Share

18. Kenyataan yang Menyakitkan

"Anaknya siapa?" ulangku lagi masih dengan suara lantang bertanya, ditambah tatapan tajam yang kuhunuskan ke arah mereka.

Kedua ibu-anak yang berada di hadapanku ini berpegangan tangan dengan wajah pucat pias. Erika bahkan tidak berani menatapku.

"Ehm … anak a--apa Jak. Kamu salah dengar. Maksud Erika itu." Dengan tergagap Mama Sisil menjawab. Gerak matanya tak fokus. Aku tahu ia gugup.

"Saya tidak tuli Ma, saya masih bisa mendengar!" Selaku memotong ucapannya dengan suara tegas.

Aku mendekat dan duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan keduanya. Kulonggarkan dasi yang semakin menjerat leher setelah mengetahui pembicaraan rahasia mereka.

Mama Sisil tampak menyenggol lengan Erika, dia bahkan melempar kode lewat tatapan matanya. Kenapa hal seperti ini ia tampakkan? Bukankah malah membuat kecurigaanku semakin nyata.

"Ka--kami ta-di bicara tentang anaknya temanku. Dia sudah bercerai dan suaminya tidak tahu kalau anaknya telah meninggal. Makanya tadi kubilang dia berhak tahu ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status