Share

Kepanikan Abimana dan Karin

"Aaaaaaaarrgggghhhhhh...sakit!!!"

Abimana tiba tiba menjerit kesakitan. Abimana merasa semuanya menjadi kabur dan gelap.

Abimana pingsan. Melihat Abimana pingsan membuat Karin sangat panik, sedangkan taksi online yang Karin pesan belum nampak.

"Mas...mas...bertahan ya, Mas! sebentar lagi mobilnya datang kok," ucap Karin. Matanya melebar melihat darah yang terus merembes membasahi potongan kemeja yang menutup luka Abimana.

"Tolong...tolong...!"

Karin menjerit meminta pertolongan. Namun seakan suaranya hanya habis sia-sia, tak ada satupun orang maupun kendaraan yang melintasi mereka. Hari pun mulai beranjak gelap. Kabut pun mulai turun, suasana sepi dan mencekam kini dirasakan Karin.

Rasa takut dan cemas akan keadaan Abimana menguasai hatinya.

Di tengah kecemasan, Karin melihat sebuah taksi berhenti tak jauh dari tempat mereka berdua.

Sopir taksi itupun dengan cepat membantu Karin membawa Abimana menuju rumah sakit terdekat.

Setibanya di rumah sakit, Abimana yang mengalami pendarahan hebat dan tidak sadarkan diri langsung mendapatkan perawatan intensif dari para dokter.

Setelah berhasil melewati masa kritisnya, Abimana dipindahkan ke ruang rawat inap.

Ia harus menjalani masa perawatan selama dua minggu di rumah sakit tersebut.

Dan pada akhirnya, setelah dua minggu menjalani perawatan di rumah sakit, Abimana diperbolehkan pulang oleh dokter.

Dengan senang hati, Abimana keluar meninggalkan rumah sakit tersebut. Ia merasa bosan karena selama dua minggu harus berbaring tanpa bisa bergerak dengan leluasa. Meskipun Abimana belum diperbolehkan meninggalkan rumah karena harus menjalani masa pemulihan selama satu bulan, tetapi ia merasa bahagia bisa menghirup udara luar rumah sakit yang baginya menjenuhkan dan membuatnya semakin sakit.

"Akhirnya kamu keluar juga dari rumah sakit, Mas! penat rasanya tiap hari nungguin kamu disana," ucap Karin sambil menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa.

"Ia, Sayang, siapa juga yang mau lama-lama tinggal di rumah sakit, kalau saja wanita sialan itu tidak berulah, mungkin sekarang kita sudah menguasai semua surat surat berharganya" balas Abimana.

"Iya, Mas, kamu benar sekali, semua ini gara-gara mantan istrimu itu lho, kita harus segera menemukan Aisyah, Mas! aku sudah nggak sabar menguasai semua harta kekayaan keluarganya," timpal Karin gemas.

"Sabar, Sayang, setelah aku pulih, kita akan segera menemukan Aisyah! aku harus membalas perlakuannya kepadaku, untuk sementara, kita nikmati saja fasilitas mewah rumah kita ini, ha...ha...ha..." Abimana tertawa terbahak-bahak, ia merasa puas bisa menyingkirkan Aisyah dari rumahnya sendiri.

"Pasti dong, Sayang, aku sangat menikmati semua ini, ini adalah mimpiku sejak kecil, Sayang" ucap Karin manja.

Adapun Aisyah, setelah berhasil kabur dan melukai Abimana, ia melajukan mobilnya dengan kencang, berharap Abimana dan Karin tidak mengerahkan anak buah mereka untuk mengejarnya.

Setelah dirasa jauh dari Abimana, ia menepikan mobilnya. Aisyah merenungi kejadian yang baru saja dialaminya.

Badannya terasa lemas, tangannya pun bergetar hebat, ia merasa bingung karena berani melukai orang seperti tadi.

Sejenak Aisyah segera menguasai kembali dirinya. Ia segera mengamati jok mobil yang ia tempati, memeriksa kembali barangkali ada noda darah Abimana yang belum dibersihkan.

Aisyah pun segera membersihkan pisau dapur yang dipakai untuk menusuk Abimana.

Ia membungkus pisau itu dengan kain bersih dan menyimpannya di bawah jok mobil.

"Aku harus segera ke vila rahasia keluargaku," gumamnya.

Ia pun segera melajukan mobilnya ke luar kota dimana vila husus keluarganya yang tidak bisa sembarang orang masuk, termasuk Karin dan Abimana yang belum pernah menginjakkan kaki di vila keluarganya.

Sementara itu,

Dikediaman Aisyah yang direbut oleh Abimana, Karin sedang asyik menikmati makan malam dengan berbagai menu yang menggugah selera.

Dengan mesra Karin menyuapi Abimana yang disambut Abimana dengan sukacita.

"Sayang, setelah ini kita ke kamar ya, aku ingin menyingkirkan semua barang barang Aisyah sampai ga ada satupun yang bisa mengingatkanmu kepada wanita itu" rajuk Karin manja.

"Kamu ini, untuk apa aku berbuat sejauh ini jika dihatiku masih ada wanita sialan itu? sudahlah nggak perlu cemburu kepada dia, Sayang," ucap Abimana.

"Ayok, kita beresin kamarnya sekarang!" ujar Abimana sambil menuntun Karin menuju kamar utama.

Di dalam kamar,

Karin membereskan semua baju baju dan barang barang miliknya. Ia lupa bahwa kamar ini adalah kamar Aisyah.

Ia menata kamar ini sesuka hatinya, memindahkan bahkan tak segan membuang barang barang yang menurutnya tidak berguna.

Setelah puas mengeluarkan semua barang barang milik Aisyah dan memindahkan barang barang miliknya, Karin pun tertidur lelap di atas kasur king size yang empuk milik Aisyah.

Sementara itu, Abimana masih terpekur menghadapi sebuah brankas yang diletakkan di bawah ranjang.

Sudah berulang kali ia mencoba membuka brankas itu tetapi tetap tidak terbuka. Padahal seingat dia kodenya adalah ulang tahun dirinya, tetapi setelah dicoba tetap brankas tersebut masih terkunci.

"Sial! kenapa aku bisa lupa kode brankas ini? bagaimana aku bisa mengambil semua surat berharga yang tersimpan di dalamnya?" rutuknya dalam hati.

Abimana pun mencoba sekali lagi untuk membuka brankas tersebut menggunakan tanggal lahir Aisyah. Dan, ceklek, ternyata pintu brankas pun terbuka lebar.

Namun, mata Abimana lebih terbuka lebar lagi setelah melihat isi brankas tersebut.

"Kemana surat tanah serta surat surat berharga lainnya? perasaan aku dan Aisyah menaruhnya disini? gumam Abimana heran.

"Aisyah,"

Deg, seketika jantungnya berdetak hebat, emosinya meluap, badannya gemetar dan tangannya mengepal menahan amarah.

"Kurang ajar! apa jangan jangan Aisyah sudah mengambilnya? tapi kapan ? bukankah dia hanya membereskan baju bajunya saja?,"

"Arghhhhh..."

Abimana pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia mencoba mencari surat surat berharga milik keluarga Aisyah di dalam lemari dan semua laci yang ada di kamar itu.

Tetapi sayang, semuanya nihil.

Ia tidak menemukan satu lembar pun surat surat berharga itu, bahkan perhiasan dan uang yang tersimpan di brankas pun raib.

"Aisyah...!!!"

Abimana menjerit meluapkan amarahnya.

Membuat Karin yang terlelap pun melonjak kaget. Dengan menahan kantuk, Karin bertanya kepada Abimana.

"Ada apa, Mas? kenapa kamu berteriak seperti itu? mengganggu tidurku saja! aku lelah, Mas! ingin tidur sebentar aja! sungut Karin kepada Abimana.

"Diam kau, Sayang! surat surat berharga Aisyah tidak ada di brankas! pusing aku dibuatnya!" bentak Abimana kapada Karin.

"Apaaa...?"

Karin terlonjak dari tempat tidur setelah mendengar apa yang diucapkan Abimana.

"Tidak ada bagaimana, Mas? bukankah sudah aman katamu waktu itu! sudah kamu ganti kodenya!" cecar Karin.

"Itulah yang tidak aku mengerti, kenapa bisa tidak ada? padahal kode brankas nya sudah aku ganti dengan tanggal lahirku! jawab Abimana.

"Aduh, Mas...! rugi dong kita kalau surat surat berharga itu dikuasai Aisyah!" sungut Karin.

"Tapi, Mas, kita bisa memancing Aisyah untuk keluar dari persembunyiannya dan merebut kembali surat surat berharga itu!" seru Karin mantap.

"Bagaimana caranya?" tanya Abimana.

"Kita jadikan perusahaan milik Aisyah sebagai umpannya, Mas! bukankah wanita sialan itu tidak rela perusahaannya kita kuasai? kita gunakan perusahaan itu untuk merebut semuanya yang Aisyah miliki!" ucap Karin dengan angkuhnya.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dina0505
jangan mimpi ketinggian Karin kalo jatuh kamu ga bakal bisa bangkit, dasar serakah
goodnovel comment avatar
Dila putri
sekuat apapun kalian berdua ingin menguasai harta aisyah, gk akan bisa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status