Beberapa hari berlalu, saat akhir pekan terlihat Fu Yishui mengantarkan ibunya ke rumah sakit, karena sang ibu ingin mengunjungi temannya yang sedang dirawat. Pada awalnya wanita paruh baya itu bersikeras untuk pergi sendiri. Namun karena Fu Yishui memaksa untuk mengantar dan menemaninya, akhirnya mereka pergi bersama.Tepat disaat mereka akan memasuki sebuah ruangan rawat, tiba-tiba saja ponsel Fu Yishui berdering."Ibu, kamu masuklah dulu. Aku akan mengangkat panggilan ini sebentar.""Baiklah ..." An Jiu mengukir senyum hangat dan memasuki ruangan rawat itu.Sementara Fu Yishui segera mengangkat panggilan itu dan berjalan sedikit menjauh."Halo, Tuan besar Shen Yuan. Ada apa? Apakah terjadi masalah lagi?" tanya Fu Yishui cukup penasaran, katena pria itu tiba-tiba saja kembali menghubunginya."Tuan muda Fu, bisakah aku meminta tolong padamu lagi?" tanya Shen Yuan terdengar ragu-ragu."Apa mereka membuat masalah lagi?" tanya Fu Yishui menerka-nerka."Bukan. Aparat kepolisian sudah meng
"Hentikan! Aku tidak akan kamu membiarkan keadaan kakek semakin memburuk!!" Hua Ge berniat untuk mendekati Fu Yishui, namun Hua Shu langsung menghadangnya."Hua Ge, kakek sudah sangat kritis. Mengapa kamu malah mengajak berdebat seperti ini? Kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa untuk kakek. Sedangkan tuan ini memiliki sebuah cara. Aku mohon sekali padamu. Tolong biarkan dia mengobati kakek ..." "Tapi, Shu'er ...""Selama ini hanya kakek yang kita miliki. Aku tidak mau kakek juga pergi meninggalkan kita ... aku tidak mau ..." lirih Hua Shu dengan air mata yang kembali membasahi pipi pucatnya.Hua Ge mengeraskan rahangnya dan menatap nanar sang adik. Akhirnya dia memutuskan sesuatu, meskipun dengan berat hati."Baiklah! Tapi jika dia malah semakin memperburuk keadaan kakek, maka aku tak akan pernah melepaskannya!!" tandasnya sembari menatap tajam Fu Yishui.Fu Yishui hanya menghela nafas malas menatap pemuda itu."Tuan, kamu bisa memulainya ..." ucap Hua Shu menatap Fu Yishui penuh ha
"Yishui'er, mengapa begitu lama mengangkat panggilan? Apakah ada masalah?"Tepat sebelum Fu Yishui memasuki ruangan dimana sang ibu berada, An Jiu malah keluar meninggalkan ruangan tersebut."Yishui'er? Apa yang terjadi? Mengapa kamu terlihat pucat dan kelelahan? Apa kamu sakit?" Belum sempat Fu Yishui menjawabnya, An Jiu kembali berkata khawatir sembari menyentuh kening sang putra. Namun tubuh Fu Yishui tidak sedang demam."Aku baik-baik saja, Ibu. Apakah ibu sudah selesai mengunjungi teman ibu?""Hhm. Ibu sudah selesai. Ayo kita kembali pulang. Ayahmu sudah meminta kita untuk segera kembali." sahut An Jiu mengajak sang putra untuk meninggalkan rumah sakit."Ibu, kamu pulanglah bersama sopir keluarga. Aku akan pergi untuk melakukan sesuatu.""Melakukan sesuatu? Apa itu?""Uhm ... aku ...""An Jiu? Kaukah itu?"Belum sempat Fu Yishui menjawab sang ibu, kini seorang pria berusia sekitar 40 tahun dengan pakaian yang cukup rapi menghampiri mereka berdua. Pandangannya begitu penuh haru da
Distrik Pidu, prefektur Chengdu, Sichuan.Setelah beberapa jam melakukan perjalanan panjang membuntuti mobil sang pria asing, akhirnya mobil pria itu mulai memasuki sebuah gang kecil yang berada Distrik Pidu.Meskipun cukup penat, namun Fu Yishui masih saja terlihat segar bugar dan terus saja mengamati mobil tersebut karena tak ingin kehilangan jejak. Dan sangat beruntung, kini kesabarannya membuahkan hasil. Karena pria asing itu tak menyadari jika dia sedang diikuti, dan kini dia berhasil menemukan markas rahasia mereka.Terlihat struktur kota tua ini dengan lingkungan sekitarnya yang masih begitu segar dengan pemandangan klasik. Beberapa bangunan tradisional China di kawasan ini terlihat sangat indah. Ada juga beberapa becak sepeda khas China yang terlihat di sepanjang jalan yang dilalui.Beberapa bangunan toko kuno terlihat berderet rapi dan teratur yang menjual cinderamata dan souvenir menarik seperti boneka suku dan marga China, buku-buku kuno, batu giok, emas, barang-barang temb
BUAGHH ...BUGHH ...Belum sempat kedua pria penjaga itu bangkit kembali dan membalas perbuatan Fu Yishui, dua bogem mentah kembali dilayangkan oleh Fu Yishui hingga membuat kedua pria penjaga itu tak sadarkan diri.Usai mengakhiri kedua pria penjaga itu, Fu Yishui membenarkan posisi mereka berdua dengan keadaan terduduk, seolah-olah seperti orang yang sedang tertidur. Lalu Fu Yishui memasuki markas tersebut. Sebuah pintu tembaga dia buka dengan sangat hati-hati. Dan pemandangan pertama yang dia lihat adalah sebuah koridor sempit dan gelap dengan sebuah tangga yang menghubungkan dengan lantai bawah. Dia menuruni sebuah anak tangga tersebut.Di ujung koridor dia menemukan dua jalan. Sesuai instingnya, dia memilih jalan sebelah kanan dan kembali menyususri sebuah koridor gelap. Hingga akhirnya samar-samar Fu Yishui mendengar sesuatu dari ruangan ujung....BRAKK!!"Nenek tua! Jangan menguji kesabaranku! Aku baru saja kembali setelah melakukan perjalanan panjang! Dan aku sudah sangat
Kedatangan Fu Han cukup mengejutkan Meng Yillin. Tentu saja dia merasa sangat khawatir jika suaminya telah mendengarkan cukup banyak perbincangannya dengan anak buahnya beberapa saat yang lalu. Namun dia segera menggunakan jurus pamungkasnya untuk menghadapi situasi saat ini."Hanya ada sedikit masalah di kantor kok. Ugh ... perutku mendadak terasa sangat sakit. Penyakit lamaku sepertinya kambuh ... karena aku terlambat untuk makan malam." Meng Yillin meringis kesakitan dan memegangi perut ratanya."Sudah tau memiliki pencernaan yang kurang bagus, mengapa selalu makan sembarangan dan tidak tepat waktu?" dengan hangat Fu Han berkata sembari mendekati sang istri dan membantunya untuk beristirahat di atas pembaringan.Fu Han juga segera mengambil sebuah botol obat yang berada di laci nakas, dimana biasanya sang istri menyimpan obatnya."Minumlah dulu ..." ucap pria itu memberikan obat serta segelas air putih untuk sang istri.Dengan patuh Me
Tepat disaat An Jiu meninggalkan ruang keluarga Fu, Gao Han sang pengawal pribadi putranya datang menghadapnya."Gao Han, bagaimana? Apa kamu sudah mendapatkan kabar dari putraku Yishui'er? Apa kamu bisa melacak keberadaannya?" tanya An Jiu masih panik dan khawatir. Dan selama ini yang mengetahui Yishui menghilang selama 3 hari hanya dirinya dan Gao Han saja."Nyonya, aku sudah mendapatkan kabar dari tuan muda Fu Yishui. Saat ini dia sedang sibuk untuk mengerjakan tugas kuliahnya dan melakukan beberapa kegiatan di luar kota bersama temannya Huang Yunxi. Tuan muda juga belum bisa menghubungi nyonya karena ponselnya hilang. Tapi dia akan segera nyonya. Nyonya tidak perlu khawatir." sahut Gao Han sukses membuat An Jiu kembali bernafas lega."Hhm. Baiklah. Jika sudah tidak sibuk dan sudah memiliki ponsel baru, tolong katakan padanya untuk segera pulang atau menghubungiku.""Baik, Nyonya ..."**Keesokan harinya ...Baru saja mendatangi kampusnya setelah beberapa hari tidak masuk, Fu Yishu
An Jiu hanya terdiam dan melamun di sepanjang perjalanan. Sungguh, pikirannya sedang sangat kacau dan penuh kekhawatiran memikirkan ibunya yang entah berada dimana dan bagaimana keadaannya saat ini."Ibu, kita sudah sampai. Ayo turun ..."Ucapan Fu Yishui membuyarkan angan An Jiu dari lamunannya. Wanita itu turun dari mobil tanpa berkata-kata dan mengikuti kemana sang putra membawanya. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti dan pandangannya menatap rumit bangunan megah dan luas di hadapannya."Kita mau pergi kemana? Rumah siapa ini?" tanya An Jiu menatap rumit sang putra."Ke rumah baru kita, Ibu.""Apa? Rumah besar dan megah ini milik kita Kamu punya rumah, Yishui'er? Apakah diam-diam ayahmu memberikannya untukmu?" tanya An Jiu dengan senyum hangat penuh harap, karena mengira jika suaminya masih mempedulikan putranya.Namun harapannya pupus dan senyumnya memudar ketika An Jiu melihat Fu Yishui menggeleng samar."Pria tua i