"Aku tulus ingin menikahimu, tapi aku nggak pernah berpikir untuk menikahi Kak Nancy.""Tapi entah kenapa, waktu tahu suaminya pulang, aku merasa dicampakkan."Kak Lina tertawa terbahak-bahak, dia menggandeng lenganku sambil berkata, "Kamu terbiasa dimanjakan sama kami. Tiba-tiba, mereka nggak perlu kamu lagi, kamu agak sedih?"Aku mengangguk setuju.Mungkin itulah yang kurasakan sekarang.Kak Lina tidak menyalahkanku, dia malah menghiburku. "Wajar, siapa nggak suka dimanjakan? Setiap orang mau menjadi pusat perhatian dan dikelilingi banyak orang.""Waktu aku muda, aku pun punya pemikiran seperti itu."Aku kaget. "Masa, sih? Kak Lina, bukannya kamu sangat tertutup dan pendiam? Ternyata kamu pernah punya pemikiran seperti itu?"Kak Lina menjelaskan, "Aku memang kelihatan tertutup dan pendiam, tapi sebenarnya, jiwaku sangat bergairah.""Aku masih ingat. Waktu SMA, aku cuma fokus belajar.""Aku nggak pernah berdandan dan selalu tampil sederhana. Di antara kerumunan orang, aku yang paling
Ini adalah pelajaran yang berharga!Orang tua sering mengatakan bahwa pria harus berhati-hati dalam memilih profesi dan wanita harus waspada dalam memilih pria.Sebelumnya, aku tidak memahami maksud perkataan ini. Setelah mengetahui pengalaman Kak Lina, aku pun mengerti.Menikah dengan pria yang salah akan menghancurkan hidup seorang wanita.Namun, semuanya sudah berlalu.Aku memeluk Kak Lina sambil berkata, "Kamu bertemu denganku. Ke depannya, aku nggak bakal biarkan kamu tersakiti.""Aku menceritakan kisahku bukan buat minta kepastian darimu. Aku cuma mau kasih tahu kamu, wajar kalau pria seumuranmu agak posesif.""Tapi, kamu harus bisa membedakan mana yang serius dan sementara.""Sebaiknya jauhi wanita macam Nancy dan Helena.""Jadi, kok sebelumnya kamu menyuruhku menaklukkan Kak Nancy?" Aku sungguh tertekan. Mengapa aku merasa dikhianati oleh Kak Lina?Kak Lina menjelaskan, "Bukankah waktu itu aku belum bercerai dengan Johan? Tapi, kita sudah punya hubungan. Aku menyuruhmu menakluk
Aku menolak dengan kukuh.Kak Lina tersenyum sambil menggenggam tanganku. "Edo, kamu pun bilang kita pasti bakal jadi suami istri. Milikku juga adalah milikmu, bukan?""Nggak, milikku adalah milikmu, tapi milikmu tetap adalah milikmu."Aku adalah pria yang berpendirian. Menurutku, wanita boleh menghabiskan uangku, tetapi aku tidak boleh menghabiskan uang wanita.Setelah dipikir-pikir, aku menghitung semua uangku dan menyadari bahwa aku memiliki lebih dari tiga puluh juta.Sebagian besar uang ini adalah tip yang diberikan oleh Bu Dora dan Helena.Aku tidak menyangka jumlahnya akan sebanyak ini.Perlu diakui bahwa wanita kaya memang murah hati.Aku berkata pada Kak Lina, "Kak Lina, setelah kupikir-pikir, beberapa hari ini aku bakal kerja keras. Kalau sudah terkumpul 60 juta, aku bisa beli mobil.""Meskipun nggak bisa beli mobil mahal, setidaknya aku bisa beli kendaraan biasa."Kak Lina menatapku dengan tidak tega. "Buat apa seperti ini? Susah payah kumpulkan uang, kamu pakai semuanya bua
Aku tidak memutar video tersebut. Dengan begitu, aku bisa menggertak Dono.Setelah mengetahui aku memiliki rekaman, ekspresi Dono berubah drastis."Lapor polisi? Silakan. Kalau kamu mau lapor polisi, sudah lapor dari semalam, buat apa tunggu sampai sekarang?"Dono sungguh sulit dihadapi. Meskipun dia mengakui perbuatannya, dia sama sekali tidak takut.Aku harus lebih kuat dan tenang darinya. Kalau tidak, dia akan meremehkanku.Aku mendengus dingin sambil berkata, "Kamu kira aku nggak berani? Aku kasih kamu kesempatan karena Pak Harmin!""Aku nggak mau polisi datang menangkapmu di sini dan merusak reputasi toko! Tapi, sebaiknya kamu jangan macam-macam. Kamu terus cari masalah denganku, aku nggak bakal tinggal diam.""Kamu kira aku nggak tahu soal anak berambut kuning itu? Jangan kira cuma kamu yang punya sandaran, aku juga punya!"Dono menjawab dengan kesal, "Sialan, kamu tahu malu, nggak? Sandaranmu Bu Dora, 'kan? Kalau bukan Bu Dora bantu kamu, kamu bisa apa?"Ternyata Dono mengira Bu
Aku membeli mobil agar memiliki alat transportasi. Oleh karena itu, aku akan memilih mobil yang harganya terjangkau dan kualitasnya terjamin.Sekarang, aku kekurangan uang dan harus mengambil cicilan. Membeli Geely Emgrand adalah pilihan terbaik.Kini, mobil ini sudah memiliki empat generasi dan harga versi tertinggi mobil ini hanya 160-an juta.Dengan begitu, pembayaran per bulan lebih rendah dan merek ini memberikan garansi servis seumur hidup.Tanpa ragu-ragu, aku memutuskan untuk membeli Geely Emgrand.Pagi hari berlalu dengan cepat.Ketika Kak Lina datang ke klinik untuk mencariku, para rekanku seolah-olah tidak pernah melihat wanita. Semuanya berkumpul di depan pintu ruanganku untuk mengintip.Saking marahnya, aku langsung mengunci pintu."Mereka macam nggak pernah lihat wanita, mesum sekali.""Kak Lina, ke depannya, kalau ketemu mereka, sebaiknya jauhi mereka."Kak Lina tersenyum, pipinya merona.Hari ini, dia memakai riasan tipis dan gaun berbahan sutra.Cantik dan elegan!"Oke
Tentu saja, Kak Lina memahami maksudku. Saking malunya, lehernya pun memerah."Nggak boleh, masih masa subur."Aku memegang tangan Kak Lina dengan tidak rela, lalu mencondongkan tubuh ke telinga Kak Lina sambil berkata dengan genit, "Nggak apa-apa. Kamu bisa lakukan seperti semalam.""Dasar mesum. Kamu ketagihan?" Kak Lina mendelikku dengan kesal.Aku terkekeh. "Ya, aku ketagihan. Siapa suruh tangan Kak Lina begitu licin?"Kak Lina menyuruhku berhenti menyentuhnya, tetapi aku menolak.Kak Lina takut orang-orang akan berpikiran negatif, pada akhirnya, aku pun luluh.Aku menjadi sangat bersemangat.Akhirnya, aku bisa beraktivitas dengan Kak Lina di mobil ....Ini adalah mobilku sendiri, aku tidak perlu takut mengotorinya.Tak lama kemudian, aku selesai menjalani prosedur serah terima.Aku membonceng wanita yang kucintai dengan mobilku sendiri. Akhirnya, aku bisa berkeliling kota.Aku mengendarai mobil ke gang terpencil, lalu meminta Kak Lina ....Setengah jam kemudian, aku tersenyum puas
"Haish, aku bilang begitu buat bantu kamu dan kakak iparmu. Tapi, karena kalian sudah memutuskan, aku nggak bakal ikut campur."Setelah berkata demikian, Kak Lina mengambil kunci mobilku.Dia menurunkanku di pintu masuk Aula Damai, lalu pulang dengan mengendarai mobilku.Aku berpamitan dengan Kak Lina, lalu kembali ke klinik.Para rekanku menghampiriku."Edo, dia pacarmu? Cantik sekali!""Astaga, aku baru sadar fisikmu dapat memikat banyak wanita cantik. Gimana caranya? Ajari kami.""Kamu begitu disukai oleh wanita yang lebih tua, kamu pasti punya trik, 'kan?"Semuanya iri padaku.Sejujurnya, aku sangat menyukai perasaan ini.Bagaimanapun, ada berapa banyak pria di dunia ini yang dapat dikelilingi wanita cantik sepertiku?Apalagi, aku bukan tokoh terkemuka, aku hanya rakyat jelata.Hal yang kualami sekarang dapat memuaskan hasrat duniawiku.Jadi, semuanya sangat iri dan kagum padaku.Aku pun merasa sangat tersanjung.Aku berkata dengan tidak tahu malu, "Nggak ada trik, mungkin karena a
Setelah melepas pakaian, Helena berbaring di meja pijat.Punggungnya yang indah tidak dapat dideskripsikan dengan kata-kata!Aku sudah melihat banyak punggung wanita, tetapi hampir tidak ada wanita yang memiliki punggung seindah Helena.Memang benar, punggung indah ini dapat membangkitkan hasrat pria.Apalagi kalau melihat bagian depan.Bisa dibilang wanita ini sangat menggoda!Tubuhnya memancarkan kecantikan, pesona dan keindahan seorang wanita.Setiap melihat tubuh indahnya, aku membayangkan momen wanita ini melayani Tiano.Namun, aku tidak berani berpikiran negatif. Aku takut Helena akan menyadari ada yang aneh.Setelah menyiapkan minyak esensial, aku mulai mengoleskan minyak padanya."Nona Helena, tenagaku pas?"Aku mengoleskan minyak sambil bertanya.Sebenarnya, aku sedang mengalihkan perhatian wanita ini.Aku takut dia mengetahui aku sedang mengagumi tubuhnya.Helena memejamkan mata, dia menjawab dengan lembut, "Ya, nyaman! Lebih nyaman dari berendam air panas!""Yuna, kusarankan
Gadis itu berlari mendekat sambil tersenyum dan memeluk Raul erat-erat. "Kakek, lama tak jumpa. Aku kangen banget sama Kakek.""Kamu ini, kamu sudah dewasa. Kenapa kamu masih bersikap sembrono? Omong-omong, sepupumu pergi ke Kota Brando beberapa hari lalu. Apa kamu bertemu dengannya?""Aku sudah bertemu dengannya. Gadis sialan itu bilang ingin membesarkan dadanya. Aku memarahinya. Alhasil, dia malah marah padaku. Aku mengajaknya untuk kembali bersama, tapi dia menolak.""Bocah itu, kenapa dia mau membesarkan dadanya? Setiap tubuh gadis berbeda-beda. Bagaimana mungkin semua orang terlihat sama? Apa gunanya itu?"Aku tidak ingin mengganggu mereka mengobrol, jadi aku berdiri agak jauh. Sebenarnya, aku tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan.Keduanya mengobrol sebentar, lalu gadis itu menatapku dan bertanya pada Raul siapa aku.Raul memperkenalkan satu sama lain. "Namanya Edo, dia cucunya teman lamaku. Dia yang mengantarku ke bandara tadi. Edo, ini cucuku, namanya Citra.""Halo." Saa
Enzi dan Sendy menatapku seolah mereka ingin memakanku.Aku tahu apa yang aku lakukan ini sangat berani dan lancang. Namun, situasi sangat mendesak sehingga aku tidak punya pilihan lain.Aku hanya berharap Raul dapat menstabilkan penyakit Harmin sesegera mungkin.Saat Raul mengobati Harmin, aku terus memperhatikan Enzi dan Sendy.Begitu mereka sedikit pulih, aku akan menusuk mereka lagi.Pada akhirnya, sorot mata Enzi bukan lagi ingin memakanku, melainkan dia tampak ingin menelanku hidup-hidup.Sebenarnya, aku tidak berdaya. Bahkan tanganku yang menusuk mereka pun bergetar.Waktu terus berlalu.Akhirnya, tiga jam kemudian, Raul mengatakan bahwa akupunktur telah selesai.Akhirnya, aku bisa bernapas lega.Saat ini, aku menyadari tubuhku basah oleh keringat dingin. Kaosku bahkan melekat di badan.Aku bergegas keluar untuk memeriksa Harmin. "Pak Harmin, bagaimana keadaanmu sekarang?"Harmin tampak sangat lemah.Raul berkata, "Pasien masih sangat lemah setelah akupunktur. Dia perlu istiraha
Enzi menatap Harmin dari atas ke bawah dengan ekspresi sedih, tetapi nadanya terdengar lembut. "Harmin, Ayah bukannya nggak percaya pengobatan tradisional, tetapi kanker hati nggak bisa disembuhkan oleh pengobatan tradisional. Ibumu dan aku telah menemukan rumah sakit penyakit hati terbaik untukmu di Kota Brando. Hari ini, kami akan membawamu ke Kota Brando."Sendy juga datang. "Yah. Harmin, rumah sakit yang kami temukan untukmu sangat andal dalam mengobati penyakit hati. Dokter ahli mereka telah mempelajari penyakit hati selama lebih dari sepuluh tahun. Kamu harus percaya pada kami."Keduanya berbicara dengan sungguh-sungguh. Saat memperlakukan Harmin, sikap mereka sangat lembut.Orang luar dapat merasakan bahwa kedua orang tua itu benar-benar memperlakukan Harmin seperti putra kandung mereka.Namun, apa pun yang dikatakan Harmin dan Yuna, mereka tidak mau menggunakan pengobatan tradisional.Kakek Raul tidak mengatakan apa-apa. Raul hanya ingin membantu. Jika mau diobati, dia akan men
"Kalau begitu, katakan yang sebenarnya. Dengan siapa kamu berencana memakai barang-barang ini? Kamu berencana untuk memakainya dengan sepupuku?"Aku segera menggelengkan kepalaku. "Jangan beromong kosong. Aku selalu menghormati Bu Yuna. Aku nggak pernah berpikir untuk mendekatinya.""Ha, jadi maksudmu kamu mengincarku?" Jalan pikiran wanita ini sungguh aneh.Aku benar-benar berkata dengan tidak berdaya, "Aku juga nggak mengincarmu."Dora berkacak pinggang dan melotot ke arahku dengan marah. "Kenapa? Aku nggak cantik?"Aku terdiam seribu bahasa.Aku mengerti mengapa orang-orang di internet selalu mengatakan bahwa kita tidak boleh berdebat dengan wanita.Karena masalah tidak mungkin dijelaskan."Aku menyerah, Bu Dora. Kita akhiri saja masalah ini."Aku ingin segera melarikan diri.Namun, saat aku hendak mengambil barang-barang itu, Dora menghentikanku lagi. "Serahkan barang-barang ini padaku dulu.""Untuk apa kamu menginginkan benda-benda ini ...." Tiba-tiba aku teringat sesuatu. "Kamu i
"Aku merasa Yuna banyak berubah sejak kembali dari Vila Dragonfly, tapi aku nggak tahu di mana perubahannya."Aku berpikir dalam hati, "Nggak mungkin, 'kan? Apa orang itu benar-benar Bu Yuna?"Hanya saja, Yuna menyamar dengan sangat baik di hadapanku. Jadi, aku tidak pernah menyadarinya?Tidak, tidak, tidak. Aku tidak berharap seperti itu. Aku lebih berharap orang itu adalah Tiara.Namun, Harmin melanjutkan, "Yuna adalah wanita yang sangat tertutup. Kami saling kenal sejak muda. Sampai kami menikah, dia tidak pernah berinisiatif untuk menggodaku. Tapi, akhir-akhir ini dia sering memberi isyarat padaku. Terkadang, dia bahkan mengatakannya langsung ...."Begitu mendengarnya, aku berkeringat dingin dan ketakutan.Aku merasa semakin panik.Namun, aku berkata, "Mungkin ... mungkin Bu Yuna dipengaruhi oleh sahabatnya. Jadi, dia berpikiran lebih terbuka?""Mungkin saja. Terakhir kali, dia pergi ke Vila Dragonfly, semua sahabatnya juga ikut. Aku tahu sahabatnya sangat berpikiran terbuka, terut
Tentu saja, aku selalu ingat bahwa ini adalah rumahnya Yuna. Jadi, saat aku keluar, aku berganti celana bersih.Selain itu, setelah aku memastikan tidak ada seorang pun di kamar mandi, aku baru menyalakan lampu dan masuk.Saat aku tinggal di rumah Nia atau di rumah Lina atau bahkan saat aku pindah untuk tinggal sendiri, aku tidak terlalu memperhatikan hal ini sehingga terjadi beberapa kejadian memalukan.Namun, sekarang aku tinggal di rumah Yuna. Aku sangat berhati-hati karena aku tidak ingin hal memalukan seperti itu terjadi lagi.Aku sangat menghormati Yuna dan Harmin. Aku sama sekali tidak punya niat buruk terhadap mereka.Sesampainya di kamar mandi, aku mandi seperti biasa.Seluruh prosesnya normal.Setelah mandi, aku keluar dari kamar mandi dan menggantung pakaianku yang sudah dicuci di balkon.Saat aku sampai di balkon, aku terkejut melihat Harmin duduk di sana. Aku hampir mati ketakutan.Harmin duduk di kursi roda sambil menatap bulan di luar jendela.Namun, barusan aku keluar k
Aku tidak ingin bersembunyi. Aku tidak ingin dia memandang rendah diriku.Investigasi detektif adalah pekerjaanku. Karena dia mengincarku, aku akan menerima pekerjaan itu.Namun, dia ingin memanfaatkan Barto dan memanfaatkan aku. Tidak mungkin!"Beri tahu Johan bahwa kami telah menerima tugas ini," kataku pada Dora.Dora menatapku dengan khawatir. "Apa kamu punya rencana untuk mengatasinya?""Saat musuh datang, kita harus melawannya. Kita akan menghadapinya sebagaimana adanya."Ekspresi khawatir Dora berangsur-angsur mengendur. Kemudian, ekspresinya digantikan oleh senyuman puas."Aku nggak menyangka selain bisa berpikir dengan tubuh bagian bawah, kamu juga memiliki keberanian yang luar biasa. Tapi, kenapa kamu begitu takut pada Tiano sebelumnya?""Eh, kamu menyelidikiku?""Aku nggak sesantai itu. Aku dengar dari Nona Helena."Helena dan Yuna memiliki hubungan yang baik. Sementara Dora adalah sepupu Yuna, jadi tidak heran jika Dora sesekali bisa bertemu dengan Helena.Aku merasa perlu
"Johan mencariku." Begitu Dora membuka mulutnya, aku langsung tercengang.Aku langsung mengerutkan kening dan bertanya, "Kenapa Johan mencarimu?""Tebaklah.""Bagaimana aku bisa menebaknya?""Johan memintaku untuk menyelidiki Barto."Aku tidak memercayai apa yang aku dengar.Barto, ayah mertua Johan saat ini. Johan benar-benar ingin menyelidikinya?Johan benar-benar berani. Dia bahkan tidak takut ketahuan oleh Barto.Aku bertanya dengan cepat, "Apakah Barto juga berbuat curang?""Wajar orang kaya seperti mereka punya simpanan. Itu nggak bisa dianggap selingkuh, itu adalah kemampuan mereka."Aku sedikit bingung. "Kenapa Johan memintamu menyelidiki Barto?"Tiba-tiba, aku teringat sesuatu sehingga mataku terbelalak. "Mungkinkah bukti kejahatan Barto?"Dora menunjukkan ekspresi apresiasinya padaku. "Kamu nggak bodoh, tebakanmu benar."Astaga, Johan menentang Barto. Selain itu, dia melakukannya dengan cara yang licik.Barto memiliki bukti perselingkuhannya. Dia meminta Johan untuk berperila
Dora berjalan mendekat, lalu berbicara secara misterius pada Yuna.Tiba-tiba, ponselku berdering. Aku segera menyadari bahwa ada sesuatu yang salah.Dora berjalan terlebih dahulu, lalu dia menyambar ponsel itu. "Nggak ada baterai? Jelas-jelas bateraimu masih lebih dari 80%."Kebohonganku terbongkar.Aku berkata dengan cemas dan merasa bersalah, "Kembalikan ponselku.""Ponselmu jelas punya daya. Kenapa kamu bilang kehabisan baterai tadi?""Aku salah ingat.""Bisakah kamu membuka kunci ponselmu sekarang? Biarkan aku menggunakannya?""Nggak bisakah kamu menggunakan telepon sepupumu? Kenapa kamu harus menggunakan teleponku?" Aku agak marah. Aku merasa dia mencoba membongkar kebohonganku.Dora menghampiriku dan berkata dengan suara pelan, "Jangan berpura-pura. Aku tahu apa yang baru saja kamu lakukan. Kalau kamu nggak ingin aku membuka ponselmu dan terlihat oleh sepupuku, ayo kita buat kesepakatan."Aku merasa sedikit malu. Namun, aku tidak dapat menyangkalnya. Aku terdiam beberapa saat.Do