Share

8. Kami Hanya Bersahabat

”Ya, saya Rangga. Maaf Anda siapa?”

Almara tertegun, sesaat dia lupa jika ini adalah tahun 2015. Almara terlalu tenggelam dalam pikirannya sendiri bahwa seharusnya Rangga tidak sedekat itu dengan Fiolina Chow.

“Almara?” Ardan menghampiri Almara. ”Ada apa?”

“Hm ... Aku ...” Almara bingung harus menjawab apa. Dia menoleh pada Rangga lalu berkata, ”Maaf, Saya salah orang,” Tanpa menunggu respon dari siapa pun, Almara berjalan pergi.

Rangga mengerutkan alisnya, namun memilih untuk mengabaikan saja.

Ardan mengejar Almara dan meraih tangannya. “Almara, Kamu kenapa?”

“Gak papa, maaf tadi Aku kurang fokus. Aku ke toilet dulu ya,” Almara berjalan meninggalkan Ardan menuju ke toilet.

Di dalam toilet, Almara membasuh wajahnya, menyesali tindakan gegabahnya.

“Aku kan disini untuk mengubah nasib percintaanku. Harusnya aku sembunyi dari Rangga supaya dia gak kenal sama Aku. Kenapa aku malah bikin masalah sih?” ucap Almara dalam hatinya.

Saat dia memperbaiki riasannya, pintu kamar mandi terbuka, Fiolina Chow masuk dan berdiri di sebelah Almara untuk mencuci tangan dan memperbaiki riasannya.

“Oh, Hai, Kamu teman dekatnya Ardan kan?” sapa Fiolina Chow kepada Almara.

“Eh iya, Saya... pacarnya Ardan.” Almara menegaskan statusnya.

“Wow, ya, Aku udah duga sih dari cara dia kasih Kamu kue pertama tadi. Kalian pasangan yang serasi,” ujar Fiolina Chow sambil tetap memperbaiki riasannya.

“Terimakasih, Kamu dan Pacar Kamu juga serasi,” Almara melirik Fiolina Chow untuk memastikan ekspresinya.

“Maksud Kamu Rangga? Hubungan Kami tidak  seperti itu. Kami hanya bersahabat,”

“Oh, maaf Saya gak tau. Kalian terlihat seperti pasangan.”

Fiolina Chow tersenyum. “Kamu kenal Rangga?”

“Saya gak kenal. Maaf tadi Saya beneran salah orang. Dia ... sangat mirip dengan orang yang Saya kenal,” sanggah Almara.

“Nama kenalan Kamu juga Rangga?” selidik Fiolina Chow.

Almara menganggukkan kepalanya lalu berkata, “Iya.”

“Hm... kebetulan banget ya,” Fiolina Chow tersenyum namun menyimpan sedikit kecurigaan.

“Iya, kebetulan. Saya duluan ya. Senang bisa ngobrol dengan model terkenal seperti Kamu.”

“Kamu kenal Aku?”

“Tentu saja Saya kenal. Memangnya siapa yang gak kenal dengan Fiolina Chow?”

Fiolina Chow tertawa ringan. “Itu berlebihan. Aku cuma model biasa, bukan artis papan atas. Pasti banyak yang gak kenal sama Aku.”

“Yah, setidaknya wajah kamu sering muncul di iklan TV kan.”

“Yah ... Puji Tuhan. Karena Kamu kenal dan tahu nama Aku. Rasanya kurang pas kalau kita gak kenalan secara resmi. Nama Kamu siapa?” tanya Fiolina Chow sambil mengulurkan tangannya.

Almara meraih tangan Fiolina Chow dan menyebutkan namanya. “Saya Almara.”

“Oke Almara, senang bisa kenal kamu. Next time semoga kita bisa ngobrol – ngobrol lagi ya. Kamu silahkan aja kalau mau duluan. Mungkin pacar Kamu udah nungguin.”

“Oke, bye,” Almara keluar dari toilet dengan perasaan yang tidak jelas. Sekarang dia tahu jika Rangga dan Fiolina Chow bukan sepasang kekasih. Ada kelegaan dalam hatinya, namun dia tidak tahu kenapa dia harus merasa lega.

Awalnya Almara berniat mengikuti pesta ini sampai selesai. Tadinya mood Almara sangat bagus, namun karena kehadiran Rangga, moodnya mendadak menjadi turun. Sekarang yang Almara inginkan hanya tidur lebih awal di kamar kosnya.

“Sayang, Aku kayaknya mau pulang duluan deh,” ujar Almara kepada Ardan. “Aku lupa kalau aku belum mengerjakan tugas untuk besok.”

“Serius? Kamu mau ninggalin pesta ulang tahun aku untuk tugas kuliah?” Ardan merasa kurang senang.

“Iya, maaf banget ya. Tugas ini penting banget karena presentasenya besar untuk nilai akhir.”

“Hm ... yaudah deh. Aku anter ya.”

“Jangan. Kamu kan yang ulang tahun, masa iya Kamu mau pergi. Gak papa Aku naik taksi aja. Oke? Nanti kalau Aku sampai kos aku kabari Kamu.”

Ardan sebetulnya tidak senang, namun merasa ucapan Almara masuk akal. “Oke. Hati- hati ya,” Ardan mencium kening Almara.

Almara berjalan ke luar Ballroom dan mengeluarkan ponselnya untuk memesan taksi online. Namun jaringan ponselnya melemah. Almara berjalan melalui lorong hotel untuk mencari titik di mana jaringan ponselnya bisa kuat.

Namun kejadian di salah satu sisi lorong hotel membuat Almara menghentikan langkahnya. Almara menyaksikan Rangga dan Fiolina Chow saling menautkan bibir, mereka berciuman.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status