~Happy Reading All~
******
"Sudah berapa kali Bapak dan Mama bertemu dengan gadis kumuh tadi?" tanya Arsaka tanpa meralat sebutan yang ia sematkan pada gadis tak bersalah tersebut.
Yadi mengernyit. Beberapa garis horizontal tampak berjajar di kening menambah kesan tua pada dirinya.
Diliputi tanda tanya besar di kepala, Yadi memilih bertanya langsung pada anak majikannya itu daripada salah menerka.
"Maksud den Saka bagaimana, ya? Jujur, Bapak kurang begitu menangkap pertanyaan dari den Saka. Bisa tolong dijelaskan secara detail? Maklum den, Bapak 'kan sudah tua, jadi harap sabar!" ungkap Yadi dengan raut wajah serius tak ada selintas pun ia sengaja melakukan hal itu.
Bukan bermaksud menguji kesabaran sang majikan muda, melainkan pertanyaan Arsaka begitu membingungkan dan wajar saja jika ia bertanya. Seperti sebuah pepatah yang mengatakan malu bertanya sesat di jalan menjadi pedoman Yadi mengatakan hal tersebut.
~Happy Reading All~*******"Apakah benar itu rumahnya?" tanya Arsaka di seberang rumah Tantri pada Yadi.Yadi mengangguk mantap sambil menjawab, "Benar sekali, Den! Kan tadi saya yang mengantar ke rumahnya."Arsaka hanya memindai ke sekeliling rumah tersebut. Dari samping kiri sampai samping kanan. Rumah yang dipagari susunan kayu dipoles warna putih itu membuat Arsaka bimbang.Masuk atau mengamati dari jauh saja? Arsaka begitu sibuk berpikir."Kita mau di sini sampai kapan, Den? Apa tidak lebih baik kita bertamu secara sopan saja daripada mengintai dari kejauhan seperti ini? Saya takut nanti dikira mau maling sama orang-orang yang lewat, Den!" tanya Yadi serius yang seolah bisa membaca suasana hati sang majikan tampan.Arsaka belum menjawab, namun pemandangan di mata sungguh mengusik indera penglihatannya, di mana saat ini sebuah motor gede berhenti tepat di depan pintu pagar rumah gadis kumuh itu.
~Happy Reading All~******"Waduh, gawat!" pekik Yadi sedikit panik melihat wanita bernama Yusti terus mengamati kendaraan yang dikemudikannya."Buruan jalan, Pak! Ada apa memangnya sama mobil ini?" desak Arsaka yang mengamati keanehan pada diri Yadi."Nggak tahu juga nih, Den! Tadi Sakti ngasih mobil yang ini, kayaknya karena belum diservice, kalau dilihat dari tanda-tandanya! Nyonya juga jarang minta diantar pakai mobil ini. Saya periksa dulu ya, Den!" ijin Yadi pada Arsaka sambil membuka pintu mobil dan segera keluar usai menjelaskan sekenanya.Yadi sudah berada di luar dan membuka kap mobil yang ia kemudikan. Tidak ada yang aneh. Ada apa ini?Arsaka melihat seorang wanita paruh baya mendekati mobil yang ditumpanginya.Satu pertanyaan kecil di dalam benaknya, siapa dia?Kini, seseorang yang ia maksud mulai mendekati sang supir. Ia tidak tahu apa yang mereka berdua bicarakan. Netra hitamnya
~Happy Reading All~******Arsaka belum melanjutkan ucapannya begitu melihat Yadi memalingkan muka menatap rumah yang berada di seberang sana. Di mana pemiliknya tadi sempat berseteru dengan sopir pribadi sang ibu.Sepertinya hari ini banyak pertanyaan berkerumun di dalam otaknya.Arsaka mendengkus kesal. Ia memilih tak melanjutkan pertanyaan yang membuatnya semakin ingin tahu dengan banyak hal. Satu masalah belum terselesaikan, sudah bertambah lagi masalah baru."Ayo Pak, antar aku pulang! Aku mau ambil baju buat berangkat ke kantor besok, Pak!" ajak Arsaka mengalihkan topik."Kenapa tidak dititipkan saja pada Sakti atau Mira, Den? Nanti den Saka capek mondar-mandir ke sana kemari," bujuk Yadi yang tak mau melihat majikannya kelelahan."Nggak apa-apa, Pak. Lagipula cuma ambil beberapa helai doang, nggak bikin capek. Masih capek Pak Yadi yang mengalami kecelakaan dan malam ini masih sibuk antar aku sampai di sin
~Happy Reading All~******Pagi telah menyambut. Hari baru telah tiba dan menyapa indera penglihatan setiap manusia yang masih terlelap dalam buaian mimpi.Jarum jam menunjukkan angka lima. Bunyi jam beker mengganggu telinga seorang gadis yang masih memimpikan seseorang di alam bawah sadarnya. Banyu tengah bertandang dan sesaat kemudian berubah menjadi Arsaka.Tantri terkejut dalam mimpinya. Ia seketika terbangun. Deru napas memburu membuatnya merasa bak mendapat mimpi buruk dan teguran lewat bunga tidurnya."Astaghfirullah, kok bisa aku mimpiin manusia es kayak dia! Ya Allah, semoga hari ini dan seterusnya hamba tidak berurusan dengan orang sepertinya. Aamiin.." doanya pada sang pemilik kehidupan. Ia meraup wajah lusuhnya sehabis bangun tidur berharap semesta mengamini doanya.Mengelus dada sambil mengisi rongga pernapasannya dengan udara segar adalah cara jitu melepaskan efek mimpi buruk yang baru saja ia alami.&nbs
~Happy Reading All~******"Sepertinya dia udah punya pacar! Itu buktinya!" pekik Yadi sambil menunjuk ke arah Banyu yang datang dari arah berlawanan dengan motor sport berwarna hitam.Banyu yang kala itu tampak terlihat macho dan menawan di balik helm, kini membuka penutup kepala lalu menyunggingkan senyum pada Tantri."Aku nggak ngurusin itu, Pak! Bapak tahu 'kan aku di sini hanya untuk cari tahu siapa sebenarnya dia bukan mengurusi kisah hidupnya. Peduli amat, Pak!Punya pacar atau nggak, nggak ngaruh ke dalam hidupku. Aku nggak habis pikir aja, kenapa Mama bersikeras buat nyuruh aku nikahin anak nggak jelas kayak dia!" terang Arsaka di kursi penumpang sembari menyandarkan kepalanya yang sedikit pening karena tidur di sofa rumah sakit demi menjaga sang ibu.Yadi mengangguk paham daripada bernasib buruk apabila menyanggah perkataan sang bos muda. Di saat majikan utama terbaring lemah di bed rumah sakit, Yadi diminta menja
~Happy Reading All~******"Oke, tanyakan saja apa yang kamu mau!" balas Josh, manager personalia di gedung miliknya.Arsaka menghempaskan tubuh lelahnya di atas kursi seberang Josh tanpa dipersilakan lebih dulu. Josh bisa memaklumi atasannya mau berbuat apa pun di dalam ruangannya.Josh memilih menunggu dengan sabar."Bagaimana caramu menerima karyawan yang masuk ke RR Grup?" tanya Arsaka serius."Dengan interview lebih dulu, Bro. Hanya orang-orang terpilih dan memenuhi kualifikasi bisa masuk ke dalamnya. Aku tidak pernah memakai jalan belakang pada siapa pun untuk menerima mereka. Aku bersumpah!" yakin Josh karena ia memang selalu jujur dalam melakukan pekerjaannya."Tidak usah seserius itu bicara padaku! Aku hanya ingin kamu melakukan hal kecil untukku!" ucap Arsaka seraya menyeringai. Tampak sedikit.. Menakutkan.Ada apa ini?"Baiklah, apa yang kamu mau aku lakukan untukmu?"&
~Happy Reading All~******Di dalam lift yang mengangkut dua manusia berbeda gender itu, Tantri tampak terlihat cemas. Ia diam seribu bahasa tanpa mau berbicara sepatah kata pun. Seolah ia sedang mempersiapkan hati dan mentalnya menghadapi pimpinan RR Grup.Josh yang berdiri di samping Tantri hanya sesekali menatap iba. Gadis kecil yang biasanya tampak periang kini mendadak berubah menjadi sosok pendiam. Tak seperti biasa."Tantri!" panggil Josh memecah keheningan.Tantri menoleh. "Iya Pak, ada apa?" tanya balik Tantri."Jangan khawatir, aku akan memperjuangkan hakmu bisa tetap bekerja di sini!" ucap Josh yakin. Ia berusaha menguatkan Tantri.Tantri menanggapi dengan senyum manis yang terpatri di kedua sudut bibirnya membentuk lengkungan sedap dipandang.Satu kata untuk gadis ini. Cantik!Oh tunggu, ralat! Polos jawabnya.Josh merogoh ponsel dari dalam saku celana karena m
Tantri menunggu jawaban keluar dari bibir Arsaka. Apa pun itu ia harus tahu demi mengobati rasa penasaran yang begitu membuncah. Tiba-tiba dipecat tanpa sebab yang pasti membuatnya keukeuh menemukan jawaban yang mungkin saja akan terdengar tidak masuk akal. Tapi, ia tak mempermasalahkannya.Office girl. Ini adalah pekerjaan pertamanya setelah lulus sekolah menengah atas dan kini ia dipecat tanpa hormat seperti ini, siapa yang tidak marah? Ia harus memperjuangkan haknya, meski tak ada Josh maupun Banyu di belakangnya untuk mendukung dirinya. Ia yakin dapat menerima konsekuensi yang sebentar lagi terungkap dari seorang Arsaka."Namira!" panggil Arsaka pada sekretaris pribadinya yang lebih tua beberapa tahun darinya."Iya, Pak Saka!" jawabnya cepat dan penuh kesopanan."Tolong tinggalkan kami berdua dan kembali kerjakan tugasmu!" titah Arsaka tak menerima bantahan."Baik, Pak!" jawab Namira.Namira yang telah