Share

55. Scott Sporty

Author: Tari suhendri
last update Last Updated: 2024-02-13 22:10:53

Mama Rita telah pulang kemarin. sedangkan James akan pergi ke Arizona untuk perjalanan bisnis. Tinggallah aku kesepian dirumah ini.

"Aku akan meminta Scott untuk menjagamu. ingat! jangan percaya pada siapapun sekalipun dia orang yang kau kenal,"

Begitulah James berpesan sebelum kepergiannya . Aku berusaha menolak, tapi James mengingatkan aku tentang kejadian Luna dan Daisy Allen. Akhirnya aku bungkam tanpa dapat membantah lagi.

Scott datang saat menjelang malam. Aku sempat terkejut karena dia ternyata lebih muda dariku.

"kau boleh tidur di kamar tamu, Scott," kataku berusaha bersikap ramah.

Scott hanya mengangguk tersenyum, tapi dia tidak mengindahkan tawaranku. Sebaliknya, Scott malah berbaring dengan khidmat di sofa ruang tamu.

Mungkin Scott sudah terbiasa tidur dengan posisi seperti itu. Aku sempat memperhatikan wajah Scoot.

Garis wajah Scott membuatnya terlihat mirip dengan James. Hanya saja Scott dalam versi yang lebih muda meski dia sama kekarnya dengan James.

Berkat Scott, ak
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gairah Paman Sahabatku   56. Scott dan Betty

    Aku berjalan cepat sambil menutupi wajahku yang memanas melewati area parkir yang ramai sekali. Ketika mataku melihat salah seorang temanku di koridor pun aku segera berlari menghampirinya. Betty, dia seorang gadis pendiam introvert yang sangat tidak pandai bergaul . Tapi Betty jago di bidang matematika dan fisika murni. Salah satu alasan aku mendekatinya untuk dijadikan teman baik.Perasaan lega merasuk ke sarafku ketika sudah bersama Betty. Dia bukan tipe orang yang suka mencampuri urusan orang lain. Jadi aku akan aman dari interogasi nya. Aku menoleh kebelakang saat merasakan ada yang mengikuti kami. Dan benar saja, itu Scott. Aku langsung berbalik dengan wajah garang. Mataku hampir keluar dari sarangnya karena memelototi Scott.Aku menghadangnya sambil berkacak pinggang, melihatnya menenteng tas? sejak kapan dia membawa tas itu?"Kenapa kau mengikuti aku sampai sini?" tanyaku sengit. Scott hanya melihatku dengan tatapan kosong. Dia malah hendak berlalu melewatiku, tapi dengan

    Last Updated : 2024-02-13
  • Gairah Paman Sahabatku   57. kisah cinta lainnya

    "satu tahun?" tanyaku tidak dapat menyembunyikan keterkejutan.Aku cukup bingung, karena aku belum pernah melihat Scott sebelum ini. "sebenarnya, Scott adik kelas kita, Alice," "jelaskan, aku sangat penasaran," pintaku tak sabar.Alih-alih masuk kelas, kami malah membelot ke halaman belakang yang sedang sepi. Scott pergi, mungkin dia akan menjadi murid teladan daripada mengikuti kekasih hatinya tercinta.Disana, Betty menceritakan awal pertemuannya dengan Scott. Betty dan Scott sering bertemu di perpustakaan. Setahuku, Betty memang suka sekali di dalam sana seharian. Aku mengenal Betty hanya karena kami satu kelas . Bukan karena dia pandai bergaul. Mencari Betty juga sangat mudah, karena kau bisa menebak di mana dia akan berada di jam-jam kosong kelas.Hampir setiap hari bertemu, membuat Betty dan Scott sering berbagi bacaan dan wawasan. Ditambah Scott adik kelas yang membutuhkan banyak bimbingan.Benih-benih Cinta tumbuh dihati mereja hingga Scott memberanikan diri menyatakan p

    Last Updated : 2024-02-13
  • Gairah Paman Sahabatku   58. Perjalanan

    Aku menjerit ketakutan karena Scott tiba-tiba mengangkat tangan dan mendekatiku. Aku menutup mata, menunggu sesuatu yang buruk terjadi. Tapi aku tidak merasakan kekerasan apapun selain suara bunyi klik. Dengan perasaan takut aku membuka mata. Waspada dengan apa yang akan aku lihat, namun ternyata Scott hanya memasang sabuk pengamanku.Scott bersikap normal tanpa menanggapi ke parno an yang baru saja aku rasakan. Dia lalu melajukan mobilnya pulang kerumah. Jantungku masih berdegup kencang, keringat dingin mengucur di dahiku tapi Scott bersikap biasa saja. Jika saja ada benda tumpul yang berat, aku sudah menggetok kepalanya.Saat aku masih merengut sambil menggerutu dalam hati, Scott nge-rem tiba-tiba. Mobil berputar dengan sangat cepat hingga kepalaku terasa tertinggal ditempat sebelumnya."kau kenapa? kita sudah sampai satu jengkal lagi, Scott!" keluhku kesal sekaligus pening."dirumah tidak aman, apa kau tidak lihat?" Mataku membelalak saat melihat siapa yang sedang berdiri didep

    Last Updated : 2024-02-18
  • Gairah Paman Sahabatku   59. Nenek Betty

    Perjalanan kami bagaikan tiada akhir. Tidak ada pemandangan indah dimalam hari. karena semuanya terlihat sangat gelap.Aku terakhir melihat tempat yang bagus untuk menepi sekita setengah jam yang lalu. Setelah itu, gelap kembali. Scott diam saja sambil terus melirik sekitar jalan yang sepi. Tidak ada kendaraan lain yang melintas. Ketenangan ini, bagaikan hening sebelum badai. Bulu kudukku semakin meremang dan pelipisku terus berkedut tegang.Scott berbelok ke jalanan setapak bersemak tinggi dan basah. Sepertinya disini baru saja hujan. Suara batu kerikil beradu dengan ban mobil menghiasi perjalanan yang hening Gesekan rumput basah dan burung-burung memekik menjadi lagu penghantar yang indah untuk kosah horor. Aku memeluk tubuhku sendiri dalam diam.Setelah masuk cukup dalam setelah belokan tadi, aku melihat sebuah rumah besar dan tampak berhantu ditengah ladang sorgum yang memerah. Semburat pucat cahaya bulan menerangi ladang yang siap dipanen. Bahkan aku melihat ladang gandum dis

    Last Updated : 2024-02-18
  • Gairah Paman Sahabatku   Aku adalah Uang

    "kau sudah sadar?" Sebuah suara memaksa otakku kembali pulih dari pukulan di tengkukku. Dengan perlahan mataku terbuka, meski pandanganku masih berkabut.Aku baru saja ingin menggaruk bokongku yang gatal karena ada yang menusuknya dibawah sana, tetapi...ah ternyata tanganku terikat kuat dikursi."Hei dungu! jawab aku!" Betty berkata dengan kasar.Aku sengaja tidak langsung melihat wajahnya, karena sangat hafal dengan suaranya yang cempreng itu."apa?" keluhku dengan kelemahan yang dibuat-buat.Betty berjalan sambil menghentakkan kakinya, lalu dengan kuat menginjak kakiku yang sudah telanjang bulat. Aku memekik seraya menatap kaki mungilku yang malang. Mataku mencari dimana kiranya sepatu butut tercintaku dibuang oleh mereka. " Kau ini kenapa Betty?" tanyaku kesal, Maksudku, kalau dia cemburu ya katakan saja pada Scott. Kenapa harus menculikku? ini sangat berlebihan. Dengan dagu terangkat dan mata menyala, Betty menatap lekat wajahku yang lugu."dimana pacarku?" "entahlah Betty

    Last Updated : 2024-07-01
  • Gairah Paman Sahabatku   61. Tragis

    HAHAHAHAHAHAHA Suara tawa nenek Betty menggelegar hingga keluar rumah, sampai-sampai lantai berderit dan kelebatan bayangan pohon berlalu lalang lewat jendela. Tunggu! Aku tidak melihat ada pohon besar di samping rumah ini, kalaupun ada bayangannya tidak mungkin dapat berlari bukan? Otakku menjadi panas. "Gadis bodoh... gadis bodoh!" gumam nenek Betty setelah puas tertawa Scott dan Betty masih saling tatap penuh arti. Aku merasa mereka sedang bertelepati. Sementara itu, nenek Betty sedang berkutat dengan saku bajunya yang usang. "Lihat ini!" Nenek Betty menunjukkan sebuah foto dengan tulisan harga nya. Aku harus menatapnya lekat-lekat karena itu mirip aku. Harga yang tertera merupakan harga yang akan dibayar jika mendapatkan aku. Meski kepalaku pusing dan nafasku sesak, aku tidak ingin pingsan lagi. Setelah tau alasan kenapa Scott berkata aku sudah mirip buronan, keinginan melarikan diriku sangat kuat. Entah apa pekerjaan Betty dan neneknya, hingga harus me

    Last Updated : 2024-07-02
  • Gairah Paman Sahabatku   62. Boom

    Setelah suara tembakan yang mencekam itu, Scott dan Betty jatuh tersungkur berdua. Sementara si nenek sihir sedang tertawa terbahak-bahak. Dia tampak tidak menyesal atau bersedih ketika cucunya tertembak karena menyelamatkan kekasihnya. "Kau tidak waras?" tanyaku kesal, posisiku masih miring bekas diterjang Betty tadi. "waras? Hahahaha. jangan tanya aku soal kewarasan gadis bodoh! aku sudah kehilangan akal saat putri ku menjadi korban kelompok mereka!" nenek Betty menggeram murka. "Setidaknya kau khawatir pada cucumu nenek sihir!" dampratku emosi, "cucuku?" dia terdengar jijik, Aku melihat pergerakan dibelakang si nenek sihir. Dan hal itu membuatku lega saat tau Betty baik-baik saja. Tapi bagaimana dengan Scott? Tolong tuhan, meskipun Scott menyebalkan tapi dia anak baik. Aku mencoba terus mengalihkan perhatian nenek sihir, berharap Betty dapat membawa Scott melarikan diri. "Aku tidak paham jalan pikiranmu, nek" gumamku mencoba memahami "Betty memang dilahirkan put

    Last Updated : 2024-07-04
  • Gairah Paman Sahabatku   63. Kejutan

    Seperti biasa saat bersama James. Aku akan terbangun dikasur empuk dalam rumahnya. Perasaan nyaman saat bersamanya membuatku dapat tidur dengan nyenyak di dalam mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. Mengingat bagaimana James terlihat terburu-buru untuk segera sampai kerumah, tapi disini benar-benar sepi dan tenang. Setelah mengerjapkan mata beberapa kali, aku duduk dikasur king size mewah dengan sprei monokrom. Ciri khas yang aku sukai dari kamar pribadi James. "hei nak, kau sudah bangun?" Seorang wanita bermata teduh yang selalu hadir dalam mimpi saat aku merindukannya, masuk dengan membawa nampan berisi sarapan dan segelas susu. Aku membeku, mencoba memejamkan mata kembali dan bangun di dunia nyata. Tapi aku malah jadi sakit kepala. Wanita itu, sekarang sedang membuka gorden-gorden jendela. Membuat sinar sang surya masuk menerangi seisi kamar. Biasan cahaya hangat itu membuat wanita itu lebih mirip malaikat daripada ibuku saat ini. "ibu?" kucoba mengucap dengan lid

    Last Updated : 2024-07-05

Latest chapter

  • Gairah Paman Sahabatku   99. kunjungan ke Brick Lane

    " Menurutmu, apa yang membuat Thomas datang kemari?" tanya Aldrick pada Nut"Aku fikir, kita harus membiarkannya masuk untuk dapat tahu tujuannya tuan," Nut menyarankan."Benar juga, tapi bukankah sangat beresiko untuk kita?" Aldrick merasa cemas, jari-jarinya tak berhenti mengetuk-ngetuk sofa Nut mengangguk setuju, "tapi anda sudah punya bukti-bukti siapa korban sesungguhnya tuan. Anda bisa saja mati jika aku tidak ada disana saat itu," Aldrick mau tak mau harus mengambil resiko jika ingin namanya kembali bersih. Meskipun dia sendiri tidak keberatan sama sekali jika namanya tercoreng. Itu hanya masalah seorang gadis, bajingan manapun pernah mengalami hal yang lebih parah. Mengingat kembali bagaimana pertemuannya dengan Bella saat kunjungannya ke amerika, Aldrick menemukan Bella belia yang manis dan lugu. Saat itu, Bella masih menjadi salah seorang mahasiswi di Washington University, Seattle. Dia memang memiliki perawakan yang nyaris sempurna. Bella memiliki potensi yang bagus se

  • Gairah Paman Sahabatku   98. Seleksi

    "eehhh tuan?" Nut melirik Aldrick yang terlihat gugup. Tangannya menggenggam tangan Nut sangat erat. "Ada apa Nut?" tanya Aldrick kesal, "Apakah tuan gugup?" Nut masih memandangi tangan bosnya itu. Aldrick menyadari posisi itu dan langsung melepasnya. Seraya merapikan jasnya yang sudah licin, Aldrick berjalan menuruni tangga dengan sikap pongah seperti biasa. Nut mendengar Clint sedang bergosip mengenai sikap bos mereka akhir-akhir ini. Dia hanya dapat melempar pandangan mematikan pada mereka. "Bagus sekali Clint, kau bisa mengurusi pacarmu selama bos sedang sibuk hari ini," Nut berkata dengan sinis. Membuat senyum konyol Clint menghilang dari wajahnya yang bulat. Nut merasa puas dapat membungkam mulut Clint yang mirip perempuan. Bagaimana pun, Nut sangat menghormati Aldrick dan akan membelanya mati -matian. "Selamat datang Tuan Beufort!" Seru salah seorang pria berjas abu-abu dengan dasi hitam putih, perutnya tampak memberontak dalam Jas yang kesempitan itu. Al

  • Gairah Paman Sahabatku   97. Pov Aldrick Beufort

    "tuan, pesawat sudah siap" ujar seorang pria bertubuh tinggi berkulit hitam. Dia memasang wajah datar seperti biasa. "Oke, Nut?" Aldrick melirik ajudannya yang berambut ungu. "Segera tuan," jawab Nut langsung bergerak mundur. Mereka masuk kedalam pesawat jet pribadi milik Aldrick yang berinterior mewah dengan segala fasilitasnya. Dua wanita muda jangkung, mengenakan dress seksi langsung berdiri begitu melihat kedatangan Aldrick. Mereka menyambutnya dengan senyuman merekah, dihiasi bibir ungu tua , yang satunya merah cerah. Selera fashion mereka juga tampak aneh. Aldrick hanya melenggang duduk di sofa empuk, mengabaikan dua wanita aneh yang sedari tadi minta perhatiannya. "Aku heran, apa tidak ada wanita lain dengan selera yang lebih berkelas?" gerutunya dalam hati. Tapi Aldrick tidak suka mengoceh. Dia yakin, para pegawainya sudah berusaha melakukan yang terbaik. Lagi pula, dua wanita itu tidaklah jelek. Dengan perawakan montok depan belakang, kulit putih mulus, rambut tergerai

  • Gairah Paman Sahabatku   96. Puas

    "kita akan mulai dari Aldrick," kataku muram, membuat James mendesah tak senang. Wajah James berpaling dariku saat aku mencoba meminta penjelasan desahannya itu. Dia mencoba menarik nafas berat beberapa kali hingga akhirnya memusatkan perhatian ke tengah percakapan. " Kau tau aku bukan sedang minta pendapat," kataku menambahkan dengan nada mendesak. "Aku tau," jawab James tak kalah suram. " Oke, lalu apa rencanamu?" Scott tampak ingin menengahi ketegangan antara aku dan James. Tanpa pikir panjang, aku menjelaskan semua rencana yang sudah ada di kepalaku sejak beberapa minggu terakhir. Entah bagaimana tiba-tiba saja pikiranku semakin jernih, dan rencana-rencana yang semula tampak berkabut kini terlihat titik terangnya. James hanya mendengarkan dengan diam. Biasanya dia akan mengomentari dengan decakan atau gumaman tak senang, tapi kali ini dia hanya membisu. "James?" Thomas menepuk bahu James yang kelihatan sedang melamun. "Ya?""Bagaimana?" "Rencananya cukup bagus, dan untun

  • Gairah Paman Sahabatku   95. Prank

    "eh hai Thomas!" aku menyapa dengan wajah yang dibuat seceria mungkin karena bertemu dengannya lagi. "Alice, you good?" tanya Thomas dengan suara lembutnya. "Yah, aku baik saja. Sebenarnya, aku yang ngotot mau langsung pulang, bukan James," Wajah Thomas datar, sementara James menunggu reaksinya. Aku sampai keringat dingin, memikirkan rencanaku yang hancur berantakan jika sampai mereka berdua tidak bisa berbaikan. "Yeah, aku tau kau akan membelanya," jawab Thomas pahit. Aku jadi salah tingkah dan menundukkan pandangan. Tiba-tiba saja kursi rodaku bergetar. Suara cekikikan juga tercekat dari orang yang menahan geli. Benar saja, Thomas dan James sedang menertawai aku. Tentu saja gantian aku yang cemberut. Meski dalam hati senang bukan main melihat mereka berbaikan. Akhirnya, kami berada dalam satu mobil yang sama. Thomas sebagai sopir, dan James duduk disebelahnya. Aku menikmati pemandangan malam yang mulai dingin. Sebenarnya, ingin sekali aku bertanya tentang kejadian mengerika

  • Gairah Paman Sahabatku   94. Kenyataan

    AliceAliceAliceAku mendengar namaku dipanggil. Dalam kegelapan dan kehampaan aku mencoba menarik diriku dari dalam jurang itu. Rasanya sulit sekali, bernafas pun terasa berat. Seandainya saja, "Sayang, bangunlah. Aku disini," suara James yang lembut dan penuh kekhawatiran memanggil.Entah bagaimana, setiap sel di dalam tubuhku merespon suaranya. Seketika ada energi baru yang membantuku bangkit. "Hei" sentuhan lembut tangannya yang dingin memaksaku membuka mata. Aku mengerjap perlahan. Rasanya mataku lengket dan berat. Apakah itu sembab? Hingga kelopak mata pun terasa berat.Melihat senyuman indah itu, aku langsung menangis. Mencoba bangkit dari tidur yang melelahkan. Aku memeluk James teramat erat hingga aku mendengarnya mengerang. "Apa yang sakit?" tanyaku spontan saat teringat dia baru saja ditembak. James kembali memelukku, erat dan hangat. Tempat ternyaman setelah bahu ayah. Kembali aku menangis tersedu-sedu, melihat sekelilingku yang ramai. Tapi aku terlalu kalut untuk

  • Gairah Paman Sahabatku   93. past

    "jangan, tolong jangan Jamesku" raunganku semakin lemah, lebih berupa bisikan putus asa. Sementara James sedang melakukan pertukaran dengan Roran, tim medis datang untuk menjemput wanita hamil itu. Tapi Roran tidak punya belas kasih, bukannya memberikan wanita hamil itu, dia malah menembak James. Dia berteriak kesakitan, membuatku mati rasa. Pandanganku jadi kabur . Setengah mati aku menahan diri agar tetap terjaga, tapi pikiranku tak mampu menahan rasa sakit yang bergejolak. James yang tertembak, tapi aku yang lumpuh. Ingin rasanya aku berlari, tapi aku hanya dapat merangkak. Mencoba menggapai cintaku yang sedang kesakitan.***Hening dan gelap. Rasanya dingin sekali. Aku berdiri di persimpangan jalan yang suram dan dipenuhi daun berguguran. Terkejut saat sekelebatan orang-orang mulai berlarian. Aku dimana? Entahlah, pikirku lelah. James! Dimana James?Aku dengan panik berlarian kesana kemari mencari jejaknya. Berteriak sekuat tenaga memanggil namanya, tapi aku menjadi bisu.

  • Gairah Paman Sahabatku   92. Pembajak

    "sial!" James mengumpat dan berlari kebawah badan pesawat. Sontak semua pembajak keluar dari pesawat sambil membawa senjata mereka. Thomas bergegas masuk kedalam kabin kembali dan mengevakuasi para penumpang. Hatiku mencelos saat James terus dikejar-kejar para pembajak itu. Aku mengerti kenapa Thomas sengaja menyebut nama James, karena hal itu memancing para pembajak mengejarnya dan mengabaikan penumpang lain. Untungnya, tim SWAT yang sudah siap siaga segera berlari mengejar James dan membentuk barikade untuk menghalangi para pembajak itu. Tapi mereta tak gentar, seakan tak takut mati atau mereka tau petugas itu tidak akan langsung menembak mereka.James malah lebih dulu menyelamatkan wanita tua yang sedang bersamanya. Aku ketar-ketir memikirkan siapa gerangan wanita itu. Tiba-tiba saja seseorang berlari menghampiri James, dan kusadari itu adalah Scott. Dia langsung menutupi wanita tua dengan jaket dan memeluknya erat. Sebuah mobil SUV yang tadi menguntitku menghampiri mereka dan

  • Gairah Paman Sahabatku   91. Insiden

    Scott tidak mau bertutur sapa dengan Thomas. Dia bilang, hal itu akan lebih baik bagiku. Dia hanya ingin bertindak dibelakang layar. Tidak secara terang-terangan mendukung rencanaku. Aku manut saja dengan apa yang dikatakan Scott. Dia lebih berpengalaman soal ini dibanding aku. Setidaknya Scott mau menerima tekadku untuk bekerja sama dengan Thomas. "Kau harus memikirkan cara yang bagus untuk membujuk James. Dia akan pulang sekitar jam sepuluh malam""Oke," Dengan bekal arahan dari Scott, aku mengatur rencana agar James mau menerima pendapatku. Dan dengan beberapa bumbu tambahan berupa bujuk rayuan. Aku tau ini tidak akan mudah. ***Jam sembilan malam, aku berangkat ke bandara internasional untuk menjemput James. Ini akan menjadi kejutan, karena James meminta Scott yang menjemputnya. Keadaan sangat kondusif sampai aku berhenti di lampu merah. Sebuah mobil SUV mencurigakan yang aku tau sejak dari rumah sakit terus mengikutiku. Kepalaku jadi panas memikirkan kemungkinan adanya ora

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status