Setelah mengacaukan pesta tersebut, Luther pun kembali ke Rumah Sakit Artha. Ketika berjalan masuk ke kamar pasien, dia melihat Helen, Keenan, dan beberapa orang lainnya telah tiba."Bajingan mana yang memukul putriku sampai begini? Benar-benar nggak manusiawi!""Sialan, kalau tahu siapa pelakunya, aku pasti akan menghabisinya!"Melihat kondisi Ariana yang terluka parah, semua anggota Keluarga Warsono merasa tidak tega dan mengutuk pelakunya."Kenapa kamu datang juga? Sepertinya kami nggak menghubungimu?" Tiba-tiba, salah seorang anggota Keluarga Warsono menyadari Luther yang sedang berdiri di depan pintu."Aku datang untuk melihat kondisi Ariana." Luther berjalan masuk perlahan-lahan dengan ekspresi yang datar."Keluar kamu! Kami nggak menerima kedatanganmu!" teriak Keenan seolah-olah melampiaskan emosinya."Luther, kamu terus terang saja, apakah luka putriku ini ada kaitannya denganmu?" tanya Helen sambil melotot."Aku nggak tahu apa-apa saat dia terluka. Kalian seharusnya menanyakan
"Hah?" Ketika kedua pisau itu diarahkan ke leher Roselyn, dia langsung tertegun dan tidak sempat memberi respons. Dari saat masuknya para pembunuh itu ke dalam kamar dan Luther menjatuhkan tuduhan padanya, semua ini terjadi begitu cepat dan mendadak. Ketika menyadari situasinya, Roselyn sudah berada dalam bahaya."Luther sialan! Beraninya kamu menjebakku!"Melihat dirinya akan diculik, Roselyn sangat panik. "Kak, kalian salah paham! Aku bukan Ariana, kalian salah orang!""Huh! Kamu kira kami ini bodoh? Dia sudah bilang kalau kamu itu Ariana!" bentak pemimpin para pembunuh tersebut."Dia ... dia ... bicara sembarangan! Kalian jangan percaya padanya!" teriak Roselyn dengan cemas. Dia tidak menyangka Luther akan membalas dendam padanya dengan cara seperti ini. Pria itu sungguh keji!"Dari hasil penyelidikan kami, Ariana dirawat di kamar ini. Kalau kamu bukan Ariana, lalu kenapa kamu bisa ada di sini?" Pemimpin pembunuh itu memasang wajah ganas."Aku ... hanya numpang lewat ....""Sialan!
Malam perlahan-lahan makin larut, hujan turun makin deras. Sudah tidak terlihat seorang pun di jalanan yang sunyi ini. Pada saat itu, beberapa mobil Hummer hitam tiba-tiba melaju dengan cepat dari pintu gerbang dan memercikkan genangan air yang besar itu. Akhirnya, mobil-mobil itu berhenti di depan salah satu gedung rumah sakit.Saat pintu mobil terbuka, sekelompok pria bertubuh kekar dan tegap turun dari mobil. Di antara mereka, ada seorang pria yang mengisap sebatang cerutu dan tubuhnya yang berotot besar. Tinggi pria itu hampir 2 meter. Di tengah-tengah kerumunan, perawakannya tampak paling mencolok. "Pak Lukas! Orang itu ada di dalam, dia belum pergi."Pembunuh yang bernama Andy yang sebelumnya melarikan diri ini menunjuk ke salah satu lantai di gedung rumah sakit. Dia terus mengawasi situasinya dan menunggu bantuan datang."Aku kira, cukup kalian beberapa orang saja sudah bisa menangani masalah ini dengan mudah. Tapi ternyata aku harus turun tangan sendiri."Pria berjanggut itu m
"Siapa?"Keributan yang terjadi secara mendadak itu membuat semua orang terkejut. Awalnya, mereka mengira ada orang yang bunuh diri. Namun, setelah melihat dengan saksama, mereka baru menyadari bayangan manusia yang jatuh dari ketinggian itu sedang berdiri di tengah hujan deras. Tangannya masih memegang sebuah payung hitam. Orang itu terlihat misterius dan membuat orang merasa tertekan."Pak Luther! Bahaya! Cepat kabur!" teriak Levi.Orang dari Sekolah Bela Diri Naga sudah datang menyerang, tapi Luther malah tidak melarikan diri. Bukankah itu sama saja dengan cari mati sendiri?"Bocah! Apa kamu yang bernama Luther?" tanya Lukas ketika melihat sosok yang tinggi dan ramping itu dengan senyuman di bibirnya."Benar," jawab Luther."Hehe ... besar juga nyalimu. Setelah melihatku, malah nggak mau melarikan diri!" kata Lukas sambil tersenyum lebar."Kenapa harus melarikan diri? Aku sedang menunggumu," kata Luther dengan tenang.Lukas mengernyitkan alisnya. "Oh ya? Menarik juga, sudah lama sek
"Lepaskan aku ...."Lukas terus berusaha meronta-ronta dengan wajah yang merah padam. Selain merasa terkejut, hatinya juga ketakutan! Selama ini, dia mengira bisa berbuat semena-mena di Jiloam karena memiliki kemampuan bela diri yang hebat. Tak disangka, hari ini dia bertemu dengan seorang ahli tahap puncak!Selain itu, orang ini masih berusia 20-an. Orang ini sangat berbakat, bahkan di seluruh provinsi selatan. Mengapa orang berbakat seperti ini bisa muncul di sini?"Sialan! Anak ini ternyata begitu hebat, bahkan Pak Lukas juga bukan tandingannya!"Murid-murid sekolah bela diri terkejut dan terpaku, ekspresi mereka terlihat tidak percaya. Beberapa murid yang lebih cerdik sudah mulai berusaha melarikan diri."Pak Lukas, sepertinya murid-muridmu ini kurang bisa diandalkan." Luther tersenyum."Siapa ... kamu sebenarnya?" Lukas menggertakkan giginya. Dia mencoba untuk melepaskan diri, tetapi tidak bisa mengeluarkan tenaganya sedikit pun."Tidak penting siapa aku sebenarnya. Pulanglah dan
Di sisi lain, di salah satu kantor di Rumah Sakit Sudarmo. Darwin sedang bersandar di kursi dan menutup matanya.Tok, tok .... Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu."Masuklah."Darwin perlahan-lahan membuka matanya dan melihat Farel masuk dengan ekspresi khawatir."Apa ada masalah?" Darwin tiba-tiba merasa cemas."Tuan Darwin, aku baru saja menerima kabar kemarin malam Pak Lukas dipukuli orang sampai luka parah," bisik Farel."Apa? Pak Lukas terluka parah? Siapa yang melakukan itu?" Ekspresi Darwin berubah.Ekspresi Farel menjadi serius dan berkata, "Luther! Pak Lukas yang turun tangan sendiri untuk menangkap orang ini. Tak disangka, dia malah kalah dan kultivasinya juga bahkan telah dilumpuhkan!""Luther? Anak ini punya kemampuan sehebat itu?" kata Darwin sambil mengernyitkan alisnya.Perlu diketahui, Lukas adalah salah satu bawahan Darwin yang paling andal. Selama ini, Lukas belum menemukan lawan yang sepadan. Keahliannya dalam seni bela diri membuat orang lain mera
"Tidak bisa diobati?"Darwin mengernyitkan alisnya dan ekspresinya terlihat muram. "Kalau begitu, hanya bocah yang bernama Luther itu yang bisa menyembuhkan penyakit putriku?""Hanya orang yang melakukan akupunktur itu yang bisa mengobatinya, jadi kamu harus mencari orang itu," kata dokter itu."Bocah ini benar-benar kejam! Dia malah melakukan trik murahan seperti ini!"Darwin menggertakkan giginya dan tatapan matanya penuh dengan niat jahat."Tuan Darwin, bagaimana sekarang?" tanya Farel.Usaha untuk membujuk Bianca sudah gagal dan Lukas juga dipukul hingga terluka parah. Baik dengan diskusi ataupun kekerasan juga tidak bisa. Dalam seketika, mereka merasa sepertinya tidak berdaya menghadapi Luther. Yang terpenting adalah nyawa Marie masih berada di tangan Luther. Meskipun dia berencana untuk balas dendam, saat ini dia menjadi merasa ragu juga dan tidak berani bertindak gegabah.Setelah merenung sejenak, Darwin akhirnya berkata, "Telepon bocah itu dan bersiap untuk bernegosiasi!""Baik
Melihat Helen yang bertindak kasar, Darius tidak bisa menahan diri dan berkata, "Sudah cukup! Sekarang bukan saatnya untuk menuntut tanggung jawab. Kita seharusnya saling membantu untuk menghadapi kesulitan dan melewati masa sulit bersama, bukan bertengkar di sini!""Mudah bagi Ayah berkata seperti itu, saat ini kita sedang menghadapi boikot dari Keluarga Sudarmo. Dalam beberapa hari lagi, kita mungkin akan bangkrut. Pada saat itu, tidak ada tempat lagi bagi kita di Jiloam!" Helen merasa sangat marah."Benar! Kalau bukan karena Luther membuat masalah dan membuat kita terlibat, mana mungkin Keluarga Warsono akan berada dalam situasi seperti ini sekarang?" Keenan dan sekelompok orang lainnya ikut berbicara."Luther, apa yang sebenarnya telah terjadi? Aku harap kamu bisa menjelaskannya kepadaku!" kata Ariana secara tiba-tiba.Saat ini, Ariana masih memberi kesempatan kepada Luther untuk menjelaskannya."Marie bertindak sewenang-wenang, aku hanya memberinya pelajaran," Luther tidak membant
"Adipati Ezra, perjodohan di antara dua keluarga ini bukan hanya kehendakku, tapi juga kehendak ayah angkatku dan seluruh Keluarga Luandi," ujar Roman dengan tersenyum."Menurut aturan yang sudah diterima, pernikahan antara keluarga kerajaan yang masih berkerabat langsung nggak diperbolehkan. Apa kalian sudah lupa akan hal ini?" tanya Ezra dengan tenang."Berpegang pada aturan yang kaku nggak akan berguna untuk perkembangan," jawab Roman sambil menggeleng dan tersenyum. "Sekarang, Negara Drago sedang dalam masa kacau. Selain itu, aku dengar kesehatan Kaisar kurang baik dan ada kemungkinan dia akan menunjuk pewaris lebih awal dan mundur dari takhta.""Aku yakin Midyar akan mengalami kerusuhan dalam waktu dekat ini. Pada saat itu, baik Empat Keluarga Kerajaan, Delapan Keluarga Kaya, maupun kekuatan lainnya, semua akan terseret dalam pusaran ini. Makanya sebelum itu terjadi, aku harap Keluarga Luandi dan Keluarga Paliama bisa beraliansi melalui pernikahan untuk mengatasi kesulitan bersama
"Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya Gusdur sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ezra."Ada tamu yang datang, kita tentu saja nggak boleh nggak sopan. Suruh mereka masuk ke ruang tamu untuk berbicara," kata Ezra dengan tenang. Roman mewakili Keluarga Luandi, dia tentu saja tidak bisa mengusir tidak peduli apa pun niat kedatangan Roman ini. Mengenai hubungan pernikahan ini, tentu harus dipertimbangkan dengan matang."Baik," jawab pengurus rumah, lalu segera pergi."Kalian lanjutkan saja makannya, aku akan menemui orang-orang dari Keluarga Luandi ini," kata Ezra, lalu bangkit dan pergi.Setelah saling memandang sebentar, ketiga putra dari Ezra juga akhirnya mengikuti Ezra. Mereka ingin melihat apa yang sedang direncanakan Keluarga Luandi kali ini."Sudahlah, biarkan mereka yang mengurusnya. Kita makan saja," kata nenek Bianca sambil tersenyum agar semuanya melanjutkan makan malamnya.Tiga menit kemudian, di ruang tamu Keluarga Paliama. Ezra duduk di kursi utama dan langsung menghadap ke
Setelah meninggalkan Grup Luca, Luther dan Bianca pergi ke mal terlebih dahulu untuk memberi berbagai hadiah. Mulai dari hadiah untuk para lansia dan anak-anak yang baru belajar berjalan, semua kerabat inti Keluarga Paliama mendapat hadiah. Setelah itu, mereka pergi ke toko barang antik untuk memilih sebuah lukisan kaligrafi yang bagus untuk Ezra.Menjelang senja, Luther yang sudah mempersiapkan semuanya mengunjungi kediaman Adipati Ezra untuk pertama kalinya. Kediaman ini terletak di pusat kota Midyar yang berbentuk kompleks rumah tradisional dengan area yang sangat luas.Ezra memiliki tiga putra dan seorang putri Putra sulung, Gusdur, bekerja di pemerintahan sebagai pejabat pangkat tiga dan statusnya sangat dihormati. Putra kedua, Gandara, bekerja di industri farmasi dengan kekayaan yang mencapai puluhan triliun dan menjadi pengusaha terkenal di Midyar. Putra bungsu, Gema, sukses di dunia militer dan kini menjabat sebagai perwira militer pangkat tiga.Sementara itu, putri kecil Ezra,
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya