Dara dan Lula saling menatap."Apa itu artinya Lula harus mengkhianati Ibu?" tanya adikku kemudian.Aku mengibaskan tangan sambil menggeleng kepala, kubuat suasana lebih santai agar anak-anak remaja ini tak terlalu ketakutan berada dalam masalah besar seperti ini.Aku lalu mengajak kembali mereka duduk."Duduklah kalian!"Ragu-ragu tapi akhirnya mereka mau duduk kembali."Begini, akan ada dua keuntungan yang kalian dapatkan saat kalian berada di pihak kami dan membantu Kakak mengungkap kejahatan ini."Mereka menatapku dengan raut tak paham."Kenapa? Apa kalian masih bingung?"Mereka mengangguk kepala tanpa bicara apa-apa."Oke, jadi kalau kalian mau membantu Kakak mengungkap masalah ini, keuntungan pertamanya adalah kalian akan Kakak jamin tetap lanjut sekolah sampai lulus, baik Lula maupun Dara, semuanya sama, surat DO itu Kakak pastikan gak akan berlaku lagi untuk kalian."Mereka berdua menarik napas berat seraya tetap menyimak."Kedua, kalian gak akan Kaka seret ke dalam penjara me
Cepat ku cek bagian urat nadinya dan syukurlah ternyata masih berdenyut."Lusi? Bangun."Ia pun kembali membuka mata."Lusi ngantuk, Bang," ucapnya pelan seraya kembali memejamkan mata.Aku mengembuskan napas lega, kupikir Lusi kenapa entah apa yang terjadi padanya tadi, aku sendiri sampai takut dibuatnya.Kupegang tangan Lusi perlahan, kubisikan padanya kata sayang dan cintaku, aku berharap dengan melakukan hal itu istriku bisa terus mengingat bahwa aku selalu ada di sisinya sekarang.Tetapi saat aku tengah dengan tenang bicara di dekat telinganya. Ia kembali berteriak."Yassi ... r, Yassi ... r tunggu Nak, Bunda ikut."Secepat kilat Lusi lalu bangkit dan menerobos membuka pintu kamar."Lusi mau kemana?"Kukejar ia, rupanya Lusi pergi ke dapur."Lusi ... tunggu!"Dret. Langkahku berhenti mendadak pada jarak sekitar 1 meter dengannya tatkala kulihat Lusi sudah menodongkan pisau ke arahku."Lusi apa yang kamu lakukan? Tidak baik main pisau, ayo kembalikan ke tempatnya," ucapku perlahan
"Kalau dia tetep gak mau berangkat? Kamu tahu sendiri kan gimana dia? Si Sandi sayang banget sama istrinya, entahlah, istri nemu di panti asuhan aja sok belagak kayak nikah sama ratu."Aku terhenyak mendengar ucapan ibuku, beliau bilang Lusi adalah istri yang kutemui di panti? Ya memang benar tapi apa perlu orang tua seperti beliau mempermasalahkan hal itu? Memang kenapa kalau menantunya itu adalah anak dari panti asuhan? Salah? Dosa besar? Tentu tidak bukan?Selama anaknya bahagia, bukankah harus nya orang tua ikut bahagia?Apalagi Lusi bukan tipe wanita yang muluk-muluk dan banyak gaya, Lusi adalah wanita sederhana, meski ia sudah menikah denganku ia tak pernah sekalipun meminta hal-hal aneh yang di luar batas kemampuanku.Lalu sebetulnya mau ibuku itu apa?"Harus mau, karena dia gak punya pilihan lagi, kita harus buat si San-" Ucapan Kak Tuti tiba-tiba berhenti, aku mengerutkan kening, setelah menunggu beberapa detik suara Kak Tuti tak terdengar lagi aku pun menengok ke atas dan be
Aku buru-buru memakai jaket yang baru saja kulepas itu lalu berlari ke sepanjang jalan gang rumah. Namun hasilnya nihil, lagi pula kalau Lusi memang pergi mencariku ke jalan itu harusnya tadi aku juga bertemu dia di jalan."Apa mungkin dia jalan ke gang arah belakang rumah?"Tanpa pikir lagi, aku pun berlari menyusuri jalanan tiap gang dengan perasaan panik bercampur takut, aku takut sekali jika sesuatu terjadi padanya. Sementara itu di atas sana kilatan petir tiba-tiba saja menyambar-nyambar menambah kekalutan.Lusi tidak ada di mana-mana, aku sudah mencarinya hampir satu jam lamanya.Aku kembali ke rumah, berharap Lusi sudah ada di sana, tapi ternyata aku salah, mana mungkin juga Lusi pulang sendiri dengan mudahnya.Lalu kemana dia pergi sekarang?Apa jangan-jangan Lusi dibawa oleh keluargaku? Diculik misalnya, karena tadi sore aku sempat berseteru dengan ibu dan kak Tuti.Ya benar, bukan tak mungkin mereka melakukan hal itu pada istriku, mereka sangat nekat dan kejam bukan?Sekali
Aku terhenyak tatkala Kak Tuti mengatakan selingkuhan gila. Selingkuhan gila siapa yang dia maksud? Apa yang dimaksudnya adalah istriku?Tapi selingkuhan bagaimana maksudnya?"Kamu itu nanya apa sih Tuti? Makin kesini kamu aneh aja." Akhirnya Kak Yogi kembali meninggikan suaranya."Oh jadi kamu gak ngerti apa yang aku tanyain, Mas? Beneran kamu gak ngerti? Oke biar kuperjelas. Aku nanya sama kamu Mas, di mana kamu sembunyikan si Lusi itu?"Aku menyeringai, benar dugaanku, yang dimaksud Kak Tuti memang Lusi, tapi kenapa Kak Tuti bilang istriku selingkuhan suaminya?Apa itu bener? Apa jangan-jangan Lusi dan Kak Yogi emang ada main selama aku di Taiwan? Ah astagfirullah. Aku cepat-cepat mengusap wajah, aku datang ke sini bukan untuk berpikir buruk soal Lusi, melainkan untuk mencari keberadaannya."Aku 'kan udah bilang Tuti, aku gak sembunyiin si Lusi, aku juga gak tahu dia di mana, dia hilang aja aku baru tahu karena adikmu tadi ke sini," tegas Kak Yogi.Pertengkaran mereka di waktu dini
"Iya, Kak, kasihan ibu Kak, kasihan ibu."Anak itu histeris. Aku menariknya ke dalam rumah dan memberinya minum air putih agar ia bisa tenang sedikit."Tenang Lula, ibu akan baik-baik aja, kamu denger kan apa kata kepolisian kemarin? Penangkapan ini hanya untuk ditahan sementara, belum final."Lula diam, dapat kulihat ia berusaha mengendalikan diri dengan susah payah. "Tadi apa katamu? Kak Tuti kabur?" tanyaku setelah ia mulai kembali tenang.Lula mengangguk seraya memegangi gelas berisi air yang tinggal setengah itu."Coba ceritakan yang jelas Lula, gimana ceritanya dia bisa kabur? Apa sekarang polisi sedang mengejarnya?""Iy-a Kak, Kak Tut-i kabur lewat pintu belakang saat melihat ibu ditangkap di teras rumah, saat itu Lula ada di ruang tv."Aku menggebrak meja, "kurang ajar."Aku segera bangkit dan membawa Lula ke rumah ibu. Di sana sudah banyak orang yang berkumpul untuk melihat apa yang tengah terjadi.Rumah kami pun tampaknya sudah dipasangi garis polisi.Melihat kedatangan kam
"Hahaha." Kak Noni tertawa frustasi."Kau? Masih mencari istrimu? Hahaha aku harap istrimu tidak secepatnya ditemukan dan bahkan aku berharap dia sudah mat-i," imbuhnya lagi.Aku menarik napas berat."Tutup mulutmu Noni! Aku bersumpah akan menemukan istriku secepatnya walau di manapun kalian menyembunyikannya," ujarku seraya bertelunjuk jari."Hahaha aku salut aku salut sama kamu Sandi, tak kusangka kamu akan secinta itu sama si gila itu.""Sudah Noni! Biarkan saja si Sandi ini memang sudah gila, asal menuduh tanpa bukti dia pikir istrinya siapa sampai kita harus menyembunyikannya!" sembur Ibu menarik tangan Kak Noni menjauhi besi sel itu.Aku diam beberapa saat sambil menatap tajam mereka berdua. Bahkan saat sudah di dalam jeruji pun mereka tak merasa bersalah atau takut sedikitpun padaku.Sebetulnya terbuat dari apa keluarga palsuku itu?***24 jam setelah keluarga palsuku ditahan.Lula dan Dara kini tinggal bersamaku, karena untuk sementara rumah ibu masih dipasangi garis polisi.M
***Esok hari.Lula dan Dara sudah bersiap di meja makan, mereka sedang sibuk membuka bungkusan nasi uduk yang baru saja kubeli dari warung tetangga.Sementara aku sedang mengaduk teh di dekat meja kompor sambil menimang-nimang soal rencanaku hari ini.Tadi pagi selepas subuh entah kenapa tiba-tiba terbesit dalam pikiranku aku berniat ingin mencari tahu soal Lula, kira-kira selama ini anak itu pergi kemana saja setelah ia pulang sekolah.Aku sangat ingin tahu sebetulnya apa yang membuat Lula selalu pulang terlambat itu?Bukannya apa-apa, aku hanya takut Lula terjerumus hal-hal yang tidak benar, apalagi setelah ibu ditahan, sekarang Lula menjadi tanggung jawabku sepenuhnya.Ya walau kenyataan pahit itu harus kudengar sendiri, ibu bilang aku bukan anak kandungnya, tak masalah, bagiku Lula tetaplah adikku.Adikku yang harus terus kujaga sampai kapanpun.Ngomong-ngomong soal ibu.Aku jadi ingat, selama ini pantas saja tahun lahirku dengan tahun lahir kak Tuti sama, hanya tanggal dan bulan