Share

7. Sandiwara

Sebegitu pintu kamar Wira tertutup, Sully langsung menghempaskan tangan Wira yang menggandengnya.

“Udah berapa kali hari ini kamu pegang-pegang aku? Ngambil kesempatan aja,” sergah Sully.

Wira menaruh ranselnya di meja dan membuka jaket. “Jangan keluar dulu. Bapak masih ngeteh di dapur. Saya mau ke kamar mandi di belakang. Mau cuci muka dan bersih-bersih sedikit. Kalau Mbak Sulis mau ikutan biar sekalian. Soalnya kamar mandinya di luar.”

“Jadi, sampai jam berapa aku di kamar kamu?” Sully masih berdiri di balik pintu.

“Terserah Mbak sampai jam berapa. Yang penting tunggu Bapak balik ke kamarnya,” kata Wira, membuka lemari pakaian dan mengambil handuk dari dalam.

Sully menunduk melihat kakinya yang kotor terkena becek. Sejak memasuki jalanan yang mulai berlubang di kampung itu, ia memang sudah melepaskan sandal bertali bertapak tebal yang dikenakannya. Dan mendengar soal kamar mandi, hasrat buang air kecilnya muncul tiba-tiba. Sully berdiri merapatkan kakinya. Huru-hara sejak siang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (25)
goodnovel comment avatar
Moelyanach Moelyanach
gemesss bgt
goodnovel comment avatar
Yane Kemal
Kocak bener
goodnovel comment avatar
Aqoe Imay
awok awok makin gemes Sama mereka were......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status