"Mbak Kamini!"
Kamini menoleh dan tersenyum kepada Sardi. Ia berjalan menghampiri Sardi yang sedang memangkas rumput di sebelah ayunan.
"Iya Kang, eh kenalan dulu atuh, saya teh Kamini panggil aja Ami. Ami mah gadis desa juga nggak usah dipanggil Mbak,” ujar Kamini dengan malu-malu dan mengulurkan tangannya.
"Jadi Nak apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya Burhan."Kamini kemarin sudah minta ijin sama Bunda mau kerja Ayah,” jawabnya."Kerja apa itu?""Kamini dapat ruko, begitu rencananya mau jualan."
"Bunda ikut ya Nak, Bunda mau lihat usaha Kamini. Boleh?""Boleh Bunda, biar nggak ada yang curiga dengan Ami," ujar Kamini sembari melirik wajah suaminya.Usaha yang didirikan Kamini baru berdiri selama tiga tahun terakhir. Ia memang ti
Tania yang sedari tadi merasa penasaran dengan kegiatan yang berada di kantor terlebih lagi ada beberapa driver ojol yang melakukan pemesanan. Tania bertanya pada Kamini yang tampaknya sudah selesai melakukan panggilan."Ami, ini kantor apa?""Ini kantor untuk pemesanan
"Selamat bersenang-senang, semangat," ujar Dira sembari membuat gerakan memberikan semangat pada Kamini.Kamini memelototi Dira dengan wajah yang kembali merona. Dira tersenyum lebar dan berbalik badan berlari masuk ke dalam bilik dapur. Dira berhenti di pintu dan menatap Kamini yang masih berdiam diri di dapan dan menjulurkan lidahnya.
Yolanda yang merasa sakit hati karena ucapan Dirandra dan ia pun memutuskan untuk tidak pulang sekalian."Kamu akan pulang sekarang?" tanya Nino dengan menatap wajah Yolanda lekat-lekat.Raut wajah Yolanda yang awalnya terlihat sedih
“Berarti saudaranya Edgar juga dong Pa? Masa sih?” ujar Rasti dengan tatapan penuh tanda tanya. Ia masih tidak percaya bagaimana mungkin bisa sekebetulan itu.Seolah bisa membaca isi hati sang istri Raja kemudian berkata, “Semuanya mungkin saja terjadi bukan? Papa yakin di dunia ini nggak ada kebetulan yang ada adalah suratan takdir dan kehendak Sang Kuasa.”“Iya sih, lalu selama ini gadis itu ti
Mereka melakukannya berkali-kali sampai Nino merasa lelah baru ia membiarkan Yolanda untuk beristirahat. Ia sendiri merasa tidak terima jika Yolanda sampai hamil anak dari Dirandra makanya sebisa mungkin ia harus segera menghamili sang kekasih. Demi obsesi Yolanda membalas dendam ia harus ikut andil dalam permainan Yolanda dan membiarkan sang kekasih menikah dengan orang lain. Namanya juga cinta, ia bisa apa? Demi wanita terkasih apapun akan ia lakukan. Ia tahu apa yang dilakukan salah tetapi ia sudah terlanjur masuk terlalu dalam dengan permainan Yolanda.Kamini sedang membantu Atun di dapur s
Nino mengepalkan kedua tangannya disamping tubuhnya seraya memejamkan matanya sebisa mungkin mengendalikan rasa sakit hati yang membuncah di dadanya. Sungguh jalang wanita di depannya ini, karena dendam ia berubah menjadi pribadi yang tak memiliki hati nurani seperti ini.“Jika tampangmu busuk begitu lebih baik aku kembali pulang saja.” Yolanda bangkit berdiri dan keluar dari apartemen Nino. Nino tidak bergeming dari tempatnya, ia membiarkan Yolanda kembali kepelukan suaminya.