Share

Pindah 2

30 kilometer jalan kaki …

Hanya dengan berbekal peta ia menginjakkan kaki ke daerah asing yang belum pernah ia datangi atau yang pernah ia lihat sebelumnya.

Sambil melihat peta ia memulai perjalanan panjangnya itu seorang diri, tapi ia tak gentar dan terus berjalan diiringi udara sejuk dan kicauan burung.

Di pagi yang sangat cerah itu, Sera sesekali melihat beberapa orang berkeliling sambil membawa hewan peliharaannya serta keramaian yang tiba-tiba datang dari arah belakangnya.

Keramaian itu mendorongnya menuju ke kota yang cukup padat dengan suara klakson berbunyi di mana-mana serta suara keributan orang-orang yang sedang menelpon di pinggir jalan.

"Per …Permisi saya mau lewat!" ucapnya.

Ia terdesak hingga akhirnya ia masuk ke gang sepi yang dipenuhi dengan tumpukan sampah. Sera melihat petanya kembali lalu masuk ke gang lebih dalam lagi,

Di gang itu benar-benar sangat sepi bahkan suara langkahnya menggema begitu juga dengan suara tetesan air dari selang yang tampak sedikit bocor.

Di tengah dalam perjalanan itu ia diawasi oleh seseorang di atas bangunan. Orang itu tampak tersenyum sebelum kemudian pergi dari sana,

"Lewat sini? Tapi ini malah menuju ke bangunan konstruksi yang belum jadi. Mungkin di sisi lain bangunan ini jalan keluarnya,"

Sera tiba di bangunan besar dan ia merasa bulu kuduknya berdiri seakan ada hal menakutkan mengintainya dari jauh.

Glek …

Sera menelan ludah sebelum ia masuk ke bangunan itu. Ketika masuk, suasananya benar-benar berbeda rasanya seperti masuk ke dalam kulkas dengan suhu paling rendah.

Tak …Tak …

Suara langkah kakinya juga masih menggema yang menambah kesan seram dan kesan horor seperti dalam film. Saat berjalan—sambil melihat sekeliling—ia merasa aman-aman saja, sebelum ia 'melewatinya'

"... Yang barusan aku lewati tadi, apa? Kok, serem, ya," kata Sera dengan keringat dingin mengucur di dahinya.

Sera menoleh ke belakang, ia melihat asap hitam pekat yang memperlihatkan senyuman putih yang sangat lebar.

"AAAAH!"

Sera langsung melarikan diri dari sana sambil dikejar-kejar asap tersebut. Setiap akan mencapai jalan keluar semuanya di halangi yang membuat Sera terpaksa naik ke lantai selanjutnya.

Ia terus berlari—sesekali menoleh ke belakang—hingga tak sengaja tersandung di tengah tangga. Dengan tubuh bergetar ketakutan,

"Kenapa pakai kesandung segala!" Sera segera bangkit lalu kembali berlari.

Ketika sampai di lantai atas, ia hanya melihat pilar-pilar bangunan dan jendela tanpa kaca yang ada di mana-mana.

Sera kebingungan hingga akhirnya ia hampir terkena serangan dari asap hitam itu. Ia hanya bisa berlari dan bersembunyi di balik pilar,

"Padahal aku mau ke rumah baru, kenapa hal ini harus terjadi?" ucapnya dalam hati.

BRAK!

Pilar tempat bersembunyi Sera tiba-tiba roboh—karena dihantam oleh asap tersebut, meski hanya asap tapi tetap kuat—memaksanya untuk pindah pilar.

Setiap kali ia bersembunyi semua pilar di hancurkan menyebabkan atap bangunan tersebut ikut roboh.

"AAAAAH! TOLONG!"

Mereka tertimpa reruntuhan hingga jatuh ke dasar bangunan. Sera yang tergeletak di atas puing-puing bangunan sekilas melihat seseorang yang melindunginya dari reruntuhan.

Ketika bangun, ia terhuyung-huyung akibat pusing sebelum kemudian ia mendengar ada suara yang mendekatinya yang membuatnya panik—sebab ia tak bisa berlari dengan kepala pusing seperti itu.

"Beraninya kau! Beraninya kau merebut calon suamiku! Beraninya!" ucap asap tersebut yang ternyata termasuk sebagai roh jahat.

Roh jahat tersebut keluar dari reruntuhan lalu menatap Sera. Roh itu mengeluarkan pisau dapur kemudian menyerang Sera,

"Hup! Ajaib, kalian bisa selamat dari reruntuhan tadi. Tapi …Aku benci melihat roh jahat yang arogan sepertimu!" ucap seorang pria yang langsung menendang jauh roh jahat tersebut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status