“Apa ini?”Maria meraba-raba kalung suci yang digunakan oleh Nathan kepadanya.“Ma, ini adalah sebuah kalung suci yang terbuat dari batu giok sojol, semoga dengan menggunakan ini, matamu kembali melihat!”Setelah mengatakan itu, Nathan menggenggam batu giok sojol pada kalung suci itu dan mulai mengalirkan energi spiritualnya. Setelah beberapa saat, kembali cahaya keemasan bersinar terang di ruangan itu.David yang melihat kejadian aneh di hadapannya merasa sangat bingung, sejak kapan putranya memiliki kemampuan seperti ini?“Nathan, kamu harus menjelaskan semua ini padaku nanti,” David yang melihat itu berkata pelan kepada Nathan.Nathan yang mendenga ucapan sang ayah hanya bisa mengangguk dengan pasrah.“Ma, kedipkan matamu secara perlahan!”Segera, setelah beberapa saat, bola mata Maria kembali menunjukan sisi hitamnya. Dan saat Maria mengedipkan matanya, yang menarik perhatian Maria adalah wajah penuh harapan dari Nathan dan David.“Nathan! I-ini ….!” Maria tergerak hingga tubuhnya
Keesokan paginya.Nathan masih terlarut dalam kultivasinya, setelah mendapatkan Batu kristal Bintang dari Edrick, kultivasinya Nathan menjadi jauh lebih cepat. Setelah banyak menunda kultivasinya, Nathan harus bergegas mengejar ketinggalannya. Hanya saja dengan peningkatan kekuatannya, keperluan Nathan terhadap berbagai sumber daya juga semakin banyak.Hanya dalam waktu satu malam, energi spiritual yang tersimpan didalam Batu kristal Bintang itu hilang separuh, dan Nathan masih belum merasakan kekuatannya bertambah secara signifikan. Masih tidak sebanding dengan buah riccinus waktu itu.Brak! Brak!“Bangunlah, matahari sudah bersinar terang, dasar pemalas!” Sarah memukul pintu kamar Nathan dengan kuat.Nathan menghembuskan nafasnya dan membuka matanya. Saat melihat cahaya di Batu kristal Bintang yang meredup, Nathan menghela nafasnya, awalnya dia mengira Batu kristal Bintang ini akan membantu meningkatkan kultivasinya, tapi sepertinya dia terlalu polos. Sekarang, energi yang tersisa d
“Wah, bukannya ini Nathan? Kapan kamu dibebaskan, bukankah kamu dipenjara?”Mobil berhenti dan jendela mobil diturunkan, lalu seorang pemuda yang mengenakan anting-anting di telinganya menjulurkan kepala.Orang ini adalah Leo, teman kuliahnya Nathan, saat kuliah keadaan ekonomi keluarga Leo juga lumayan, mereka punya sebuah pabrik kecil, dan setelah beberapa tahun lulus, dia terlihat semakin mapan.“Nathan, kamu menghadiri acara reuni dengan berpakaian seperti ini, bukankah ini terlalu lusuh?” Seorang wanita yang duduk di kursi penumpang juga menoleh dan bertanya dengan tatapan jijik pada Nathan.‘Reuni?’Wanita ini juga teman kuliahnya Nathan, yang bernama Silva, dia dan Leo sudah bersama sejak kuliah, dan sepertinya hubungan mereka masih awet sampai sekarang. Nathan hari ini tidak mengenakan pakaian yang dibelikan oleh Sarah, meskipun jas-jas itu berharga mahal tapi Nathan merasa tidak nyaman dan tidak natural saat mengenakannya, dia lebih menyukai pakaian lamanya yang membuatnya ny
“Makan bersama dengan mantan narapidana, benar-benar membawa sial!”Beberapa teman kuliahnya berbisik-bisik, namun terdengar oleh semua orang.Tentu saja Nathan juga mendengarnya, dia tidak marah dan menatap temannya itu dengan tatapan dingin, sedangkan teman-teman lainnya menatap Nathan dengan tatapan menghina.Ronald seketika menjadi canggung, dan menarik Nathan lalu berkata padanya. “Kak Nathan, kamu baru bebas, apakah sudah mendapatkan pekerjaan?”“Belum!” Nathan menggelengkan kepalanya.“Bagaimana kalau kamu ikut denganku? Sekarang aku memiliki tim kontraktor kecil di bawah komandoku, dan aku adalah ketuanya, meskipun pekerjaannya berat tapi paling tidak kamu bisa menghasilkan uang 200 ribu sehari!”Tujuan Ronald menghadiri acara reuni kali ini juga agar dia bisa mendapatkan sedikit proyek dari teman-temannya ini.“Ronald, mana mungkin seorang ketos yang terhormat mau bekerja kasar seperti itu? Lagipula, kamu menyebut beberapa bawahanmu itu sebagai tim kontraktor? Dan kamu menyeb
“Tunggu!” Nathan hanya menjawab dengan satu kata lalu menutup panggilannya. “Kak Nathan, siapa yang menelponmu, apa kamu punya urusan yang harus diselesaikan, kalau begitu kamu duluan saja!” Ronald sedang mencari jalan keluar untuk Nathan, Nathan sudah menyinggung Leo kalau dia terus berada disini, masalah akan menjadi semakin runyam. “Tidak apa-apa, Ryzen yang menelpon!” Nathan lalu menyimpan kembali ponselnya. “Ryzen?” Ronald tercengang, dan merasa nama ini sangat familiar, namun dia tidak bisa mengingatnya, namun sekejap kemudian Ronald teringat dan bertanya. “Maksudmu, Ryzen, pemilik dari Kafe Oasis ini?” “Entahlah!” Nathan mengangguk. Nathan tidak terlalu yakin karena dia memang tidak tahu bisnis apa saja yang Ryzen miliki, dia hanya tahu kalau Ryzen mengurus Nocturnal. Hanya saja, setelah dipikirkan, kalau tidak memiliki beberapa bisnis, Klan sebesar itu juga tidak akan berkembang. Jadi, tidak heran kalau Ryzen memiliki sebuah restoran atas namanya. “Hahaha ....” “Hahahah
Sherly menatap Leo lalu berteriak dengan dingin. “Diam kamu, apa kamu pantas berkata seperti itu kepada Nathan?” Leo seketika tercengang, dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Setelah memaki Leo, Sherly hanya tersenyum pahit dan berkata dengan lembut pada Nathan. “Kalau begitu, aku akan duduk agak jauh, aku duduk di seberangmu, yang penting aku bisa melihatmu!” Sherly lalu bergerak menuju kursi diseberang Nathan, wajahnya tersenyum dan kelihatannya cukup bahagia. “Sherly, kamu tidak apa-apa?” Sindy menatap Sherly dengan bingung lalu berbisik padanya. “Kamu juga diam!” Sherly takut Sindy akan merusak situasi dan langsung memelototinya. Segera, makanan mulai dihidangkan dan mereka mulai makan dan minum, dan mereka semua mulai memperhatikan Sherly, menuangkan alkohol dan mengambilkan makanan untuknya, tapi tidak ada orang yang memperhatikan Nathan dan Ronald. Hanya Sherly yang terus menyuruh Nathan untuk makan, dan memintanya untuk tidak minum terlalu banyak, dari raut wajahny
“Telepon Rendy dan suruh dia kemari!” Nathan bahkan tidak melihat Sherly, seolah sedang berbicara dengan udara. Semua orang tercengang, dan melihat kearah Nathan, bahkan Leo juga tersenyum sinis dan berniat menghina Nathan. Tapi belum sempat dia membuka mulut, dia melihat Sherly mengeluarkan ponselnya dengan berat dan membuat panggilan. Seketika, panggilan itu tersambung dan Sherly berjalan ke pojok ruangan. “Wanita jalang, aku sudah bilang padamu kan, jangan menelponku, atau aku akan mematahkan kedua lenganmu itu!” Rendy yang ada dibalik telepon berteriak kesal. Sejak pulang hari itu, Rendy selalu merasa khawatir setiap hari, dia takut Nathan akan bertindak padanya, ayahnya sendiri jauh lebih khawatir lagi, dia selalu mencari cara untuk membenahi hubungan Keluarga Orton dengan Nathan. Memang lima tahun itu belum terlambat bagi seorang pria untuk membalas dendam, tapi mereka juga harus bisa bertahan selama itu. Kalau Nathan bertindak pada Keluarga Orton sekarang, maka habislah
"Tuan Rendy?!" Leo yang melihat Rendy segera menyambutnya dengan senyuman. “Tuan Rendy, akhirnya kamu datang, ayo duduk!” Leo berkata dengan wajah menyanjung, dia juga mempersilahkan Rendy untuk duduk dan teman-teman lain juga bangkit berdiri dan menyapa dengan senyuman diwajah. Namun, Rendy tidak memperdulikan mereka, dia bahkan tidak melirik Sherly dan langsung menyapu seisi ruangan. Dan saat melihat Nathan, tubuhnya bergetar dan segera menghampiri Nathan. “Tuan Nathan, aku dengar kamu mencariku, jadi aku segera kemari!” Rendy berjalan ke arah Nathan dan berkata dengan wajah penuh hormat. BAAM! Seketika, semua orang kecuali Sherly langsung membelalakkan mata, mulut mereka terbuka lebar. 'Tuan Muda dari Keluarga Orton malah berkata dengan segan terhadap Nathan, apa yang terjadi?' 'Bukankah mereka seharusnya musuh berbuyutan?' Setelah melihat seisi ruangan yang tercengang, Nathan tersenyum sinis dan berkata pada Rendy. “aku dengar Keluarga Orton memiliki hubungan bisnis dengan