Di kediaman Aska,Seorang wanita tampak menunggu di sofa ruang tamu dengan tangan yang asik memainkan ponsel, yang sesekali ia tersenyum.“Ini minumnya Non,” ucap seorang maid sembari meletakkan segelas jus di atas meja.“Oh iya apa Aska dan Naura belum juga kembali? Aku sangat ingin menemui keponakan kecilku,” tanya Fara padanya.“Mungkin anda akan menunggu lebih lama lagi karena setahu saya Nona Naura dan Pak Aska akan fitting baju setelah Nona Vio imunisasi.”Fara melemparkan ponselnya ke atas sofa seraya menyandarkan punggungnya, “Harusnya aku juga memberitahu mereka bahwa aku akan kemari.”Setelah mengatakan hal itu Fara berdiri dari tempat duduknya, dimana ia hendak pulang karena apa yang ia cari tak bisa ia temui saat ini.“Nona mau kemana?” Tanya maid itu lagi."Aku mau-""FARA!!" seru Naura yang saat itu juga berjalan ke arahnya dengan membawa Vio dalam gendongannya, kebetulan ia dan Laras baru saja sampai di rumah."Hai!!" senyum Fara yang beralih pada bayi mungil dalam gend
Sesampainya di kantor, Aska di temani oleh Brian untuk pergi ke ruangannya karena kebetulan ada beberapa hal yang harus Brian sampaikan padanya."Jadi apa yang ingin kamu beritahukan pada saya?" tanya Aska sembari mendudukkan dirinya di kursi kerja, dengan Brian yang kemudian menyusulnya."Saya ingin memberitahukan bahwa penambahan gedung di pabrik kita yang ada di cabang Cikampek sudah hampir 95% selesai, tapi ternyata di bagian kantin yang dekat dengan jalan masuk itu selalu tergenang air jika hujan Pak. Jadi kepala cabang meminta kita untuk merenovasi kantin tersebut untuk lebih di tinggikan lagi supaya ketika hujan nanti, kantin tidak akan kena banjir Pak.""Pabrik kita sudah berjalan hampir 4 tahun lalu kenapa masalah ini bisa terjadi?" Tanya Aska kemudian."Tak jauh dari pabrik ada aliran sungai Pak, dan sepertinya air meluap ketika hujan karena sungai tersebut sudah lama tidak di keruk.""Kalau begitu-"Tok tok tokPerkataan Aska terhenti ketika ia mendengar ketukan pintu dari
Di kediaman rumah Aska DirgantaraTampak Fara dan Naura sedang mengobrol dengan Vio yang berada di gendongan Naura."Jadi Apa kegiatanmu setelah resign dari kantor?" tanya Naura yang sebelumnya pernah lost contact dengan Fara."Sebenarnya aku bekerja hanya untuk menghabiskan waktu, dan sekarang aku sedang menganggur.""Tidak mencari kegiatan lain?""Em belum, sekarang aku hanya ingin bersantai setelah hampir 1 tahun bekerja dengan Aska. Sebenarnya ibuku menyuruhku pulang ke New York untuk kembali menjadi model," jawab Fara yang sebelumnya memang tinggal di sana bersama dengan kedua orang tuanya.Namun rasa penasarannya dengan Indonesia membuat ia merantau dan tinggal bersama dengan bibinya yang tak lain adalah Ibu Mega."Tak heran kamu memiliki wajah yang cantik serta tinggi badan yang ideal.""Sebenarnya menjadi model itu sangat sulit apalagi saat pelatihan dan juga pemilihan, untungnya ibuku memiliki rekan kerja disana sehingga aku bisa menggunakan jasa orang dalam.""Kamu terlalu
Sesampainya di kantor Fara langsung menghampiri Aska di ruangannya."Askaaaaa!! Kenapa kamu harus menikah dadakan sih?" protes Fara setelah ia ada dihadapan Aska.Kemudian Aska melepaskan kacamata yang ia gunakan saat mengecek laporan, dimana mejanya sudah banyak berkas yang bertumpuk karena kemarin ia tak masuk kerja."Suaramu seperti nenek lampir, jadi berhentilah untuk berceloteh."Fara membuka mulutnya, "Ngaca donk! Kamu juga begitu.""Baiklah kalau begitu kamu duduk dulu dan tenangkan dirimu..." titah Aska yang kemudian bergumam, "Sepertinya dia kerasukan makhluk astral saat di perjalanan."Fara memajukan bibirnya ketika mendengar gerutuan dari Aska, "Kenapa aku harus jadi sekertaris lagi? Ya aku tau ini hanya sementara, tapi seharusnya kamu meminta Naura untuk mengajari sekertaris baru sebelum resign. Baru saja dua bulan aku menghirup udara bebas dan kini aku harus kembali dengan tumpukan berkas yang sudah menjulang tinggi seperti bukit."Aska menyunggingkan senyumnya, "Jadi kam
Di sebuah ruangan,"Jadi bagaimana Pak? Apa proses penandatanganannya bisa di lakukan sekarang?" tanya seorang lelaki paruh baya, yang rupanya akan menjadi rekan kerja Aska."Tentu saja Pak," angguk Aska yang kemudian memberi isyarat pada Fara untuk mengeluarkan dokumen kontrak mereka."Saya sangat suka dengan penjelasan dari kalian dan semoga dengan terjalinnya kerjasama di antara kita bisa memajukan perusahaan, serta mempererat hubungan di antara dua perusahaan.""Saya sangat berterima kasih pada Pak Suryo karena sudah mempercayakan kami sebagai kandidat di perusahaan bapak," senyum Aska ketika Pak Suryo sudah menandatangani surat perjanjian itu."Iyah sama-sama."Setelah meeting selesai Aska dan juga Fara kembali ke kantor, namun sebelum itu mereka memutuskan untuk singgah ke sebuah restoran untuk mengisi perut karena waktu yang sudah menunjukkan pukul jam makan siang."Fara, sepertinya setelah makan siang aku akan pulang."Fara melirik ke arah Aska yang tengah menyuapkan nasi ke d
Setelah Naura selesai dengan makan siangnya, ia pun berjalan menuju kamar Aska karena Aska yang sudah menunggunya di sana.ketika ia sudah berada di depan pintu kamar, dia pun mengetuknya sampai sebuah suara membalas respon darinya."Masuk!"Naura menarik handle pintu dan masuk ke dalam sana. Tampak Aska sedang duduk di sebuah sofa yang ada kamarnya, dengan beberapa berkas yang ada di atas mejanya."Maaf Pak, ada keperluan apa bapak memanggil saya?" tanya Naura.Aska menunjuk ke sofa, "Kamu duduk dulu."Dengan patuh Naura pun duduk di sampingnya."Saya sudah mencetak surat kontrak kita dan silakan kamu baca terlebih dahulu sebelum menandatangani, karena saya tidak ingin sampai mengetik ulang."Naura mengangguk dan kemudian mengambil beberapa lembar kertas yang ada di hadapannya, lembaran demi lembaran kertas itu ia baca secara teliti."Bagaimana?" tanya Aska ketika Naura sudah menutup dokumen tersebut."Semuanya sudah baik! Kita tidak perlu tidur satu ranjang, dilarang melakukan hubu
Semua orang tampak berkumpul di sebuah ruang, dengan Aska dan Naura yang berdiri di depan sana serta seorang pendeta yang ada di hadapan mereka."Saya mengambil engkau Naura Pratiwi menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus," ucap Aska dengan mata yang menatap ke dalam manik Naura.Entah perasaan seperti apa yang kini Naura rasakan yang jelas hatinya merasa bergemuruh, apalagi mendengar Aska mengucapkan janji suci di hadapan tuhan, pendeta serta para hadiri dan dimana setelah itu Naura pun turut mengucapkan janji sucinya."Kalian sudah sah menjadi suami istri dan semoga tuhan selalu menjaga keharmonisan rumah tangga kalian," ucap sang pendeta yang kemudian memberi isyarat pada keduanya.Naura me
Waktu terus berlalu dan kini Aska sudah berada di satu kamar yang sama dengan Naura, karena malam ini mereka menginap di hotel yang sudah di siapkan oleh Bu Mega.Mereka sama-sama duduk di sisi ranjang namun jarak mereka yang berjauhan, ada rasa canggung dalam hati Naura karena ini kali pertamanya ia berada di satu ruangan dengan seorang pria walaupun Aska memang sudah sah menjadi suaminya."E Naura..." Panggil Aska yang membuat Naura menoleh ke arahnya."I-iya Pak?""Kalau kamu mau mandi, mandilah terlebih dahulu.""Oh iya Pak," angguk Naura.Namun sebelum ia memasuki bilik kamar mandi, ia terlebih dahulu melepaskan aksesorisnya di depan meja rias yang ada di ruangan ini.Perlahan ia mulai melepaskan anting, kalung serta hiasan rambut yang melekat di kepalanya. Selepas itu barulah ia berjalan memasuki kamar mandi dengan kimono yang ada di tangannya karena pakaiannya yang belum juga sampai."Aduh! Kok resletingnya gak bisa dibuka ya?!" Panik Naura ketika ia merasa bahwa resletingnya s