Seminggu setelah kepergiannya
Cip ... cip ... cip
Suara burung mengawali pagiku dan udaranya segar seperti biasanya.
"Danny-kun, sarapan sudah siap," ucapku sambil membuka pintu kamar Danny-kun.
Namun kamar itu telah kosong dikarenakan Danny-kun diterima di Hope Peak's Academy lewat jalur undangan. Aku selalu merasa Danny-kun masih ada di rumah ini, canda tawanya, senyumnya, bahkan bau shamponya pun masih tercium. Kini aku tinggal sendiri disini, dan aku harus melakukannya sendiri karena aku tahu Danny-kun akan sibuk dengan sekolahnya disana.
"Apa yang harus kulakukan ya hari ini?" gumamku ketika duduk di kursi.
Aku merasa kesepian karena dirinya sudah pergi menuju mimpinya. Sungguh kesepian yang kurasakan ketika hanya ada kesendirian. Mungkin dengan menulis surat untuknya aku bisa menghilangkan kebosananku. Namun aku terkadang merasa takut apakah dia akan membalasnya atau tidak karena hal ini baru pertama kalinya Danny-kun jauh dariku, kalau hanya seminggu saja dia pergi itu tidak masalah. Tapi kalau empat bulan sekali dia pulang? mana sanggup aku seperti ini terus.
Aku masih tetap meletakkan mangkuk dan sumpitnya di meja makan di tempat Danny-kun biasa duduk. Karena ketika Danny-kun nanti pulang, dia tidak perlu repot lagi mengambil mangkuk dan sumpitnya di rak piring. Namun tetap saja, menatap kursi kosong itu sungguh membuatku merasa Danny-kun semakin jauh dari sini. Mungkin seperti inilah perpisahan dari seseorang yang kita sayangi, mulai dari ayahku, kemudian ibuku, terakhir Danny-kun. Sungguh sesak rasanya hati ini melihat kursi kosong didepanku seperti hanya ada dalam cerita hantu yang sering ditayangkan di televisi. Bedanya, di televisi setiap orang ketakutan tetapi ini membuat hati ini sesak.
"Danny-kun .... cepatlah pulang .... aku kangen tahu," ucapku dengan hati sesak dan air mataku keluar.
"Apa mungkin kalau melakukan hal yang seperti biasa bersama Danny-kun akan membuat dia pulang lagi kemari?" gumamku.
"Tapi sepertinya tidak mungkin karena Danny-kun kan baru pulang sekitar 4 bulan lagi," ucapku dengan sedih lagi.
Namun tiba-tiba terdengar suara kiriman pos dan aku langsung menemuinya. Aku menerima kiriman tersebut kemudian aku membukanya dan isinya adalah sebuah smartphone dan sebuah surat. Dan ternyata isinya dari Danny-kun, dan tentu saja hal itu membuatku gembira.
Berikut adalah isi suratnya:
Dear, Mei
Maaf baru hari ini aku membalas suratmu, dikarenakan aku sibuk di sekolahku ini. Aku disini sehat-sehat saja, serta aku memiliki teman disini. Disini banyak orang yang menyenangkan walau terkadang sedikit aneh untukku.
Mungkin kalau kuceritakan di surat ini, akan menghabiskan setengah lembar dari seluruh isi buku. Bahkan mungkin kamu akan cemburu kalau aku juga menceritakan tentang siswi teman sekelasku. Oya, aku mengirimkan smartphone yang sudah aku beli untukmu. Kamu bisa menggunakannya untuk berkomunikasi denganku, serta kamu bisa menggunakan smartphone tersebut untuk hal lain kecuali melakukan teleportasi. Hahahahahaha.
Sudah dulu ya Mei, lain kali aku akan mengirimkan surat lagi untukmu atau kamu bisa menghubungi aku lewat smartphone itu.
Salam sayang
Danny AR
Begitulah isi suratnya, dan aku mencoba mengutak-atik smartphone tersebut walau sebenarnya aku kurang mengerti bagaimana cara menggunakannya. Tapi, aku akan menjaga smartphone ini karena menjaganya sama dengan menjaga kepercayaan Danny-kun padaku.
Aku pun bertanya kepada tetanggaku yang sudah mempunyai smartphone untuk mengajariku, karena aku belum pernah memakainya sekalipun. Tapi aku akan terus belajar bagaimana cara menggunakannya agar jika aku kangen sama Danny-kun, aku tinggal menghubungi lewat smartphone ini.
Aku hanya melihat hanya nomor Danny-kun saja yang ada, tetapi itu bukan masalah karena aku hanya membutuhkan nomor Danny-kun yang bisa dihubungi. Aku pun mengirimkan mail ke Danny-kun yang bertuliskan :
"Danny-kun, sebenarnya aku tidak menginginkan smartphone ini, aku hanya ingin bertemu denganmu ... namun, jika lewat smartphone ini aku bisa menghubungimu, aku akan senang hati menerima benda ini ... oya Danny-kun, sehat selalu ya disana ... dan tetap selalu menyayangiku,".
Aku pun langsung mengirimkan mail tersebut dan Danny-kun pun langsung membalasnya dengan jawaban "tentu saja,".
Aku pun melanjutkan aktivitasku hari ini, dan aku juga tak lupa berlatih menari Kagura agar tahun depan aku bisa masuk Hope Peak's Academy serta aku tak perlu lagi mengirimkan mail lagi karena aku bisa langsung menatap wajahnya.
CHAPTER 8 - My Third Goodbye
End
Sudah 3 bulan aku berkirim mail ke Danny-kun, walau hanya pesan singkat tetapi hal itu bermakna dikarenakan aku hanya bisa menghubunginya lewat smartphone saja. Karena kalau aku bertemu dengannya, mungkin bisa 3 hari kami mengobrol serta banyak ekspresi yang akan aku tampakkan padanya. Jarak antara aku dan Danny-kun hanya sebatas smartphone ini, dekat tapi tak tersentuh."Kalau begitu, bagaimana aku mengunjungi sekolahnya? Kuharap aku bisa melihat wajahnya walaupun dari kejauhan," ucapku sambil tersenyum tipis.Aku pun segera bersiap untuk esok hari mengunjungi Hope Peak's Academy yang sekarang Danny-kun bersekolah dan aku merasa deg-degan karena aku akan bertemu Danny-kun."Besok aku mesti pakai baju apa ya? Bingung," ucapku sambil mencoba mencocokkan baju.Namun selang beberapa lama, aku pun belum menentukan baju seperti apa yang akan aku pakai besok."Apa sebaiknya aku memakai pakaian yang biasa
Aku terus berlatih untuk menari Kagura yang sudah lama mendarah daging di tubuhku. Tak pernah kuperdulikan ocehan orang-orang di sekitarku karena belum tentu mereka mau melakukannya.Tapi aku tak memaksakan diriku karena Danny-kun akan marah padaku jika aku memaksakan diri. Karena baginya, yang penting sudah mencoba dan tahun berikutnya adalah kesempatan terakhirku untuk mengikuti ujian masuk atau lewat jalur undangan. Aku berharap hanya bisa lewat jalur undangan dikarenakan aku tak memiliki banyak uang untuk membayar ujian masuk, namun apabila hanya lewat ujian masuk Danny-kun akan membantuku membayar biaya ujian masuknya. Namun aku tersadar kalau ada cara lain untuk mendapatkan undangan tersebut, yaitu dengan film atau video ketika kita melakukan bakat kita. Namun siapa yang mau memfilmkan ketika aku lagi menari? Tidak mungkin Danny-kun yang melakukannya karena dia sudah ada kesibukan, sedangkan Karasu tidak tahu dia berada dimana setelah terakhir kudengar kabar kalau dia ju
Sudah 9 bulan aku menjadi murid Hope Peak's Academy yang merupakan salah satu cita-cita kami bertiga untuk berada di sekolah yang sama. Walaupun Danny-kun adalah seniorku di sekolah, namun di luar sekolah dia tetaplah tunanganku yang aku sayangi.Saat ini, aku berada di kelas dengan guru pembimbing kami yang bernama Takeshi Ueda. Guru yang penampilannya "seperti guru" adalah wali kelas kami. Kalau kamu ingin tahu siapa saja teman sekelasku, mereka adalah :1. Shiromi Ayako (Ultimate Designer)Gadis yang menyukai fashion ini hanya suka menjahit dan bisa meniru pakaian yang ada di toko merek terkenal.2. Akagi Ryuuta ( Ultimate Solo Artist)Pria berukuran small yang bisa bernyanyi, jujur aku suka dengan nyanyiannya yang menghibur itu. Ditambah lagi, dia ramah pada semua orang.3. Nala Yukina (Ultimate Matematician)Gadis penyuka matematika yang menurutku aneh ini sungguh menyebalkan, bahkan kehadirannya sungguh menyebalkan. Dan aku
Sejak aku mengalahkan Nozomi di pertandingan tinju, kami pun mulai adu popularitas di media sosial. Kami saling ejek dan menghina satu sama lain dan Nozomilah yang memulainya terlebih dahulu, bukan aku."Kanaya is thrash," begitulah kalimatnya memulai pertengkaran kami. Aku pun membalasnya dengan kalimat "if you say i'm thrash, you're devil milk,". Begitulah hampir setiap hari aku membalas kata-katanya yang membuatku jengkel."Sudahlah Mei ... mengapa kalian mesti bertengkar terus sih? Aku capek tahu membaca setiap komentar kalian," keluh Danny-kun."Siapa suruh memulainya," kesalku."Kenapa sih kalian tidak berteman saja?" tanya Danny-kun dengan menghela nafasnya."Berteman? Aku hanya ingin memukul wajahnya saja yang menyebalkan itu," kesalku."Bukankah ada pepatah yang mengatakan "teman terdekatmu adalah musuhmu?" ucap Danny-kun."Benar juga ... kalau aku musuhan dengannya, berarti dia temanku," ucapku.
Akhirnya aku pun berhasil masuk ke Hope Peak's Academy lewat jalur undangan, dan akan kubungkam mulut gadis yang bernama Grace itu. Namun sebelum itu, pohon sakura di sepanjang jalan sekolah mulai berguguran seakan membuat orang yang melewatinya untuk membuka lembaran baru. Di depan pintu gerbang Hope Peak's Academy, Danny-kun sudah menungguku dan aku langsung menemuinya."Selamat ya Mei, atas diterimanya kamu ke Hope Peak's Academy ini," ucap Danny-kun bangga padaku."Terima kasih Danny-kun," ucapku dengan tersenyum."Sekarang kita bertiga bisa bersama lagi," lanjut Danny-kun"Oya, dimana Karasu-san? Bukankah seharusnya dia ada disini juga?" tanyaku."Maaf ya Mei, Karasu lagi sibuk ... tetapi dia juga mengucapkan selamat atas keberhasilanmu masuk ke Hope Peak's Academy," ucap Danny-kun."Danny-kun," ucapku dengan mata yang berbinar."Ada apa Mei?" Tanya Danny-kun dengan tersenyum."Akhirnya kita bisa bertatapan lagi setelah
Gas tidur yang menutupi bus yang kutumpangi dan teman sekelasku ini mulai menyelimuti seluruh area penumpang. Dan tak berapa lama kemudian, tibalah kami di tempat tujuan yang akan kami tuju, yaitu Lithemba Resort.Dari luar, hanya tampak resort biasa namun siapa tahu seperti apa yang terjadi didalamnya bahkan siapa tahu esok adalah hari bersejarah yang membuat kami tak mampu untuk melihat hari esok."Dimana ini?" ucap Mihosi yang terbangun pertama kali.Diikuti oleh teman-temanku yang lainnya dan begitu juga aku. Namun siapa sangka ternyata aku memeluk Nozomi ketika aku tertidur dan hampir saja aku menciumnya karena menyangka dia adalah Danny-kun."Waaaaaaaaaaaaaaaaaaa," sontak aku berteriak.PLAK!!!!!! PLAK!!!!!! PLAK!!!!!! PLAK!!!!Terdengar suara tamparan dariku ke pipi Nozomi bertubi-tubi sehingga pipi Nozomi seperti tomat dan Nozomi meringis kesakitan."Sakit," ucap Nozom
Malam hariMalam pun telah tiba, kami semua berkumpul di meja makan. Aku duduk ditempat yang agak sudut ruangan dan ketika aku hendak duduk disitu, tiba-tiba Nozomi menghalangiku."Kalau kamu mau cari gara-gara denganku, besok saja ya ... hari ini aku ingin istirahat," ucapku dengan tenang."Kamu kenapa Meigomi-san? Apa kamu takut kalau tunanganmu itu aku ambil?" ucap Nozomi dengan senyum."Coba saja kalau bisa ... palingan dalam satu detik kemudian kamu akan tertidur," lanjutku dengan menghela nafasku.Nozomi menatapku dalam-dalam dan begitu juga dengan mata sayuku. Dan pada akhirnya Nozomi mencari tempat duduk yang lain dan pada saat itu juga, Mononeko muncul ditengah-tengah kami dan berkata."Sarapan besok pagi akan dimasak oleh salah satu dari kalian ... nah, siapa yang bersedia melakukannya?" tanya Mononeko.Tanpa berpikir panjang, aku pun mengajukan diri."Aku saja
Setelah mengetahui bahwa Ramaru pemenangnya, aku kembali ke aula dan langsung memeluk Danny-kun."Apa kabar Mei ... kelihatannya kamu sehat-sehat saja," ucap Danny-kun sambil mengusap rambutku.Aku masih tetap memeluknya."Danny senpai ... aku adalah fansmu ... tolong tanda tangani buku ini," ucap Ramaru."Baiklah," ucap Danny-kun tersenyum.Danny-kun menandatangani buku yang diberi oleh Ramaru, namun agak sulit dikarenakan aku masih memeluknya."Mei, bisakah kamu melepaskan pelukanmu sebentar?" tanya Danny-kun dengan lembut.Aku masih tetap tidak bergeming. Danny-kun memikirkan suatu cara agar tidak menggangguku dan muncullah sebuah ide."Ramaru-san, bisakah kamu meminjamkan punggungmu? Karena aku agak sulit untuk melakukannya," ucap Danny-kun."Baiklah," ucap Ramaru.Ramaru pun meminjamkan punggungnya untuk membantu memudahkan Danny-ku