Share

Bahagia dan Derita

Kalau di rumah Tania sering merasa melarang Langit untuk melakukan pekerjaan rumah tapi di sini malah sebaliknya. Sella menyuruhnya untuk beberes rumah yang sudah seperti kapal pecah.

Butuh waktu berjam-jam untuk membuat semuanya bersih seperti sebelumnya dan itu sangat menguras tenaga. Padahal Langit berpikir jika pulang akan langsung istirahat setelah seharian bekerja apalagi ia baru pulang dari luar kota.

Kalau tahu begini tadi Langit mending di rumahnya sendiri, menghabiskan waktu dengan anak-anak.

“Mas.” Sella mengguncangkan pundak Langit.

Lelaki itu baru saja membaringkan tubuhnya di sofa karena ingin istirahat.

“Apa lagi?”

“Laper.”

“Tinggal makan, nggak usah ganggu aku. Aku capek.” Langit membalikkan tubuhnya membelakangi Sella.

“Nggak ada makanan.”

“Ya pesen, Sella.”

“Kamu bayar ya, uang aku habis.”

Langit mengurut pangkal hidungnya yang terasa berdenyut. Padahal Sella diberikan uang untuk satu bulan ini malah dihabiskan satu minggu.

“Mas.”

“Iya. Pesen sana, jangan ganggu aku!
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rere Ernie
Prettttttt kyk dulu bpk si Alin gada karma nya enak terus pada pezina dan pedosa disini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status