Share

Berbagi Ranjang

Udara pagi yang sejuk menyapa lembut wajah Bulan. Tubuhnya masih bergelung di bawah selimut yang sama dengan Langit. Perlahan dia membuka mata. Ditariknya tangannya yang sudah lancang memeluk Langit. Dia memukulnya pelan.

“Dasar nggak tahu diri,” lirihnya.

Lagi-lagi dia sendiri yang melanggar batasan yang sudah dia atur sedemikian rupa. Masih teringat jelas bagaimana perdebatan mereka semalam saat Langit tidur di sebelahnya. Rencananya tidur sendiri gagal total. Langit bukannya tidur di sofa, dia malah mengekspansi sebagian ranjangnya.

Bulan membuka pintu balkon lebih lebar. Angin sepoi-sepoi menampar wajahnya yang polos tanpa make up. Sesekali dia menyelipkan helai rambutnya ke belakang telinganya.

“Sudah bangun?”

Suara maskulin Langit menyapa di telinganya. Tanpa menoleh ke arah lelaki itu bulan menjawab.

“Seperti yang kamu lihat, kalau aku di sini artinya aku sudah bangun. Basa-basimu basi.”

“ini masih pagi, Sayang, nggak usah ngegas, kita tidak sedang berada di arena balapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status