KETIKA SELINGKUHAN SUAMIKU DATANG KE RUMAHKUBAB 11Begitu Fiona memasuki ruang tamu, kedatangannya langsung disambut oleh Aruni yang tersenyum ke arahnya. Fiona mencebik, lalu dirinya mendudukkan bokong di sofa yang paling jauh jaraknya dengan sofa yang diduduki oleh Narendra bersanding dengan Aruni."Cepat katakan apa yang ingin kalian bicarakan, aku tak cukup banyak waktu." Fiona menyandarkan punggung. Pandangannya tertuju pada kuku-kuku yang dimainkannya, Fiona sama sekali tak tertarik menatap sepasang kekasih gelap itu. "Fi, karena kamu sudah mengetahui hubungan kami, jadi rasa-rasanya tidak perlu lagi kami bersembunyi- sembunyi. Kamu pasti tau dong apa sih tujuan dua orang dewasa dan berlawanan jenis jika sampai menjalin hubungan?" "Sudahlah, Mas, tak perlu muter-muter. Katakan saja langsung ke pokok permasalahannya." Fiona menjawab dengan kalimat menohok. "Katakan saja, Sayang. Sepertinya memang tidak perlu berbasa-basi." Kali ini Aruni bersuara. Membuat Narendra menoleh lal
KETIKA SELINGKUHAN SUAMIKU DATANG KE RUMAHKUBAB 12"Duduklah dulu, Fi. Pembicaraan kita belum usai." "Apa lagi? Keputusanku tidak bisa diganggu gugat, Mas. Sekalipun kalian bersujud di kaki-ku, aku tak akan memberikan izin. Aku masih berbaik hati memberikanmu solusi dengan menceraikan aku," ucap Fiona yang masih berdiri di tempatnya. "Oke jika itu maumu, Fi. Tapi, jika kamu memang menginginkan perpisahan, maka kamu tak mendapatkan sepeserpun harta." Ucapan Narendra sontak saja membuat kedua bola mata Fiona terbelalak. Aruni yang mendengar ucapan sang kekasih lantas tersenyum, kemudian ia menyandarkan punggungnya lalu menyilangkan kedua tangan di depan dada. "Itu konsekwensi yang harus kamu terima kalau kamu ngotot ingin bercerai, Fi." Belum sempat Fiona merespon, Narendra kembali berucap. "Kamu tinggal pilih. Berpisah tanpa mendapatkan harta, atau menerima Aruni sebagai adik madu," lanjut Narendra dengan begitu entengnya. Sedikit pun ia sama sekali tak memikirkan perasaan sang i
KETIKA SELINGKUHAN SUAMIKU DATANG KE RUMAHKUBAB 13Fiona berdiri di balik jendela, menatap kepergian mobil sang suami dengan emosi yang masih membuncah. Bahkan, ia harus mengepalkan kedua tangannya sebagai bentuk peluapan. "Harusnya aku tadi membunuh mereka berdua," desis Fiona setelah tak lagi terlihat kendaraan roda empat itu. Berikutnya, wanita itu memutar tubuh. Ia ingin berjalan menuju kamar. Namun, baru saja ia mengangkat kaki kanannya, kedua iris hitam itu mendapati sebuah ponsel tergeletak di lantai. "Ponsel siapa itu?" lirih Fiona dengan kening berkerut. Lalu wanita itu melangkah–berjongkok–dan mengambil ponsel yang tergeletak. Fiona membolak-balikkannya, ingin melihat lalu menebak siapakah pemiliknya. "Ya, ini ponsel rahasia Mas Narendra," lirih Fiona, sebab setelah ia menekan menu power seketika wajah sang suami terpampang dengan jelas di layar ponsel.Fiona cepat-cepat melangkah menuju kamar setelah kembali menutup pintu. Lalu, wanita itu mendudukkan tubuhnya di tepi r
KETIKA SELIMUT SUAMIKU DATANG KE RUMAHKUBAB 14Mobil yang dikendarai oleh Narendra dan juga Aruni meluncur dengan kecepatan sedang, hingga tak lama kemudian roda empat memasuki kawasan parkir apartemen yang dihuni oleh Aruni. "Jangan bilang kalau kamu langsung pulang," ucap Aruni, membuat lengkungan senyum terbit di bibir Narendra. "Enggak lah. Turun yuk." Sepasang kekasih itu gegas keluar dari mobil, lalu dengan mesra mereka melangkah masuk ke apartemen milik Aruni. "Oh ya, Sayang, kamu jadi menginginkan pernikahan kita digelar secara resmi?" Narendra melempar satu pertanyaan setelah ia daratkan bokongnya di tepi ranjang. "Iyalah." Aruni menjawab tanpa menoleh ke arah sang kekasih. Posisinya kali ini wanita itu memunggungi sang kekasih, ia sedang mengambil baju ganti yang akan ia kenakan."Tapi kamu tau sendiri kan kalau Fiona nggak mau kasih izin. Nggak mungkin juga kalau aku ceraikan dia begitu saja." Mendengar ucapan Narendra lantas membuat Aruni menghembuskan napas kasar,
KETIKA SELINGKUHAN SUAMIKU DATANG KE RUMAHKUBAB 15"Kamu jadi mau pulang?" tanya Aruni sembari menatap sang kekasih yang sedang memunguti setiap helai pakaian yang tercecer di lantai kamar. "Iya, Sayang. Tapi aku janji, besok aku akan ke sini," jawab Narendra, sedangkan tangannya tengah sibuk memakai kembali pakaian. "Kalau besok tidak ke sini, aku yang bakalan ke rumahmu." "Berani?" "Kenapa tidak?" "Ok baiklah, aku percaya." Aruni hanya mencebik, ia kembali membaringkan tubuh polosnya di atas ranjang– menarik selimut tebal untuk menutupi tubuhnya hingga sebatas dada. "Aku pulang dulu, ya." Narendra membungkuk, mencium kening sang kekasih. "Iya, hati-hati." Singkat Aruni menjawab. Setelahnya, Narendra pun melangkah pergi. ****"Fi! Buka pintunya!" Narendra berteriak, sebab beberapa kali ia mengetuk pintu namun tak kunjung dibukakan juga. "Fi!"Saat Narendra ingin kembali mengetuk pintu, tiba-tiba seseorang dari dalam telah berusaha membuka kunci pintu kamar. Hingga tak ber
KETIKA SELINGKUHAN SUAMIKU DATANG KE RUMAHKUBAB 16Suara ketukan pintu menyita perhatian Fiona yang tengah memasak. Gegas ia mematikan kompor–melepaskan celemek–lalu melangkah menuju ke arah depan. Tok!Tok!"Fi!"Seketika saja langkah Fiona terhenti, wanita itu hapal betul siapa pemilik suara itu. Ibu mertua. Ya, benar. Fiona menghembuskan napas berat, lalu ia melanjutkan perjalanannya yang kurang 3 langkah saja. "Assalamualaikum, Bu," ucap Fiona sembari membuka pintu. Dan begitu Fiona menyadari ada sosok wanita yang tak asing ada di belakang sang ibu mertua, kedua bola mata Fiona membelalak. Dirinya terkejut. Namun, tak lama ia bisa menguasai diri dan keterkejutannya. Fiona berusaha memasang ekspresi sebiasa mungkin."Dasar kamu, ya. Sama mertua nggak ada sopan-sopannya!" hardik wanita paruh baya itu bernama Susan. "Lah, gimana lagi, Bu? Habisnya ibu terbiasa nggak mau salam, makanya Fiona saja yang salam dan ibu yang menjawabnya," sahut Fiona tanpa sedikit pun rasa takut. Se
KETIKA SELINGKUHAN SUAMIKU DATANG KE RUMAHKUBAB 17"Jangan egois kamu, Fi!" Seketika saja Susan berdiri dari tempat duduknya. Wajah yang semula berusaha agar terlihat biasa saja, kini menjadi bersungut-sungut. "Egois gimana? Bukankah kalian yang egois?" Fiona berucap dengan nada setenang mungkin, bahkan wanita itu duduk di sofa dengan sebelah kaki menyilang di kaki satunya. Sesekali ia tersenyum miring karena melihat ekspresi tiga orang yang ada di hadapannya terlihat dikuasai oleh emosi. "Harusnya kamu mikir, Fi! Masih untung suamimu nggak ceraikan kamu! Masih untung dia mau nampung benalu seperti kamu.""Bu ... Bu, kenapa Mas Narendra repot-repot nampung benalu sepertiku? Udah jelek, kurus kerempeng pula, padahal nih ... padahal dia sudah kuminta untuk menceraikan aku lalu bisa leluasa berhubungan dengan wanita-wanita simpanannya!" Ucapan Fiona membuat tiga orang itu mendelik. "Apa maksudmu wanita-wanita? Kau menuduhku apa? Katakan?" "Ck, sudahlah, Mas. Terserah kalian."Fiona
KETIKA SELINGKUHAN SUAMIKU DATANG KE RUMAHKUBAB 18Narendra dan sang kekasih menunggu ucapan Fiona dengan jantung berdebar-debar. Sesekali dua insan yang sedang dimabuk asmara saling melirik. "Setelah kalian menikah, semua penghasilan berpindah langsung masuk ke rekeningku.""Nggak bisa gitu dong, Mbak. Usaha itu dibangun atas kerja keras Mas Narendra. Kok enak sekali kamu main ambil gitu aja!" Aruni bersungut-sungut. Sedikit pun ia tak terima dengan syarat pertama dari Fiona. Mendengar ucapan Aruni, Fiona hanya melirik lalu tersenyum sinis. "Restoran tetap kamu yang pegang, dan aku akan membayarmu 10% dari seluruh keuntungan 4 cabang.""Lah?!" "Jangan potong ucapanku!" seru Fiona saat Aruni hendak kembali menyela. "Tapi, 10% itu harus kamu bagi 2. Untukku dan juga untuk wanita jalangmu itu. Itung-itung sebagai nafkah. Bukankah katamu kamu bisa adil? Dan itu termasuk soal penghasilanmu sebagai supervisor di perusahaan itu.""Gila kamu, Fi!" "Sebentar dong, Mas, biarkan aku meny