Orang-orang yang mencari kesenangan di atas penderitaan orang lain seperti mereka, layak untuk di musnahkan. Setidaknya untuk sedikit mengurangi parasit merugikan, yang hidup di dunia ini.
"Sudah kukatakan pada kalian, serahkan harta kalian atau nyawa kalian sebagai gantinya. Tapi sepertinya kalian lebih menyayangi harta kalian dari pada nyawa. Jadi lebih baik aku ambil saja dua-duanya."Gu Lang memasang senyum yang terasa begitu mengerikan di mata para bandit itu, seolah sosok yang ada di depan mata mereka kini adalah raja Yama sang penguasa neraka.Para bandit itu pun ketakutan dan langsung memberikan semua hasil jarahan mereka pada Gu Lang, karena mereka lebih sayang nyawa dari pada harta tentunya."Terimakasih banyak, tapi kalian tetap harus mati. Dosa kalian sudah terlalu banyak, kalau ku biarkan kalian hidup kalian hanya akan menambah tumpukan dosa kalian."Dengan beberapa gerakan, Gu Lang membunuh semua bandit receh itu dengan mudah.Bukannya tidak menepati janji, tapi para bandit seperti ini selalu meresahkan para warga yang biasa lewat di jalan itu.Jadi lebih baik jika memusnahkan sesuatu yang merugikan orang banyak, daripada membiarkannya merajalela.Setelah membawa semua hasil rampasannya, Gu Lang pun kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah keluarga Gu.Dua hari kemudian Gu Lang sudah tiba di depan gerbang utama kediaman keluarga Gu.Dia pun segera masuk untuk menemui sang ayah di ruangannya, untuk membahas tentang pertandingan pemuda keluarga Gu.Dalam pertandingan itu, semua anggota keluarga Gu yang berumur di bawah dua puluh tahun diperbolehkan untuk ikut.Dan siapapun yang menempati posisi pertama akan mendapatkan banyak pil obat dan alat yang bisa digunakan untuk pelatihan."Ayah, aku pulang." Sapanya pada sang ayah yang tengah sibuk mengurusi segala persiapan pertandingan itu.Setelah berbincang sebentar, Gu Lang pun meminta izin untuk berlatih lagi demi memperkokoh dasar kultivasinya.Gu Lang yakin, dengan kekuatannya saat ini sudah cukup untuk membuatnya menjadi juara satu di pertandingan keluarga kali ini.Tapi dia ingin berjaga-jaga jika saja kekuatan Gu Feng juga meningkat dari yang terakhir kali. Saat membunuh Gu Lang, Gu Feng masih berada di level tujuh.Tapi sekarang, mungkin saja dia sudah berada di level delapan atau malah level sembilan.**Hingga akhirnya beberapa hari kemudian pertandingan keluarga pun di mulai.Semua anggota keluarga Gu dan juga kepala keluarga dari lima keluarga besar lainnya di kota Canglan pun sudah hadir, dan berkumpul bersama di arena pertarungan keluarga Gu."Selamat datang di pertandingan tahunan keluarga Gu, bagi seluruh kepala keluarga dari kelima keluarga besar. Pertandingan kali ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya."Di pertandingan pertama, semua peserta akan berada di atas arena dan bertarung secara masal dan sepuluh orang terakhir yang bertahan akan masuk ke ronde kedua.Semua penonton pun bersorak dan menunggu pertandingan yang akan segera di mulai itu, tetua pengawas pertandingan pun meminta semua peserta untuk naik ke atas arena.Ada lebih dari lima puluh peserta yang ikut dalam pertandingan kali ini, termasuk Gu Lang, Gu Ming, dan Gu Feng.Namun sebelum pertandingan dimulai, Gu Feng justru menyerukan sesuatu yang membuat banyak orang terkejut karenanya."Kalian semua jangan ada yang berani melawan Gu Lang di ronde pertama ini!" Suara riuh pun mulai terdengar, sedangkan Gu Lang malah tersenyum penuh arti.Tanpa basa-basi, Gu Lang pun duduk bersila dan memilih untuk meditasi di atas arena setelah mendengar ucapan Gu Feng.Dia bukannya tidak tau tujuan Gu Feng melakukan itu, tapi itu juga bukan hal yang buruk. Setidaknya dia bisa mengamati kekuatan lawan-lawannya, juga menghemat tenaganya untuk ronde kedua."Kenapa anak itu malah meditasi di atas arena? Apa dia gila!?" umpat Yixue yang juga ikut menyaksikan pertandingan itu, bersama ayahnya."Cih! Anak itu terlalu sombong, dia pasti akan mati mengenaskan!" sarkas sang ayah, Meng Wan.Dan ternyata benar, hingga ronde pertama berakhir tak ada satu orang pun yang berani mendekati Gu Lang seperti yang Gu Feng katakan.Kini ronde kedua akan segera dimulai, dan di ronde kedua ini akan di lakukan pertandingan satu lawan satu, inilah saat yang Gu Feng dan Gu Lang tunggu-tunggu."Silahkan semua peserta mengambil undian." Gu Lang mendapatkan nomor yang sama dengan Gu Ming, tentu saja hal itu membuatnya sangat senang.Gu Lang dan Gu Ming pun naik ke atasnya arena pertarungan."Hey sampah! Sepertinya keberuntunganmu sangat buruk, bisa-bisanya kita malah bertemu di pertandingan pertama." Gu Ming menatap Gu Lang dengan tatapan meremehkan."Gu Ming, kau mengataiku sampah bukan? Jadi kalau kau lebih lemah dariku, maka sebutan apa yang pantas untukmu?" ujar Gu Lang dengan senyum sinis yang dia tujukan pada Gu Ming.Gu Ming tertawa keras mendengar ucapan Gu Lang. Bahkan dia mengira Gu Lang sudah gila, karena berpikir bisa mengalahkannya.Namun Gu Lang menanggapinya dengan santai, serta sindiran halus yang begitu menampar Gu Ming."Jangan hanya omong besar, Gu Ming. Kita buktikan saja dengan pertarungan yang sesungguhnya, adu mulut bukanlah keahlianku," sindir Gu Lang."Baiklah, aku tidak mau di cap sebagai penindas karena aku lebih kuat darimu. Jadi begini saja, kalau kau bisa menerima 3 jurus dariku aku mengaku kalah, bagaimana?" tanyanya."Tidak! Satu jurus!" sahut Gu Lang."Satu jurus? Apa kau terlalu takut denganku, sampai-sampai kau hanya berani menerima satu jurus dariku? Hahaha... dasar sampah!" sarkas Gu Ming.Berbagai macam sumpah serapah pun terlontar untuk Gu Lang, karena mereka mengira jika Gu Lang terlalu pengecut dan tidak tau malu.Bagaimana bisa dia meminta satu jurus saja, mereka pikir akan lebih baik untuk membunuh diri mereka sendiri, dari pada melakukan hal memalukan seperti itu."Sepertinya kau salah paham, Gu Ming. maksudku adalah, aku hanya perlu satu jurus. Cukup satu jurus! Jika kau bisa menahannya, aku akan mengaku kalah."Gu Ming dan semua orang yang ada di sana semakin tertawa dengan keras. Tawa yang disertai dengan berbagai ejekan dan umpatan yang keji, terhadap Gu Lang.Namun Gu Lang sama sekali tidak perduli dengan hal itu, karena dia yakin jika satu jurusnya akan sanggup membungkam mulut jahanam orang-orang itu."Kalau kau tidak berani, maka pergilah," ujar Gu Lang sambil menatap datar pada Gu Ming."Sialan! Kau berani menghinaku!" seru Gu Ming, "Aku akan membuatmu merasakan neraka dunia!"Gu Lang mengeluarkan Black Shadow dan bersiap menyerang."Pukulan sembilan matahari!"Dan di saat itu pula, Gu Ming merasakan tekanan aura yang luar biasa, bahkan aura itu membuatnya tidak mampu bergeming sedikitpun."S-sialan! Bagaimana bisa tekanannya sekuat ini?!" gumamnya dengan keringat dingin yang sudah mengucur.Boom!Semua orang terperangah dan menatap tidak percaya, dengan apa yang baru saja mereka lihat.Seorang tuan muda yang selalu mereka sebut sebagai sampah, kini bahkan dengan mudahnya mengalahkan Gu Ming. Bahkan dia hanya menggunakan satu jurus saja, benar-benar tidak terduga.Di tambah lagi, tatapan matanya yang sedingin es dan setajam belati itu.Benar-benar membuatnya tidak tampak seperti tuan muda sampah yang mereka kenal. Mereka benar-benar seperti dua sosok yang berbeda."Aaarrggh!!" Gu Ming menjerit saat tubuhnya terlempar jauh karena jurus yang Gu Lang keluarkan, bahkan dia sampai memuntahkan darah segar dari mulutnya.Berbagai bisikan mulai terdengar dari mereka yang melihat kehebatan Gu Lang. Juga berbagai hujatan yang di tujukan pada Gu Ming,
Gu Feng terlempar dan tersungkur hingga ke ujung arena, dan bahkan dia mendapatkan luka dalam hingga membuatnya memuntahkan darah segar dari mulutnya."A-apa? B-bagaimana bisa kau berada dibelakangku?" Gu Feng sangat terkejut dan dia berusaha bangkit untuk kembali melawan."Tanyakan saja pada raja Yama." Gu Lang kembali menyerang dengan Pukulan Sembilan Matahari, namun tidak hanya sekali melainkan bertubi-tubi dan hal itu membuat semua orang semakin tercengang."Bagaimana bisa dia menjadi begitu hebat dalam waktu singkat?" gumam Yixue."Cih! Dia hanya sedang beruntung saja." Tolak sang ayah yang tak mau mengakui kehebatan Gu Lang, meski dia sudah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri."Tidak ada yang namanya murni keberuntungan, kepala keluarga Wan. Semua itu tetap berdasarkan dari usaha dan kekuatan."Xing Yan menunjukkan senyum kepuasan di bibirnya, karena bisa mempermalukan Meng Wan yang sempat menghina anaknya.Tetua ketiga juga tak kalah kesal, kedua anaknya dikalahkan oleh or
Seketika itu juga, muncul aura berwarna merah menyala yang tampak membumbung tinggi dan menyelimuti tubuh Tang Yin. Hawa panas juga terasa memancar keluar dari tubuh Tang Yin."Jurus Cambuk Dewa!"Aura merah itu pun berubah bentuk, menjadi sebuah cambuk raksasa dan melesat begitu saja menyerang Gu Lang, namun Gu Lang dapat menghindarinya dengan sangat mudah menggunakan jurus langkah awan."Pukulan Sembilan Matahari!"Gu Lang melayangkan tinjunya kearah Tang Yin, dan membuat pria sombong itu tersungkur ke tanah.Tang Yin merasa terhina dengan kekalahannya, dan membuatnya sangat marah. Hingga akhirnya dia terpaksa menggunakan jurus terlarang, yang dia pelajari secara diam-diam."Cambuk api neraka!"Aura merah yang sebelumnya pun berubah menjadi warna merah darah, dengan tekanan yang semakin terasa mengintimidasi. Namun tekanan semacam itu sama sekali tak berpengaruh pada Gu Lang.Tabrakan aura dari jurus Cambuk api neraka milik Tang Yin dan pukulan Sembilan Matahari milik Gu Lang itu pu
Tang Yin berjongkok dan mengambil buku itu dari Tang Yin."Jurus Amukan Pedang? Sepertinya ini jurus yang kuat, Tang Yin buku ini sudah tidak berguna untukmu jadi biarkan aku membawanya. Di kehidupan selanjutnya, jadilah orang baik."Gu Lang pun menyusul yang lainnya, setelah mengambil buku itu dari jasad Tang Yin.Jurus Amukan Pedang, sama kuatnya dengan jurus Pedang Kematian. Namun bedanya, Jurus Amukan Pedang bisa di gunakan berkali-kali.Tak seperti jurus Pedang Kematian yang jika sudah di gunakan sekali dan gagal, maka tidak akan berguna lagi jika di gunakan pada orang yang sama.Saat ini Gu Lang baru menguasai tiga jurus saja. Yang pertama adalah jurus Pedang Kematian, tapi jurus ini hanya bisa di pakai satu kali, pada musuh yang sama.Karena saat tujuan dari jurus ini sudah diketahui, maka jurus ini sudah tidak lagi berguna.Yang kedua, jurus Langkah Awan. Jurus yang tak memiliki daya serang, namun dapat di gunakan untuk meningkatkan kecepatan serangan dan untuk melarikan diri
Sebuah topeng berwarna hitam dengan corak emas.Gu Lang mengernyitkan dahinya karena bingung kenapa Luxia memberinya topeng itu. Usut punya usut, ternyata topeng itu hanya sekedar untuk membantu Gu Lang menyembunyikan identitasnya.Dan tentunya untuk menghindari masalah, jika saja ada lawan yang dendam setelah kalah dalam pertarungan.Akhirnya mereka pun memutuskan untuk bersama-sama menjalankan pelatihan mereka di jurang Pelatihan itu.Xiao San dan Luxia juga tidak perlu takut lagi di ganggu oleh kultivator yang lebih kuat daripada mereka, karena sudah ada Gu Lang yang pastinya tak akan membiarkan hal itu jika benar-benar terjadi.Jurang pelatihan memang adalah tempat pelatihan yang sempurna bagi kultivator untuk mengasah kemampuan mereka, dengan cara berduel dengan satu sama lain.Meskipun begitu, tidak jarang juga ada orang berhati jahat yang menggunakan cara licik.Karena itulah jurang pelatihan juga disebut-sebut merupakan tempat paling berbahaya, karena meskipun ada orang yang t
Jurus Pedang Kematian yang bertujuan untuk membunuh dan Amukan Pedang yang bertujuan menyerang dengan daya kerusakan yang besar, membuat kedua jurus ini tak dapat di satukan.Tapi reinkarnasi saja sudah membuat Gu Lang yakin jika hal-hal yang bertentangan dengan takdir itu bisa terjadi, maka tidak ada salahnya untuk mencoba.Jika berhasil maka dia bisa terus mengkombinasikan jurus-jurus yang dia pelajari untuk menciptakan jurus baru, yang hanya diketahui olehnya.Tapi kalaupun gagal, anggap saja itu sebagai keberhasilan yang tertunda karena Gu Lang tak akan menyerah semudah itu.Gu Lang mengarahkan jurusnya pada sebuah gunung batu kecil yang berada tak jauh dari tempatnya saat ini, namun juga sedikit jauh dengan posisi Xiao San yang sedang mendalami pencerahannya agar tak mengganggu.Dia melesat maju menggunakan Langkah Awan, sambil mengumpulkan aura Amukan Pedang di telapak tangannya.Dan saat jarak antara dirinya dan gunung itu sudah dekat, Gu Lang langsung menarik pedangnya sambil
Gu Lang memegang kepala pria itu dan menyalurkan aura iblis dari black shadow ke dalam tubuh si pria itu.Teriakan kesakitan yang begitu memilukan pun terdengar, saat secara perlahan api iblis melahap tubuh pria itu hingga akhirnya hanya menyisakan abu dan pakaian yang tadi di kenakan olehnya.Luxia benar-benar tercengang melihat hal itu, karena tidak banyak orang yang mengetahui tentang aura iblis.Keluarganya dan keluarga Leng adalah salah satu keturunan pewaria aura iblis yang cukup kuat, namun setelah melihat apa yang Gu Lang lakukan tadi ... dia mulai mempertanyakan siapa sosok Gu Lang yang sebenarnya.Luxia berasal dari keluarga Xia yang masuk dalam daftar lima sekte rahasia yang beranggotakan keluarga Leng, Xia, Cang, Yuan, dan Zong.Namun keluarga Xia adalah keluarga yang terlemah di antara kelimanya, sedangkan keluarga Leng adalah yang terkuat ketiga di daftar itu.Dan karena itulah, ayah Luxia yang bernama Xia Hong Quan terpaksa menyetujui perjodohan antara Xia Luxia dan Len
Akhirnya Xiao San mengerti jika orang yang sengaja mencari masalah dengannya, adalah salah satu anjing penjilat Tang Yu Long yang datang karena sudah mengetahui apa yang terjadi pada Tang Yin."Elang hitam pemusnah!" Pria itu melesat maju kearah Xiao San, dan di atas tubuhnya terdapat aura menyerupai seekor elang yang juga terbang menukik ke arah Xiao San.Xiao San pun segera menggunakan jurus bertahan terkuat yang dia miliki, yaitu Benteng Bumi.Dan serangan keduanya pun bertabrakan, menyebabkan ledakan yang cukup besar. Tapi untungnya Benteng Xiao San mampu menghalau serangan itu, dengan baik."Sial! Pertahanannya benar-benar kuat!" Xiao San memang lebih unggul dalam hal pertahanan, daripada menyerang.Pria itu pun melancarkan serangan keduanya, "Elang darah!" Aura berbentuk elang yang tadinya berwarna coklat kini berubah menjadi warna merah darah yang memberikan kesan mengerikan."Aku akan mengirimmu ke neraka, seperti temanmu si sampah itu! Kalian akan segera bertemu kembali!"Xia