Share

Chapter 2

Satu bulan berlalu setelah kontrak kerja itu ditanda tangani mereka memulai mengerjakan pesanan tuan Rudolf. Sebuah pabrik yang belum lama berkembang namun berani membuat sebuah keputusan untuk menerima pesanan dengan skala besar untuk ekspor.

"Karyawan kita sepertinya tidak cukup untuk memenuhi permintaan mereka, mereka sudah dua minggu ini bekerja over time, bagaimana kalau kita nambah karyawan?"

"Mas yakin? mas kita aja belum tau bagaimana pendapatan kita dari kerjasama ini, nanti biaya kita malah jadi tambah besar."

"Mau gimana lagi kalau kita gak nyelesein itu nanti kita kena penalty kan."

"Sudahlah mas, aku pusing pesanan dari pelanggan kita yang disini jadi terabaikan gara gara pekerjaan baru ini, modal kita juga udah terkuras habis, belum lagi bayar semua karyawan yang over time, dan sekarang mas minta kita rekrut karyawan lagi, itu berarti kita harus nambah mesin dan sebagainnya, uang kita sudah mepet mas gak cukup."

Haikal yang mulai merasakan sudah tudak mampu melanjutkan pekerjaan ini mulai menyerah, dia berpikiran untuk mundur dari kontrak kerja yang ternyata diluar prediksinya. Modalnya yang sudah habis terkuras dalam waktu satu bulan untuk memenuhi semua pesanan Mr. Rudolf, namun dia mengingat tawaran Firman. Tanpa sepengetahuan Fatma dia menghubungi Fitman untuk meminta bantuan pinjaman modal dan juga untuk membayar cicilan di bank yang baru beberapa bulan kemarin dia ambil untuk mengembangkan usahanya.

Firman dan ayahnya sangat senang mendengar permintaan Haikal untuk meminjam modal, tanpa pikir panjang mereka memberikan pinjaman modal dengan jumlah yang sangat besar beserta bunga yang akan siap mencekik Haikal.

Haikal tak menyadari dirinya telah masuk ke dalam perangkap jebakan Firman dan ayahnya, setelah menerima pinjaman itu dia membeli semua perlatan yang dibutuhkan dan merekrut karyawan besara besaran. Melihat itu Fatma mulai mencurigai ada sesuatu di balik ini semua.

"Mas dari mana semua uang ini yang mas pakai untuk beli peralatan dan biaya produksi?"

"Dari Firman."

"Apa? kamu menerima pinjaman Firman, ya Alloh mas uang sebanyak itu pinjaman dari Firman dan ayahnya, sadar kamu mas bagaimana kita kembalikan uang uang itu dalam waktu dua bulan."

Haikal hanya diam tak menjawab omelan istrinya, dia yang merasakan bahwa dirinya telah masuk kedalam perangkap Firman dengan memberinya pekerjaan diluar batas kemampuannya dan juga pinjaman modal dengan modal mencekik. Benar saja semua terjadi sesuai sekenario Firman, kerjasama dengan Mr. Rudolf tak bisa Haikal penuhi sedangkan pesanan dari pelanggan lama mereka terbengkalai.

Kehancuran Haikal dimulai disaat Firman menagih pinjaman modalnya dikembalikan, belum juga Mr. Rudolf yang menghentikan kerjasamanya dan tidak membayarkan penghasilan Haikal karena Haikal tak mampu membayar penalty yang dia berikan. Fatma yang baru saja melahirkan hanya biaa pasrah melihat semua yang terjadi karena kesalahan keputusan yang diambil suaminya.

"Tak ada pilihan lain kita harus jual aset aset kita, aku sudah gak punya uang lagi untuk bayar gaji karyawan, dan juga kita harus serahkan pabrik kita kepada Firman karena surat pabrik itu yang jadi jaminan sedangkan aku sudah tidak punya uang untuk mengembalikan modal dari Firman yang sebesar itu."

"Sudahlah mas gak ada gunanya mas bicarakan kepada ku, aku sudah memperingatkanmu sejak awal tapi kamu malah mengambil pedang yang diberikan musuhmu untuk menusukmu sendiri, aku sudah pasrah sebagai istri dan hanya ikut keputusanmu."

Beberapa bulan berlalu, kini harta mereka yang mewah telah terlepas dari tangan mereka, semua berganti dengan kesederhanaan, rumah kecil dan sepeda motor bekas terbeli dari sisa uang yang mereka sisihkan sedikit untuk bertahan hidup. Pemilik pabrik itu kini telah menjadi seorang penjahit rumahan dengan pengahasilan yang tak menentu. Tagihan tagihan yang masih datang dari sisa hutang bank itu terus datang. Haikal rasanya sudah tak sanggup dengan semua ini dia tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan karena pengahasillannya yang tak mampu untuk membayar ini semua.

Melihat itu Fatma memutuskan untuk membantu suaminya.

"Mas aku sudah gak bisa melihat kamu dengan keadaan seperti ini."

"Maksudmu apa?kamu akan minta cerai dan pergi meninggalkan aku?"

"Bukan itu maksudku, aku gak bisa terus hanya diam dirumah seperti ini, aku meminta ijin kepadamu untuk bekerja mas, aku sudah mengirimkan beberapa lamaran keperusahaan besar di luar kota, dan ada satu panggilan kerja buatku dari perusahaan besar dengan gaji yang InsyaAlloh akan cukup untuk kita pakai buat sehari hari dan juga yang penting bisa membayar tunggakan tagihan bank, aku gak bisa melihat mas hidup tertekan seperti ini mas dengan setiap saat didatangu oleh debt colector."

Mendengar permintaan istrinya untuk bekerja jauh di luar kota, Haikal hanya diam tak bisa mengambil keputusan. Melihat anaknya yang masih bayi dan membutuhkan ibunya untuk merawatnya tak bisa membuatnya mengijinkan Fatma untuk bekerja

"Anak kita masih bayi dia masih belum bisa di tinggal, kapan kamu harus memenuhi panggilan kerja itu?"

"Minggu depan mas, aku diminta datang keperusahaanya, itu kalau mas memperbolehkan, tapi kalau gak ya sudah aku akan nurut, cuma aku gak bisa hanya diam seperti ini mas sedangkan kamu sekarang sedang terhimpit masalah yang besar."

Beberapa hari setelah Fatma meminta ijin kepada Haikal namun Haikal masih belum memutuskan apapun, sampai beberapa debt colector datang kembali untuk menagih tunggakan pembayaran.

"Maafkan aku Fatma karena ambisiku kamu dan anak kita menjadi korban harus mengalami penderitaan ini."

"Sudahlah kesalahan itu kita jadikan pelajaran saja agar tidak terulang lagi nanti, gimana apa yanh mereka katakan, kamu belum bisa bayar lagi kan tagihan itu?"

"Uang dari mana? penghasilan dari pesanan jahitan kemarin aja sudah habis untuk beli kebutuhan kita dan juga anak kita, aku juga gak mungkin mau datang ayah dan ibu untuk meminta bantuan, sudah terlalu banyak mereka memberikan bantuan."

"Ijinkan Fatma bekerja, aku akan membantumu, sementara kita harus terpisah mas, gak mungkin kita pindah kita gak punya uang buat pindah, aku titip Adel aku janji aku akan pulang satu minggu sekali setelah aku dapat gaji dan kita bayar tagihan itu, ijinkan aku bekerja membantumu."

Tarikan nafas panjang Haikal yang sedang bimbang mengambil keputusan apakah dia akan memberikan ijin istrinya bekerja. Berat rasanya untuk memperbolehkan istrinya membantu mencari nafkah keluarga yang itu adalah tanggung jawabnya penuh, namun mengingat ada masalah besar didepannya hutang yang berjumlah hampir satu milyar itu masih utuh belum terbayarkan sedangkan pabrik tempat usaha mereka telah dikuasai oleh Firman dan ayahnya yang telah menjebak mereka melalui kerja sama curang dari Mr. Rudolf.

Haikal akhirnya memberikan ijinnya dengan sangat berat kepada Fatma, dia memperbolehkan Fatma bekerja di luar kota. Tawaran gaji yang begitu besar membuat Fatma yakin dengan pilihannya untuk bekerja dan meninggalkan keluarganya demi membantu suaminya.

Fatma mempersiapkan keperluannya untuk berangkat bekerja dengan setia Haikal membantu Fatma. Cincin pernikahan dan kalung emas harta satu satunya yang masih tersisa kini harus direlakannya untuk dijual digunakan sebagai bekal untuk hifup satu bulan kedepan hingga dia menerima gaji pertamanya.

"Kamu baik baik disana, jangan lupa selalu hubungi aku dan juga adel."

Ijin dari suami untuk berkerja telah didapatkan Fatma, perjalanan panjang menuju ibukota kini telah dimulainya. Haikal bersama buah hati tercinta mengantarkan ke stasiun untuk memulai hari barunya bekerja di Ibukota. Fatma di terima di sebuah perusahaan besar dengan posisi sebagai asisten direktur dengan gaji yang terbilang sangat besar. Langkah kakinya yang berat harus dia kuatkan untuk membantu suaminya yang sedang berjuang dari lilitan hutang.

Berbekal uang sedanya dari hasil menjual perhiasan yang telah dia bagi dengan suaminya Fatma seorang istri soliha dengan penampilan muslimah dan lugu itu menginjakkan kakinya untuk pertama kalinya di ibukota yang terkenal keras dengan kehidupan. Tak pernah dia tau sudut kota itu, Fatma berusaha dengan tenang berjalan menuju alamatbyangvtelah diberikan oleh pihak perusahaan kepadanya.

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Haerani Eka
nah kan, udah fatma bilang dan nasehatin akhirnya keteteran juga kan sama jumlah karyawan yang kurang sementara pesenan itu banyak
goodnovel comment avatar
Saraswati_5
pasti berat kalo jadi fatma
goodnovel comment avatar
MAF_0808
jangan jangan itu perusahaan firman
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status