"Apa lagi yang mau kamu jelaskan hah?"
"Mas, semua tidak seperti itu. Tolong beri aku kesempatan untuk bicara Mas."
Rianti terus memohon pada Bayu untuk menjelaskan semuanya, sepanjang perjalanan mereka bungkam, setelah sampai rumah semua berubah. Rianti menidurkan anak mereka setelah itu kembali ke ruang tengah menghampiri Bayu.
"Isi percakapan kamu dan Ardi di aplikasi rahasia yang kamu sembunyikan dariku sudah cukup jelas, percakapan kalian bukan percakapan biasa. Panggilan sayang, perhatian, kamu marah ketika Ardi tak bisa menemanimu, ketika dia lebih mementingkan istrinya dan semuanya sudah cukup jelas. B
"Sudah ibu bilang putuskan hubungan dengan perempuan itu, kamu tidak mendengar ibu."Ardi hanya tertunduk mendengar ucapan ibunya, semakin berada pada sebuah kesalahan yang fatal. Sejak awal menikah ibu Ardi sudah memperingati hal itu, tapi tak pernah digubris oleh Ardi."Hubungan antara lelaki dan perempuan setelah menikah harus berakhir, apapun alasannya.""Tapi bu, ibu tahu apa yang sudah dilakukan Rianti, dia ….""Cukup Tuhan yang membalas kebaikannya, kamu itu lelaki harus tegas kalau sudah seperti ini ibu hanya bisa menanggung malu atas sikapmu."Ardi terdiam tak bisa bicara lagi, bibirnya terasa kelu. Riri tak ada di rumah ibunya, tapi dia sudah datang dan menceritakan semuanya parahnya dia datang bersama kedua orang
"Berani kamu datang kesini, hah?"Satu pukulan mendarat di wajah Ardi."Aku bilang hah? Jangan sakiti adikku."Lagi, bertubi-tubi Raka menghajar Ardi yang datang menemui Riri, Ardi mencoba melawan tapi Raka yang mantan atlet silat itu terus menghajarnya. Ibu dan Riri yang mendengar suara keributan di luar segera datang."Asgafirullah, Raka Raka hentikan."Ibu berteriak, Riri sigap melerai keduanya ia mendorong kuat tubuh kakaknya agar menjauh dari suaminya, ia tak bisa menyembunyikan cinta yang bersarang di hatinya untuk Ardi, melihat lelaki yang menghuni hatinya itu dihajar sang kakak membuat dia merasakan sakitnya.Raka berhenti menghajar adik ipar sekaligus temannya itu. Nafasny
"Argh…."Ardi berteriak, memukul keras tembok kamar dan genggaman kuat di ponselnya."Perempuan licik. Argh….."Emosinya meledak dan karuan, Ardi baru saja melihat foto-foto kebersamaan Rianti dengan Bayu, suaminya. Disaat pernikahannya diambang kehancuran justru pernikahan Rianti baik-baik saja, Rianti masih terlihat bahagia dan baik-baik saja. Bayu rupanya tak terusik oleh apapun, tangis yang keluar dari air mata Rianti serta sikap Rianti yang pura-pura akan pergi mampu meluluhkan Bayu.
“Mas sebetulnya percaya sama semua bukti itu?” tanya Riri masih mencoba menerawang pemikiran Bayu.“Riri …, siapa pun yang melihat mereka pasti akan bertanya sejauh mana hubungan mereka? Aku sudah curiga sejak menikah, syarat yang diajukan Rianti padaku sebelum akhirnya kami resmi menikah membuatku menaruh curiga sepanjang pernikahan kami,” ucap Bayu.“Syarat?”Riri semakin terlihat heran, dia tak tahu ternyata pernikahan Rianti dan Bayu tak seharmonis yang terlihat, ada banyak hal yang mereka sembunyikan.“Sebagai lelaki yang punya perasaan, saya tak tega melihat nenek merengek meminta saya segera menikah dan akhirnya saya menyetujui perjodohan itu.”&nbs
“Riri….”Ardi menatap nanar sekaligus terkejut melihat istrinya sudah kembali padanya, segera ia meraih tangan Riri lalu membolak balik badannya memastikan ini bukan mimpi.“Kamu pulang sayang?” tanya Ardi.Tapi tak ada suara apapun dari mulut Riri, Riri masuk ke dalam rumah melewati Ardi. Ardi yang masih terlihat bahagia seolah tak peduli dengan sikap Riri, dua hari dia tak mendapat kabar apapun dari istrinya bahkan semua pesan dan panggilannya diabaikan. Lalu kini Ardi mendapati Riri ada di depannya maka hilang sudah galau yang menderanya selama ini.“Kamu tidak berusaha membujukku, mas.”Ardi terpaku dengan suara Riri, ah suara yang ia r
"Kemana sayang sudah rapi?" tanya Ardi ketika melihat Riri sudah berpakaian rapi."Ikut kamu ke outlet.""Serius?"Riri mengernyit, dugaannya salah. Riri pikir Ardi akan terkejut kaget heran tapi nyatanya Ardi terkejut dengan wajah yang berbinar. Riri masih bersikap dingin pada Ardi."Ya, mulai hari ini aku akan turut andil mengelola outlet mu itu.""Nggak usah sayang, aku gak mau kamu ca
Bu, Bu Riri."Riri menghentikan langkahnya sesaat sebelum masuk ke dalam ruangan suaminya. Karyawan dikuncir itu membuat Riri terheran penuh tanya."Kata bapak, ibu tunggu saja dulu di meja kasir. Di dalam ada tamu suplier barang." "Oh, ya. Ya sudah," ucap Riri.Tanpa banyak berkata lagi, Riri membalikkan badan dan hendak berjalan kembali menyusuri tangga, tiba-tiba langkahnya terhenti kembali di tangga kedua, kepalanya ia tolehkan ke belakang. Sesaat hening mencoba menangkap sesuatu yang aneh di ruko lantai tiga nya ini. Outlet Ardi terdiri dari tiga lantai, lantai pertama tentu saja dimana barang dijual, lantai kedua tempat stok dan tempat istirahat karyawannya, serta lantai ketiga hanya ada satu ruangan yaitu tempat Ardi beristirahat atau menerima tamu pada suplier atau para investor yang ikut menanam modal di usaha ponselnya itu. Perlahan Riri mendekati pintu, ia tempelkan telinganya. Sepertinya tamu Ardi perempuan dan kenapa Ardi marah-marah begitupun dengan tamunya. Seketika
"Kurang ajar…."Teriakan Bayu di ujung sana setelah mendengarkan cerita Riri membuat telinga Riri kesakitan, lelaki di ujung sana itu pasti sangat terluka sama seperti Riri. "Kalau Mas mau bukti, pulang saja dulu Mas." "Oke Ri, aku akan atur untuk pulang.""Baiklah Mas, itu yang mau aku sampaikan." "Terima kasih banyak Ri," pungkas Bayu. Setelah menjawab Riri menutup panggilan itu, ia kini sudah tak peduli dengan semuanya. Laras benar, Riri belum punya anak maka tak akan sulit mengobati diri sendiri dan tak menyakiti hati anak cukup fokus pada kesembuhan luka diri sendiri saja, berbeda jika sudah punya anak maka kita harus memikirkan mental mereka setelah perpisahan."Aku yakin kamu kuat kok," ucap Laras menepuk pundak temannya itu. Riri mengulas senyum, lalu ia menelepon seseorang kembali. Rasanya keputusannya sudah tak bisa diganggu gugat, Riri sudah bulat untuk melepas suaminya dan memberikannya pada Rianti, Rianti sudah sangat berharap untuk bisa dinikahi Ardi, meski mungkin