Share

Dikira Pencuri

Bab 7

“Aya sayang, tolong bantuin ibu, Nak.”

Suara ibu mertua yang begitu lembut memanggilku. Mentang-mentang banyak orang, kalau tidak ada sudah pasti akan dimarahi karena pesanan makanan tadi.

Aku sudah siap untuk dimarahi dan sudah biasa, terkadang kasihan pada ibu mertua karena setiap hari marah-marah padaku.

Apa tekanan darahnya tidak baik marah-marah terus?

“Iya, Bu. Sebentar.”

Sebagai menantu yang baik jangan sampai mempermalukan mertua di depan banyak orang. Ibu mertua meminta untuk menyiapkan semua makanan yang tadi baru saja datang.

“Wah, Jeng Diah royal juga ya. Makanannya dari restoran mahal,” celetuk Bu Hesti, tetanggaku satu ini memang paling banyak ngomong.

“Iya dong, Jeng. Masa menyambut kalian dengan nasi kotak,” sahut ibu mertua terdengar jumawa.

“Pasti ini dari menantu baru Jeng Diah ya?” timpal Bu Nia.

“Iya. Sebagai menantu dia jelas baik sekali, tidak pernah membiarkan ibu mertuanya ini kesusahan.” Ibu mertua bicara sambil melirik padaku. Seolah menyindir.

“Menant
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Purwo A Semsi
banyak perlu koin
goodnovel comment avatar
Purwo A Semsi
terkunci terus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status