Share

Bab 213

Penulis: Clarissa
Tiffany memegang gelas anggurnya dengan erat. Dia menggigit bibirnya sambil mengenang satu per satu momen yang dilewatinya bersama Sean.

Sean memang baik padanya. Sean membujuknya, membuatnya tertawa. Sean tidak pernah membiarkannya sedih.

Baik itu Vernon ataupun Leslie, bahkan Wenda, semua mendapat ganjaran atas perbuatan mereka yang menyakiti Tiffany.

Sean melakukan begitu banyak hal untuk Tiffany. Bagaimana bisa Tiffany merasa dirinya tidak berarti bagi Sean? Namun, jika Sean mencintainya, kenapa ....

Apa mungkin yang dikatakan Mark memang benar? Waktu yang diberikannya kepada Sean belum cukup banyak?

Kini, Tiffany merasa tindakannya agak gegabah, Setelah tenang kembali, perasaannya malah makin kacau.

"Kalau nggak bisa ngerti, biar waktu yang menjawab semuanya." Mark menghela napas, lalu membenturkan gelasnya ke gelas Tiffany. Terdengar dentingan yang nyaring.

"Kehidupan Sean sangat rumit. Dia nggak pernah berhubungan dengan wanita mana pun. Dia juga jarang berinteraksi dengan orang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
sedih...mendengar cerita kisah tentang kehidupan Sean🥹
goodnovel comment avatar
Vira Ovi Ra
bahaya ini, minum anggur saat lagi hamil
goodnovel comment avatar
Helsy Nofrini
tiffany Semangkin dilema.... bagaimana kelanjutanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 214

    Pada saat yang sama, terdengar suara mesin mobil di lantai bawah. Mark memandang ke bawah, lalu melihat sesosok berpakaian hitam.Mark bersiul sambil menghampiri. "Aku nggak nyangka masih bisa melihatmu mengemudikan mobil."Sean memutar bola matanya. "Di mana Tiffany?"Mark menunjuk ke arah balkon. "Baru saja tidur.""Hujan baru reda. Ngapain kamu bawa dia ke balkon?" Sean memutar bola matanya lagi, lalu bergegas menuju ke balkon.Tampak Tiffany berbaring di meja sambil tertidur lelap. Bulu matanya yang lentik membuatnya terlihat makin cantik.Sean menghela napas lega dan mengelus kedua mata Tiffany yang bengkak. Kemudian, dia langsung menggendong Tiffany ke kamar.Mark bersandar di pintu dengan culas dan bertanya, "Sudah malam sekali. Kamu masih mau bawa dia pulang? Sebaiknya kalian menginap di sini saja. Sisanya dibicarakan besok."Sean mengernyit dan merenung sejenak. Pada akhirnya, dia menggendong Tiffany ke kamar utama. Mark hanya bisa mengikuti di belakang dan mengeluh, "Kamu ini

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 215

    Tangan Sean yang memegang ponsel perlahan-lahan mengerat. Dia tahu Tiffany tidak mungkin tiba-tiba mencurigai penglihatannya, apalagi menggunakan cara semacam itu untuk mengujinya. Ternyata Garry biang keroknya.Sean terkekeh-kekeh, lalu menghapus pesan itu. Setelah menghapusnya, dia merenung sejenak. Pada akhirnya dia memblokir nomor Garry dengan ponsel Tiffany.Sesudah semuanya beres, Sean kembali berbaring dengan tenang. Dia memeluk Tiffany sambil tidur. Malam itu, Tiffany tidur dengan sangat lelap.Keesokan pagi setelah matahari bersinar terang, Tiffany membuka matanya. Seperti biasa, dia menyingkirkan lengan Sean yang berada di atas tubuhnya. Kemudian, dia meregangkan tubuhnya dan hendak turun dari ranjang untuk mandi dan membuat sarapan.Begitu turun, Tiffany baru menyadari dekorasi kamar ini berbeda. Pikirannya hampa untuk beberapa saat. Kemudian, dia akhirnya mengingat semua yang terjadi kemarin malam.Ternyata dia sedang berada di rumah Mark? Kalau begitu, pria di atas ranjang

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 216

    Tiffany mengernyit dan merasakan suatu firasat ....Saat ini, terdengar suara dari lantai atas. Tiffany tanpa sadar mendongak dan memandang ke atas.Seorang pria berpakaian hitam tampak perlahan-lahan menuruni tangga. Tubuhnya tinggi dan ramping. Sosoknya dipenuhi wibawa. Setiap gerakannya sungguh elegan.Kini, wajah dingin itu tidak ditutupi oleh sutra hitam lagi. Meskipun tidak terlihat semisterius dulu lagi, tatapannya tetap tajam dan angkuh.Tiffany termangu menatapnya. Kemudian, dia akhirnya bereaksi. Ternyata yang seranjang dengannya bukan Mark, melainkan Sean!Tebersit keterkejutan sekaligus kegembiraan pada tatapan Tiffany! Dia tahu dirinya bukan orang yang bertindak sembarangan saat mabuk!Untuk sesaat, Tiffany ingin sekali menyerbu ke depan dan memeluk Sean! Hanya Tuhan yang tahu betapa paniknya dia saat mengira pria di sampingnya adalah orang lain!Namun, begitu Tiffany mengambil langkah, dia sontak berhenti. Dia teringat pada semua yang terjadi di vila malam itu. Bahkan, Ti

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 217

    Tiffany merasa tidak berdaya. Dia terpaksa kembali ke meja makan dan bersiap-siap untuk sarapan.Sean tiba-tiba mendongak untuk melihat rambut Tiffany yang agak berantakan. Dia memperingatkan, "Gosok gigi dan cuci muka dulu. Rambutmu juga harus dikuncir ulang."Tiffany sangat syok saat bangun tidur tadi. Dia mengira yang tidur di sampingnya adalah Mark. Makanya, yang ada di benaknya hanya kabur. Dia tidak sempat menggosok gigi dan mencuci wajah lagi.Dengan demikian, dengan wajah memerah karena malu, Tiffany buru-buru berlari ke kamar mandi.Mark sungguh mengagumi Sean. "Bukannya orang bilang Tiffany merawatmu seperti kamu adalah anaknya?"Kenapa malah terbalik? Sepertinya Sean yang merawat Tiffany. Sean yang selalu bersikap dingin dan angkuh malah bersikap seperti seorang ibu?Sean mendongak dan melirik dengan kesal. "Apa ada orang yang bisa kamu rawat?"Mark kehabisan kata-kata. Atas dasar apa Sean meremehkan dirinya yang jomblo? Dia tiba-tiba memeluk Chaplin dan berseru, "Aku bisa m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 218

    "Di desamu ada dokter sehebat itu? Gimana kalau suruh dokter itu ngajar di kampus kita? Suamimu sudah buta bertahun-tahun, tapi dia masih bisa menyembuhkan matanya!"Tiffany hanya bisa mencebik. Setiap kali membahas masalah ini, suasana hatinya akan menjadi buruk. Dia memukul piringnya dengan sendok, lalu menyahut, "Bukan dokternya yang pintar. Dia memang nggak buta."Julie sontak tertegun. Dia berbisik, "Tiff, jangan sembarangan bicara. Gimana mungkin ... suamimu nggak buta?""Dia memang nggak buta." Tiffany menarik napas dalam-dalam. "Aku juga baru tahu semalam."Julie membeku. "Itu artinya ... dia menipu semua orang termasuk kamu?""Nggak termasuk semua orang." Tiffany tersenyum getir. "Valerie yang kita temui di Restoran Violet hari itu, tahu kebenarannya. Cuma aku yang nggak tahu."Julie bisa melihat kesedihan dan kekecewaan pada tatapan Tiffany. "Jangan cemas. Aku tahu di hati Sean, kamu lebih penting daripada wanita bernama Valerie itu.""Valerie masih belum siuman. Tapi, Sean n

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 219

    Julie termangu. Dia tanpa sadar bangkit dan memberikan kursinya kepada Sean.Sean duduk dengan elegan. Sofyan segera memindahkan makanan yang telah dimakan setengah oleh Julie, lalu menyajikan makanan yang baru dibeli.Tiffany meletakkan sendoknya. "Julie, aku sudah selesai makan."Usai berbicara, Tiffany bangkit dan hendak pergi. Namun, Chaplin menghalanginya.Tiffany mengernyit. "Minggir."Chaplin berkata, "Kamu belum kenyang"Tentu saja! Tiffany baru makan sesuap! Bagaimana dia bisa kenyang? Namun, dia tidak ingin makan bersama Sean!Setiap kali melihat Sean, Tiffany akan teringat pada kejadian sebelumnya. Apalagi, Julie mengatakan Sean sebenarnya melihat semua yang dilakukan Tiffany di hadapannya!Tiffany merasa sangat malu sekaligus kesal, karena Sean ternyata tahu dirinya menonton video itu di malam pertama mereka. Belum lagi Tiffany yang mengganti pakaian di hadapan Sean ....Tiffany ingin sekali melemparkan kedua telur ayam yang ada di meja ke kepala Sean! Dulu dia tidak tahu S

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 220

    "Kalau nggak salah, kamu yang bilang ingin aku menyuapimu di kantin, 'kan?""Aku ...." Wajah Tiffany memerah.Julie yang duduk di samping pun tidak bisa menahan tawanya. Tiffany ini benar-benar bodoh. Masa membuat permintaan seperti itu?Tiffany makin canggung dibuat Julie. "Julie, dengarkan penjelasanku dulu. Aku ...."Tiffany berbicara seperti itu supaya Sean punya motivasi untuk mengobati matanya. Dia ingin Sean mendambakan kehidupan setelah penglihatannya pulih.Namun, sekarang ucapannya itu malah menjadi senjata Sean untuk mengejeknya. Tiffany merasa jengkel. Dia hanya bisa menunduk dan menggerogoti paha ayam.Setelah paha ayam habis, Tiffany mengangkat tangannya untuk mengambil tisu. Tiba-tiba, sebuah tangan besar dijulurkan ke depannya. "Angkat kepalamu."Tiffany spontan mengangkat kepalanya. Sean langsung menyeka bibir Tiffany dengan tisu."Mana tanganmu?"Tiffany menjulurkan tangannya. Sean membantunya menyeka tangannya.Sean sangat tampan kalau serius begini. Tiffany termangu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 221

    Sebelum Tiffany sempat menghentikannya, Chaplin juga sudah pergi bersama Julie. Tiffany hanya bisa terdiam. Begitu Chaplin pergi, di tempat itu hanya tersisa Tiffany dan Sean berduaan. Tiffany berjalan di depan dengan sedikit kesal, sementara Sean mengikuti di belakang sambil memayunginya."Tiff!" Dari kejauhan, terlihat seorang kakak senior di fakultas yang memanggilnya. "Lagi jalan-jalan sama pacar ya?"Wajah Tiffany langsung memerah. "Bukan ...."Kakak senior itu sama sekali tidak mendengar suaranya. Pandangannya terus tertuju pada Sean. "Wah pacarmu ini lumayan ganteng juga. Ketemu dari mana?"Wajah Tiffany kini telah merah padam. "Kak ...." Tiffany benar-benar tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya!Sebelum Sean datang ke kampus, semua orang di kampus mengira dia masih lajang. Hanya segelintir orang yang mengetahui tentang pernikahannya dengan Sean. Kini begitu Sean datang, semua orang yang melihatnya akan melemparkan tatapan ambigu."Ya sudah, aku nggak godain kamu lagi." Kare

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 631

    Sean tersenyum. "Aku senang kamu berpikir seperti itu."Sanny mencebik. "Kamu senang buat apa? Yang penting itu kamu harus segera mendapatkannya kembali.""Beberapa hari ini, aku dengar dari para suster tentang kehidupannya dalam 2 tahun terakhir. Pria yang mengejarnya banyak sekali. Kalau kamu nggak berusaha lebih keras, anak-anakmu akan memanggil orang lain sebagai ayah!"Mata Sean sedikit meredup, tetapi dia tetap mengupas apel dengan tenang. "Mereka nggak akan punya kesempatan itu."Conan dan Sanny bertatapan. Detik berikutnya, apel dan pisau di tangan Sean kembali direbut. Conan langsung menariknya dan mendorongnya keluar dari kamar. "Jangan buang waktu di sini, kakakmu ada aku yang menjaganya. Pergi temui Dokter Tiffany!"Begitu ucapan itu dilontarkan, bam! Pintu kamar langsung tertutup rapat.Sean berdiri di luar pintu, menatap pintu yang tertutup rapat itu, lalu menghela napas pelan. Ternyata cinta benar-benar bisa mengubah seseorang.Jika 5 tahun lalu Sanny sudah bertemu Conan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 630

    "Aku rasa kamu akhir-akhir ini terlalu santai, sampai otakmu nggak bisa berpikir dengan benar ya? Pergi teliti proyek yang kamu bicarakan denganku sebulan lalu! Dalam satu minggu, aku ingin melihat inovasi dan perubahan yang kamu buat dalam penelitian itu!""Pak ...." Tiffany bahkan belum sempat membela diri, tetapi pintu kantor direktur sudah tertutup dengan keras. Brak!"Dok Tiff." Melihat Tiffany baru saja dimarahi lagi oleh Morgan, Filda berpura-pura tersenyum dan menepuk bahunya dengan ramah. “Akhir-akhir ini, Pak Morgan sedang banyak masalah di rumah. Makanya, suasana hatinya sedang buruk. Jangan menambah bebannya lagi."Tiffany mengatupkan bibirnya. Dalam hati, dia mengingat rencana yang sebelumnya dikatakan oleh Sean kepadanya. Dengan pasrah, dia hanya bisa menghela napas dan menatap Filda."Kamu juga tahu, kondisi Zion sekarang sangat sulit." Setelah mengatakan itu, Tiffany menggeleng. "Apa aku boleh duduk di kantormu sebentar? Aku ingin berbincang denganmu."Filda langsung be

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 629

    "Pak, aku memang punya ... rekaman itu."Begitu keluar dari ruang kantor direktur, Filda langsung kembali ke kantornya, mengunci pintu, lalu menelepon Zion."Tapi ...." Di ujung telepon, Zion menghela napas pelan. "Aku nggak akan memberikannya padamu."Zion selalu lemah lembut dan rendah hati, selalu baik pada siapa pun yang pernah membantunya. Karena itu, dia tidak tega membongkar rencana licik Filda.Dia hanya bisa menghela napas dan berkata pelan, "Bu, sebaiknya sudahi saja masalah ini. Segala sesuatu yang terjadi 2 tahun lalu sudah menjadi hasil akhir. Nggak perlu diungkit lagi."Zion tidak tahu apa maksud Tiffany tiba-tiba menghadap direktur dan mengakui kesalahan. Namun, dia tidak ingin Tiffany ikut terseret dalam masalah ini, juga tidak ingin Filda kehilangan reputasinya seumur hidup."Biarkan semuanya berakhir padaku," ucap Zion.Di sisi lain, Filda begitu marah hingga mengentakkan kakinya ke lantai. "Zion, apa ini caramu membalas semua yang telah Dokter Tiffany lakukan untukmu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 628

    "Haha, baiklah! Kalau nanti anak-anak nggak mau ikut pulang denganmu, kamu jangan merasa malu ya!"Tiffany sangat mengenal anak-anaknya! Dia yang melahirkan mereka! Mereka tidak akan memilih pergi dengan Sean!Arlene memang suka jajan, tetapi dia paling tidak bisa jauh dari ibunya! Arlo anak yang cerdas dan dewasa. Dia tidak akan meninggalkan ibunya hanya karena sedikit kebaikan dari orang lain!"Oke." Sean tertawa pelan, lalu melirik Tiffany. "Tapi, soal masalah Bu Filda yang menjebakmu ... aku masih butuh kerja samamu."Mendengar akhirnya mereka berbicara tentang urusan serius, Tiffany tidak lagi berbelit-belit. Dia menatap Sean dengan sungguh-sungguh. "Apa yang harus kulakukan?""Pertama." Sean tersenyum tipis. "Kamu harus sedikit merendahkan diri dan pergi ke kantor Pak Direktur untuk mengaku salah, mengatakan kejadian di masa lalu memang kesalahanmu ...."....Keesokan paginya, setelah selesai memeriksa pasien, Tiffany mengetuk pintu kantor direktur. Saat ini, selain Morgan, Filda

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 627

    Suasana di ruang tamu terasa sunyi dan agak aneh.Tiffany dan Sean saling menatap untuk waktu yang lama. Mata wanita itu penuh amarah, sedangkan mata pria itu tajam dan dingin.Beberapa saat kemudian, Tiffany akhirnya memalingkan wajahnya karena tidak ingin pria itu melihat wajahnya yang sudah merah padam. "Aku sudah bilang nggak, berarti nggak."Malam ini, Arlo dan Arlene baru saja bertanya tentang ayah mereka. Dia sudah menjelaskan semua dengan serius. Tidak ada harapan bagi mereka untuk bertemu ayah mereka untuk sementara waktu ini.Sekarang Sean malah ingin membawa kedua anak itu jalan-jalan. Dengan status apa dia akan membawa mereka pergi? Sebagai ayah? Sebagai tetangga? Atau sebagai teman ibu mereka?Sean dan Arlo begitu mirip. Jika mereka keluar bersama, pasti akan ada masalah."Dok Tiff." Sean meletakkan peralatan makan, bersandar di sofa dengan santai. Kakinya disilangkan, kedua tangannya bertumpu di lututnya, seperti seseorang yang sedang bersiap untuk bernegosiasi."Tadi kam

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 626

    Mata Sean menyipit dan tampak bahaya. "Kamu seharusnya lebih tahu apa yang kuinginkan."Tatapan berbahaya itu tertuju pada tubuhnya, membuat Tiffany secara refleks menyusutkan tubuhnya."Sean, hubungan kita sudah lama berakhir! Sekarang kamu tetanggaku! Kamu juga sudah banyak membantuku, jadi aku hanya ... hanya menganggapmu teman! Jangan pikir yang aneh-aneh!"Sean tersenyum tipis, matanya penuh dengan ejekan saat menatapnya. "Aku berpikir yang aneh-aneh?"Dia meletakkan peralatan makannya, menyeka mulutnya dengan tenang, lalu bangkit dan perlahan mendekat. "Aku yang berpikir aneh-aneh atau justru imajinasimu yang terlalu liar? Saat aku bilang kamu tahu apa yang aku inginkan, apa yang terlintas di benakmu?"Tiffany menggigit bibirnya, secara refleks mundur. Apa yang terlintas di benaknya? Isyarat pria itu begitu jelas, bagaimana mungkin dia tidak tahu ....Ditambah lagi, setelah mereka bertemu kembali, mereka sudah melakukannya di ruang istirahat rumah sakit. Pria ini memang tidak pun

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 625

    Sean tersenyum tipis.Pria itu mengangkat matanya dengan santai dan menatap wanita di depannya. "Jadi maksudmu, kamu lagi muji aku teliti?"Tiffany tertegun sejenak. Beberapa detik kemudian, wajahnya memerah dan dia buru-buru memalingkan wajah. "Bisa dibilang begitu."Mungkin memang karena Sean lebih teliti, atau mungkin karena dia sendiri terlalu fokus pada akademik hingga tidak bisa memikirkan kemungkinan lain. Yang jelas, saat dia pertama kali mendengar rekaman itu di klinik Zion hari ini, otaknya langsung terasa kosong.Tiffany tahu suara itu bukan miliknya. Namun, nada bicara dan intonasinya sangat mirip. Dia sama sekali tidak tahu bagaimana cara membela dirinya sendiri.Jika dua tahun lalu Zion benar-benar membawa rekaman itu sebagai bukti tanpa adanya Sean di sisinya, apa yang akan dia lakukan? Memikirkan kemungkinan itu, hati Tiffany terasa hangat.Untung saja dia ada di sini.Untung saja dia punya Sean.Kalau tidak ....Tiffany mungkin benar-benar tidak akan bisa membersihkan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 624

    "Syukurlah!""Kak Zion memang cuma buka klinik kecil di desa selama dua tahun terakhir, tapi dia diam-diam masih membaca jurnal medis secara online! Aku tahu, jauh di dalam hatinya, dia masih bercita-cita menjadi ahli bedah jantung yang hebat!"Suara Quinn terdengar sangat bersemangat, jelas dia benar-benar berharap Zion bisa bangkit kembali.Sean meliriknya dingin. "Kamu sudah nggak takut lagi sama aku?"Quinn tertegun sesaat, lalu wajahnya langsung memerah. Dia buru-buru melepaskan tangannya dari genggaman Sean. "Aku ... Aku tahu sikapku tadi kurang baik.""Tapi, Pak Sean, kalau Anda benar-benar bisa membantu Kak Zion membersihkan nama baiknya, aku bahkan rela berlutut untuk meminta maaf!"Begitu berkata demikian, Quinn langsung berjongkok dan bersiap untuk benar-benar berlutut."Quinn!" Zion buru-buru menariknya berdiri, lalu menatap Sean dengan sedikit rasa bersalah. "Pak Sean, sudahlah.""Apa yang terjadi di masa lalu, biarlah berlalu. Anda hanya perlu menjaga Dok Tiff dengan baik

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 623

    "Kila?"Zion mengerutkan kening dalam-dalam. Dia kenal Kila.Kila adalah keponakan dari Filda. Usianya sebaya dengan Quinn. Saat Quinn pertama kali datang ke Kota Kintan untuk bersekolah, Filda bahkan khusus meminta Kila untuk menjemputnya di stasiun dengan alasan bahwa mereka bisa saling menjaga karena seumuran.Quinn menggigit bibirnya. Setelah menyadari bahwa dia kembali keceplosan karena emosinya, dia pun memutuskan untuk tidak menyembunyikan apa pun lagi."Kila yang bilang.""Kila bilang, hidup Kak Zion sekarang sulit, semua karena sebuah insiden malapraktik di masa lalu.""Dia juga bilang, meskipun Kak Zion sudah mengakui bahwa itu adalah kesalahannya, dia merasa bahwa seseorang seperti Kak Zion yang punya karakter baik nggak mungkin melakukan hal seperti itu. Pasti ada sesuatu yang tersembunyi di balik kejadian itu."Zion mundur beberapa langkah, suaranya sedikit bergetar. "Jadi kamu kembali ke kota ini untuk mencekokiku anggur dan memanfaatkan mabukku agar aku mengungkapkan kej

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status