“Terkadang bumi terlalu baik karena menampung orang-orang jahat untuk hidup dan menetap di dalamnya”
~Honestly, I Love You~
Hari ini adalah hari pertama yaya mulai bekerja di Sanjaya Company. Dia sudah bangun sejak tadi. Jadi dia tidak akan kesiangan.
Udara dan cuaca hari ini terasa sangat mendukung. Cerah dan ceria. Seperti moodnya hari ini.
Jika biasanya dia akan memakai kemeja yang dilengkapi jas Dokter berwarna putih, maka sekarang dia akan menggunakan jas seperti pekerja kantoran lainnya.
Meski tidak jauh berbeda. Yaya masih memakai kemeja seperti saat bekerja di Rumah Sakit.
Dia hanya memakai blazer. menggantinya dengan jas dokter kebanggaan miliknya saat bekerja di Rumah Sakit.
“Non !” panggil bibi sambil mengetuk pintu kamar yaya pelan
“Iya bi. Sebentar,” jawab yaya. Dia baru akan menyiapkan tasnya saat bibi memanggilnya barusan.
“Itu udah bibi siapin sarapan. Non sarapan dulu,” kata bibi
Yaya membuka pintu kamarnya setelah bibi mengatakan itu.
“Beneran bi ?” tanya yaya memastikan lagi
“Bener dong. Masa bibi bohong !” jawab bibi
Yaya tersenyum sembari memamerkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapi.
Bibi memang paling mengerti mengenai itu. Walau Mami juga sama perhatiannya.
“Bibi masak apa ?” tanya yaya
“Kari ayam non. Kesukaan non Yaya,” jawab bibi
“Wih. Makasih bi. Pasti enak !” Kata yaya
“Tapi kok bibi repot banget, kan Yaya udah bilang nanti yaya yang masak !” lanjut yaya
Padahal mereka sudah menyepakati itu semalam.
“Nggak papa non. Hari pertama itu harus di sambut dengan istimewa.” ujar bibi
Oke. Tidak Mami, Papi, Bibi. Semua sama saja. Padahalkan ini bukan pertama kalinya yaya kerja kantoran.
“Okedeh. Yaya ambil tas dulu. Baru turun.” ucap yaya.
Dia langsung membereskan tasnya agar tidak lagi naik ke kamar setelah sarapan. Ini bahkan belum pukul 06.20 pagi. Tapi yaya sudah siap. Itu karena dia berniat memasak pagi ini. Tapi sudahlah.
“Bibi mau masakin makan siang juga Non ?” tanya bibi
Mereka berdua selalu makan bersama di meja yang sama. Mami dan papi juga terbiasa seperti itu jika berkunjung ke rumah yaya.
Walau bukan keluarga, tetapi bibi sudah membantu yaya setiap harinya. Jadi makan bersama keluarga yaya bukanlah hal yang berlebihan. Justru yaya lebih menyukai ketika mereka makan berdua, dibanding dia harus makan sendirian di meja sebesar itu.
“Bibi masak aja buat bibi sama yang lain. Kan yaya pulang kerjanya sore. Jadi nanti sekalian aja masak buat makan malam,” jelas yaya
Bibi hanya mengangguk mendengar itu
“Enggak usah di cuci Non. Biar bibi aja !” kata bibi saat melihat yaya yang sudah membawa bekas piring makan nya ke tempat cuci piring.
“Dikit aja kok bi. Nggak papa !” balas yaya
“Enggak usah Non. Kan ada bibi, nNon Yaya langsung berangkat kerja aja.” kata bibi lagi
Yaya mencuci kedua tangannya dan berjalan menjauh dari sana.
“Yaudah deh bi. Yaya langsung ke kantor aja,” pamit yaya
Setelah itu, yaya langsung menuju ke kantor. Jakarta akan macet jika dia tidak segera berangkat. Jadi ucapan bibi memang benar adanya.Entah dia yang terlalu pagi atau memang para pegawai disini biasanya datang lebih lama. Oh, mungkin memang yaya yang datang terlalu pagi hari ini. Di kantor belum banyak karyawan yang datang. Karena sebenarnya masih ada waktu sebelum jam kantor. Ini Jakarta. Dan tentu saja macet.
Yaya berjalan-jalan sebentar. Sepertinya masih ada waktu untuk minum kopi di Kafe dekat sana. Yaya itu penyuka kopi. Tapi bukan kopi hitam layaknya pria. Dia lebih suka kopi susu atau Cappuccino. Terutama yang dingin, dan tidak terlalu manis.
Sesampainya disana, yaya langsung memesan minumannya.
"Baik mba. Mohon tunggu sebentar !" ucap seorang pelayan
"Baiklah !" jawab yaya
Yaya memperhatikan sekitarnya. Kafe ini pasti menyasar para pekerja kantoran. Karena mereka membukanya pagi sekali.
Pasti para pekerja kantoran sering mampir untuk sarapan disini. Yaya juga harus mencoba makan siang lain kali di tempat itu.
"Permisi mba. Ini minumannya," ucap pelayan
Dia masih punya waktu untuk duduk disana sebentar. Setidaknya hingga waktu akan memasuki jam kantor nanti.
Menit terus berlalu dan seperti nya yaya harus pergi karena sebentar lagi sudah masuk jam kerja. Dia tidak boleh dikira terlambat di hari pertama bukan ?!.
"Selamat pagi Bu !" sapa seorang satpam saat yaya sampai didepan pintu masuk
"Pagi juga Pak !" balas yaya dengan ramah
Dia langsung bergegas masuk kedalam karena para karyawan juga sudah mulai berdatangan.
"Permisi mba. Selamat pagi !” Sapa yaya pada bagian resepsionis yang sudah berada ditempatnya.“Iya. Selamat pagi !” jawab wanita itu.
Yaya tidak mengetahui namanya karena dia tidak mengenakan tanda pengenal seperti pekerja pada umumnya.
Tak apalah. Setidaknya yaya tahu bahwa dia adalah seorang resepsionis.
“Saya Karenina. Semalam saya mendapat telepon dari perusahaan ini terkait penandatanganan kontrak kerja,” jelas yaya
“Apa itu benar ?" Tanya yaya memastikan
"Sebentar," kata resepsionis itu. Dia sepertinya sedang mengecek beberapa data dikomputer yang ada dihadapannya.
"Oh iya. Itu memang benar.” jawab wanita itu setelah beberapa saat sembari tersenyum.Yaya mengangguk.
“Sebentar lagi ada yang datang kesini Mba. Nanti Mba diantar oleh beliau.” kata resepsionis itu dan yaya mengangguk kembali
"Baiklah !" jawab yaya
Tak lama kemudian, resepsionis itu mulai berbicara lagi kepada yaya.
“Kebetulan beliau HRD perusahaan ini. Jadi anda bisa langsung bertanya kepada beliau” kata resepsionis itu lagi, sembari menunjuk seorang wanita yang berdiri tak jauh dari yaya.
“Selamat pagi bu !” sapa resepsionis itu dengan sopan saat wanita yang baru saja dia kenalkan itu datang mendekat kearah mereka.
“Selamat pagi bu !” yaya juga ikut menyapanya. Dia sekarang juga pekerja di sana bukan, jadi dia juga harus menyapa pekerja disana mulai sekarang.
“Pagi juga,” jawabnya
“Ini Bu. Karyawan baru yang tadi Ibu tanyakan.” jelas resepsionis itu
HRD itu mengangguk dan menatap yaya dengan pandangan ramah. Bukan pandangan menilai pantas atau tidak, seperti beberapa orang yang pernah yaya temui.
“Karenina ?” tanya HRD itu pada yaya
“Iya Bu. Saya Karenina Raisa Wijaya. Biasa di panggil yaya. Ibu bisa juga panggil saya Yaya,” jawab yaya sopan
“Oke. Saya memang nungguin kamu tadi. Mari ikut saya !" ajak wanita itu.
"Terima kasih mba !" ucap yaya pada resepsionis yang tadi membantunya.
"Sama-sama," jawab resepsionis itu
. . .
Mereka harus berkenalan nanti. Tapi yaya harus mengikuti HRD mereka lebih dulu."Mari !" ajak HRD karena mereka akan menggunakan lift."Ini lift khusus pegawai. Dan disebelah tadi adalah lift khusus petinggi perusahaan" jelasnyaYaya mengangguk. Perusahaan memang harus memiliki liftnya terpisah.Atau jika tidak, petinggi perusahaanlah yang harus didahulukan. Seperti itu kira-kira.“Yaya !” ucap HRD menggulang nama yayaMereka sudah keluar dari lift dan berjalan ke lantai yang mungkin merupakan ruang kerja yaya.“Untung saja kamu tidak dipanggil Nina” ujar wanita itu lagi.Namanya Nina. Pantas saja dia berkata seperti itu. Semoga saja namanya bukan karenina. Karena akan benar-benar mirip dengan yaya. Walau sebenarnya sama pun tak apa.Itu karena dia memakai name tag. Jadi yaya bisa mengetahui namanya. Jangan mengira bahwa yaya bisa mengetahui namanya begitu saja. Jika ia bisa, ia akan men
"Sepertinya kita berdua berkebalikan" kata nina dengan gaya bicara yang dibuat sedramatis mungkin.“Tidak lah. Tapi mungkin bisa dibilang begitu” kata yaya yang disusul tawa mereka berdua.“Sebentar. Saya penasaran kenapa saya tidak melakukan wawancara kemarin, tetapi langsung di terima bekerja disini ?” tanya yaya“Saya juga tidak tahu alasan nya. Saya cuman disuruh nganterin kamu aja hari ini” jawab nina“Apa perusahaan ini terkadang seperti itu ?” tanya yaya lagi“Oh tentu saja tidak. Selama saya disini, ini adalah pertama kalinya” jawab nina“Sudahlah. Anggap saja kamu beruntung” kata nina“Mungkin saja” ucap yaya membenarkan"Baiklah. Aku harus kembali bekerja. Kalau ada perlu sesuatu hubungi saja aku. Ini nomorku" ucap nina. Mungkin lebih akrab jika mereka berbicara aku-kamu.Mereka mulai bertukar nomor telepon satu sama lain dan se
"Permisi pak" ucap yaya sopan setelah menemukan si boss besar sedang duduk santai di kursi kebesaran miliknya.Yaya masih berdiri di depan meja kerja boss nya itu. Dia menunggu agar dipersilahkan duduk. Tapi hingga saat ini dia belum juga dipersilahkan duduk.“Apa anda perlu undangan untuk duduk ?” tanya boss nyaYaya hanya menatapnya dengan diam tanpa ingin menjawab. Boss ini aneh sekali. Apa dia lebih menyukai karyawan yang datang dan tanpa diberi izin langsung duduk ?"Silahkan duduk" kata pria itu mempersilahkan. Oh akhirnya."Terimakasih pak" jawab yayaSepertinya boss nya itu tidak asing. Seperti pernah bertemu sebelumnya."Jadi.. Bagaimana hubunganmu dengan adikku ?" Tanya pria itu yang membuat yaya kebingunganSiapa yang dimaksud pria itu ? Yaya saja baru kembali dari aussie dua tahun yang lalu. Namun yaya selama itu yaya tidak merasa memiliki masalah dengan siapapun.“Apa saya perlu mengatakan
“Walau tidak tahu apa yang akan terjadi, sepertinya menghindar adalah ide terbaik”"Pagi yaya" sapa pak arya. Manajer keuangan sekaligus atasan yaya. "Pagi juga pak" jawab yaya ramah.
"Yay!" panggil seseorang saat yaya sedang berjalan ke arah lift.Oh astaga. Kenapa harus ada yudha disini ? Bisa gawat kalau ketahuan pak ryan. Lebih baik dia pergi saja. Bukan nya takut di omeli lagi, tapi yaya juga tidak suka berdekatan dengan yudha.Yaya terus berjalan dan berpura-pura fokus dengan ponsel pintar nya. Semoga saja yudha tidak mencegah nya."Yay tunggu
“Bukan karena tidak suka basa-basi. Tapi karena aku enggak suka kamu”~“Pagi yay” sapa nina saat melihat yaya berdiri di depan meja resepsionis“Pagi nina. Mau ke ruangan ?” tanya yaya yang diangguki nina“Bentar” yaya menyelesaikan urusan nya dan berjalan berdampingan bersama nina. Ruangan mereka berbeda satu lantai. Jadi tak apa jika naik lift bersama.“Hari ini lo sibuk nggak ?” tanya ninaYaya yang sedang membenarkan beberapa lembar kertas di tangan nya langsung menoleh.“Kenapa ? Gue mau ditraktir nih ?” bukan nya menjawab, yaya malah balik bertanya“Enggak. Orang gue cuman nanya doang kok” kata nina“Lo mah gitu. Dari kapanan hari gue minta traktir. Elo nya sibuk mulu” ujar yaya“Masa sih ? Perasaan gue enggak sibuk deh beberapa hari ini” jawab nina“Lo kan sibuk pacaran sa
“Kadang, sekeras apapun mencoba, sesuatu itu tetap tidak bisa di ubah”~Beberapa hari kemudian, Di Sanjaya Company“Selamat siang bu” sapa seorang petugas keamanan yang baru saja yaya persilahkan masuk.“Si
“Enggak ada yang beda. Kamu cuman belum nemu alasan buat jatuh cinta sama mereka aja”~Setelah pulang kantor, ryan memutuskan untuk langsung pulang ke rumah nya. Tidak ada lagi urusan nya hari ini. Jadi dia bisa langsung kembali.Ingin sekali dia mengikuti mobil yudha dan yaya. Tapi setelah di pikir kembali, sepertinya itu tidak perlu. Itu hanya akan membuat ryan terlihat seperti orang yang tidak memiliki pekerjaan, sehingga harus membuntuti mereka.Ryan ini seorang CEO sekaligus direktur perusahaan IT terbesar di Jakarta. Jadi dia tidak ingin membuat jelek statusnya dengan membuntuti yudha dan yaya.Lebih baik dia kembali ke rumah. Sudah lama dia tidak beristirahat dengan nyaman, dan pastinya dia sudah lama tidak pulang kantor tepat waktu. Jadi biarlah dia pulang dan tidur dengan nyenyak hari ini.Sesampainya di rumah, ryan di beritahu bahwa dia memiliki seorang tamu yang suda