Share

Jangan Menyemai Dendam

"Hill, Hill … Lihat aku, Hill!" Uta memekik ketakutan. "Ya Tuhan! Sadar Hill, sadar!" 

Megan menimpali, "Hill, kamu nggak perlu ke mana-mana, oke? Di sini saja bersama kami. Kami semua sayang banget sama kamu lho, Hill. Kami nggak mau kehilangan kamu dalam bentuk apa pun." 

Uta merangkulku dari samping. Napasnya terdengar memburu, panas. "Iya Hill, apa yang dibilang Megan tadi tuh bener banget. Kamu nggak perlu ke mana-mana, di sini saja. Lagian, buat apa juga nyariin laki-laki brengsek itu? Biarin dia pergi sesuka hati. Biar dia diurus Tuhan. Kamu percaya kan sama Tuhan?"

Dug!

Aku merasa ada benda tak kasat mata yang terjatuh dengan sangat ke keras di rongga dada. Tapi sayangnya, meskipun

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status