Share

Bab 1.6: Misteri Tragedi Kota Way

Kota way masih porak poranda akibat kerusuhan Kemarin.

Salah seorang Jendral Bintang 3 mendatangi Kota tersebut untuk mencari informasi tentang kerusuhan di kota tersebut.

Ia turun di dari kuda yang ia tunggangi "Apa yang sebenarnya terjadi dan dimana Kapten dari Prajurit Nusantara yang bertugas di kota ini?" Tanya Jendral itu kepada beberapa prajurit.

Salah seorang prajurit lalu maju menghadap Jendral "Saya Komandan!" Kata Prajurit tersebut dengan posisi tegak sempurna.

"Baiklah ikut denganku menuju bekas panggung eksekusi kemarin aku ingin mengetahui detail kejadian disini." Jendral tersebut lalu pergi ke arah panggung eksekusi.

Jendrala tersebut bernama Brawijaya atau si Tangan Sakti Brawijaya. Julukan itu bukan tanpa sebab melainkan menurut informasi yang beredar kekuatan tangannya setara dengan 100 orang biasa terlebih ia menguasai betul Ilmu yang berhubungan dengan kekuatan Pukulan.

Brawijaya berjalan kearah panggung tersebut "Baiklah ceritakan padaku." ia kemudian duduk di atas bekas panggung yang rusak itu.

"Baiklah komandan. Aku akan menceritakannya," Ucap Prajurit yang kemudian juga duduk dihadapan Jendral "Aku tidak pernah menyangka bahwa kota sekecil ini datang seorang dengan harga tinggi." Kata Prajurit itu dengan tatapan kosong.

Brawijaya penasaran akan apa yang prajurit tersebut katakan "Siapa yang kau maksud nak?" Tanya Brawijaya.

"Indra A." Jawab Kapten itu.

"Apa?" Brawijaya sedikit mengeluarkan ekspresi terkejut ketika ia mendengar jawaban dari Kapten, Begitupun dengan Pengawal Brawijaya yang berdiri di belakang Brawijaya.

"Bagaimana mungkin orang seperti itu datang ke ujung sumatera tanpa alasan yang jelas." (Ucap Brawijaya di dalam hati).

"Bos, apa perlu kita melakukan pelacakan?" Tanya Pengawalnya.

Brawijaya lalu berdiri dan berjalan ke arah ia datang tadi "Itu terlalu bisa ditebak biarkan kau dan aku yang pergi mencarinya." Kata Brawijaya kepada pengawalnya.

"Baiklah Bos" Jawab Pengawalnya.

Mereka bertigapun pergi ke arah tempat tadi.

Malam Hari

Brawijaya mengajak Pengawalnya pergi dari Kota Way, sedangkan para prajurit yang ikut bersama diberi tugas untuk bersiaga di kota tersebut ketika ia pergi.

Dalam perjalanan.

"Hendak pergi kemana kita?" Tanya Pengawal kepada Brawijaya.

"Kesebuah tempat dibukit itu," Kata Brawijaya sambil menunjuk sebuah bukit dengan jari kanannya "Disana terdapat sebuah bangunan kosong ku yakin orang yang kita cari ada disana." Kata Brawijaya sambil terus berjalan kaki.

"Mengapa kau begitu yakin bos?" Tanya Prajurit itu.

"Karena aku yakin itu saja." Jawab Brawijaya yang kemudian tertawa.

Sesampainya dibangunan kosong tadi yang berjarak sekitar 2 kilometer ke arah barat.

Sinar Bulan nampak begitu bersinar ketika mereka berdua sampai di depan bangunan tersebut, mereka di sambut oleh sebuah lemparan pisau yang mengarah ke mereka berdua.

"Bos Awas!" Kata Pengawal sambil menangkis lemparan pisau dengan pedang yang ia bawa.

Brawijaya masih santai saja meskipun hampir terkena pisau "Waspada disini ada musuhnya," Kata Brawijaya sambil berjalan terus dan kemudian menatap ke arah atas pohon di depannya "Lihatlah keatas." Kata Brawijaya.

Pengawal tersebut nampak terkejut ketika melihat seorang pria sedang berdiri diatas dahan pohon di depannya "Bukankah ia Brada tabib yang cukup sakti di Nusantara?" Tanya Pengawal pada Brawijaya.

"Ya benar dan jika ada dia disini maka ada Indra di sekitar tempat ini." Jawab Brawijaya.

"Brada dimana Ketua Kelompokmu?" Tanya Brawijaya pada Brada, Brada lalu melompat ke depan 2 orang tersebut "Itu disana." Jawab Brada Sambil menunjuk kearah Bangunan hancur.

Ketika Brawijaya dan mengawalnya berjalan ke arah bangunan tersebut Brada tinggal diam ia langsung mencegat Pengawal Brawijaya "Kau sebaiknya diam disini nak." Kata Brada dengan posisi tangan mengalahi Pengawal Brawijaya.

Akhirnya Brawijaya sampai di bangunan itu lalu memasuki bangunan itu, Bangunan tersebut hanya tersisa bagian lantai dan beberapa tembok yang berdiri sedangkan atapnya sudah tidak tersisa. Nampak di ujung bangunan berdiri seorang pria menghadap barat.

"Ayah apa kau ingat tempat ini?" Tanya Pria itu.

"Mengapa kau kembali ke kota ini Indra?" Jawab Brawijaya.

Pria tersebut lalu berbalik dan berjalan ke arah Brawijaya, ketika sampai di hadapannya ia menjawab "Apa kau tahu ayah, Anakku sekarang sudah dewasa." Bisik Indra pada telinga sebelah kiri Brawijaya.

Brawijaya lalu mendorong Indra setelah mendengar jawaban itu ia marah besar pada Indra "Bodoh!!!" Jawab Brawijaya dengan nada tegas.

"Kauuuu!!!!" Kata Brawijaya sambil mengarahkan pukulan kepada Indra.

Alih-Alih menghindari pukulan itu Indra malah membalasnya dengan cara mengarahkan pukulan kearah tangan yang sama.

Terjadi efek kejut yang membuat beberapa pohon bergerak layaknya terkena angin dan tabib serta pengawal pergi menuju bangunan

Kota way masih porak poranda akibat kerusuhan Kemarin.

Salah seorang Jendral Bintang 3 mendatangi Kota tersebut untuk mencari informasi tentang kerusuhan di kota tersebut.

Ia turun di dari kuda yang ia tunggangi "Apa yang sebenarnya terjadi dan dimana Kapten dari Prajurit Nusantara yang bertugas di kota ini?" Tanya Jendral itu kepada beberapa prajurit.

Salah seorang prajurit lalu maju menghadap Jendral "Saya Komandan!" Kata Prajurit tersebut dengan posisi tegak sempurna.

"Baiklah ikut denganku menuju bekas panggung eksekusi kemarin aku ingin mengetahui detail kejadian disini." Jendral tersebut lalu pergi ke arah panggung eksekusi.

Jendrala tersebut bernama Brawijaya atau si Tangan Sakti Brawijaya. Julukan itu bukan tanpa sebab melainkan menurut informasi yang beredar kekuatan tangannya setara dengan 100 orang biasa terlebih ia menguasai betul Ilmu yang berhubungan dengan kekuatan Pukulan.

Brawijaya berjalan kearah panggung tersebut "Baiklah ceritakan padaku." ia kemudian duduk di atas bekas panggung yang rusak itu.

"Baiklah komandan. Aku akan menceritakannya," Ucap Prajurit yang kemudian juga duduk dihadapan Jendral "Aku tidak pernah menyangka bahwa kota sekecil ini datang seorang dengan harga tinggi." Kata Prajurit itu dengan tatapan kosong.

Brawijaya penasaran akan apa yang prajurit tersebut katakan "Siapa yang kau maksud nak?" Tanya Brawijaya.

"Indra A." Jawab Kapten itu.

"Apa?" Brawijaya sedikit mengeluarkan ekspresi terkejut ketika ia mendengar jawaban dari Kapten, Begitupun dengan Pengawal Brawijaya yang berdiri di belakang Brawijaya.

"Bagaimana mungkin orang seperti itu datang ke ujung sumatera tanpa alasan yang jelas." (Ucap Brawijaya di dalam hati).

"Bos, apa perlu kita melakukan pelacakan?" Tanya Pengawalnya.

Brawijaya lalu berdiri dan berjalan ke arah ia datang tadi "Itu terlalu bisa ditebak biarkan kau dan aku yang pergi mencarinya." Kata Brawijaya kepada pengawalnya.

"Baiklah Bos" Jawab Pengawalnya.

Mereka bertigapun pergi ke arah tempat tadi.

Malam Hari

Brawijaya mengajak Pengawalnya pergi dari Kota Way, sedangkan para prajurit yang ikut bersama diberi tugas untuk bersiaga di kota tersebut ketika ia pergi.

Dalam perjalanan.

"Hendak pergi kemana kita?" Tanya Pengawal kepada Brawijaya.

"Kesebuah tempat dibukit itu," Kata Brawijaya sambil menunjuk sebuah bukit dengan jari kanannya "Disana terdapat sebuah bangunan kosong ku yakin orang yang kita cari ada disana." Kata Brawijaya sambil terus berjalan kaki.

"Mengapa kau begitu yakin bos?" Tanya Prajurit itu.

"Karena aku yakin itu saja." Jawab Brawijaya yang kemudian tertawa.

Sesampainya dibangunan kosong tadi yang berjarak sekitar 2 kilometer ke arah barat.

Sinar Bulan nampak begitu bersinar ketika mereka berdua sampai di depan bangunan tersebut, mereka di sambut oleh sebuah lemparan pisau yang mengarah ke mereka berdua.

"Bos Awas!" Kata Pengawal sambil menangkis lemparan pisau dengan pedang yang ia bawa.

Brawijaya masih santai saja meskipun hampir terkena pisau "Waspada disini ada musuhnya," Kata Brawijaya sambil berjalan terus dan kemudian menatap ke arah atas pohon di depannya "Lihatlah keatas." Kata Brawijaya.

Pengawal tersebut nampak terkejut ketika melihat seorang pria sedang berdiri diatas dahan pohon di depannya "Bukankah ia Brada tabib yang cukup sakti di Nusantara?" Tanya Pengawal pada Brawijaya.

"Ya benar dan jika ada dia disini maka ada Indra di sekitar tempat ini." Jawab Brawijaya.

"Brada dimana Ketua Kelompokmu?" Tanya Brawijaya pada Brada, Brada lalu melompat ke depan 2 orang tersebut "Itu disana." Jawab Brada Sambil menunjuk kearah Bangunan hancur.

Ketika Brawijaya dan mengawalnya berjalan ke arah bangunan tersebut Brada tinggal diam ia langsung mencegat Pengawal Brawijaya "Kau sebaiknya diam disini nak." Kata Brada dengan posisi tangan mengalahi Pengawal Brawijaya.

Akhirnya Brawijaya sampai di bangunan itu lalu memasuki bangunan itu, Bangunan tersebut hanya tersisa bagian lantai dan beberapa tembok yang berdiri sedangkan atapnya sudah tidak tersisa. Nampak di ujung bangunan berdiri seorang pria menghadap barat.

"Ayah apa kau ingat tempat ini?" Tanya Pria itu.

"Mengapa kau kembali ke kota ini Indra?" Jawab Brawijaya.

Pria tersebut lalu berbalik dan berjalan ke arah Brawijaya, ketika sampai di hadapannya ia menjawab "Apa kau tahu ayah, Anakku sekarang sudah dewasa." Bisik Indra pada telinga sebelah kiri Brawijaya.

Brawijaya lalu mendorong Indra setelah mendengar jawaban itu ia marah besar pada Indra "Bodoh!!!" Jawab Brawijaya dengan nada tegas.

"Kauuuu!!!!" Kata Brawijaya sambil mengarahkan pukulan kepada Indra.

Alih-Alih menghindari pukulan itu Indra malah membalasnya dengan cara mengarahkan pukulan kearah tangan yang sama.

Terjadi efek kejut yang membuat beberapa pohon bergerak layaknya terkena angin dan tabib serta pengawal pergi menuju bangunan tersebut untuk melihat apa yang terjadi.

tersebut untuk melihat apa yang terjadi.

Ketika sampai didepan Bangunan tersebut nampak Brawijaya sudah berjalan hendak pergi dari bangunan itu "Ayo Pengawal," Kata Brawijaya mengajak  pengawalnya "Urusan kita sudah selesai." Lanjut Brawijaya sambil terus berjalan menjauh dari bangunan itu.

"Tapi...Tapi bos..." Jawab pengawalan dengan terbata-bata. "Sudah kau tidak usah banyak protes semua urusan sudah beres disini." Jawab Brawijaya menghentikan Jawaban Pengawalnya.

Mereka pergi dari bukit tersebut dan esok harinya pasukan yang di pimpin Brawijaya pergi dari Kota Way.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status