"Luther! Kamu jangan tidak tahu diri!"Luther yang terus menolak membuat Catherine menjadi marah. Siapa Catherine ini? Catherine adalah putri keluarga kaya, seorang wanita yang sangat dibanggakan. Tidak peduli ke mana pun dia pergi, dia selalu menjadi pusat perhatian dan banyak orang yang mencoba mendapatkan perhatiannya. Namun, orang di depannya ini malah tidak menghargai kesempatan yang diberikannya berkali-kali.Luther mengernyitkan alisnya dan berkata dengan tanpa belas kasihan, "Siapa sebenarnya yang tidak tahu diri? Apa otakmu sudah rusak? Ini adalah Jiman, bukan Jiberia. Tidak usah bertingkah angkuh di sini, aku tidak takut!""Kamu ...."Catherine merasa kesal hingga menggertakkan giginya, tetapi dia juga tidak berdaya. Dia yang biasanya selalu mendapat bantuan, malah berkali-kali ditolak oleh Luther. Jika bukan karena mengkhawatirkan keselamatan ibunya, dia mungkin sudah bertindak sejak awal."Luther! Apa yang sebenarnya kamu inginkan?"Catherine menarik napas dalam-dalam dan b
"Tunggu sebentar ....""Ada apa lagi?"Catherine menghentikan langkahnya, berbalik dan terlihat ekspresinya agak kesal."Kamu masih belum membayarnya. Pilku ini sangat berharga, kamu bayar aku 20 miliar saja," kata Luther dengan tenang."Apa? Satu botol pil ini harganya 20 miliar? Kenapa kamu tidak pergi merampok saja?" kata Catherine dengan kesal.Meskipun Catherine kaya, bukan berarti dia bisa dibohongi dengan mudah juga."Mana mungkin dengan merampok bisa begitu cepat mendapatkan uangnya? Kalau kamu merasa harganya mahal, kamu bisa mengembalikan obatnya," kata Luther sambil mengulurkan tangannya untuk meminta."Kamu benar-benar tidak tahu malu!"Catherine menggertakkan giginya, tetapi akhirnya tetap memberikan selembar cek bernilai dua puluh miliar. Kemudian, dia pergi dengan tergesa-gesa. Dia sudah memutuskan, jika ibunya tidak sembuh, dia akan membuat Luther membayar perbuatannya berkali-kali lipat!Setengah jam kemudian. Catherine mengemudikan mobil kembali ke rumah sakit. Saat d
Melihat Pristia yang bersemangat, para dokter saling memandang dan merasa terkejut. Penyakit yang bahkan tidak bisa ditangani oleh para ahli, akhirnya sembuh hanya dengan satu pil kecil. Terlalu berlebihan, 'kan? Apakah pil kecil yang tampak biasa ini benar-benar obat mujarab?"Nona Catherine, boleh beri tahu kami pil apa itu tadi? Bisakah kami mempelajarinya?"Setelah terkejut, dokter botak itu tidak bisa menahan diri dan bertanya."Mempelajari apa? Sialan! Pergi!"Catherine langsung menendang hingga dokter botak itu merintih kesakitan. Menyadari kesalahannya, dokter botak itu tidak berani tinggal lebih lama dan hanya bisa membawa sekelompok orangnya pergi dengan malu."Tidak disangka pil kecil ini begitu ajaib! Ini benar-benar mengagumkan!" kata Helen dengan kagum.Pil itu terlihat jelek dan bau, tetapi harus diakui khasiat pil itu bagus."Aku menghabiskan 20 miliar untuk obat ini, tapi harus diakui harga itu layak!" kata Catherine dengan ekspresi gembira."Apa? Dua puluh miliar?"Be
"Sudahlah, jangan pukul lagi, tanya dulu apa yang telah terjadi?" tanya Helen dengan ekspresi kasihan.Keenan berkata dengan ekspresi sedih, "Sebenarnya, aku juga tidak tahu apa yang telah terjadi. Semalam, aku sedang minum dengan temanku dan aku minum terlalu banyak. Saat sadar, aku sudah berada di mobil, di sekitarku ada puing-puing mobil dan seseorang yang sudah mati tertabrak. Saat itu, aku sangat ketakutan dan segera melarikan diri dari tempat kejadian. Sayangnya, aku langsung tertangkap malam itu juga.""Sudah menabrak mati seseorang, masih mau melarikan diri? Apa kamu tahu kamu sudah melakukan kesalahan besar? Tidak mendekam di penjara selama 10 hingga 20 tahun, kamu jangan berharap bisa keluar!" kata Ariana dengan ekspresi sangat kesal.Mendengar perkataan itu, wajah Keenan menjadi pucat. "Hah? Kak, aku masih muda, aku tidak ingin dipenjara. Aku mohon, selamatkan aku!""Kalau sudah melakukan kesalahan, kamu harus bertanggung jawab. Apa kamu pikir kamu bisa lolos tanpa konsekuen
"Baik, aku setuju ...."Di dalam sebuah klub elite, Tuan Arnold tersenyum lebar saat mendengar suara di telepon. "Baiklah, kita akan bertemu malam ini. Ingat, aku tidak ingin dikecewakan lagi."Setelah mengatakan itu, Arnold menutup teleponnya. Pada saat itu, beberapa pemuda dan pemudi yang duduk di sekitar Arnold mengacungkan jempol mereka setelah mengetahui kabarnya."Tuan Arnold, tak disangka hanya dengan sedikit trik saja, kamu sudah bisa membuat wanita cantik itu patuh. Benar-benar luar biasa!" kata seorang pemuda berambut putih dengan ekspresi kagum."Hehe .... Kalau kita tidak mengirim adiknya ke penjara, bagaimana mungkin dia akan patuh begitu saja? Gadis seperti itu tidak boleh dilewatkan begitu saja," kata Arnold sambil tersenyum sinis.Setiap wanita yang menarik perhatian Arnold, tidak ada yang bisa lolos darinya. Hanya perlu memberikan sedikit perhatian dan beberapa trik. Wanita seperti Ariana yang terlihat suci dan berwibawa juga bisa dimanipulasi dengan mudah, jika terjad
Telepon pertama dan kedua tidak diangkat, hingga telepon ketiga baru diangkat oleh Ariana. "Halo, Ariana. Bukankah kamu yang menyuruhku mentraktirmu makan malam ini? Kamu di mana? Kenapa masih belum sampai?" kata Luther."Hmm ... maaf, aku ada urusan mendadak dan tidak bisa pergi sekarang," kata Ariana dengan ragu-ragu."Oh, begitu rupanya. Kamu kira-kira jam berapa bisa sampai?" tanya Luther."Aku harus makan malam dengan klien, aku sepertinya tidak bisa datang malam ini. Maaf," kata Ariana dengan nada yang aneh."Tidak masalah, pekerjaan lebih utama. Kamu sibuk saja dulu, aku tidak akan mengganggumu," kata Luther dengan sikap yang sangat pengertian. Meskipun Luther merasa sedikit kecewa, dia bisa mengerti posisi Ariana."Ya, baik. Aku akan mentraktirmu lain kali.""Baik."Luther tersenyum dan saat dia hendak menutup telepon, tiba-tiba terdengar suara seorang pria yang sangat dikenal datang dari telepon itu. "Ariana, kamu sedang telepon siapa? Segera masuk dan bergabung denganku untuk
Di dalam kamar presidential suite, Helen membantu Ariana ke tempat tidur, lalu melepaskan sepatu dan kaus kaki Ariana. Terakhir, dia menyiapkan sebaskom air panas untuk membersihkan wajah dan tubuh Ariana."Ibu, aku merasa tidak enak badan, aku ingin minum air." Ariana terbaring lemah dan merasa mulutnya kering."Tidak ada gunanya minum air, aku pergi membeli susu untukmu. Kamu tunggu sebentar." Setelah mencari alasan, Helen segera keluar dari kamar."Bibi Helen, bagaimana dengan Ariana?"Helen baru saja keluar dari kamar, dia sudah bertemu dengan Arnold yang mengikuti mereka."Tidak apa-apa, cukup tidur sejenak dia akan merasa lebih baik," kata Helen sambil tersenyum."Bibi Helen, mau keluar untuk apa?" tanya Arnold."Membeli susu untuk Ariana, untuk membantu menghangatkan perutnya agar dia merasa nyaman."Arnold tersenyum sinis, "Ternyata begitu, tapi tidak ada tempat yang menjual susu di sekitar sini. Aku rasa kamu harus pergi agak jauh, jadi kamu mungkin akan pulang agak larut.""A
Jika Arnold benar-benar ingin memaksanya, Ariana lebih memilih bunuh diri daripada dilecehkan."Memangnya kenapa kalau aku memaksamu? Sebagai wanita yang sudah pernah menikah, untuk apa kamu pura-pura polos di depanku? Cepat buka bajumu!" seru Arnold dengan nada tajam."Nggak!" tolak Ariana sambil menggertakkan gigi. Sambil menahan rasa tidak nyaman tubuhnya, dia berjalan terhuyung-huyung menuju pintu."Mau lari? Kamu pikir kamu bisa kabur?" kata Arnold sembari tersenyum bengis dan buru-buru mengejarnya.Ketika Ariana hampir mencapai pintu lift, Arnold tiba-tiba mempercepat larinya, lalu melempar Ariana ke lantai. Kemudian, dia mulai merobek pakaian wanita itu dengan gila-gilaan.Ding! Saat ini, pintu lift tiba-tiba terbuka. Arnold dan Ariana tanpa sadar mendongak, lalu tertegun sejenak. Di depan mereka, Luther berjalan keluar dari lift dengan ekspresi dingin.Tubuh Luther dipenuhi aura membunuh. Dia menggertakkan gigi dan bertanya, "Apa yang sedang kalian lakukan?"Saat berbicara di t
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un
"Orang ini benar-benar sulit dihadapi!" Kitto menoleh ke belakang dan melihat Wirya masih terus mengejar mereka tanpa henti.Pasukan yang dikirim untuk mengadang Wirya sama sekali tidak berguna, bahkan gagal melukainya sedikit pun.Yang paling membuat frustrasi adalah Wirya bukan hanya mengejar, tetapi juga terus menembakkan sinyal merah, membuat posisi mereka terlihat dengan jelas.Jika terus begini, tidak peduli ke arah mana mereka melarikan diri, pada akhirnya mereka tetap akan terjebak."Kitto, Damian! Kalian berdua turun tangan sendiri, bunuh lalat menjengkelkan itu untukku!" Loland segera memberikan perintah."Jenderal, kalau kami pergi, siapa yang akan melindungimu?" Kitto ragu sejenak.Saat ini, kondisi tubuh Loland sangat buruk. Jika mereka berdua pergi dan tiba-tiba ada ahli yang menyerang, nyawa Loland akan dalam bahaya besar."Kalau nggak membunuh lalat itu, situasiku malah akan semakin bahaya! Cepat pergi!" desak Loland dengan marah."Baik!" Kitto dan Damian saling bertuka
"Saudara-saudara! Bunuh mereka!"Begitu mendengar perintah itu, Pasukan Api Merah dari kediaman jenderal langsung menghunuskan pedang mereka dan menyerang Tim Penegak Hukum.Pasukan Api Merah yang datang kali ini berjumlah hampir 1.000 orang. Mereka bukan hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga menyerang dari kedua sisi, membuat pertahanan lawan sulit ditembus."Susun formasi perisai!" Melihat situasi yang berbahaya, Wirya segera memerintahkan para anggota Tim Penegak Hukum untuk menyarungkan pedang mereka dan membentuk formasi pertahanan.Mereka telah terpisah dari pasukan utama dan kini berhadapan dengan musuh yang jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini, bertahan dalam formasi adalah pilihan terbaik.Mereka hanya perlu menahan serangan sebentar. Dalam waktu singkat, bala bantuan dari istana akan segera tiba. Ketika saat itu tiba, Pasukan Api Merah tidak akan punya kesempatan untuk melawan.Sesaat kemudian, kedua belah pihak memulai pertarungan sengit. Pasukan
Tak ada waktu untuk ragu, Wirya segera menerjang ke depan, meraih kembali Jaring Naga yang terlempar, dan menekan Loland sekali lagi dengan sekuat tenaga."Semua maju! Kita harus menahannya!" Merasa tekanan luar biasa dari lawannya, Wirya berteriak keras dan mengerahkan kekuatannya hingga batasnya. Otot-ototnya sampai menegang dan urat-uratnya menonjol.Wirya mungkin berhasil menekan Loland, tetapi para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum tak sanggup menahannya. Dengan perlawanan yang semakin ganas, lebih dari 10 orang yang bergelantungan di Jaring Naga terombang-ambing seperti boneka.Ada yang terlempar ke pohon, ada yang menabrak dinding. Dalam beberapa kali guncangan, jaring itu pun kembali terlempar.Beberapa anggota Tim Penegak Hukum mencoba maju untuk membantu, tetapi mereka justru dibentur tubuh rekan-rekan mereka yang terpental, lalu ikut terlempar.Di hadapan kekuatan fisik luar biasa Loland, kekuatan mereka semua tak ada artinya, apalagi para pengawal biasa.Dari semua oran
Jika Loland berada dalam kondisi puncaknya, mungkin Wirya masih akan merasa sedikit waspada.Namun, saat ini lawannya terkena Racun Uzur dan basis kultivasinya telah merosot, bahkan masih terus melemah. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan untuk menangkapnya dalam satu serangan."Minggir semua!" Melihat para prajurit mengepungnya, Loland membentak, lalu mengangkat tangannya dan menghantam tanah dengan keras.Duar! Suara ledakan bergema, menyebabkan tanah bergetar hebat. Dalam radius puluhan meter dengan Loland sebagai pusatnya, tanah langsung retak, menciptakan pola seperti jaring laba-laba.Bersamaan dengan itu, gelombang kejut yang dahsyat menyapu sekitarnya. Di mana pun gelombang kejut itu lewat, debu beterbangan, dinding runtuh, dan seluruh aula konferensi hancur berantakan.Para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum yang maju langsung terpental seperti layang-layang putus, lalu jatuh bergulingan dengan kondisi yang mengenaskan.Bahkan Wirya, yang merupakan kapten, t
Huston berbicara dengan sangat tegas dan berwibawa sampai Loland pun tertegun sejenak oleh auranya yang begitu kuat dan mengernyitkan alis, tetapi dia segera menenangkan dirinya kembali.Ekspresi Loland tetap tenang saat melirik dokumen-dokumen bukti yang berserakan di lantai, melainkan berkata dengan sangat tenang, "Pangeran Huston, orang-orang yang mati ini hanya orang biasa saja, apa perlu sampai begitu heboh? Aku nggak percaya tanganmu nggak pernah ternoda darah seseorang."Loland merasa dia sudah berjuang mati-matian untuk posisinya saat ini juga demi kehidupan yang lebih baik. Hanya saja, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda. Ada yang demi reputasi, mengejar keuntungan, harta kekayaan, tergila-gila pada wanita, dan ada juga yang terobsesi dengan kekayaan serta menikmati penghormatan dari orang lain.Untuk mencapai semua itu, terkadang seseorang harus melakukan hal-hal yang tidak terhormat. Ini sudah menjadi peraturan tak tertulis di kalangan pejabat dan semua pejabat juga
Weker yang wajahnya pucat pun diseret pergi. Sejak kejahatannya terungkap, dia sudah dipastikan akan musnah dan bahkan seluruh keluarganya juga akan dihukum. Semua orang yang bersalah akan diadili dan yang tidak bersalah juga akan diminta pertanggungjawabannya jika pernah menikmati hasil kejahatannya. Bisa dibilang, seluruh keluarganya akan mengalami pembersihan besar-besaran."Wirya, sudah saatnya mengundang tamu utama kita," perintah Huston lagi setelah bekas darah di lantai sudah dibersihkan. Setelah membereskan Weker, target interogasi selanjutnya adalah Loland. Dibandingkan Weker, Loland jauh lebih sulit untuk dihadapi. Bagaimanapun juga, Loland memegang kekuasaan militer yang besar, bisa menjadi masalah besar jika Loland melawan karena merasa terdesak."Aku mengerti."Wirya merespons sambil memberi hormat, lalu segera memerintah bawahannya, "Panggil beberapa orang lagi dan ikuti aku."Loland meraih kedudukannya sebagai seorang jenderal besar dengan prestasinya yang mampu menghada