahanmu? Heol, Presedir Alvin bisakah kau bermurah hati.. "
CUP
Alvin mengecup bibir Nayla dengan cepat
"Aku hanya meminta itu untuk bayaranku. Kenapa kau terlalu banyak bicara sekali" ucap pria itu tanpa wajah berdosa dan dengan santainya meninggalkan Nayla yang masih saja mematung dengan jantung berdegup tak tentu irama
Nayla meneguk ludahnya kasar dan memejamkan matanya kuat-kuat. Salah satu tangannya ia gunakan untuk menepuk-nepuk dadanya
"Huhh, Alvin sialan. Kenapa kau selalu bertingkah semaumu eoh" kesal Nayla
Ia tidak bisa seperti ini. Berdekatan dengan sahabat gilanya itu membuatnya benar-benar merasakan gila dan bahagia secara bersamaan
****
Saat ini keempat sahabat itu telah bersiap-siap untuk menaiki mobil. Namun tiba-tiba ada sebuah mobil yang terparkir di halaman depan rumah Jino
"Sayangg !" teriak seorang wanita muda yang baru saja turun dari mobil mewah yang terparkir itu
Wanita itu berlari dan segera memeluk Alvin. Membuat orang-orang yang ada disana mematung dan terheran. Bagaimana wanita yang sangat terkenal dan super sibuk ini ada dihadapan mereka.
Terutama untuk Nayla, yang kini matanya memancarkan raut wajah kecewa sekaligus ada sorot mata sedih dalam retinanya
Ya ! Wanita itu adalah Yenata Natalie seorang model yang berbakat yang begitu banyak penggemarnya sekaligus kekasih dari Alvin
"Ye.. Yenata? Bagaimana kau bisa disini?" ucap Alvin yang tidak percaya dengan kehadiran kekasihnya di hadapannya kini
"Aku menyusulmu sayang. Enak saja kau berlibur tanpa diriku" ucap Yenata dengan nada yang dibuat merajuk dan semakin mengeratkan pelukannya pada Alvin
"Bisakah kau memberitahuku dulu? Aku bisa menjemputmu sayang" ucap Alvin membalas pelukan Yenata dan membelai rambut Yenata dengan pelan
Yenata melepaskan pelukannya dan menatap ke arah kekasihnya itu "Aku ingin memberi kejutan padamu" ucap wanita itu dengan cengiran nya
Alvin tersenyum kecil dan membelai pipi kekasihnya itu dengan lembut "Setidaknya beritahu aku dulu, bagaimana jika kau kesini dan aku tidak ada hm" ucap Alvin begitu hangat dan lembut
"Maafkan aku" ucap Yenata dan tersenyum manis pada Alvin
"Ekhemmm"
Suara deheman Jino membuat pasangan yang dimabuk cinta itu kembali tersadar bahwa ada orang lain yang ada didekat mereka
"Jadi, bisakah kita berangkat?" ucap Jino mengingatkan tujuan mereka saat ini "ahh, jika ada Yenata disini. Kurasa mobilku tidak cukup karna dibelakang ada beberapa bekal"
"Tidak apa-apa Kak Jino, aku dan kekasihku bisa naik dalam mobil yang kusewa" ucap Yenata tersenyum manis. Namun sesaat senyuman itu menghilang ketika dirinya mendapati objek yang membuatnya tidak suka
Senyum Yenata menghilang ketika melihat Nayla berdiri tidak jauh dari kekasihnya. Wanita itu benar-benar tidak menyukai Nayla. Entah karna apa, hatinya selalu tidak baik-baik saja ketika melihat kekasihnya bersama wanita yang berstatus sahabatnya itu
Dengan cepat Yenata menggandeng tangan Alvin "Ayo sayang kita berangkat" ajak Yenata pada Alvin untuk menuju ke mobilnya
Sedangkan Alvin hanya menurut pasrah, toh apa salahnya berduaan bersama kekasihnya itu. Mereka juga sudah lama tidak berlibur bersama seperti ini sehingga ia tidak akan mensia-siakan kesempatan ini
Akhirnya kedua mobil itu berangkat menuju tempat liburan mereka
Nayla terbangun dari tidurnya. Sekarang pukul 03.00 KST. Sebuah ingatan menyakitkan kembali berputar-putar dikepalanyaSebuah ingatan ketika ia berlibur di Jeju satu minggu yang lalu, selalu saja berputar dikepalanya
"APA YANG KALIAN LAKUKAN?" Teriak seseorang yang baru saja muncul dari balik pintu liftMembuat Nayla dan Alvin Sama-sama terkejut dan segera melepaskan rengkuhannya pada Nayla dan menatap takut pada seseorang yang terlihat marah saat ini
"Apa yang sedang kau lakukan disini Alvin? Dan lepaskan tanganku!!" Ucap Nayla meronta- ronta agar Alvin mau melepaskan cengkraman tangannya. Terlebih lagi bau alkhohol begitu menyeruak dari tubuh AlvinAlvin menyeringai begitu menyeramkan bagi Nayla"Ck, kau memanggilku Alvin sekarang?" ucapnya dengan nada begitu datar
DEGSerasa dijatuhi bom nuklir dalam hatinya, Nayla merasa benar-benar dirinya begitu rendah saat ini. Apakah ini yang dinamakan sudah jatuh, tertimpa tangga?Setelah dirinya mendapatkan pelecehan dari pria yang berstatus sahabatnya itu dan kini dengan tenangnya pria itu berkata ingin bertanggungjawab tanpa menikahinya. Tanggung jawab seperti apa yang pria itu katakan?Di lubuk hati Nayla benar-benar merasakan sesak yang luar biasa saat ini. Lagi-lagi
Nayla memasuki kehalaman keluarga Alvin dengan perasaan yang begitu gugup. Meskipun dulu seringkali ia bermain ke sini bersama sahabatnya yang lain namun kali rasanya begitu berbeda. Ada perasaan canggung yang menyelimutinya. Ia ingin sekali menolak permintaan Alvin untuk makan malam bersama keluarganya, meskipun ia berstatus sebagai sahabatnya namun bukankah akan terasa aneh jika hanya dirinya sendiri yang datang ke rumah mewah ini.
Kalimat yang Alvin luncurkan beberapa waktu lalu kini seakan menjadi sebuah melodi indah yang selalu terbayang dalam benaknya. Wanita muda itu kini tampak begitu termenung memikirkan perkataan Alvin ? istimewa ? benarkah dirinya seistimewa itu ?Bukankah ini terlalu berlebihan untuk seseorang yang dianggapnya hanya sebatas sahabat ? dan mengingat Alvin ingin menjadikannya sebagai priori
Sebuah mobil Audy R8 yang begitu mewah memasuki halaman sebuah perusahaan terbesar di Jakarta, yaitu Golden Tech Corporation sebuah perusahaan besar yang bergerak dibidang IPTEK. Memiliki gedung pencakar langit serta ratusan karyawan didalamnyaSejak datangnya mobil itu memasuki halaman perusahaan sudah banyak menarik perhatian orang- orang yang disekitar sana. Tentu saja yang menjadi daya tarik mereka adalah didalam mobil itu ialah terdapat seorang manusia yang tampan rupawan layaknya seora
Note : Hallo dear, jangan lupa memberikan ulasan beserta rating ya. fancyyou :)“Isshhhh... sebenarnya kau dimana Nayla Melody Lim !” geram Alvin yang sedari tadi hanya sibuk dengan ponsel pintarnya saja. Pria muda itu