Sebuah seringai menghiasi wajah Clay saat melihat bagaimana pupil mata Kevin membesar saat Sesil masuk ke dalam mobil pribadinya.“Akhirnya kau badai itu datang lebih cepat dari apa yang aku harapkan, Kevin. Percayalah ini masih permulaan,” desis Clay lalu mengambil satu sloki brendi dan meneguknya seperti orang kehilangan akal.“Tuan Clay, apakah lebih baik kita mansion saja lebih dulu?” tanya salah satu supir Perusahaan yang menjemputnya.Clay kembali menuangkan brendi tersebut ke dalam sloki dan memutar pelan minuman itu. “Tidak, aku ingin ke suatu tempat. Tapi biarkan saja dulu kakakku yang jalan, tidak baik mendahuluinya,” jawab Clay membuat supir Perusahaan tersebut tidak berani lagi membantah.“Baik, Tuan Muda,” jawabnya.Tidak lama kemudian sebuah pesan singkat masuk dan Clay tersenyum lebar saat membacanya. “Hei Supir, siapa namamu?” tanya Clay sudah tidak sabar untu
“Hati-hati, Bang. Aku tunggu Abang di rumah,” ucap Felisha sambil memeluk erat suaminya saat Kevin berpamitan hendak menjemput Clay dan Sesil yang satu jam akan segera mendarat di bandara Soekarno Hatta.Entah kenapa hati Kevin saat itu hambar, firasatnya buruk dan ia takut sekali meninggalkan Felisha di rumah apalagi mengijinkan Felisha pergi.“Iya, tinggallah di rumah. Nanti pergilah saat kamu akan menjemput Mira selesai dari sesi spa dan massage bayi di rumah sakit. Anggi baru saja menjemput Mira dan Bi Darmi,” ucap Kevin sambil mengelus lembut rambut Felisha.Felisha mengangguk, ia sudah berjanji akan mendedikasikan dirinya untuk menjadi istri dan seorang ibu yang baik dan tidak akan mau tergoda dengan kedatangan Clay atau bujuk rayu papa kandungnya sendiri.“Baik, Bang. Aku akan tetap di sini, aku lebih merasa aman di sini. Nanti kalau Bi Darmi sudah mengirim pesan baru aku akan menjemput baby Mira,” jawaban Felisha sangat melegakan dan menenangkan Kevin.Ia mendaratkan sebuah ci
Felisha semakin frustasi dengan rayuan mautnya Clay. Inilah perbedaan kakak beradik yang sama-sama mengejar cintanya.Jika Kevin adalah pria dingin sedikit kasar dan irit bicara serta tak pandai merangkai kata, Clay adalah kebalikannya. Ia adalah pria yang sangat pandai melumpuhkan lawannya hanya dengan permainan kata serta rayuan mautnya.Seperti saat ini, saat Felisha berusaha menjaga pertahanannya dengan mengatakan kehadirannya baby Mira di dalam rumah tangganya dengan Kevin. Clay dengan tegas mengabaikannya begitu saja bahkan tanpa tedeng aling-aling, ia tidak memperdulikannya sama sekali.“Aku tidak perduli,” katanya.Clay bahkan semakin berani dengan mencium tepat di bibirnya Felisha serta melumatnya sepintas hingga membuat jantung Felisha seolah menciut di tempatnya. Clay tidak menyerah begitu saja meski Felisha masih berusaha menghindar dengan tidak membalas ciuman tersebut.Ia bahkan semakin mendorong dada Clay yang justru semakin menempel pada tubuhnya. “Please, Clay. Ini sa
“Pak Kadir, antarkan kami ke mansion sekarang,” titah Kevin pada supir pribadinya.Sesil langsung menatap lurus ke depan. Sepanjang jalan, ia tidak bicara sepatah kata apapun. Keduanya lalu turun dan masuk ke dalam ruang tamu. Terlihat dua puluh lima pelayan berbaris sejajar dengan rapi menyambut kedatangan Kevin dan Sesil.“Ini akan menjadi mansion kita jika sudah menikah nanti, bukan?” tanya Sesil sambil terus melangkah ke dalam mansion.Kevin masih bungkam, ia duduk di sofa dan menyalahkan sebatang rokok serta menyesapnya. “Duduklah, Sesil,” ucap Kevin sambil menunjuk kursi sofa di depannya.Sesil tidak menghiraukan perintah Kevin, ia malah berjalan mengelilingi mansion dan membuka pintu kamar tersebut satu per satu.“Kevin, aku suka kamar ini. Lihatlah, ini adalah kamar yang cukup besar untuk kita dan langsung menghadap ke taman. Kalau kita sudah menikah, kita akan menempati kamar ini, aku akan meminta arsitek untuk mendesign kamar ini.” Sesil tersenyum puas sambil menepuk tangann
“Apa, yang terjadi, Felisha?” tanya Kevin dengan suara bergetar.Feli menatap sedih wajah Kevin, ia merasa dirinya kotor. Spontan Feli mundur tiga langkah ke belakang dan memalingkan wajahnya saat Kevin hendak menyentuh pipinya.“Aku, aku selingkuh, Bang,” lirih Felisha.Pengakuan itu membuat Kevib mundur dengan teratur. Dia terdiam, dengan wajah datarnya dan hanya mata saja yang dapat berbicara betapa sakitnya dia saat mendengar pengakuannya Felisha.Mau marah? Buat apa, tidak ada gunanya. Semua sudah terjadi, toh dirinya sudah berjanji jika kedua istri dan anaknya selamat, andai Felisha mau kembali dengan Clay, maka Kevin tidak akan menghalanginya.Dirinya harus menerima konsekuensi atas apa yang terlanjur diucapkannya. “Maafkan aku, Bang. Aku tidak tegas untuk mengusir dia. Aku sudah mengkhianati pernikahan ini,” tangis Felisha merasa sangat bersalah.Dia malu pada dirinya terlebih pada Kevin, memang cintanya pada Clay tidak akan pernah habis. Tapi, seharusnya batasan itu ditegaska
“Cerai? Kenapa Abang mengatakan itu? Kenapa harus bercerai, Bang?” lirih Felisha.Kevin menatap sendu wajah Felisha. “Aku tidak akan menceraikanmu, tapi siapa tau hatimu sudah mantap untuk berpisah dariku. Kalau hal itu terjadi aku tidak akan menghalanginya, dan aku akan membantumu sampai proses perceraian kita selesai. Hanya jika kamu menginginkannya.” Kevin menatap Felisha dengan sendu.Felisha segera menggelengkan kepalanya. “Tidak, Bang! Jangan seperti ini, aku tidak mau ada perceraian di antara kita, Bang. Maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi,” lirih Felisha ingin berusaha untuk mempertahankan rumah tangganya.Kevin tersenyum kecut. “Jangan begitu, kita tidak tau apa yang akan terjadi ke depannya. Alangkah baiknya kalau saat ini, kamu mempergunakan waktu sebaik mungkin untuk memikirkan masa depanmu.”“Sudah aku katakan, jangan khawatir, aku tidak akan menyulitkanmu, Feli. Kebahagiaanmu adalah yang utama saat ini,” terang Kevin sambil menyentuh wajah Felisha sejenak dan
Pertengkaran yang terjadi antara Kevin dan Clay tidak lantas membuat Sesil bahagia dan puas. Ia justru semakin marah dan kesal, ini menandakan kalau Kevin memang sangat mencintai Felisha. Lihat dan dengarkan saja, dia tidak marah sedikit pun pada Felisha walau dirinya sudah mendengar bagaimana Clay menyetubuhi istrinya sendiri. Kevin bahkan masih memgingatkan Clay untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti yang pernah dia lakukan dulu. Hal tersebut tentu saja membuat Sesil semakin panas hati, setelah mobil Kevin keluar dari pekarangan mansion milik Kevin. Sesil pun keluar dari bali pintu dan kembali berdebat dengan Clay yang ternyata juga sangat mencintai Felisha. “Aku tidak percaya kalau kakak beradik ini bisa terjerat pesona wanita murahan seperti Felisha,” dengus Sesil dengan berbisik kesal mendengar pembelaannya Clay. “Ingat perjanian kita, Sesil. Kau mendapatkan Kevin dan aku mendapatkan kembali cintaku yang direbut
“Ando, kau tidak hanya memberikan angin surga padaku kan? Jadi, semua yang kau katakana ini apa benar? Aku bisa mendapatkan kembali, Felisha? Apa aku tidak salah dengar?” tanya Clay menahan senyumannya antara percaya dan tidak percaya.Ando segera mengangguk pelan “Bisa, Tuan. Tapi, dengan syarat yang tadi sudah disebutkan oleh mama anda.”“Demi kelancaran rencana ini, tolong, jangan lagi melanggar apapun saat ini, Tuan. Bertahanlah menjadi Clay Sanjaya yang bermatabat sampai selamanya, walau itu hanya tampak sebagai topeng dan anda muakdengan diri anda sendiri. Itu, tidak masalah,” desah Ando sadar kalau ajarannya salah.“Ku mohon, tetaplah menjadi pria yang dapat mengontrol dirinya sendiri, ku mohon Tuan Muda,” ucap Ando serius.Clay mengangguk dan menyeringai. “Tentu saja, itu pasti. Kalau begitu akan menghubungi Om Hadi sebentar,” ucap Clay dan segera masuk ke dalam kamarnya.