Jasmine kembali dibuat terkejut oleh kelakuan Direktur Long. Ketidak senangan tergambar jelas di wajah. Dia berusaha menarik tangannya.
Jasmine mundur beberapa langkah ke belakang. Dia memperingati pria itu dengan tatapan tajam. Namun, pria itu nampak tidak menghiraukan ancamannya."Jangan macam-macam. Atau aku akan berteriak!" teriak Jasmine dengan wajah yang terlihat ketakutan."Haha! Apa kau bodoh! Kau ingin berteriak? Silahkan," cibir Direktur Long.Direktur Long tertawa terbahak-bahak. Dia memasang ekspresi mengejek di wajahnya. Langkahnya semakin dekat dengan wanita itu."Berhenti di sana. Tolong! Tolong!" teriak Jasmine berharap akan ada seseorang yang menolongnya.Direktur Long kembali meraih tangan Jasmine. Dia mencengkram erat tangan wanita itu. Seringai penuh napsu tergambar jelas di wajahnya."Diamlah! Percuma kau berteriak. Karena tidak akan ada seorangpun yang akan mendengarnya."Dia menarik tubuh wanita itu ke dalam pelukannya. Namun, lagi dan lagi wanita itu memberontak. Hingga membuat kesabarannya habis.Dia menampar wajah cantik milik wanita itu. Hingga meninggalkan bekas sidik jari. Dia Mencengkram kasar dagu wanita itu."Puaskan aku hari ini, maka aku akan melepaskanmu!"Direktur Long menyeringai jahat. Dia melemparkan wanita itu ke samping, hingga membuat wanita itu meringkuk. Dia membuka pakaiannya secara perlahan."Aku mohon. Jangan lakukan itu!"Jasmine bergidik ketakutan, kedua pipinya dibasahi oleh air mata. Dia menangis tersedu-sedu. Dia tidak sanggup membayangkan kehidupan seperti apa yang akan dialaminya setelah hari ini.Dia benar-benar tidak ingin kehilangan kesuciannya. Apalagi dengan cara menjijikkan seperti ini. Dia terus memohon belas kasihan dari Direktur Long. Namun, pria itu sama sekali tidak berniat melepaskannya."Aku akan menjadi orang bodoh jika melepaskan kesempatan bagus seperti ini. Asal kamu tahu saja. Aku sudah lama mendambakan kecantikanmu, Jasmine. Aku sudah lama menunggu momen seperti ini!"Direktur Long menyeret tubuh wanita yang tidak berdaya itu. Dia mengikat kedua tangan milik Jasmine ke brankar. Tanpa memedulikan tatapan memohon belas kasihan dari wanita itu.Dia menggosok-gosokan kedua telapak tangannya. Bersiap menikmati tubuh cantik nan seksi milik wanita itu. Saat dia akan menaruh tangannya di atas dada kenyal milik Jasmine.Tiba-tiba sepasang tangan kekar menarik tubuhnya dari arah belakang. Menyeretnya menjauh beberapa meter dari wanita itu. Dia terkejut sesaat tatkala melihat seorang pria yang tiba-tiba datang itu. Direktur Long menatap tajam pria itu. Setelah beberapa saat sadar dari keterkejutannya. Dia berkata dengan wajah penuh keterkejutan dan kemarahan bercampur aduk dalam hatinya."Siapa kau!"Direktur Long sangat kesal karena gagal menikmati dada mengkal milik pujaannya."Orang sepertimu tidak pantas mengetahui namaku."Pria itu menatap dingin Direktur Long. Dia melangkah mendekat lalu menampar wajah Direktur Long. Sambil berkata dengan nada yang tidak kalah dingin."Kau pantas menerima tamparan ini, karena kau menjadi seorang bajingan yang tak tahu malu." Pria itu kembali menampar wajah Direktur Long sebelum melanjutkan kembali perkataannya. " Dan tamparan ini karena kau telah mengusik orang yang salah."Setelah menerima tamparan berturut-turut dari pria itu. Kesadaran Direktur Long perlahan-lahan mulai menghilang. Hingga membuat pria itu memasang wajah tidak senang."Lemah," cibir pria itu.Dia menghampiri wanita yang ketakutan itu. Membuka ikatan yang mengikat kedua tangan milik Jasmine dengan hati-hati. Dia membantu wanita itu merapikan pakaiannya dan memperlakukan wanita itu dengan lembut."Terima kasih, Tuan," ucap Jasmine seraya menundukkan kepala."Tidak perlu berterima kasih padaku. Seharusnya aku yang mengucapkan kata itu." Pria itu tersenyum ramah.Jasmine mengangkat kepalanya, menatap lekat wajah pria yang menyelamatkannya. Tiba-tiba bayangan seseorang muncul di benaknya yang kacau balau. 'Bukankah pria ini pasien yang kurawat.'Jasmine mengalihkan pandangannya ke bunker. Lalu tatapan matanya dipenuhi oleh ketakutan. Seolah-olah dia baru saja melihat hantu."Kamu … bagaimana mungkin."Jasmine menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya. Dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Bagaimanapun dia mengetahui betapa parahnya kondisi fisik pria itu.Dia juga mengetahui kecil kemungkinan pria itu akan bangun. Dan sekarang pria itu benar-benar bangun dari tidur lamanya. Tidak hanya bangun tetapi, pria itu juga menyelamatkannya."Perkenalkan namaku, Hades Baker. Ya! Itu aku. Terima kasih karena telah merawatku," ucap pria dengan tulus.Lalu dia menjelaskan semuanya secara singkat pada Jasmine. Intinya Hades memberitahu Jasmine. Bahwa dia bangun dari komanya, tepat setelah Direktur Long menendang pintu.Dia juga mendengar semua keributan yang Direktur Long buat. Namun, saat itu dia masih belum mengerti dengan kejadian di sekitar. Setelah mendengarkan semua kejadian barusan. Dia baru memahami sebagian cerita yang menimpanya beberapa hari lalu."Lalu … bagaimana caranya kamu bisa pulih?"Jasmine bertanya dengan raut wajah penasaran. Dia telah melupakan kejadian yang hampir merugikannya beberapa saat lalu. Seolah-olah kejadian barusan bukanlah sesuatu yang menimpanya."Entahlah." Hades menggeleng-gelengkan kepalanya. "Mungkin tuhan memberiku kesempatan, agar aku bisa menolong wanita cantik yang hampir dirugikan," tambah Hades dengan nada bercanda.Dia tidak memiliki niat sedikitpun untuk mengatakan rahasia terbesarnya pada orang lain. Apalagi rahasia itu yang akan merubah masa depannya. Dia bukan orang bodoh yang akan mengatakan semuanya secara jujur pada setiap orang yang bertanya.Meskipun, dia percaya pada Jasmine. Akan tetapi, menyimpan rahasia besar oleh dirinya sendiri akan lebih baik. Apalagi dia dan Jasmine baru saja bertemu.Jasmine tersipu malu tatkala mendengar perkataan Hades. Wajah memerah seperti tomat matang. Saat dia akan mengucapkan pertanyaan selanjutnya. Dia di interupsi oleh tindakan Hades, yang membuatnya kembali salah tingkah."Ayo pergi!"Hades menggandeng tangan mungil milik Jasmine, hingga membuat wanita itu terpana untuk beberapa saat."Tapi … bagaimana dengan!"Jasmine melirik ke arah Direktur Long yang tidak sadarkan diri. Wajahnya terlihat berkonflik. Dia ingin membantu atasannya itu. Namun ketika mengingat kelakuan tercela atasannya itu. Dia mengurungkan niatnya.Meskipun dia terlahir sebagai orang baik. Dia juga tidak bisa memanfaatkan kelakuan tercela atasannya itu. Dia menghela napas pelan dan dengan berat hati meninggalkannya begitu saja."Biarkan saja! Dia akan bangun tengah malam nanti."Hades mengerti apa yang ada di pikiran wanita itu. Dia juga pernah mengalami hal serupa di kehidupan sebelumnya. Dimana dia harus menanggung ketidakadilan.Dia juga menyadari kekhawatiran wanita itu. Dan dia juga yakin, masalah hari ini tidak akan berakhir begitu saja. Oleh karena itu setelah dia mengantar wanita itu keluar. Dia akan secara diam-diam kembali ke sini. Menyelesaikan semua sampai ke akarnya."Ayo abaikan saja," tambah Hades sambil melanjutkan langkahnya.Mendengar perkataan itu, Jasmine mengangguk pelan. Mengikuti langkah pria yang telah menyelamatkannya, keluar dari bangsal. Dengan kepala yang di tekuk ke bawah.Sementara itu di lantai bawah, tepatnya di lobby rumah sakit. Terlihat seorang pria mondar-mandir di tempat. Raut wajahnya begitu gelisah seolah-olah baru saja kehilangan harta yang paling berharga dalam hidupnya."Bagaimana? Apa kalian sudah memberitahu Dokter Jasmine? Kalau gitu, cepat suruh dia merawat anakku."Ketidak sabaran tergambar jelas di wajahnya. Saat dia melihat dua perawatan berjalan menghampirinya. Seolah-olah semua akan berakhir jika telat bahkan sedetik saja.Kedua orang yang baru datang itu menundukkan kepala. Mereka tidak tahu harus menjawab apa. Ekspresi di wajah kedua orang itu terlihat sangat aneh. Setelah bertukar pandang salah satu dari mereka menjawab dengan ketakutan."Maafkan kami, Tuan. Aku belum menemukan keberadaan Dokter Jasmine.""Sialan! Aku sudah menunggu lama. Namun kalian masih tidak bisa memanggil, Dokter Jasmine. Untuk merawat putriku! Apa kalian sengaja mempermainkanku?" Pria itu berteriak dengan nada tinggi. Kemarahan tergambar jelas di wajahnya."Dengarkan aku. Jika terjadi sesuatu dengan anakku. Aku pastikan kalian akan …."Belum sempat pria itu bisa menyelesaikan perkataannya. Orang lain dengan pakaian rapi dan jas hitam, yang melekat di tubuhnya datang tergesa-gesa. Dia membungkukkan badannya sedikit. "Mohon maafkan aku, Tuan Moore. Karena aku datang terlambat." Pria itu berkata dengan nada yang terdengar penuh penyesalan. "Plak!" Orang yang disebut Tuan Moore itu menampar pria yang baru saja datang. Menggunaka
Dia melihat seorang pemuda berpakaian rapi dengan jas putih melekat di badannya. Pria itu berlari ke arahnya sambil berkata dengan penuh perhatian."Kamu tidak apa-apa kan?" "Aku baik-baik saja, Dokter Mike," jawab Jasmine.Dia sedikit menyembunyikan tubuhnya di belakang, Hades. Entah kenapa saat melihat tingkah Dokter Mike yang begitu perhatian padanya. Dia merasa sedikit tidak nyaman. Adegan itu berhasil menarik perhatian Dokter Mike. Dia menyeritkan dahi tidak suka terhadap tingkah Jasmine, yang seolah-olah menghindarinya. Apalagi sikap dan tindakan Jasmine barusan begitu mencolok di matanya. Seketika api cemburu kembali berkobar di hati Dokter Muda itu. Dia menatap tajam ke arah Hades. Kedua tangannya mengepal seolah-olah menandakan betapa marahnya dia. "Siapa kau?" tanya Dokter Mike dengan nada tinggi. Hades menatap acuh tak acuh pada Dokter Mike. Sikapnya begitu tenang ketika berhadapan dengan Mike yang berapi
"Benar apa yang dikatakan oleh Dokter Anton. Kenapa kamu tidak mengeluarkan semua kemampuanmu. Asal kamu tahu saja, jika terjadi sesuatu dengan, Nona Moore. Kami semua tidak akan melepaskanmu." Dokter lain berkata dengan wajah mengancam. Dia berusaha memprovokasi orang lain, agar mengikutinya dan menjadikan Jasmine sebagai kambing hitam. Dia juga memberikan kode pada temannya dengan mengedipkan mata. Hingga membuat orang itu menambahkan garam pada ucapannya. "Aku juga setuju. Kalau terjadi sesuatu dengan, Nona Moore. Kamu harus bertanggung jawab." Teman seperjuangan si dokter segera mengangkat tangannya. Sambil menatap dokter yang lainnya. Memaksa mereka untuk menganggukkan kepala. Sebelumnya semua orang sepakat untuk melemparkan tanggung jawab pada, Jasmine. Karena tidak datang ke rapat yang mereka adakan. Namun, karena kabar insiden yang menimpa wanita itu. Mereka semua mengurungkan niat untuk menjadikan Jasmine sebagai kambing hitam.
Namun, yang mereka tidak ketahui adalah cara, Tuan Moore melakukan ancamannya. Mungkin di mata mereka semua orang. Selama mereka menemukan seseorang untuk menanggung akibatnya. Maka mereka akan terbebas dari ancaman tersebut. Akan tetapi, kenyataan tidaklah seindah yang mereka bayangkan. Presiden Jack paham lebih baik dari siapapun tentang cara Tuan Moore menangani orang-orang yang membangkang. Bagaimanapun Tuan Moore akan selalu membuktikan ucapannya. Ketika Tuan Moore mengatakan bahwa dia tidak akan melepaskan siapapun. Maka semua orang tidak akan pernah bisa lepas dari dari genggamannya. Bahkan keluarga mereka juga akan menerima imbasnya juga. Oleh karena itu lebih baik baginya untuk menjaga hubungan dengan Jasmine. Dari pada mengikuti keinginan semua orang menjadikan wanita itu sebagai kambing hitam. Bagaimanapun hanya Jasminelah yang bisa mengobati, Nona Moore. Dan selama dia bisa membuat wanita itu mengeluarkan semua kemampuannya, untuk mengobati
Sementara itu di dalam bangsal. Terlihat seorang wanita di penuhi oleh keringat tubuhnya dipenuhi oleh peralatan kedokteran. Wanita itu berusaha sekuat tenaga menyembuhkan pasiennya. Namun, setelah sekian kali mencoba kondisi pasiennya semakin melemah. Bahkan detektor jantung mulai menunjukkan garis lurus. Wanita itu dengan panik mengeluarkan alat pemacu jantung. Namun, lagi dan lagi usahanya gagal. Hingga membuat Dokter wanita itu nampak tidak berdaya."Maafkan aku. Aku sudah berusaha semampuku," ucap Jasmine dengan raut wajah sedih. Mendengar ucapan dokter wanita itu jantung Tuan Moore berdetak kencang napasnya terasa sesak. Dia memegangi dadanya pandangan matanya terasa buram. Dia hampir saja jatuh ke lantai untung saja, Presiden Jack sigap menangkap tubuhnya. "Tuan Moore. Apa kau baik-baik saja," ucap Presiden Jack ketakutan. "Tidak apa-apa! Aku baik-baik saja." Tuan Moore melambaikan tangan. Dia mengatur napas
"Kalau begitu ayo kita buat surat perjanjian. Lebih cepat lebih baik," ucap Hades dengan acuh tak acuh. Meskipun dia bersikap acuh tak acuh. Namun, nada yang keluar dari mulutnya terdengar begitu mendesak. Sehingga membuat Tuan Moore tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain mengangguk dan mengikuti peraturan yang dibuat olehnya. Setelah menyelesaikan prosedur yang diperlukan. Hades kembali melakukan akupunktur. Menyembuhkan kaki, Nona Muda Keluarga Moore. Semuanya berjalan begitu lancar. Bahkan gerakan yang Hades lakukan jauh lebih baik dari sebelumnya. "Kamu luar biasa," ucap Jasmine setelah keduanya meninggalkan bangsal. Dia menatap Hades dengan sorot mata penuh kekaguman. Bagaimanapun penampilan Hades beberapa saat lalu sungguh di luar nalar. Dia berhasil menguasai seluruh rumah sakit. Tempat dimana dia bekerja hanya dalam kurun waktu beberapa jam saja. Bagi seorang wanita yang telah menghabiskan separuh waktunya untuk bekerja. Pria
Satu minggu kemudian. Hades yang telah melewati hari-hari sibuk karena mengurus bisnis barunya. Dibangunkan oleh nada dering dari ponselnya yang sangat mengganggu. Dia melihat nomor yang tidak dikenal melayang di layar ponsel. Karena dirasa tidak penting dia mematikan panggilan tersebut, lalu melemparkan ponselnya ke samping. Dan melanjutkan tidurnya kembali. Namun sebelum dia bisa memejamkan matanya. Nomor yang tidak dikenal itu kembali mengganggunya. Dia sedikit mengerutkan kening tatkala memperhatikan ponselnya. 'Siapa pagi-pagi sekali yang menggangguku?' Karena merasa penasaran dengan pemilik nomor tersebut. Hades mengangkat panggilan itu. "Halo. siapa?" ucap Hades tepat setelah mengangkat panggilan sambil menguap. "Halo, Tuan Baker. Ini aku, Graham Moore." Terdengar suara bersemangat dari sisi lain panggilan. "Oh iya aku ingat. Ada apa Tuan Moore menghubungiku pagi-pagi sekali?" ucap Hades dengan sikap santai. Hades ti
"Aku tidak menyangka anda akan menjemputku secara pribadi, Tuan Moore. Aku benar-benar merasa terhormat," ucap Hades sambil mengulurkan tangannya. "Maafkan aku karena membuatmu menunggu lama," lanjut Hades seraya menunjukkan wajah menyesal. Tuan Moore menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa lagipula aku memiliki waktu senggang hari ini jadi aku bisa menjemputmu," balas Tuan Moore sambil membalas uluran tangan Hades. "Mari!" tambah Tuan Moore. Hades mengangguk pelan lalu masuk ke dalam mobil milik Tuan Moore. Setelahnya mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi. Meskipun begitu orang-orang yang ada di dalam mobil sama sekali tidak merasakan apa-apa.Sekitar tiga puluh menit kemudian. Mobil mewah berwarna hitam yang mengaspal jalanan Kota Myberry, telah sampai di depan sebuah gedung bertingkat. Kedatangannya manaring beberapa pasang mata yang ada di sana. Sebagian besar dari mereka mulai bertanya-tanya tentang siapa pemilik mobil mewah itu.