Malam ini Naya menunggu Dewa pulang, seperti biasanya Naya selalu menghabiskan waktunya untuk menonton drama korea. Sekaligus mengalihkan pikirannya dari kejadian siang tadi yang membuatnya kesal.Saking serunya menonton drama korea hingga Naya tidak sadar Dewa sudah pulang bekerja dan memasuki kamar tidur mereka. Melihat suaminya yang sudah pulang, Naya menjeda tayangan dan menghampiri suaminya.Demi melanjutkan rencananya untuk membuat suaminya jatuh cinta padanya.“Mas, udah makan malam?” tanya Naya.“Sudah.” Naya mengangguk membiarkan suaminya untuk membersihkan diri, Naya menyiapkan pakaian tidur suaminya dan menaruhnya di atas ranjang. Hal ini sudah menjadi rutinitas Naya akhir-akhir ini setelah dirinya mencoba menerima Dewa.Setelah selesai Naya kembali menaiki ranjang dan kembali memutar drama korea sembari menunggu Dewa mandi. Cukup fokus dengan drama korea hingga dirinya tersadarkan dengan aroma sabunnya yang segar. “Saya besok ada seminar.” ujarnya setelah bergabung duduk
Naya terbangun dari tidurnya menatap sekelilingnya yang asing, dan dirinya baru ingat jika ada di bandung. Naya teringat sesuatu hingga membuat matanya melotot sempurna, ia segera menoleh kesamping namun sudah tidak menemukan keberadaan suaminya.“Semalem beneran?! Bukan mimpi!” ujar Naya dengan wajah terkejutnya, bahkan beberapa kali menepuk pipinya.Naya mengingat semua sejak dirinya masuk kedalam kamar hotel ini, dan Naya mengingat semuanya.Ini benar-benar gila!Naya mendengar pintu berbunyi yang menandakan ada orang yang masuk membuat Naya menoleh melihat suaminya berjalan ke arahnya dengan santainya.“Jadi maksud kamu ini, Mas?” Tanya Naya.“Sudah bangun?” sapanya, seolah tidak mendengar pertanyaan istrinya barusan. Dewa berjalan masuk menuju ke nakas mengambil ponselnya. Melihat respon suaminya yang seperti biasa, datar dengan wajah tenangnya membuat Naya berdecak kesal. ‘Bisa-bisanya dia sesantai dan setenang itu.’Sebenarnya Naya ingin menanyakan soal kejadian semalam kepada
Satu bulan pernikahan, katanya adalah masa penjajakan atau pengenalan. Namun ada juga yang mengatakan satu bulan pernikahan adalah masa dimana lengket dan manisnya sebuah pernikahan.Namun Naya tidak tahu dirinya sedang berada di fase apa. Satu bulan sudah mereka lalui, dan sekarang sudah masuk di bulan kedua pernikahan namun Naya belum begitu mengenal suaminya bahkan belum merasakan pernikahan itu seperti apa.Dulu Naya selalu berharap memiliki suami yang mencintainya, perhatian dan romantis. Namun sepertinya harapan itu harus dirinya kubur dalam-dalam karena mungkin tidak akan terwujud.Naya hanya bisa menghela nafas, ketika sedang membayangkan pernikahannya dengan Dewa yang entah akan berakhir seperti apa.“Ternyata menikah tidak seindah dan seharmonis yang gue lihat.” gumamnya setelah melihat sinetron yang sedang memperlihatkan kisah romantis pernikahan. Karena sudah menjadi kebiasannya memasak sambil menonton Tv.Setelah menyiapkan sarapan untuk suaminya Naya kembali ke kamar untu
Terus, aku harus ketawa-ketawa gitu. Lihat kamu pelukan sama mantan istri kamu!” Jawab Naya.Dewa menghela nafas, “Kami sudah tidak ada hubungan apa-apa.” Jelas suaminya.Naya tersenyum miring mendengar jawaban suaminya. “Sudah tidak ada hubungan, tapi masih ketemu di kantor. Itu apa namanya?!”“Dia yang menemui saya.” Bahkan suaminya masih sempat-sempatnya membela diri.“Kalau kamu mau balikan lagi sama mantan kamu, Silahkan, Mas. Dari pada kamu ketemuan di belakang aku."“Maksud kamu apa? Kanaya.”Naya menatap suaminya, jujur Naya sudah malas berdebat dengan suaminya kali ini. Namun sepertinya kali ini Naya harus kembali membiarkan perdebatan yang berakhir menjadi pertengkaran dengan suaminya.“Aku kurang apa, Mas?” Satu bulir air mata kembali turun ke pipi. “Aku sudah berusaha menerima kamu, bahkan aku menuruti semua keinginan kamu,Mas!”Dewa hanya diam saja, laki-laki itu memandangi istrinya yang menangis terisak karena dirinya.“Aku nggak suka kamu berhubungan sama mantan kamu, M
Bangun tidur Naya sudah tidak melihat Dewa, bahkan suaminya itu semalam penuh memeluknya, namun pagi ini justru Naya tidak menemukan suaminya di sampingnya.Naya segera melompat dari kasur untuk mencari suaminya, bagaimana jika suaminya kembali pusing dan ..Ah, pikirannya benar-benar membuatnya takut.Naya mencari ke penjuru ruangan yang ada di rumahnya namun tetap tidak menemukan keberadaan suaminya.Setelah lelah mencari akhirnya manusia yang dirinya cari justru datang dengan badan penuh keringat sedang berjalan ke arahnya.Naya melipat kedua tangannya di depan dada, menatap suaminya yang baru saja pulang jogging dengan keringat yang membasahi kaosnya. Naya sudah memasang wajah galaknya siap untuk mengomeli pria itu.“Bagus ya, baru enakan udah lari-lari.” Naya mengomel. Mendapatkan omelan dari istrinya, namun Dewa justru mengabaikannya, dan memilih berjalan meninggalkan istrinya.“Mas! Denger aku nggak sih!” Teriak Naya kesal.Mendengar teriakan istrinya Dewa berbalik dengan wajah
"Dewa sudah makan siang sama saya.” ujar wanita itu dengan senyum mengejeknya.Naya berhenti menatap wanita yang baru saja keluar dari ruangan suaminya dengan wajah penuh percaya dirinya. “Kenapa anda disini?” tanya Naya dengan wajah datarnya.Wanita itu tertawa kecil. “Apalagi, selain bertemu dengan Dewa,”Naya menghela nafas, Naya memilih mengabaikan mantan istri Dewa. Mengingat tujuan utamanya yaitu mengantarkan makan siang untuk suaminya.“Ingat! Dewa akan kembali dengan saya!”Langkah Naya terhenti kemudian menoleh menatap wanita di depannya ini dengan tertawa mengejek. “Percaya diri sekali anda!” Setelah mengatakan itu Naya kembali melanjutkan langkah kakinya untuk masuk ke dalam ruangan suaminya.Padahal dirinya sudah menjelaskan kalau dirinya tidak suka mantan istri Dewa masih ke kantor untuk menemui suaminya. Tapi sepertinya wanita itu tetap menemui Dewa bagaimanapun caranya, dan disini yang salah bukan hanya mantan istri Dewa namun suaminya juga salah karena tidak tegas den
Pagi ini Naya dan Dewa sudah bersiap-siap untuk datang keacara tujuh bulanan adik iparnya. Padahal undanganya pagi namun Naya telat bangun karena semalam dirinya memilih tidur di ruang tengah dengan menonton drama korea hingga beberapa episode, karena Naya kesal dengan suaminya yang kemaren memilih makajn siang dengan mantan istrinya tanpa memperdulikan perasaannya.Dan sialnya, sampai pagi ini suaminya tidak menjelaskan apapun ke Naya.Hingga berakhir dengan bangun telat, bahkan suaminya itu bangun lebih dulu tapi tidak ada keinginan untuk memhangun Naya sama sekali, justru memilih olah raga pagi.“Ini semua salah kamu, Mas.” Naya menyalahkan Dewa yang tidak membangunkannya justru memilih menunggunya hingga bangun sendiri.Dewa yang baru saja selesai berganti pakian kembali di hadapkan dengan omelan sang istri, padahal Dewa sudah membangunkan wanita itu beberapa kali. Namun pada dasarnya Naya itu kalau tidur kaya orang mati, jadi Dewa menyerah dan memilih untuk menunggu hingga wanita
Senyum manis di wajah cantiknya seketika pudar, matanya terpaku pada seorang wanita dengan rambut pirang sebahu yang tersenyum kearah mereka.“Nggak papa,” jawab Anita.Naya terpaksa tersenyum, karena wanita di depannya ini adalah mantan istri Dewa yang membuat Naya selalu merasa takut, kesal dan marah. Dirinya takut jika Dewa akan kembali dengan wanita itu karena Naya tau suaminya masih belum bisa move on dari mantan istrinya dan akan membuatnya menjadi janda. Apalagi Naya tau jika suaminya itu belum mencintainya jadi kapan saja bisa pergi darinya. Dulu Naya tidak mempermaslahkan jika Dewa akan kembali dengan mantan istrinya itu. Tapi, sekarang Naya tidak akan membiarkan begitu saja.Entah perasaan itu kapan datangnya, namun Naya baru menyadari bahwa dirinya takut kehilangan pria itu, bahkan merasa cemburu saat kemaren mendegar suaminya makan siang bersama dengan matan istrinya.“Ka-kanaya, Ya.” Savira seolah mengingat siapa dirinya, bahkan terlihat berpura-pura menyapanya padahal