Share

03. Perasaan dan pengalaman baru

“Kenapa kamu disini?” Tanya putri Chen menoleh melihat pangeran mahkota yang tidak lain adalah kakak pertamanya sendiri.

"Aku hanya sedang senggang jadi memutuskan kesini untuk melihatmu. Bagaimana keadaanmu disini selama lima tahun ini?" Tanya pangeran pada putri.

"Lebih baik daripada di rumah. Sekarang katakan padaku kenapa tiba-tiba saja kamu ada disini? Bukankah seharusnya kamu ada tugas dari ayah?" Pangeran mahkota menghela nafas melihat sikap putri padanya. Meski adiknya tidak membenci, tapi dia tahu kalau adiknya ini masih marah dengan apa yang terjadi dua tahun lalu. Dimana dia dan ayahnya berencana untuk membuat pertunangan dengan pangeran kerajaan lain tapi adik ketiga menolak langsung rencana mereka. Meski awalnya itu tidak sampai ke telinga putri karena masih rahasia, tapi sepandai-pandainya mereka tutup mulut masih ada saja yang menyampaikan masalah itu pada putri yang membuat marah dia.

"Aku kesini hanya karena ingin bertemu dengan kepala akademi. Dan karena sudah selesai aku datang kesini untuk melihatmu, bagaimana? Sudah puas?" Jawab Pangeran mahkota menghela nafas. Putri berpikir, apa yang sedang terjadi disini? Kenapa tiba-tiba saja kakaknya ingin bicara dengan kepala akademi? Tatapan curiga putri jatuh pada pangeran mahkota yang jelas ingin mendapatkan jawaban pasti.

"Hei, jangan memandangku seperti itu adik. Aku datang kesini karena perintah ayah untuk membahas sekolah adik ketiga dengan kepala akademi. Karena lima tahun lalu peraturan berubah, itu membuat ayah ingin meminta tolong agar adik dapat melanjutkan kelas sesuai kemampuannya sekarang." Jelas Pangeran mahkota, dia datang memang dengan tujuan dari ayahnya. Dan tentu saja itu baru dia dapatkan beberapa waktu lalu, karena alasan lain dia kesini adalah untuk mencoba meminta maaf pada adik perempuannya.

"Apa? Apa Long'er dibolehkan masuk ke akademi? Apa itu benar?" Langsung saja putri memegang pundak kakaknya dengan bersemangat saat mendengar adiknya. Tentu semua orang yang kebetulan ada disana terkejut dengan wajah bahagia dari putri Chen yang jarang mereka lihat. Biasanya meski putri Chen bersikap baik tapi dia lebih agak dingin kepada orang lain, bahkan kurang peduli dengan orang-orang yang tidak dia kenal.

"HM! Begitulah dan ada satu hal membahagiakan lagi, tanggal dua puluh nanti kita akan merayakan ulang tahun adik yang ke lima belas." Lanjut pangeran mahkota sambil bertahan dalam sikapnya.

"Wah! Kalau begitu aku akan tinggal disini untuk beberapa tahun lagi." Ucap Putri kegirangan dan memutuskan tidak jadi meninggalkan akademi karena adiknya akan datang. Pangeran mahkota langsung menjadi diam, tidak di sangka adiknya langsung saja berubah pikiran padahal belum cukup lima menit sejak pangeran mahkota bicara tentang adiknya ketiga mereka.

"Ais! Dasar wanita, benar-benar makhluk yang sulit dimengerti." Ucap Pangeran mahkota dalam hatinya.

“Nah, putri kami penasaran dengan adik ketiga mu. Apa kami bisa ikut denganmu?” Tanya seorang wanita cantik yang memakai pakaian putih. Dia terlihat lebih cantik dari wanita-wanita yang ada disana, tentu itu tidak kalah cantik dengan putri Chen. Putri Chen menutup matanya untuk berpikir, wanita berpakaian putih ini adalah anak dari jenderal besar keluarga Pe. ayah wanita ini dengan ayahnya juga memiliki hubungan baik dan juga bila wanita ini bisa jatuh hati pada adiknya bukankah itu akan jadi pilihan terbaik? Memikirkan bagaimana nanati adiknya akan menikah membuat dia sangat bahagia apalagi jarak umur adik dan wanita ini hanya dua tahun. Tapi di saat putri Chen ingin menjawab, teman-teman dan sahabat putri yang lain segera meminta izin juga untuk ikut bersama bertemu pangeran ketiga. Bagaimanapun itu adalah kesempatan bagi mereka untuk melihat pangeran ketiga yang misterius itu, jika benar pangeran ketiga memiliki kehebatan yang tak kalah dengan putri dan pangeran tidak ada salahnya bagi mereka berjuang untuk merebut hati pangeran ketiga. Karena pangeran pertama atau mahkota sudah memiliki tunangan semenjak dia kecil yang sudah di tentukan oleh kerajaan.

“Hm… Baiklah, karena kalian sangat ingin bertemu dengan adikku,s maka datanglah lima hari lagi saat ulang tahun adikku. Aku akan membuat kalian dapat melihat dengan jelas bagaimana adik kecilku itu.” Jawabnya dengan bahagia. Mendengar hal yang diucapkan oleh putri Chen, membuat semua gadis-gadis muda sangat bahagia kegirangan. Tidak hanya mereka, beberapa guru di sana juga segera berlari kembali untuk menyiapkan rencana pesta ulang tahun sang adik. Hanya pangeran mahkota yang terdiam dengan sikap adiknya, dia tidak tahu apakah ayahnya akan marah melihat kalau adiknya membertiahu pesta adik ketiga tanpa pemberitahuan yang jelas dari kerajaan.

“Baik, aku harus kembali segera. Hehehe, ayo cepat saudara.” Ucap putri Chen segera menarik pangeran mahkota tanpa sedikitpun kelembutan.

“Aduh!!! Hidupku tidak pernah jauh lebih baik di tangan wanita.” Ucapnya dalam hati sambil tersenyum sedih di luar.

….

Di dalam kamar pangeran ketiga, sosok pria muda mengenakan pakaian putih dengan motif emas sedang duduk bersila menutup mata. Di sekeliling pria itu, tampak cahaya biru yang mengelilingi tubuhnya. Dan aura yang tidak dapat disebutkan oleh ata-kata dari dunia itu tengah mengisi ruangan kamar pangeran ketiga itu.

“Sepertinya aku meningkat lagi.” Ucap Pria yang tidak lain adalah Long Chen. Dan sekarang namanya di dalam kerajaan itu adalah Chen Long semenjak dirinya ditemukan dalam hutan setelah terlahir kembali dari telur.

“Dunia ini…. Sungguh indah dan menarik.” Ucap Long Chen sambil tersenyum memikirkan kehidupan masa kecilnya. Ia merebahkan tubuh ke atas kasur dan mulai menutup mata, di dunia ini ia bisa merasakan kasih sayang orang tua dan cinta dari saudaranya secara tulus. Disini ia juga hidup bahagia tanpa harus bertarung mempertaruhkan hidupnya, tapi sayang sekali sekarang Long Chen sedang tidak mengingat semua ingatan masa lalunya. Sebab, saat berada dalam telur dan sebelum Blue Firebird meleburkan diri dengan Long Chen. Dia telah menyegel ingatan Long Chen yang nantinya perlahan terbuka sesuai dengan tingkat serta umurnya yang sekarang.

“apakah masa laluku benar-benar sehebat itu? Yah, sepertinya saat ulang tahunku yang kelima belas, saat itu juga potongan ingatanku akan kembali lagi.” Ucapnya tidak sabar menunggu ulang tahun ke lima belas tahunnya. Saat Long Chen sedang dalam menikmati hidupnya, sebuah burung masuk dari jendela kamar, dan di kaki burung kecil berwarna putih itu ada sebuah surat kecil.

“Surat? jadi sekarang dari siapa yah?” Ucapnya memegang burung merpati putih dan mengambil surat kecil itu.

“Hei, semakin menarik saja.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status