Sejak saat itu, nama Yuna sudah terukir dalam benak Louis. Alasannya karena dia tanpa sadar ingin berkompetisi dengan Yuna. Selain itu, dia juga ingin merekrut orang seperti Yuna untuk bergabung dengan asosiasi. Apabila Yuna memenangkan penghargaan, asosiasi juga akan ikut terhormat.Tak disangka, wanita yang terlihat lemah lembut itu ternyata malah begitu sulit ditangani. Saat di Kanita sebelumnya, Louis juga tidak bisa menahannya. Selain itu, Yuna juga didukung Brandon dan seluruh Uniasia. Menghadapi Yuna memang membutuhkan upaya yang lebih besar.“Cuma sebuah kompetisi saja sudah bisa membuatmu begitu sombong?” tanya Louis dengan kesal. Dia berusaha keras untuk menyelamatkan harga dirinya.“Mengalahkanmu memang bukan sesuatu yang patut dibanggakan.” Yuna berkata dengan santai, “Tuan Louis, aku juga mau menasihatimu. Sebagai seorang peracik aroma, visimu nggak boleh terlalu dangkal. Daripada mencari masalah denganku hanya karena sebuah lisensi kerja, sebaiknya perluas saja visimu dan
Pada saat sore menjelang malam.Begitu Yuna selesai membereskan semua barang-barangnya dan keluar dari studio, dia melihat mobil Brandon sudah diparkir di luar.“Bukannya aku sudah bilang nggak perlu jemput aku?” tanya Yuna dengan tidak berdaya. Jelas-jelas dia juga menyetir, tetapi berhubung Brandon datang menjemputnya, mobilnya mau tak mau harus ditinggalkan di studio.“Hari ini aku agak senggang,” jawab Brandon yang sedang bersandar di mobilnya. Cahaya matahari terbenam menyinari tubuh Brandon dan membuatnya terlihat bagaikan dirinya sendiri yang memancarkan cahaya. Saat melihat Yuna berjalan mendekat, Brandon menegakkan badan, lalu membuka pintu kursi penumpang. Setelah Yuna duduk di dalam mobil, dia baru menutup pintu mobil dan berjalan ke kursi pengemudi.“Kok hari ini juga nggak nampak Frans?” Akhir-akhir ini, Yuna sepertinya sangat jarang bertemu dengan Frans sehingga Brandon jadi lebih sering menyetir sendiri.“Bukannya lebih bagus kalau kita habisin waktu berdua?” Brandon mem
“Memangnya kita nggak boleh sekadar jalan-jalan?” Brandon melirik Yuna, lalu mengemudikan mobilnya ke tempat parkir bawah tanah.Bukannya tidak boleh, tetapi Yuna benar-benar jarang jalan-jalan bersama Brandon. Setelah mereka bersama, mereka awalnya jarang bertemu untuk menghindar menjadi pusat perhatian. Setelah itu, mereka punya kesibukan masing-masing dan jarang menghabiskan waktu bersama. Sekarang, kenapa Brandon tiba-tiba membawanya keluar jalan-jalan?Setelah mesin mobilnya dimatikan, Brandon tidak terburu-buru turun dari mobil. Dia menoleh ke arah Yuna, lalu berkata dengan serius, “Ada satu hal yang mau aku diskusikan denganmu.”“Apa?”Setelah menunduk untuk merenung sejenak, Brandon mendongak lagi dan berkata, “Ayo kita menikah!”Yuna mengedipkan matanya. Untuk sesaat, dia masih belum mengerti maksud Brandon dan berkata, “Bodoh, bukannya kita sudah mendaftarkan pernikahan kita?”“Bukan itu maksudku. Ayo kita adakan resepsi pernikahan yang megah dan besar-besaran hingga menggemp
Saat Brandon membawa Yuna untuk memilih cincin pernikahan, semuanya terlihat seperti sudah diatur sebelumnya. Begitu masuk ke toko, mereka langsung dibawa ke ruang VIP. Kemudian, dua pramuniaga langsung membawa masuk dua nampan yang berisi lebih dari sepuluh macam cincin berlian.“Tuan, Nyonya, silakan dipilih.”Yuna melirik Brandon sekilas, lalu melihat cincin yang ada di hadapannya. Di bawah cahaya lampu, berlian-berlian itu sangat berkilau.“Ayo pilih.” Brandon berkata, “Aku cuma suruh mereka menyisihkan cincin model terbaru dan terunik. Aku nggak buat keputusan apa pun untukmu kok.”Yuna melirik semua cincin di atas nampan. Bisa dibilang selain perbedaan besar dan kecil batu berlian, semua model cincin itu lebih kurang hampir sama.“Jari Nyonya Yuna ramping dan panjang, kulitnya juga sangat putih. Kalau pakai cincin berlian warna merah muda pasti sangat bagus.” Seorang pramuniaga berjongkok di hadapan mereka, lalu berinisiatif untuk memberi rekomendasi. “Cincin berlian merah muda i
Tidak pernah ada orang yang mengatakan hal seperti ini sebelumnya. Jadi, kedua pramuniaga itu juga tidak tahu harus menjawab apa.Saat melihat ekspresi mereka yang agak kecewa, Yuna tahu mereka ingin melakukan penjualan besar. Dia pun berkata sambil tersenyum, “Untuk cincin berlian, yang model ini saja. Apa ada cincin pasangan untuk aku dan Tuan Brandon?”“Ada, ada!” Kedua pramuniaga itu buru-buru tersadar dan pergi mengambilnya.“Apa kamu benar-benar nggak mau beli yang lebih besar?” Saat Yuna berbicara tadi, Brandon tidak mengatakan apa-apa dan menghormati keputusannya. Setelah kedua pramuniaga itu pergi, Brandon menaruh rambut Yuna ke belakang telinganya dengan lembut dan berkata, “Apa yang dibilang mereka benar. Berlian yang semakin besar, nilai koleksinya juga semakin tinggi. Memangnya kamu nggak mau tambah beli beberapa cincin lagi?”Yuna menjulingkan matanya pada Brandon. Dia tahu Brandon hanya bercanda, tetapi tidak bisa menahan diri untuk tidak mencibir, “Buat apa aku simpan b
Yuna menunduk untuk melihat cincin itu dan merasakan sesuatu yang ajaib. Cincin kecil itu melingkari jarinya, tetapi terasa seolah-olah sudah mengikat hatinya juga. Yuna mengelus-elus tekstur cincin itu, lalu mendongak dan berkata sambil tertawa pelan, “Aku suka.”Setelah selesai memilih cincin, mereka pun berdiri dan hendak keluar dari ruang VIP. Brandon sudah memberikan kartunya kepada pramuniaga. Namun, Brandon harus menerima telepon dulu sebentar. Jadi, Yuna keluar terlebih dahulu. Di dalam toko masih ada orang lainnya yang sedang memilih perhiasan.“Ma, aku rasa model ini bagus juga. Nggak harus yang giok, ‘kan? Berlian juga bagus.”“Kalian yang masih muda mana ngerti. Emas ada harganya, tapi harga giok nggak ternilai. Semahal apa pun berlian, mana bisa dibandingkan dengan giok?” Suara orang tua itu terdengar tidak begitu senang.Bukannya Yuna mau memperhatikan mereka, tetapi kata-katanya itu sangat menusuk telinga. Ini pada dasarnya adalah toko perhiasan yang hanya menjual berlia
“Emm.” Wanita tua itu mendengus, lalu melihat ke arah Yuna yang ada di belakang Brandon dan berkata, “Kenapa? Nggak mau perkenalkan orang itu pada Nenek?”“Nenek bisa kenalan dengannya di resepsi pernikahan kami nanti.” Setelah berhenti sejenak, Brandon melanjutkan, “Lagian, kemampuan Nenek juga sangat luar biasa. Tanpa kuperkenalkan, Nenek juga sudah tahu dia siapa, ‘kan?”“Kamu ....” Amara, nenek Brandon itu langsung kesal. Tatapannya juga menjadi galak.Meskipun tidak mendengar apa yang dikatakan mereka, Yuna menyadari bahwa tatapan wanita tua itu sudah berubah menjadi lebih tajam lagi setelah berbicara dengan Brandon. Yuna bisa merasakan bahwa wanita tua itu sangat tidak menyukai, bahkan membencinya.“Brandon, kok ngomongnya begitu sama Nenek. Nenek juga hanya mengkhawatirkanmu.” Clara yang berada di samping menasihati Brandon, lalu bertanya, “Lagian, memangnya kamu sudah mau menikah? Kapan? Apa waktunya sudah ditentukan? Kenapa nggak pernah dengar kamu ungkit sebelumnya?”Brandon
Setelah beberapa saat, Yuna menggenggam tangan Brandon, seolah-olah ingin memberinya kehangatan. Brandon menoleh ke arahnya, lalu menggeleng dan berkata, “Aku nggak apa-apa.”“Aku tahu kok. Aku cuma pengen genggam tanganmu,” kata Yuna dengan agak manja sambil tersenyum tipis.Brandon membalas genggaman tangannya dan merasa hatinya yang gelisah sudah menjadi jauh lebih tenang. Dia menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi, lalu berkata setelah sesaat, “Jangan khawatir, aku nggak bakal biarkan mereka melukaimu.”“Mereka?” Yuna berpikir sejenak, lalu langsung mengerti siapa “mereka” yang dimaksud Brandon. Kemudian, dia mengangguk dan berkata, “Aku percaya sama kamu.”Yuna tidak begitu mengerti tentang situasi Keluarga Setiawan. Lebih tepatnya, bahkan dunia luar dan media juga tidak memiliki laporan yang rinci mengenai Keluarga Setiawan. Keluarga besar ini sangat tertutup sehingga tidak ada orang luar yang bisa menyelidiki mereka.Yuna hanya mengetahui bahwa Brandon adalah anak keempat. Nam
Di antara mereka justru Nathan yang begitu tidak berisik. Dia tidak menangis atau merengek, dan dengan patuhnya dituntun menuju meja operasi.Yuna merasa sakit dan sedih melihat Nathan yang masih sangat muda harus melalui semua ini. Dia hanyalah anak kecil yang tidak tahu apa-apa tentang apa yang akan dia hadapi, dan tidak sadar bahwa selama ini dia hanya dianggap sebagai bahan percobaan oleh orang dewasa yang tidak bertanggung jawab.Tanpa alasan yang jelas dia dirampas dari kedua orang tuanya untuk waktu yang lama. Bukan hanya tidak bisa pulang lagi ke rumahnya, dia bahkan harus menerima kematian dengan cara yang tragis.“Ratu, jangan!” kata Yuna kepada Ratu dengan suara lantang. “Kamu tahu seberapa besar risiko eksperimen ini. Mana mungkin kita biarkan eksperimennya tetap dijalankan. Cepat hentikan eksperimen ini sekarang juga!”Fred yang sudah berada di atas meja operasi juga mengangguk. Baru kali ini dia memiliki pendapat yang sama dengan Yuna. Dia berkata, “Benar! Benar! Eksperim
Mana mungkin Fred mau mati begitu saja sebagai bahan percobaan dari eksperimen yang bahkan belum sepenuhnya rampung ini? Ya, dia tahu jelas kalau eksperimen ini masih belum sempurna dan persentase keberhasilannya juga sangat rendah. Sebelumnya dia begitu berani dan ngotot karena yang menjadi subjek percobaannya bukan dia. Tetapi kalau posisinya ditukar dia yang menjadi subjeknya, jelas dia tidak berani.“Sudahlah, nggak perlu juga aku bertanya,” ujar sang Ratu tersenyum. “Ayo mulai!”Seiring dengan seruan perintahnya yang datar itu, anak buahnya langsung maju mengamankan Fred dan membawanya ke meja operasi.“Nggak! Jangan—” Fred menjerit. “Yang Mulia nggak bisa begini! Aku masih dibutuhkan untuk menjalankan eksperimen ini. Kamu juga masih membutuhkanku. Yang Mulia nggak bisa melakukan ini padaku!”“Tadi kamu nggak bilang begini,” kata sang Ratu tersenyum sinis. “Memangnya ada apa? Apa eksperimennya terlalu menakutkan? Bukannya kamu tadi dengan yakinnya bilang kalau persentase keberhasi
Hampir semua orang yang hadir di sana syok ketika sepasang orang dewasa dan anak kecil itu masuk.“Nathan!” seru Yuna histeris. Betapa kagetnya dia akhirnya menemukan Nathan yang selama ini dia cari-cari di tempat iin. Sudah lama sekali Yuna mencari dan ingin menolongnya, tetapi usahanya selama ini tidak ada hasil. Yuna bahkan sampai kehabisan akal harus bagaimana lagi dia bisa menyelamatkan Nathan, tetapi tak disangka-sangka ternyata malah bertemu di situasi yang aneh ini.Ketika mendengar suara Yuna dan bertemu secara langsung, Nathan sangat bahagia dan tersenyum, dan dengan gayanya yang santun dia menyapa, “Tante Yuna!”“Kamu masih kenalin Tante!” Dengan penuh semangat Yuna ingin berlari memeluknya, tetapi dia lupa kalau tubuhnya masih terikat ke kursi.“Iya!” jawab Nathan mengangguk, tetapi dia dia berjalan menghampiri Yuna. Yuna juga menyadari, meski bisa bebas berjalan, tangan Nathan sedang digenggam oleh seseorang sehingga dia tidak bisa berkeliaran.Dengan ekspresi terheran-her
Hanya saja sedetik kemudian, bagai air yang menyiram habis percikan harapan yang tersisa, sang Ratu berkata, “Kalau kamu memang masih setia padaku, kamu pasti nggak keberatan untuk melakukan satu hal lagi, bukan?”“.…”Fred merasakan firasat buruk menghantuinya, tetapi dia tetap memberanikan diri untuk bertanya, “Apa … apa itu?”“Gimana kalau kamu yang gantikan aku jadi percobaan R10 ini? Kita lihat apa benar-benar berhasil seperti yang kamu bilang atau nggak.”“Yang Mulia … aku ….”Bahkan Yuna juga kaget mendengarnya dan secara spontan melirik ke arah sang Ratu. Dia melihat wajah sang Ratu menyunggingkan seulas senyum tipis.“Haha, nggak berani? Bukannya kamu bilang kamu setia padaku dan rela melakukan apa saja? Kenapa sekarang malah takut?”“Bukan itu!” bantah Fred seraya menggertakkan giginya. “Bukannya nggak berani, tapi Yang Mulia tahu sendiri eksperimen ini membutuhkan kontrol yang ketat. Waktu itu aku sampai lari ke sana kemari demi mencari tubuh pengganti untuk Yang Mulia. Aku
Rainie segera menghentikan langkahnya dan berpikir apa mungkin Yuna menyadari niatnya untuk melarikan diri? Namun di situ Yuna haya menatapnya dingin dan kembali berfokus kepada Fred.“Kamu sudah dari awal menemukan tubuh penggantimu dan mempersiapkan jalan keluar untuk kamu sendiri. Fred, kamu sudah merencanakan semuanya dengan sangat matang, luar biasa! Kamu bahkan sudah membuat rencana jangka panjang mencari pengganti yang kecil supaya kamu punya banyak waktu untuk bersiap-siap. Benar, ‘kan?” kata Yuna.Rona wajah Fred memucat, tetapi dia masih tetap mati-matian menyangkal, “Omong kosong! Terserah kamu mau bilang apa. Ratu sudah nggak percaya padaku lagi. Dia cuma percaya apa yang keluar dari mulut kamu!”“Aku omong kosong atau memang tepat sasaran, kamu sendiri yang paling tahu!” balas Yuna.Mendengar itu, Rainie mulai menyadari sesuatu. Kata-kata Yuna terdengar agak aneh, tetapi anehnya Rainie dapat memahami apa yang dia sampaikan. Lantas dengan keterkejutan di wajah dia menatap Y
Jelas-jelas dia sudah menguasai segala. Jelas-jelas sebentar lagi dia akan berhasil. Tinggal satu langkah terakhir saja untuk mewujudkan impiannya, tetapi tiba-tiba semua itu hancur berkeping-keping dan tak bersisa!“Oke, sandiwaranya cukup sampai di sini. Sekarang waktunya penutupan! Padahal aku sudah kasih kamu kesempatan, tapi sayang kamu nggak menghargainya dengan baik. Kamu pasti mau mengkhianatiku! Fred, aku benar-benar kecewa sama kamu,” ucap sang Ratu dengan penuh rasa penyesalan. Sang Ratu masih merasa kasihan pada Fred dan ingin memaafkannya. Mau bagaimanapun, Fred sudah melayaninya selama bertahun-tahun dan melakukan tugasnya dengan baik sebagaimana sebilah pedang tajam yang dapat menebas apa pun dengan efisien. Sayangnya, pedang ini memiliki pemikirannya sendiri, bahkan sampai tega untuk menyerang pemiliknya dan berniat untuk menggantikannya. Mau setajam apa pun pedang itu, pada akhirnya tetap harus dihancurkan.“Yang Mulia salah paham. Aku selalu bilang eksperimen ini untu
“Salahmu itu kamu terlalu sombong!” kata sang Ratu. Dia lalu perlahan bangkit dengan kedua tangan bertopang ke pegangan yang ada di kedua sisinya. Auranya kini terlihat berbeda dari yang biasa. Fred kaget melihat perubahan aura sang Ratu. Dan di momen itu dia juga menyadari satu hal.“Badanmu sehat-sehat saja?! Jadi selama ini kamu cuma pura-pura sakit?! Jadi semua ini cuma tipuan. Kamu sebenarnya nggak sakit sama sekali!”“Benar. Kalau nggak begitu, kamu nggak mungkin mempercepat eksperimen ini?”Sang Ratu tersenyum begitu ramah dan hangat, tetapi di mata Fred senyuman itu lebih terasa seperti sindiran kepadanya yang menusuk dalam sampai ke tulang.“Mana mungkin! Ini mustahil bisa terjadi!” kata Fred. Dia masih tidak bisa menerima fakta kalau selama ini dialah yang dipermainkan. Dia sudah bertahun-tahun mencurahkan hatinya menyiapkan semua rencananya, tetapi di detik ini dia malah menyadari kalau itu semua hampa. Rencananya sudah sejak lama diketahui oleh sang Ratu. Fred tidak rela da
“Nggak cuma disini, bahkan di luar sana pun sudah banyak orang pemerintahan yang mendukung saya. Yang Mulia tenang saja, pokoknya semua urusan kenegaraan serahkan saja ke saya. Yang Mulia bisa menikmati hidup,” kata Fred seraya tersenyum membeberkan ambisinya, yang juga secara terang-terangan mengakui semua perbuatannya selama ini.“Oh ya? Coba kasih tahu aku ada siapa saja yang mendukung kamu?”“Ada apa, Yang Mulia? Apa Yang Mulia mau menghabisi semua pendukung saya? Sayang sekali, saya nggak akan kasih kesempatan ke Yang Mulia untuk itu. Lagi pula untuk apa? Padahal tadi semuanya lancar-lancar saja. Yang Mulia cukup terima operasi dan eksperimen ini dengan baik-baik, dan Yang Mulia bisa menikmati keberhasilan dari semua ini, bukan? Kenapa Yang Mulia harus melawan dan membuat keributan. Lihat … Yang Mulia coba lihat apa yang sudah Anda perbuat sampai mereka semua menertawakan Anda! Baiklah, kalian semua bawa mereka pergi, dan jangan kasih siapa pun masuk lagi ke tempat ini. Tanpa peri
Dengan penuh rasa percaya diri Fred menjawab, “Tentu saja! Yang Mulia jangan khawatir. Eksperimen kali ini ….”Sayangnya belum selesai Fred berbicara, tba-tiba sang Ratu tertawa dengan begitu aneh. “Baguslah! Kalau memang kamu seyakin itu, aku nggak perlu khawatir lagi!”“Tentu saja, Yang Mulia. Jangan takut!”Betapa kagetnya Fred ternyata semuanya berjalan dengan lancar. Mulanya dia berpikir Ratu pasti akan mati-matian menolak, tetapi ternyata dia malah setuju. Benar saja, sang Ratu masih sangat percaya kepadanya. Namun … sesaat kemudian Fred melihat ada sekumpulan orang yang masuk ke dalam.“Siapa yang kasih kalian masuk? Keluar sana!” serunya.Namun mereka hanya diam saja di tempat dan berdiri mengelilingi Fred.“Kalian nggak dengar perintahku? Anak buah siapa kalian! Kalian sudah nggak mau hidup lagi? Cepat keluar dari sini!”“Justru mereka masih ingin hidup, makanya mereka ada di sini,” kata sang Ratu.“Hah? Oh jadi mereka ini anak buah Yang Mulia?!”Sang Ratu tidak menjawab, teta