"Aku.. aku tidak.." ucap Alia sambil menolehkan kepalanya ke arah Adrian dan tersenyum canggung,
Untuk pertama kalinya senyum yang Alia berikan padanya tidak memiliki sedikitpun ejekan atau kebencian, senyum polos di wajah Alia membuat Adrian menjadi terkesima,
"Apa kehadiranku membuatmu gugup?" ucap Adrian sambil menatap lurus ke mata Alia
Sebenarnya Alia seharusnya menyangkal pertanyaannya, tapi ia merasakan jantungnya seperti hampir melompat keluar dari dalam dadanya, dia akan menjadi orang yang munafik jika dia mengatakan bahwa dia sama sekali tidak gugup, akhirnya ia menganggukkan kepalanya dan mengakui dengan jujur "sedikit"
"Mengapa? apa aku terlihat menakutkan?" ucap Adrian
Rasa panas mulai menjalar ke seluruh tubuh Adrian, dia benar-benar terpikat oleh Alia, tapi tentu saja itu hanya tentang s3ks, Pria memang selalu cenderung menuruti dorongan s3ksual mereka, Adrian juga merupakan seorang Pria, jadi dia tidak terkecuali Terlebih lagi, wanita yang ada di hadapannya ini adalah Alia Istri sahnya yang sangat cantik dengan tubuh yang indah sempurna, disamping itu bisa dia miliki kapan saja dia mau, Dari bibirnya, ciuman Adrin perlahan naik ke wajah cantik Alia, lalu ke belakang telinganya, lalu turun lagi di sepanjang lehernya yang indah hingga ke tulang selangkanya, cara dia menciumnya begitu lembut sampai-sampai membuat Alia merasa seperti dia sangat peduli padanya, "Apa itu hanya sebuah ilusi?
Alia tetap berdiri diam di tangga, ketika Adrian bergerak lebih dekat dengan setiap langkahnya, Adrian berdiri di hadapannya, lalu mencengkeram dagunya sambil mengangkat kepalanya "Alia" ucap Adrian berteriak dengan dingin, Alia tanpa sadar mencoba untuk menarik diri dari cengkeraman Adrian, sambil mengerutkan keningnya, namun tenaga Adrian tetap lebih kuat, "Ada apa denganmu?" ucap Alia dengan bingung sambil menatap Adrian "Apa kamu menyembunyikan sesuatu dariku?" ucap Adrian "Aku..." ucap Alia sambil berpikir beberapa saat, "Apa yang tidak bisa kukatakan padanya?" pikir Alia, namun hanya ada satu hal yang terlintas di dalam pikirannya, tapi mengapa Adrian tiba-tiba menanyakan hal
Adrian yang duduk di Kursi penumpang terus memerintahkan Alia sesuatu yang seperti tidak masuk akal, "Kamu melajukan mobilnya terlalu lambat" ucap Adrian "Terlalu cepat kali ini" ucap Adrian lagi "Apa kamu sengaja membuatku untuk terlambat" ucap Adrian lagi "Kamu tadi sudah melanggar lampu merah, apa kamu sengaja cari mati? atau kamu ingin mencoba untuk membunuhku?" ucap Adrian lagi Alia tidak berani mengeluh, tidak peduli apapun yang dia katakan, wajah Alia perlahan berubah menjadi gelap, namun ia tetap berusaha untuk terus mematuhi perintahnya satu demi satu, meskipun sebenarnya ia melakukannya dengan berat hati, selain itu Alia juga har
Adrian tidak mengatakan sepatah katapun, dia dengan santai membalikkan badannya dan langsung berjalan naik ke atas Alia meninggalkan Ruang tamu untuk berjalan-jalan setelah membersihkan dan merapihkan semuanya, pikirannya kacau balau setelah semua masalah dengan Adrian dan Endah hari ini, sekarang dia benar-benar membutuhkan udara segar, Alia merasa bahwa jalan-jalan sejenak di sekitar Mansion akan ideal untuk membuat dirinya bisa bersantai dan menghilangkan depresi di dalam hatinya, namun sayangnya, dia bertemu dengan Endah di luar Mansion Endah berjalan mendekat ke arahnya dengan perlahan, beberapa detik kemudian dia berdiri tepat di hadapan Alia, "Nyonya, sepertinya suasana hatimu sedang sangat buruk" ucap Endah, namun A
Alia mengatupkan bibirnya dan menatap mata Adrian ketika mendengar ucapan Adrian itu "Apa kamu ingin aku menikmatinya?" "Hati-hati dengan ucapanmu" ucap Adrian "Dengan kata lain, apa kamu seorang eksibisionis?" ucap Alia mengejek membuat Adrian menjadi marah, lalu dia menatap Alia sambil mengatupkan giginya "Alia" ucap Adrian dengan nada dingin Alia bisa dengan mudah mengetahui bahwa Adrian sedang marah dari suaranya, lalu dia mengatupkan bibirnya dan mengubah nada suaranya dalam sekejap, seolah-olah dia menyerah "Ya, aku minta maaf, kamu bisa pergi mandi terlebih dahulu, setelah itu ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu"
Secara naluriah Alia membungkukkan badannya untuk menyentuh tulang keringnya, sebagian Payudaranya terlihat karena gerakan ini, tatapan Adrian tiba-tiba berbinar, dia teringat betapa lembut payudaranya itu, Alia sama sekali tidak tahu bahwa bahaya sedang mendekat, dia masih mengeluh padanya "Mengapa kamu menendangku? apa aku menyinggungmu lagi? kamu menendangki saat aku sedang lengah, hanya penjahat yang tidak tahu malu yang akan melakukan hal seperti itu, Ahhh" Sebelum Alia bisa menyelesaikan kata-katanya, Adrian sudah mencengkeram pergelangan tangannya dan memaksanya untuk berdiri, Alia menatap mata gelap Adrian yang tidak bisa dia artikan, lalu mencoba untuk mencari alasan di balik sikapnya yang tiba-tiba ini, lalu dia mengerutkan keningnya karena tidak dapat mem
Setelah bercinta dengannya, Adrian melihat bekas air mata di pipi Alia membuatnya merasa tidak nyaman, emosi aneh menyebar didalam hatinya,"Apa kamu baru saja menangis?" tanya Adrian dengan lembut sambil menatap bibirnya yang tipis"Tidak, aku hanya meneteskan air mata" ucap Alia dengan santai sambil memejamkan matanya, dia tidak ingin melihat ke arah AdrianAdrian tidak puas mendengar jawaban Alia,"Buka matamu dan tatap aku" ucap Adrian memaksa Alia untuk menatapnya, Alia menurut dalam diam"Mengapa kamu meneteskan air mata?" ucap Adrian sambil menatap matanya"Aku merasa tidak nyaman" ucap Alia untuk menyenangkan hati Adrian, ia tidak ingin mengatakan yang sebenarnya"Setidak nyaman apa dirimu?" ucap Adrian membuat Alia merasa tidak berdaya, ia tidak tahu apa yang Adrian harapkan untuk jawabannya, namun dia tahu bahwa dia harus menjaw
Alia menghentikannya tepat sebelum Adrian mencapai tangga, lalu Adrian menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya untuk menatapnya "Ada masalah apa?" "Aku baru ingat bahwa kamu memintaku untuk membuat sarapan dan makan malam, apa koki yang membuat sarapan pagi ini?" ucap Alia "Mulai besok kamu yang akan melakukannya" ucap Adrian dengan acuh tak acuh sambil berjalan lagi menuju tangga Alia mengatupkan bibirnya dan sedikit menganggukkan kepalanya, mereka akhirnya turun bersama untuk sarapan, Di Ruang makan, Endah dengan sabar menunggu Adrian turun untuk melayaninya, namun suasana hati Alia langsung menjadi buruk ketika melihat Pelayan yang menyebalkan ini, Alia langsung duduk d
Alia melihat sekeliling interior Restaurant, tapi tidak menjawab pertanyaan Adrian, dia memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan"Aku lapar, bukankah kamu bilang kamu akan mentraktirku makan malam? apa kamu akan membiarkanku makan hanya jika aku jatuh sakit karena kelaparan?" ucap Alia sambil tersenyumSenyum Alia seolah-olah membuyarkan amarah Adrian, tapi ada beberapa kata yang tidak bisa diabaikan, Adrian melirik tangan Alia yang menggenggam tangannya, dan menemukan dia tidak mengenakan cincin kawin.Seorang Wanita yang sudah menikah tanpa cincin kawin di jarinya, membuat Adrian menjadi merasa bersalah melihatnya,Alia mengikuti arah pandangannya dan bertanya, "Apa yang sedang kamu lihat?""Kita sudah menikah, tapi kita tidak punya cincin kawin" ucap Adrian"Itu bukan masalah, aku sama sekali tidak peduli dengan hal-hal seperti itu" ucap Alia sambil mengepalkan jari-jarinya"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini padaku?" ucap Alia lagi"Kamu menginginkannya atau tidak" ucap A
Di dalam perjalanan Alia menatap Adrian yang diam sambil terkekeh pada dirinya sendiri, membuat Alia menatapnya dengan bingung"Ada apa?" ucap Alia"Kamu menganggapku sebagai Sopirmu?" ucap Adrian meliriknya sekilas dan mengutarakan pikirannya"Hah? tidak" ucap Alia mengerutkan kening ketika dia menatapnya, Alia tidak mengerti kenapa Adrian berpikir seperti itu"Lalu, mengapa kamu tidak menyapaku? kamu hanya mengencangkan sabuk pengamanmu sebelum memberitahuku bahwa kita bisa pergi sekarang, jika perilaku seperti itu tidak mengartikan bahwa kamu menganggapku sebagai Sopir, lalu apa?" ucap Adrian melanjutkan dengan tenang"Kalau begitu, bagaimana kalau aku yang mengemudikan mobil? jadi kamu tidak akan berpikir bahwa kamu adalah Sopirnya" ucap Alia"Kamu tahu aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu" ucap Alia lagi melihat Adrian tetap diamLalu Alia memandangnya dalam-dalam dan bertanya "Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya bahwa aku sama sekali tidak menganggapmu sebaga
Namun akhirnya Alia menarik napas dalam-dalam setelah Adrian benar-benar pergi, matanya tanpa sadar jatuh ke sofa tempat Adrian memeluknya barusan, pada saat itu, dia merasa sangat gugup karena dia dipaksa untuk duduk di atas kakinya untuk waktu yang lama, belum lagi pipinya memanas karena dia bahkan bisa merasakan suhu tubuh Pria itu.Bagaimana mungkin dia tidak merasa linglung ketika dia mengalami situasi seperti itu?Alia memejamkan matanya sambil menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan adegan itu dari dalam benaknya agar imajinasinya tidak lepas kendali,Dia mulai bekerja untuk mengalihkan apa yang ada di pikirannya,Lalu ia melihat email dari departemen HRD, email itu berisi mengenai daftar CV dari beberapa kandidat yang harus dia pilih untuk menjadi Asistennya.Manager HRD, juga menanyakan apakah dia lebih suka mempromosikan Karyawan yang sudah bekerja di dalam Perusahaan atau merekrut kandidat baru, ia telah mensortir beberapa CV, baik dari internal maupun eksternal.Ta
Alia masih memegang dokumen itu, dan melihat bagian yang ditandatangani oleh Adrian, tapi lalu dia tersadar lalu menutup dokumen itu dan meletakkannya di hadapan Adrian, kemudian dia bangkit dari tempat duduknya dan berbalik, berniat untuk berjalan menuju mejaNamun, dia sangat kebingungan sampai-sampai dia secara tidak sengaja menabrak sudut meja, dan menyebabkan dirinya kehilangan keseimbangan, untungnya Adrian dengan cepat mengulurkan tangan dan menariknya ke dalam pelukannya"Mengapa kamu terlihat begitu linglung?" ucap Adrian sambil menatap Alia"Aku tidak linglung" ucap Alia mengelak sambil menatap wajah Adrian"Benarkah? lalu mengapa kamu terlihat seperti itu?" ucap Adrian sambil mengangkat alisnya"Lepaskan aku" ucap Alia sambil mendorongnya menjauhAdrian mengangkat bibirnya menjadi senyuman, lalu semakin mempererat genggamannya "Tidak" membuat Alia menjadi kesal mendengar jawaban Adrian sambil memelototinyaTidak bisa dipungkiri, memang kekuatan Pria lebih kuat daripada Wani
"Apakah ada masalah dengan proposalnya?" ucap Alia sambil menatap Adrian dengan bingung"Duduklah di sini" ucap Adrian sambil menyuruh Alia untuk duduk di atas pangkuannya, membuat Alia membelalakkan matanya dan menatap Adrian dengan curiga, namun ketika dia hendak mengatakan sesuatu Adrian menambahkan "Ayo kita baca bersama""Apa kamu benar-benar sangat menyukaiku? sampai kamu ingin kita membaca dokumen itu bersama" ucap Alia sambil tersenyum"Hmm, mungkin ya" ucap Adrian dengan santai, membuat senyum di wajah Alia menghilang ketika mendengar jawaban yang keluar dari mulut Adrian"Bercandamu sangat tidak lucu" ucap Alia, tapi dia tetap bangkit dari tempat duduknya lalu duduk di sofa yang ada di depan meja kerjanya"Ini adalah Proposal yang telah kami buat sebelumnya, meskipun aku sendiri belum membacanya, tapi aku tahu bagaimana pentingnya kerja sama ini bagi Grup Bratakusuma, jadi Tim kami pasti akan mengerahkan yang terbaik untuk kerjasama antara Grup Bratakusuma dan Grup Denaswara
"Bukankah hal yang wajar jika aku ikut karena kita akan bekerja sama? sepertinya aku juga akan menunggu proposalmu langsung di BK Corp? jadi kita bisa langsung membahasnya nanti" ucap Adrian membuat Alia merasa tercengang Memang benar bahwa mereka akan saling bekerja sama, tapi meskipun demikian dia tidak perlu menunggu proposal itu di BK Corpkan? pikir Alia dalam hatinya Alia merasa semakin lama Adrian semakin aneh seiring waktu, dia benar-benar tidak bisa memahami Pria itu, tapi meskipun demikian, Alia tidak bisa menolaknya jika ia ingin melakukan sesuatu, dan secara naluriah akan mematuhi apapun yang diucapkan oleh Adrian Bagaimanapun juga Adrian adalah Klien penting dari Grup Bratakusuma sekarang,
Bibir pink Alia bergerak sedikit ketika dia menggumamkan sesuatu tentang Adrian yang bersikap kekanak-kanakkan dan menyebalkan, kemudian dia juga berbaring dan melingkarkan lengannya di pinggang Pria itu sambil bersandar di dadanyaAdrian sama sekali tidak menyangka dia akan melakukan hal ini, dan bertanya-tanya mengapa dia tiba-tiba menjadi sangat antusias, lalu Alia meletakkan wajahnya di dada bidang Adrian"Adrian, aku menyukaimu, aku benar-benar menyukaimu, tapi aku tahu bahwa kamu tidak memiliki perasaan yang sama untukku" ucap Alia dengan suara lirih"Terlebih lagi, aku sangat menyadari bahwa posisi Nyonya Denaswara seharusnya bukan milikku, aku ingin mengendalikan diriku, karena aku sangat menyadarinya, aku terus menerus mengatakan kepada diriku sendiri untuk tidak terikat atau apapun itu, tapi mengapa kamu bersikap begitu baik padaku? Mengapa kamu memberikan hadiah itu padaku?" ucap Alia lagi"Aku tahu kamu akan bekerja sama dengan Grup Bratakusuma karena aku, tapi mengapa? ke
"Aku sama sekali tidak merindukannya, itu karena kamu bertanya padaku" ucap Alia yang bingun dengan ucapan Adrian"Benarkah?" ucap Adrian sambil mengangkat alisnya"Tentu saja" jawab Alia sambil menganggukkan kepalanya dengan cepatAdrian mencium bibir Alia dan memperdalam ciumannya untuk beberapa saat, sampai akhirnya dia melepaskannya dan mundur, lalu dia menatap mata Alia,"Apa mantan Pacar itu adalah Andra?" ucap Adrian dengan nada suara agak sedikit kasarAlia ragu-ragu untuk menjawabnya, tapi akhirnya dia memilih menjawabnya dengan jujur dengan mengatakan "Ya""Kenapa kamu bisa bersama dengannya saat itu?" ucap Adrian membuat Alia mengerjapkan matanya"Dia bersikap baik padaku" ucap Alia dengan nada santai"Jadi aku adalah orang kedua yang kamu suka?" ucap Adrian, membuat Alia terdiam mendengar pertanyaannya, Pria ini sangat suka berkutat pada masalah tentang bagaimana Alia menyukainya, bahkan terkadang membuatnya mengakuinya berulang kali, namun untungnya sekarang Alia juga suda
Alia merasa terkejut mendengar permintaan Adrian, tapi dia tetap menjawab "Oke, aku akan membelikanmu makanan besok, bagaimana dengan sarapan dan makan siang" Namun Adrian langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, lalu ia berkata dengan tenang, "Itu bukan ide yang bagus" Alia masih tidak tahu harus berkata apa, setelah berpikir untuk beberapa saat, namun sangat jelas dia tahu bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk diam, karena itu dia tersenyum padanya lalu berkata "Pasangan yang sudah menikah tidak selalu perlu memperhitungkan semuanya secara rinci, kamu membuat dirimu terlihat seperti seorang Suami yang kejam" "Kalau begitu, sebaiknya kamu menganggapku sebagai Suami yang kejam saja" ucap Adrian sambil mencibir "Jika itu yang kamu maksud, bagaimana kamu ingin aku berterima kasih dan meminta maaf padamu?" ucap Alia sambil menganggukkan kepalanya dengan serius, lalu bertanya dengan rendah hati "Tidur bersamaku" ucap Adrian sambil menatap Alia "Apa aku boleh menolak?" ucap A