“Apa? Syarat lagi?” celetuk Sienna dengan netra yang terbelalak lebar.Melihat reaksi gadis itu, Lucas hanya tersenyum tipis. Ia sudah menduga sekretarisnya itu akan terkejut dengan ucapannya tadi.Sebenarnya sejak tadi siang Lucas sudah berpikir untuk menambahkan beberapa syarat lagi kepada sekretarisnya apabila gadis itu setuju menerima persyaratan awalnya. Sungguh berada di luar prediksinya jika Sienna ternyata juga memiliki pemikiran yang sama dengannya.Tiba-tiba saja Lucas merasa penasaran dengan hal yang ingin didiskusikan gadis itu dengannya. Namun, ia tidak menyangka Sienna malah mengajukan protesnya, “Bukankah Anda sudah mengajukan syarat agar saya menjadi kekasih Anda apabila saya ingin diangkat menjadi karyawan tetap? Kenapa sekarang Anda malah menambah syarat lagi?”Lucas tersenyum smirk. “Kenapa? Apa saya tidak boleh melakukannya?” selidiknya dengan tajam.“Bu-bukannya tidak boleh tapi—” Ucapan Sienna terhenti ketika melihat atasannya mengangkat satu alisnya dan menatapn
“Saya bisa menandatangani surat perjanjian untuk tidak membocorkan dokumen desain itu kepada pihak mana pun,” lanjut Sienna.Melihat wajah gadis itu yang tampak begitu gigih ingin meyakinkan dirinya itu membuat Lucas merasa sangat tertarik.‘Tapi, apa ada mata-mata sepolos dia? Apa ini hanya jebakan saja atau aku saja yang berpikir terlalu jauh?’ batin pria itu mulai merasa bimbang.'Sepertinya tidak ada salahnya kalau aku membiarkannya melakukan hal yang ingin dilakukannya dulu sambil memantaunya lebih jauh,' putus Lucas di dalam hati.Apalagi Lucas juga memiliki hal penting yang harus diselidikinya dari gadis itu. Ia tidak bisa membiarkan gadis itu pergi begitu saja sebelum ia mendapatkan jawaban yang sebenarnya.‘Setidaknya kalau dia memang mata-mata, lebih baik aku memergokinya langsung dan memberikannya hukuman yang pantas didapatkannya,' batin Lucas pada akhirnya.“Baiklah, Nona Sherwood. Persyaratanmu saya terima asalkan kamu memenuhi semua persyaratanku tanpa terkecuali dan ba
“Di-Direktur Morgan, apa maksud Anda 24 jam penuh?” selidik Sienna dengan bingung.Lucas tidak langsung menjawab. Ia memiliki alasan sendiri atas persyaratan yang diajukannya tersebut.Lucas berpikir jika dirinya tidak boleh lengah terhadap gadis itu sehingga ia memutuskan untuk berada lebih dekat dengannya agar Sienna tidak berkutik dan melakukan hal yang merugikan dirinya dan perusahaan.Tempat teraman adalah berada di dekat musuh. Kalimat bijak inilah yang memenuhi benak Lucas saat ini.Pria itu ingin menemukan jawaban atas kecurigaannya terhadap gadis itu. Ia yakin tujuan awal Sienna masuk ke Luminous bukan hanya sesederhana ingin memenuhi wawasan dan pengalaman saja ataupun untuk mencari nafkah. Dugaannya yang menganggap Sienna sebagai mata-mata sangatlah besar.Meskipun ia tidak memiliki bukti, tetapi ia perlu sedikit lebih waspada. Selain itu, memanfaatkan Sienna untuk menjadi kekasih palsunya adalah hukuman kecil yang diberikannya untuk gadis itu karena sudah merahasiakan sesu
Melihat tidak ada respon yang diberikan oleh Lucas, Sienna pun bergumam di dalam hati, ‘Sepertinya sudah tidak ada harapan lagi aku tetap berada di sini.’Namun, tiba-tiba saja terdengar kalimat yang meluncur dari bibir Lucas, “Baiklah kalau memang itu maumu.”Bola mata Sienna membulat besar. Sebelum ia bertanya lebih jauh, Lucas kembali menambahkan, “Saya akan mencari cara lain agar sandiwara kita dapat menjadi lebih sempurna lagi.”Akhirnya Lucas yang tidak dapat memiliki pilihan selain mengikuti keinginan sekretarisnya itu. Ia tahu jika persyaratannya untuk tinggal bersama itu memang sangatlah berlebihan. Ia berpikir untuk mencari cara lain untuk membongkar kedok Sienna.Selain itu, Lucas tidak dapat memungkiri jika ia masih membutuhkan Sienna untuk mengambil peran sebagai kekasihnya. Tadi pagi ia sudah terlanjur mengakui gadis itu di depan ayahnya dan para petinggi perusahaan yang lain. Apabila tiba-tiba saja Sienna keluar dari perusahaan, Lucas berpikir jika ayahnya pasti akan cu
“Direktur Morgan, sebenarnya kita mau ke mana?” tanya Sienna yang saat ini sedang mengikuti atasannya menuju ke parkiran gedung kantor. Namun, Lucas masih tidak menjawab dan terus melangkah hingga akhirnya pria itu berhenti di depan mobilnya. Ia menatap Sienna yang masih berlari kecil menghampirinya. “Mana kunci mobil saya?” tanya pria itu kepada sekretarisnya tersebut. Sienna bergegas merogoh saku blazernya dan mematikan alarm mobil itu dengan kunci yang dibawanya, lalu membuka pintu mobil bagian belakang untuk atasannya. “Apa yang kamu lakukan?” selidik Lucas dengan satu alis yang terangkat. “Bukankah Anda mau pergi?” balas Sienna berbalik bertanya. Lucas menghela napas panjang, lalu mengulurkan tangannya dan berkata, “Berikan kunci mobilnya. Saya yang akan menyetir.” Bola mata Sienna terbelalak lebar. “Anda yang menyetir, Direktur Morgan?” tanyanya seolah tak percaya dengan pendengarannya sendiri. “Kenapa kamu sampai sekaget itu, Nona Sherwood?” balas Lucas dengan terheran-
“Benar. Lakukan sesukamu. Kamu boleh membeli pakaian yang termahal sekali pun ataupun pergi ke salon untuk menghiasi wajahmu. Tapi, dengan syarat ….”Lucas sengaja menjeda kalimatnya untuk melihat reaksi sekretarisnya tersebut. Wajah tegang yang ditunjukkan Sienna memberikan arti tersendiri di dalam pikiran pria itu.“Saya mau hasilnya memuaskan dan kamu harus menjadi pusat perhatian bagi semua orang nanti. Dengan catatan, bukan menjadi pusat perhatian yang mempermalukan saya,” lanjut Lucas kemudian.“Jadi hanya itu saja?” tanya Sienna yang merasa hal yang diperintahkan oleh Lucas bukanlah hal yang sulit baginya.Belanja? Siapa sih yang tidak bisa? Apalagi sampai diminta untuk belanja sesuka hatinya!Hal yang tersulit dihadapi Sienna adalah menjadi versi terbaik yang diinginkan Lucas dan gadis itu benar-benar tidak tahu versi terbaik seperti apa yang ingin dilihat Lucas darinya nanti!“Waktumu hanya satu jam. Temui saya di Restoran Luxury setelah selesai nanti,” titah Lucas lagi.Sete
“Kamu benar sekali, Cindy. Coba lihat kacamatanya dan potongan rambutnya. Ck, ck … benar-benar kuno sekali,” sahut Gabriella, salah satu sahabat Cindy. Suara tawa Cindy dan satu gadis lainnya seketika pecah. Mereka seolah tidak peduli dengan perasaan Sienna yang menjadi bahan pembicaraan saat ini. Wajah Sienna telah memerah. Bukan karena malu, tetapi murka! Sienna sadar jika penampilannya saat ini sangat berbeda dengan biasanya karena untuk menunjang penyamaran. Namun, biasanya penampilan Sienna juga tidak mengikuti trend fashion dan selalu mengenakan pakaian yang apa adanya. Bukan karena Sienna ketinggalan info tentang trend fashion terkini, tetapi karena ia lebih suka menggunakan uangnya untuk mencapai impiannya saja daripada untuk berfoya-foya seperti yang dilakukan adik tirinya itu. Wajar jika saat ini Sienna menjadi bahan olok-olokan adik tirinya itu, tetapi bukan berarti ia akan membiarkan mereka terus-menerus menertawakannya. Sienna memasang wajah acuh tak acuh dan mengan
“Saya mau gaun itu sekarang!” Cindy masih bersikukuh dengan keinginannya dan mempersulit pelayan toko yang semakin bingung untuk melayaninya. “Kenapa? Bukankah gaun itu belum dibayar? Berarti gaun itu masih bukan miliknya,” celetuk Gabriella yang ikut memanaskan suasana. Ia melirik remeh ke arah Sienna. “Benar. Memangnya dia sanggup membayarnya? Palingan dia hanya mencobanya saja secara gratis,” timpal Sarah, sahabat Cindy yang lain. Cindy dan Gabriella tertawa kecil mendengar celotehan Sarah. Ketiganya dapat melihat ekspresi nanar yang ditunjukkan oleh Sienna saat ini, tetapi mereka tidak merasa takut sedikit pun karena tujuan mereka adalah membalas sikap Sienna yang sempat mempermalukan Cindy sebelumnya.Cindy pun mengeluarkan kartu kredit miliknya dengan gaya angkuh, lalu berkata, “Bungkus gaunnya sekarang!” Wajah pelayan toko itu pun bersinar cerah. Ia tidak memiliki pilihan lain selain menerima pembayaran tersebut karena pelayan itu juga memiliki pemikiran yang sama terkait S