Bagi Sarisha, Luther hanya kebetulan bisa menebak jawabannya dengan benar. Mungkin juga dia sudah melihat soalnya sebelumnya sehingga bisa menjawab dengan cepat."Luther, teka-teki selanjutnya harus bergantung padamu. Setelah semuanya selesai, aku akan memberimu imbalan besar!" ujar Alarik sambil memberi hormat pada Luther."Demi Dokter Ghufran, aku akan berusaha sebaik mungkin," jawab Luther sambil menguap. Jika bukan karena ingin mempertahankan Klinik Svarga, dia bahkan enggan mencampuri urusan seperti ini."Sarisha, nggak kusangka masih ada orang pintar di antara kalian." Suara Berry kembali terdengar, "Tapi kamu nggak usah senang dulu. Sekarang ini kami masih memimpin. Tujuh soal selanjutnya inilah yang menentukan pemenangnya.""Huh! Siapa takut!" balas Sarisha sambil mendongakkan kepalanya tanpa merasa takut."Pak Chandra, silakan beri pertanyaan lagi!" desak Berry.Chandra mengangguk, lalu mengambil kartu keempat dari kotak. "Dengarkan soal keempat. Terbang di langit, tetapi tida
Pada saat ini, semua orang dikagetkan oleh kecepatan Luther menjawab pertanyaan. Saking cepatnya, semua orang bahkan tidak sempat bereaksi. Semua orang jadi kehilangan semangat untuk bersaing. Situasi yang seharusnya menjadi kompetisi orang banyak, sekarang malah jadi seperti pertunjukan Luther seorang diri. Bahkan Chandra yang memberi pertanyaan pun sampai bermandikan keringat.Soal pertanyaan ini diundi secara acak dan temanya berbeda-beda. Bahkan dengan meneliti secara cermat pun belum tentu bisa menjawab secepat dan akurat itu. Jika bukan karena keamanan di Restoran Sultan dijaga ketat, mereka bahkan curiga apakah Luther sudah melihat pertanyaannya dan menghafalnya sebelumnya."Pertanyaan ... terakhir."Chandra menelan ludah, lalu membacakan pertanyaan sesuai dengan yang tertulis di atas kartu. "Terkadang berwarna kekuningan ataupun hitam, tapi lebih sering berwarna putih, bisa berubah bentuk. Bergerak ribuan mil tidak pernah berhenti, tapi langsung hilang kalau tertiup angin ...."
"Luther.""Tuan Luther, selamat Anda memenangkan hadiah utama." Chandra memegang kotak yang berisikan Lukisan Bahari, lalu berjalan dengan hormat ke hadapan Luther. "Aku mewakili Restoran Sultan menyerahkan Lukisan Bahari yang berharga ini kepada Tuan Luther.""Kuperiksa dulu barangnya." Alarik menerima kotak itu dan membukanya. Dia langsung berseru, "Benar-benar harta berharga!"Setelah memastikan tidak ada kesalahan, Alarik justru merasa kesulitan. Harta ini dimenangkan oleh Luther, dia akan dikritik orang jika mengambil hadiah ini langsung tanpa berbasa-basi terlebih dahulu. Cara paling bagus adalah membiarkan Luther menyerahkannya dengan sukarela. Dia bisa mengikuti arus untuk mendapatkan hadiah ini, juga bisa memenangkan reputasi. Ini benar-benar cara yang sempurna!"Luther, meskipun aku sudah lama mendambakan dan sangat menginginkan Lukisan Bahari ini, bagaimanapun, kamu yang memenangkannya dengan kemampuanmu sendiri. Aku nggak bisa merebut benda orang lain."Sambil berbicara, Al
"Kamu ... apa katamu?!" Sarisha kesal bukan main. Emosinya langsung meledak."Memangnya yang kubilang itu salah? Kalau bukan karena kakak tampan ini yang membantu kalian, kamu bahkan bisa bangkrut. Masih saja terus mengoceh di sini, nggak etis sama sekali." Berry memeluk kedua tangannya sambil mencibir. Setelah itu, dia mengedipkan mata ke arah Luther. "Benar nggak, Tampan?"Nada bicaranya terdengar sangat manja dan mesra."Ternyata kalian sekongkol!" Sarisha melihat keduanya, seolah-olah tiba-tiba sadar. "Pantas saja kalian terus mengedipkan mata, ternyata kalian sekongkol!""Bodoh!" Berry memutar bola matanya dengan tak berdaya. Dia membatin, 'Otak wanita ini isinya sampah ya? Nggak mikir dulu sebelum bicara? Dasar tolol!'"Sudahlah, Dik. Lukisan Bahari ini memang dimenangkan Luther, kita nggak boleh merebut milik orang lain. Dia yang memutuskan sendiri mau bagaimana mengurusnya. Kita nggak bisa menentukannya," balas Alarik sambil menepuk pundak Sarisha.Ekspresinya memang terlihat t
Berry akhirnya berbicara ke intinya, "Tampan, kulihat kamu sangat berbakat, bagaimana kalau menjadi tamu Keluarga Chuwardi? Dengan perlindungan Keluarga Chuwardi, nggak akan ada yang berani mengusikmu, kecuali dua keluarga terbesar itu.""Nona Berry, kamu bukan hanya mengincar Lukisan Bahari, 'kan?" tanya Luther yang mencoba untuk mencari tahu."Mengincar Lukisan Bahari?" sahut Berry sambil tersenyum. "Lukisan itu memang berharga, tapi aku nggak kekurangan uang. Bagiku, lukisan itu nggak cukup bernilai.""Jadi, kenapa kamu membantuku?" tanya Luther dengan penasaran."Aku nggak kekurangan uang, tapi aku kekurangan orang," timpal Berry sambil menjulurkan tangan untuk menyentuh dada Luther. Dia meneruskan dengan antusias, "Kamu terlihat kurus, tapi ternyata begitu kekar. Aku memang nggak salah menilai. Apa kamu tertarik menjadi pacarku yang ke-108?""Hm?" Luther mengernyit dan tanpa sadar mundur dua langkah. Dia mengira wanita ini mengincar Lukisan Bahari, tetapi ternyata mengincar diriny
Ketika keluar dari Restoran Sultan, Luther sontak merasakan tatapan yang dipenuhi niat jahat. Setelah melirik kiri kanan, dia mendapati bahwa setidaknya ada dua kelompok yang mengincarnya.Sepertinya yang dikatakan Berry memang benar. Lukisan Bahari memang bernilai, tetapi hanya akan menimbulkan kerepotan untuknya.Luther tidak melakukan kesalahan apa pun, tetapi malah diincar karena memiliki harta karun. Jika itu orang biasa, mereka pasti sudah mati. Untung saja, Luther bukan orang biasa."Berani sekali kalian mengincarku, mari kita lihat, apakah kalian punya kemampuan ini atau nggak," ucap Luther yang mendengus dingin. Saat berikutnya, dia berbelok ke jalan terpencil dengan santai.Begitu melihatnya, kedua kelompok itu segera mengikuti. Setelah berjalan sekitar 10 menit, Luther memegang Lukisan Bahari sambil berbelok lagi ke gang terpencil."Ini kesempatan bagus! Ikuti dia!" Belasan pria berpakaian hitam sontak mengangkat golok sambil mengikuti Luther.Begitu masuk dan melihat, semua
Dari sini, bisa dilihat bahwa dalang di baik semua ini telah menganggap remeh Luther. Atau lebih tepatnya, orang itu memang tidak punya kekuatan apa-apa.Luther menepuk-nepuk pakaiannya dan menyimpan kembali kotak tersebut. Ketika dia hendak pergi, sebuah mobil MPV berwarna hitam tiba-tiba berhenti di depan gang.Begitu pintu terbuka, terlihat sekelompok orang yang berpakaian seperti pesilat dan bertubuh kekar sontak menyerbu ke arah Luther.Semuanya memegang senjata. Mereka mengepung Luther tanpa memberinya kesempatan untuk kabur."Minggir!" Saat ini, seorang pria bertubuh kekar dan menggigit cerutu mendekati Luther dengan angkuh. Pria ini memiliki bekas luka pisau di wajahnya sehingga terlihat begitu beringas. Sekilas saja, sudah tahu dia bukan orang yang mudah untuk diusik."Kamu?" Luther memicingkan mata karena mengenali pria itu. Pria ini tidak lain adalah Draig yang sempat membuat onar di Klinik Svarga."Bocah! Kita bertemu lagi!" seru Draig sembari membusungkan dada dan berkacak
Di Restoran Sultan, ruang privat lantai 2 yang dekat dengan jendela. Berry menggoyangkan gelas anggurnya sambil memandang langit malam. Matanya tampak memancarkan binar unik."Nona ...." Seorang pengawal berjas tiba-tiba menghampiri dan melapor dengan suara rendah, "Ada masalah tadi, kami kehilangan target.""Kehilangan target? Apa maksudmu?" tanya Berry sambil mengangkat alisnya."Target punya kekuatan yang luar biasa, dia menjatuhkan puluhan orang dengan tangan kosong, lalu pergi begitu saja," jawab pengawal itu dengan kepala tertunduk."Oh? Berarti dia petarung hebat?" Berry tersenyum penuh minat. Dia menjadi makin tertarik dengan Luther. "Kukira dia hanya tampan, tapi rupanya hebat juga. Cepat utus orang untuk menyelidiki latar belakangnya. Kalau bukan orang biasa, segera cari cara untuk membuatnya berada di pihak kita.""Baik." Pengawal itu mengiakan, lalu segera pergi."Menarik, menarik sekali, aku sudah lama nggak bertemu orang semenarik ini," ucap Berry sembari tersenyum dan me
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban
Setelah mendengar ucapan Nivan, ekspresi Naim menjadi sangat serius. Alisnya berkerut, dia tampak tenggelam dalam pikirannya.Sepertinya dia terlalu meremehkan situasinya. Naim mengira ini hanya persaingan di antara saudara-saudaranya, tetapi siapa sangka situasi ini justru memberi peluang bagi harimau buas seperti Ernest.Kekuatan Ernest sangat besar. Dengan alasan mendukung putra mahkota untuk naik takhta, dia mulai merekrut banyak orang dan memperluas jaringannya, hingga memiliki pengaruh yang setara dengan keluarga kekaisaran.Jika Ernest benar-benar mendukung Nolan naik takhta, kekuatannya akan melampaui kaisar dan tidak ada yang bisa menekannya. Dalam skenario terburuk, dia bisa memanipulasi kaisar sebagai boneka dan sepenuhnya menggulingkan kekuasaan keluarga mereka."Nivan, apa yang kamu katakan ini benar?" tanya Naim dengan alis berkerut."Benar, sama sekali nggak bohong!" jawab Nivan dengan serius. "Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa mengutus orang untuk menyelidikinya.""Ak
Satu jam kemudian, Nivan yang sudah menyamar diam-diam memasuki sebuah vila pribadi yang mewah. Naim sudah menyiapkan teh dan camilan di ruang tamu vila itu, terlihat sudah menunggu lama."Kak Naim, maaf sudah membuatmu menunggu lama," kata Nivan sambil melepaskan mantelnya, lalu tersenyum dan berjalan mendekat."Nggak apa-apa. Kita berdua jarang sekali bisa berkumpul. Kamu bisa inisiatif mengajakku bertemu saja, aku sudah merasa sangat senang. Menunggu beberapa menit bukan masalah besar," kata Naim dengan tersenyum sambil mempersilakan Nivan duduk, lalu menuangkan dua cangkir teh dan memberikan salah satunya untuk Nivan.Setelah menerima cangkir itu, Nivan langsung meletakkannya di samping dengan hati-hati. Dia sangat berhati-hati soal makanan dan minumannya saat berada di luar, ini sudah menjadi kebiasaannya."Nivan, kamu tiba-tiba mengajakku bertemu, apa kamu ingin membahas soal urusan resmi atau pribadi?" tanya Naim yang langsung ke topik pembicaraannya setelah menyesap tehnya."In
Saat ini, di sebuah vila mewah lainnya di dalam kota. Seorang mata-mata wanita yang mengenakan pakaian hitam dan jubah sedang melapor pada Nivan tentang hasil penyelidikannya."Tuan, belakangan ini orang-orang dari Keluarga Luandi sangat aktif. Mereka sedang sibuk membentuk aliansi dari delapan keluarga besar dan berbagai pihak lainnya. Banyak yang sudah berpihak pada Keluarga Luandi. Kalau terus membiarkan mereka seperti ini, ini akan menjadi ancaman besar bagi kita," kata mata-mata wanita itu sambil berlutut dengan satu kaki dan menundukkan kepala."Keluarga Luandi mendukung Kak Nolan, 'kan?" tanya Nivan yang duduk dengan tenang dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun."Keluarga Luandi punya ambisi besar. Katanya mendukung, tapi sebenarnya mereka sedang menjadi Pangeran Nolan sebagai boneka untuk memperbesar kekuasaan mereka sendiri," kata mata-mata wanita itu yang mengungkapkan rahasia di balik semua itu. Dia sudah menyusup di Keluarga Luandi selama bertahun-tahun, sehingga sangat me
Malam harinya, dua pemuda sedang bermain catur dengan santai di sebuah vila mewah yang tersembunyi di dalam kota. Yang sebelah kirinya adalah pria yang baru saja bertamu ke Keluarga Paliama, Roman, sedangkan yang sebelah kanan adalah pangeran kedua yang bertubuh kekar dengan pakaian mewah, Nolan.Keduanya bermain catur dengan konsentrasi penuh, kadang-kadang melangkah dengan cepat dan kadang-kadang berpikir dengan lama. Setelah bermain sekitar sepuluh menit, Roman akhirnya mengaku kalah."Roman, beberapa hari nggak bertemu, kemampuan caturmu makin hebat. Aku hampir saja kalah," kata Nolan sambil mengusap janggutnya, terlihat agak terkejut."Pangeran Nolan terlalu memujiku. Kemampuan caturku nggak ada apa-apanya kalau dibandingkan denganmu. Kalau Pangeran Nolan nggak sengaja mengalah, aku pasti sudah kalah sejak awal. Mana mungkin aku bisa bermain selam ini," kata Roman sambil tersenyum."Hahahaha ... kamu memang pandai berbicara," kata Nolan sambil tertawa terbahak-bahak dan ekspresiny
"Sebenarnya, kita nggak perlu bingung siapa yang lebih cocok menjadi kaisar. Yang lebih penting adalah siapa yang paling mungkin menjadi kaisar?" ucap Gandara tiba-tiba.Sebagai seorang pebisnis, Gandara selalu mengejar keuntungan secara maksimal. Jadi, dia tidak peduli siapa yang menjadi kaisar.Yang Gandara pedulikan adalah siapa yang lebih mungkin menjadi kaisar. Memilih orang itu dan mendukungnya adalah pilihan yang paling bijak."Siapa yang paling mungkin? Itu tergantung pada siapa yang punya paling banyak pendukung," ujar Gusdur sambil merenung."Oh ya, tadi aku lupa tanya, pangeran mana yang didukung oleh Keluarga Luandi?" Gema menepuk kepalanya.Setelah berdiskusi panjang lebar, mereka masih belum tahu siapa yang sebenarnya didukung oleh Keluarga Luandi."Aku rasa itu Pangeran Ketiga." Gandara menyipitkan mata dan menganalisis, "Pangeran Ketiga punya hubungan pribadi yang baik dengan Roman dan punya potensi yang luar biasa. Dia sangat disukai oleh Kaisar, jadi Keluarga Luandi m
Tanpa perlu kaisar turun tangan, orang-orang yang penuh ambisi itu akan menelan Keluarga Paliama tanpa menyisakan apa-apa. Sebaliknya, jika mereka memilih untuk berpihak dan pilihan mereka benar, Keluarga Paliama dapat berjaya selama ratusan tahun. Namun jika mereka salah, Keluarga Paliama bisa hancur hanya dalam semalam!Jadi, sekarang Ezra tidak tahu harus memilih yang mana. Masalah ini bukan masalah sepele. Jika salah langkah, semuanya akan berakhir dengan kekalahan."Biar aku pertimbangkan dulu. Aku belum bisa memberi jawaban kepada kalian saat ini," kata Ezra sekali lagi.Masalah ini berkaitan dengan banyak aspek. Jika Ezra membuat keputusan yang salah, semuanya akan hancur. Oleh karena itu, dia harus sangat hati-hati."Aku ngerti. Bagaimanapun, ini bukan perkara kecil. Tapi, aku harap kamu bisa segera memutuskan," ucap Roman dengan senyuman tipis."Adipati Ezra, Keluarga Paliama bukan satu-satunya yang ingin beraliansi melalui pernikahan dengan Keluarga Luandi. Waktu nggak menung
"Adipati Ezra, perjodohan di antara dua keluarga ini bukan hanya kehendakku, tapi juga kehendak ayah angkatku dan seluruh Keluarga Luandi," ujar Roman dengan tersenyum."Menurut aturan yang sudah diterima, pernikahan antara keluarga kerajaan yang masih berkerabat langsung nggak diperbolehkan. Apa kalian sudah lupa akan hal ini?" tanya Ezra dengan tenang."Berpegang pada aturan yang kaku nggak akan berguna untuk perkembangan," jawab Roman sambil menggeleng dan tersenyum. "Sekarang, Negara Drago sedang dalam masa kacau. Selain itu, aku dengar kesehatan Kaisar kurang baik dan ada kemungkinan dia akan menunjuk pewaris lebih awal dan mundur dari takhta.""Aku yakin Midyar akan mengalami kerusuhan dalam waktu dekat ini. Pada saat itu, baik Empat Keluarga Kerajaan, Delapan Keluarga Kaya, maupun kekuatan lainnya, semua akan terseret dalam pusaran ini. Makanya sebelum itu terjadi, aku harap Keluarga Luandi dan Keluarga Paliama bisa beraliansi melalui pernikahan untuk mengatasi kesulitan bersama