#Flashback ON#"Hmm... Kampusnya lumayan besar dan mewah..." gumam Austin sesaat baru turun dari mobil dengan gaya yang cool. Memakai kaos berwarna hitam, celana jeans dan kacamata hitam, serta sepatu sport hi-ankle berwarna putih.Tepat saat dirinya turun. Semua mata wanita tertuju padanya.Austin dengan santai berjalan melewati koridor gedung. Ingin segera menghadap ke rektor untuk melaporkan dirinya yang terlambat masuk di semester ke dua ini sebagai mahasiswa pindahan.Tap tap tapBughSeorang gadis menabrak bahunya dengan tidak sengaja."Aowhh... Sorry sorry...!!" ujar gadis tersebut."Ka-kamu pasti senga—" seru Austin ingin marah-marah namun terhenti karena gadis yang menabraknya sudah pergi meninggalkan dirinya sendiri dengan sedikit berlari. Biasanya gadis yang menabraknya kalau bukan ingin kenalan atau menggoda dirinya.Karena kesal. Austin mengikuti gadis tersebut. Gadis yang sudah menabraknya."Ckk... Pasti dia sengaja menabrakkan dirinya untuk mencari perhatianku...!!" gum
"Hmm... Iya..." jawab Austin dan mengangguk."Oh my... Austin...!!!" kesal Bella dengan raut wajah tidak percaya."Tapi bukan salahku juga sayang... Masa iya kalau aku minta Steve mati, dia mau ikut mati...? Atau minimal suruh dia meninggalkan pekerjaannya demi kamu... Apa dia akan melakukannya..?" tukas Austin dengan sedikit menyindir Bella. Karena bagi Steve pekerjaan adalah nomor satu dalam hidupnya."Hmm..." gumam Bella malas menanggapi penjelasan Austin. Dan duduk bersandar di dada Austin.Karena dia juga sadar maksud dengan apa yang dikatakan Austin. Intinya kalau Steve memang tidak berniat untuk selingkuh walau di berikan wanita telanjang sekalipun, dia tidak akan tergoda.Tetapi saat ini, Steve malah melakukannya dengan kesadaran penuh. Bukan hanya dengan Giselle, melainkan bersama sekretarisnya."Lalu, boleh aku bertanya?""Apa sayang..?" balas Austin sembari mengusap lengan Bella dengan lembut."Boleh aku tahu keberadaan Steve saat ini...?" tanya Bella."Eh...?" kaget Austin
Setiap moment percintaannya bersama Bella terasa begitu menakjubkan bagi Austin.Masih ada sedikit rasa tidak percaya, kini dia bersama wanita yang merupakan cinta pertamanya.Ekspresi Bella yang menikmati setiap sentuhan Austin terlihat begitu mempesona dan tulus. Wajah malu dan merona ketika mendesah membuat Bella terlihat sangat cantik dan membuatnya ingin terus melihat ekspresi Bella seperti itu."Ahhh..!! Aku benar-benar terjerat dengan cintaku ini..!" batin Austin yang terus memacu dirinya dengan cepat membuat Bella mengerang kenikmatan."Ahh... Kamu sangat cantik love..!" seru Austin.Austin merasakan kewanitaan Bella meremas tongkatnya dengan kuat.Bersama dengan racauan Bella yang menandakan akan mencapai or-gas-menya. Dirinya pun sudah diambang batas menahan denyutan yang begitu kuat di tongkatnya."Oh my! Bellaaa...!!!" erangan pria gagah itu."Ahh... Austinn..!! Eunggg... Ah..."Cairan cinta mereka tumpah begitu banyak menandakan mereka mendapatkan puncak or-gas-me yang be
Hingga akhirnya, Bella dan Austin menyelesaikan satu ronde panas di dalam kamar mandi. (Adegan tanpa sensornya ada di extra part terpisah, DM ke IG @ma2.zan)"Oh iya sayang... Tadi kamu bilang Max akan menyiapkan segalanya.. Memangnya, mau menyiapkan apa..?" tanya Bella sambil berjalan menuju wardrobe—memilih pakaian tidur untuk Austin dan dirinya."Ohh itu... Max akan memasang penyadap di mobil Steve dan beberapa kamera untuk mengawasi gerak-gerik Steve... Serta yang terutama, memasang cctv yang hanya bisa di akses olehku. Jadi, kalau dia berani menyakitimu. Aku akan langsung teleport ke tempatmu sayang.." jelas Austin yang lagi-lagi kembali membual di akhir membuat Bella hanya bisa geleng-geleng kecil.Austin meraih pakaian yang diberikan Bella dan memakainya.Bella juga memakai gaun tidurnya, senada dengan pakaian tidur Austin."Sini sayang.." Austin menyuruh Bella duduk di tepi ranjang.Kemudian, Austin membuka handuk yang masih menggulung di rambut Bella.Nginngggg...Bunyi haird
"Austin.. Bangun..." suara khas bangun tidur Bella membangunkan Austin yang masih memeluk tubuhnya.Bella mengangkat tangan Austin yang berada di atas perutnya. Kemudian turun dari atas tempat tidur."Masih jam 5 pagi," gumamnya melihat jam dinding.Bella masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan menyikat gigi. Gaun tidur Bella masih utuh melekat di tubuhnya. Karena semalam mereka berdua tidur dengan normal. Hanya saling mengecup dan pillow talk. Hingga mereka berdua terlelap melewati malam.Bella mengenakan kimono gaun tidurnya karena cuaca yang masih begitu dingin.Setelah itu, Bella mengambil pakaian kerja Austin dan menatanya untuk dipakaian Austin."Bella.. Sayang...?" teriak Austin dengan suara beratnya mencari kekasihnya yang sudah tidak ada di sampingnya."Iya... Aku disini...!" sahut Bella yang masih berada di dalam ruang pakaian. Memilihkan dasi yang pas dengan setelan Jas yang akan Austin kenakan.Austin yang tadi sempat panik, akhirnya bernafas lega dan tersen
Tiba-tiba...Ceklek"Austin...!" seru Steve yang langsung masuk ke dalam ruangan Austin."Ada apa Steve?" tanya Austin tenang.Namun, Steve melihat ke arah Cindy."Kita lanjutkan sebentar Cindy," ujar Austin mengerti Steve ingin ruang privasi.Cindy pun yang mengerti langsung meminta izin keluar."Permisi Pak," pamit Cindy dan menutup pintu.Steve kemudian duduk di atas sofa dan menghela nafasnya dengan kasar."Bella kabur dari rumah!" ujar Steve tiba-tiba membuka percakapan."Sampai sekarang, dia belum memberiku kabar...""Sebenarnya kemana dia..!!"Steve terus berbicara. Sedangkan Austin hanya diam mendengarkan perkataan Steve sampai selesai."Memangnya ada masalah apa? Apa dia tahu tentang wanita yang di kanada itu?" tanya Austin balik dengan nada sedikit sinis."Hahhh..!!" nafas kasar Steve."Lebih parah!! Kemarin aku nekat melakukannya di rumah saat ada Bella. Sepertinya Bella melihat perbuatan kami," jujur Steve yang memijit keningnya."Kamu terlalu jauh bermain api," sarkas Aus
Tangan Bella gemetar mendengar semua perkataan Steve. Semua kata-kata yang diucapkan Steve seperti bualan baginya dan terdengar sangat memualkan."Oekk..." perut Bella terasa mual dan dengan cepat memutuskan sambungan telpon dari Steve.Bella berlari ke kamar mandi dan mengeluarkan isi perutnya ke dalam westafel."Oekk... Oekk.."Austin yang baru saja tiba di apartement mendengar suara Bella dari kamar mandi di ruang tamu."Sayang...?!" seru Austin."Humppt..."Austin segera berlari ke arah kamar mandi."Sayang.. Kamu kenapa..??" panik Austin melihat Bella memegang perutnya dan mengeluarkan semua isi perutnya."Hmm..." balas Bella yang mengangkat tangannya menandakan dirinya baik-baik saja.Austin mengusap lembut belakang Bella hingga kekasihnya itu merasa lebih baikan."Sudah sayang..?" tanya Austin yang melihat Bella membasuh mukanya. Dan dijawab dengan anggukan kecil Bella.Austin dengan cepat mengambil handuk kecil di laci westafel dan mengeringkan wajah Bella dengan lembut."Ayo
Joy yang merasa sangat kesal melihat Steve mengacuhkan dirinya karena telpon dari Bella memutuskan pergi ke ruang pantry."Eh.. Cindy..? Kamu di sini..?" sapa Joy yang melihat Cindy tengah duduk sendirian sambil meminum teh."Hai Joy... kamu juga ke sini..?" balas Cindy dengan wajah lesu."Iya, lagi gak ada kerjaan," ujar Joy sambil membuat segelas teh."Bagaimana dengan wajah Pak Steve...?" tanya Cindy."Ya begitulah... Kalau Pak Austin..?" tanya Joy balik karena memang penasaran juga dengan keadaan Austin."Yang aku lihat, hanya sedikit memar di pipi dan sudut bibirnya berdarah.”"Memangnya ada masalah apa sih..?" sambung Cindy yang tidak menahu apa alasan keributan antara Bosnya dan Bosnya Joy.Joy yang enggan menceritakan masalah pribadi Steve pun hanya mengangkat bahunya, "Entahlah...""Ehh iyaa..!! By the way, tadi aku lihat Pak Austin lagi video call sama kekasihnya loh..!! Ahhhh... Aku gak nyangka kalau Pak Austin bisa jadi orang yang manis banget sama pasangan... Pak Austin b
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p