Share

18. Chip

Author: Shaveera
last update Last Updated: 2024-11-02 22:29:01

Linhua tergagap menjawab semua tanya Ayun, dia tidak mengira jika apa yang diperbuatnya akan kepergok wanita paruh baya itu.

"Katakan dengan jujur, Linhua. Apa yang sedang kami cari, mungkin bibi bisa bantu kamu!"

"Tidak perlu, Ayun. Aku hanya bersihkan meja yang mulai berdebu." Setelah berkata Linhua segera melangkah keluar dari buang baca.

Dia terus melangkah menuju ke beranda samping mansion. Tangannya merogoh saku celananya mengambil benda pipih. Jarinya bergerak lincah menulis deretan kata pada seseorang.

'Semoga segera dibaca!'

Setelah merasa cukup informasi yang dikirimkan, maka Linhua melanjutkan pekerjaannya yang lain. Wanita itu masuk ke ruang kerja, dia terlihat sibuk di depan laptop. Ayun--art mansion masih belum rela melepas ingin tahunya pada Linhua.

Dia merasa ada yang disembunyikan wanita muda dan cukup mencurigakan. Namun, Ayum masih belum memberi kabar pada Jaquer.

'Biar saja dulu, mungkin jika sudah cukup bukti akan kuserahkan langsung pada Ms. Xandria.'

Ayun m
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dewa Naga Terpilih   19. Berhasil

    "Tuan, tolong selamatkan aku!"Lima pria berjaket hitam melangkah maju, datin tampangnya terlihat sebagai preman murahan. Jaquer hanya menatapnya datar dengan aura dingin. "Lepaskan wanita itu, dia milik kami!" Jaquer bergeming masih memeluk pinggang Meilani membuatnya bertanya akan identitas sosok sang pria. Meilani masih terus merancau meminta perlindungan. "Segera lepaskan wanita itu jika masih sayang dengan nyawamu!""Kau inginkan nyawaku, apa statusmu untuk itu. Kau belum pantas!""Membual, hanya pria miskin tidak tahu diri. Serang!" Seorang pria kekar memberi perintah menyerang Jaquer. Empat pria segera maju mulai menyerang Jaquer. Tendangan dan pukulan datang bertubi-tubi dari lawannya tidak membuat Jaguer mundur. Namun, dia menghadapi ke empat pria hanya dengan gerakan ringan saja tanpa meninggalkan tubuh Meilani. Melihat gerakan lawannya ke empat pria mulai gentar, tetapi pimpinan yang bernama Wang Huan tetap ingin membunuh Jaquer. "Wanita itu milikku, serahkan!""Apa b

    Last Updated : 2024-11-04
  • Dewa Naga Terpilih   20. Kembali Ke Rumah Utama

    "Keluarlah, kita sudah sampai!"Meilani tertegun untuk sesaat atas perlakuan Jaquer. Selama ini dia tidak pernah lupa bagaimana perlakuan pria itu terhadap nya yang selalu lembut. 'Dia masih sama seperti masa silam. Mungkinkah akan tetap sama saat berada di puncak kejayaan?' Berbagai tanya bermunculan akan sosok suaminya saat ini. Jaquer hanya melihat saja apa yang berputar pada sorot mata sang istri. Dia tidak berniat untuk bertanya ataupun mencari tahu mengenai kehidupan istri selama ditinggalkan. Baginya melihat senyum istri dan putranya sudah cukup, untuk yang lainnya dia mampu menahan meskipun itu harus mengorbankan nyawanya. 'Aku akan selalu ada untuk kalian dan buat bahagia.'Jaquer meraih jemari istrinya lalu menautkan. Dengan lembut dibawa masuk lebih dalam menuju ke rumah mereka. Selama perjalanan otak Meilani seakan mati, menemui jalan buntu untuk berpikir apa alasan Jaquer berbuat seperti itu padanya. "Selamat datang, Tuan dan Nyonya Jaquer. Apakah makan malam sudah bis

    Last Updated : 2024-11-05
  • Dewa Naga Terpilih   21. Pergi Sekolah

    Ruang makan sudah tidak sepi lagi seperti masa silam. Terdengar suara anak kecil yang merajuk meminta untuk dilayani dengan baik oleh ibunya. Situasi ini membuat kepala pelayan tersenyum simpul. Jaquer hanya diam melihat semua yang terjadi di depannya, bahkan dia yang biasanya selalu kesepian tidak berpengaruh akan kericuhan di meja makan. "Tuan, apakah perlu saya tuangkan segelas wine?"Jaquer diam, kepalanya menoleh sesaat lalu kelopak matanya berkedip sesaat. Melihat isyarat itu kepala pelayan pun berbalik dan melangkah menuju ke meja panjang tempat berjajar botol wine. Leonard yang kebetulan duduk di hadapan Jaquer menatap heran. Dia belum pernah mendengar kata wine keluar dari mulut ibunya. Maka dengan suara rendah dia pun bertanya pada Jaquer apa itu wine. "Hanya minuman penghangat tubuh, tidak lebih.""Apakah aku boleh meminumnya, Ayah?"Meilani seketika melotot tajam pada Jaquer sambil menggelengkan kepalanya. Melihat reaksi istrinya, dia bernapas berat lalu ikut menggelen

    Last Updated : 2024-11-06
  • Dewa Naga Terpilih   22. Terbuka Perlahan

    Langkah Jaquer melin panjang dia seakan merasakan hal yang tidak biasa dan ini membuatnya tidak nyaman. Elang yang berjalan di belakangnya terus memberi arahan kemana dia harus melangkah. Hingga akhirnya keduanya berhenti di kamar nomer 245 sebuah hotel berkelas. Samar terdengar suara yang tidak asing di indranya. Dahinya berkerut tidak percaya. "Apakah ini nyata?""Saya juga tidak paham, Tuan. Lebih baik dibuktikan saja!"Dengan sedikit tenaga pintu dibuka paksa oleh Jaquer. Pandangannya langsung tertuju pada posisi istrinya ditindih oleh seorang pria. Langkahnya makin panjang dan langsung menghantam punggung pria itu. "Kau!""Lalu siapa yang kau inginkan, Jaquer?'" Bangsat, selama ini aku melindungimu ternyata ini balasannya!"Pukulan Jaquer melayang ke rahang pria itu, tetapi Meilani berteriak lantang sambil menempelkan pisau pada lehernya. "Jika kau pukul lagi dia maka pisau ini yang akan menancap di leherku!"Dalam helaan napas yang berat, Jaquer menoleh ke arah istrinya yan

    Last Updated : 2024-11-08
  • Dewa Naga Terpilih   23. Menjemput Sekolah

    Meilani masih belum nyaman untuk membuka semua rahasia sepuluh tahun silam. Dia masih ingin melindungi nyawa suaminya dan putranya tanpa dia ketahui justru itu yang membuat Jaquer makin merasakan kasih dan cinta istrinya. "Iya sudah jika ini yang kamu inginkan, sebaiknya kita segera pulang.""Baiklah." Keduanya berjalan menuju ke mobil, dengan lembut Jaquer membukakan pintu. Melani masih enggan untuk masuk. Setelah siap, mobil melaju membelah jalan utama Kota Dongdong. Sementara di sekolah, terlihat Leonard sedang mengalami kesulitan. Dia ditekan oleh salah satu temannya dengan tuduhan mencuri. Leonard masih terus menolak tuduhan itu hingga akhirnya sebuah tamparan melayang di pipinya. "Aku sungguh tidak mengambil benda miliknya, Ibu Guru.""Jujur saja, jangan persulit dirimu, Leon. Apakah kamu ingin Mrs. Meilani akan membelamu?""Tentu saja." Pemilik barang terus mendesak pada guru agar barang itu segera dikembalikan. Baginya barang itu sangat berguna untuk hidupnya. Namun, Leon

    Last Updated : 2024-11-10
  • Dewa Naga Terpilih   24. Hilangnya Liontin Giok

    Sosok Jaquer berjalan dengan gagah dan sombong diikuti Melani yang berjalan tergesa mendahului. Dia langsung berdiri meraih lengan Leonard agar berdiri di dekatnya. Selanjutnya Meilani mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi Leonard. "Kamu tidak apa kan, Leon?"Leonard menggelengkan kepala, tetapi tatapannya tertuju pada sosok Jaquer yang menguarkan aura dingin. Pandangan Leonard begitu serius pada setiap perubahan reaksi pria tersebut yang diinfokan ibunya dialah ayah biologisnya. "Siapa Anda hingga berkata keras, Hah. Apakah Anda tahu siapa suamiku?" Wanita bergaun merah menyala dan bermake up tebal berkata sambil menunjuk ke muka Jaquer. Kepala sekolah terdiam dengan tubuh bergetar, sepertinya dia tahu identitas apa yang dibawa oleh Jaquer. Namun, kepala sekolah tidak bisa berkata seakan suaranya terhenti di tenggorokan. Bukan hanya suaranya yang terhenti, tetapi otaknya seakan pun tidak mau bergerak. Tapak tangannya mencengkeram bibir meja untuk mengurangi kecerobohan lisan dan g

    Last Updated : 2024-11-11
  • Dewa Naga Terpilih   25. Bukti Mulai terlihat

    Jaquer segera merokok sakunya, dia terlihat serius berbicara dengan lawan bicaranya. Nada dingin dan serius membuat tubuh Mr. Yohan bergetar hebat. Apalagi Jaquer ada menyebut satu nama tokoh penting di tempatnya bekerja. "Sudahkah, Mah, sebaiknya kita mengalah!" bisik Mr. Yohan pada istrinya. "Tidak bisa. Aku tidak terima, harusnya kamu dukung aku dong!"Perkelahian mulut suami istri itu terus berlanjut meskipun dalam suara yang rendah. Jaquer hanya menatap tajam dan dingin. Sementara Meilani mulai ketakutan dan memeluk lengan suaminya tanpa bersuara. "Tenanglah, Mei!"Suara Jaquer masih bisa didengar oleh kepala sekolah, hal ini menimbulkan pertanyaan dalam otaknya. Lelaki berusia senja itu menatap pada sepasang suami istri lalu mendekat dan memberi saran agar memilih Damai saja dalam menghadapi sosok dingin itu. "Tidak bisa, anak itu harus meminta maaf lebih dulu baru aku bebaskan!" tolak Mrs. Yohan. "Bukankah liontin itu sudah ketemu, Nyonya. Jadi aku tidak perlu minta maaf."

    Last Updated : 2024-11-12
  • Dewa Naga Terpilih   26. Mulai Membangun Kepercayaan

    Hingga menjelang larut malam barulah mobil Jaquer memasuki gerbang rumah utama. Setelah memberikan kunci pada pelayan, dia langsung melangkah masuk ke dalam dan disambut kepala pelayan. "Bagaimana dengan istri dan anakku, Ramon?" kata Jaquer sambil melempar mantel miliknya. "Mereka tidur dalam satu kamar, Tuan. Semua sudah saya siapkan, tetapi Nyonya inginkan tidur satu kamar dengan tuan muda."Jaquer terus melangkah tanpa memberi reaksi atas penjelasan Ramon hingga sampai di dalam kamarnya barulah dia bicara, "siapkan air hangat untukku!"Tanpa berkomentar, Ramon masuk lebih dalam ke kamar mandi pribadi milik Jaquer. Dia mulai menata dan mengatur suhu air sesuai yang diinginkan oleh majikannya. Tidak lupa dia menyiapkan wine dan gelas khusus serta aromaterapi. "Semua sudah siap, Tuan. Silakan!"Ramon berjalan menuju ke ruang ganti Jaquer, dia juga menyiapkan piyama khusus dan diletakkan di atas tempat tidur. Setelah merasa cukup, pria tua itu keluar dari kamar Jaquer. Saat pintu

    Last Updated : 2024-11-13

Latest chapter

  • Dewa Naga Terpilih   63.

    Jaquer memindai sekitarnya, dia merasakan adanya aliran tenaga berbeda dalam tubuhnya. Namun, dia masih bingung bagaimana cara menggunakan sumber tenaga itu. Cukup lama dia diam merasakan sebuah pergerakan yang membuat tubuhnya terasa panas dingin. Pandangannya terus berkelana mencari asal aliran tenaga itu, tetapi tidak ada petunjuk sedikit pun. "Apa kabar, Anak Muda!"Jaquer mendengar suara serak khas orang tua dan berilmu, tetapi tidak menemukan sosok itu. "Siapa Anda?""Nikmati apa yang aku beri padamu, setelah malam berjalanlah ke arah utara hingga kau temukan banguna tua. Di sanalah markasmu nanti!"Jaquer termangu mendengar kalimat panjang yang menjelaskan sesuatu yang cukup menarik baginya. Otaknya berputar memahami semua dan merasakan suhu pada tubuhnya. Lambat laun, punggungnya terasa terbakar dan seakan ada benda dingin berjalan di sepanjang punggung. Tangan Jaquer terulur mencoba meraba punggungnya, tetapi tidak menemukan apapun. "Aneh!"Lalu tubuhnya terasa makin dingi

  • Dewa Naga Terpilih   62.

    "Simpan semua bukti ini dengan baik, Xandria. Aku ingin kau tetap diam dan memantau semua pergerakan Angeli!""Baik, Tuan. Lalu bagaimana dengan Tuan Muda yang sering bepergian sendiri?"Jaquer terdiam, ujung jarinya mengetuk meja beberapa kali hingga akhirnya dia menatap serius pada bawahannya itu. "Untuk sementara biarkan saja dulu, Angeli tidak akan berbuat lebih."Alexandria mengangguk, setelahnya dia pamit melanjutkan pekerjaan lainnya. Sepeninggalnya Alexandria, Jaquer menghela napas panjang. Pikirannya menerawang jauh pada masa silam dimana dia awal mula dibuang ke sekte Bulan Sabit. "Aku jual ini anak, Tuan Jordan." Seorang pria berkata pada ketua Sekte Bulan Sabit. "Siapa pria ini dan berapa harga yang kau inginkan, Hurt?"Jaquer yang dilempar oleh Richard Hurt hanya meringkuk tanpa daya. Semua yang terjadi pada dirinya membuatnya harus diam memendam setiap penghinaan yang ditujukan mereka padanya. "Aku ingin sebidang tanah di Dubai, juga kemakmuran tanpa batas." Kalimat

  • Dewa Naga Terpilih   61.

    Leonard berdiri diam menatap ibunya yang sedang sibuk melayani pembeli mie rebus. Dia tidak bergerak, hanya menatap tanpa berniat membantu pekerjaan ibunya. Sesekali tatapan Meilani tertuju pada putranya yang berdiri terpaku melihatnya secara intens. Ada resah do sorot mata bening wanita cantik itu, tetapi dia belum bisa meninggalkan pekerjaannya itu. Para pembeli terus berdatangan ke kedai mie yang beberapa hari ini libur. Akibatnya para pekerja pabrik berbondong-bondong makan di kedai itu. "Kalian lama tidak jual, akibatnya kami kelaparan berhari-hari," kata salah satu pembeli. Meilani mengulum senyum sambil kedua tangannya terus bergerak meracik mie rebus pesanan para pembeli. "Maafkan kami, beberapa hari lalu kami disibukkan dengan pekerjaan lain," jawab Meilani dengan nada rendah dan senyum ramah. "Lain kali beri kami pengumuman jika kalian libur agar kami bisa siapkan bekal dari rumah," saran yang lain saat menerima mangkuk mie pesanannya. "Baik, sarannya akan saya pakai

  • Dewa Naga Terpilih   60.

    Jaquer melangkah mengikis jaraknya dengan Angeli, dia tidak mengindahkan peringatan dari wanita itu. Tatapannya yang tajam menghujam jantung Angeli membuat tubuh wanita itu gemetaran. "Jaquer," keluh Angeli manja. Meskipun jantungnya berdetak lebih cepat dan tubuhnya tampak gemetaran, Angeli masih mampu mengeluarkan kemanjaannya. Tangan kekar Jaquer mencengkeram rahang Angeli lalu mendorongnya hingga tubuh wanita itu terjatuh di sofa. "Apakah selama ini masih kurang?"Angeli meraih telapak tangan itu dan mengusapnya lembut. Tubuhnya menggeliat pelan hingga rok mini yang dipakai sedikit naik lebih tinggi. Paha putih mulus terpampang nyata. Angeli tersenyum tipis, "Jaquer!"Suara manja nan lembut mengalun indah, tidak hanya suara yang digunakan oleh Angeli agar Jaquer tergoda. Dia juga melakukan gerakan. Tungkai yang panjang dan mulus diangkatnya dan bergerak menyentuh tubuh Jaquer. Pria itu mengulum senyum aneh, tetapi Angeli tidak peduli. Dia terus memancing gairah Jaquer. "Car

  • Dewa Naga Terpilih   59.

    Sementara di ruang kerja Jaquer terlihat pria itu sedang memegang kepalanya dan memijatnya pelan. Elang hanya duduk diam di depannya yang terhalang oleh meja. "Apakah sesakit itu, Tuan?""Aku tidak mengerti apa yang terjadi dengan tubuhku, Elang.""Sejak kapan ini terjadi?""Sejak aku kembali dari pencarian Meilani dan Leonard. Sehari setelahnya rasa ini mulai tumbuh, serangan akan lebih dahsyat setelah aku makan bekal dari istri."Untuk sesaat Elang menatap pada atasannya dengan dahi berkerut, lalu bibirnya mulai bergerak pelan, "mungkinkah ada konspirasi antara penculik dan nyonya, Tuan?""Aku kira juga itu, tetapi semua belum jelas. Meilani terlihat santai dan tulus begitu juga dengan putraku." Keduanya terdiam dalam pikirannya masing-masing hingga lamunan itu buyar saat terdengar suara familiar yang datang menyapa manja. Elang langsung menatap pada Jaquer, atasannya itu mengangguk dan menggeleng sebagai tanda agar dia keluar meninggalkan Jaquer bersama pemilik suara itu. "Saya

  • Dewa Naga Terpilih   58

    Waktu terus berlalu, Jaquer merasakan perlakuan Meilani banyak berubah sejak menghilang beberapa waktu lalu. Namun, dia tidak mau berkata hanya bawahannya yang digerakkan untuk mencari kebenaran atas peristiwa menghilangnya itu. Jaquer mengikuti saja semua apa yang diinginkan oleh istri dan anaknya tanpa bentak membantah. Seperti hari ini, dia diberi arahan untuk mulai membawa bekal makan siang. Jaquer hanya memberi senyuman dan setuju saja toh hanya bekal makan siang. "Jangan lupa dimakan, Jaqu!" pesan Meilani. Melihat sikap ayahnya yang makin patuh dengan apa yang dikatakan oleh ibunya membuat Leonard menjadi bimbang. Dia tidak ingin ada perubahan pada ayahnya yang akan membawa dampak tidak baik. "Ibu, apakah ini tidak akan merubah semua?" tanya Leonard saat bayangan Jaquer sudah jauh. Meilani menatap punggung suaminya yang menghilang di balik tirai pembatas. Kemudian pandangannya berpaling pada putranya. Senyumnya mengembang tipis, dengan tatapan gelisah. "Semoga saja tidak,

  • Dewa Naga Terpilih   57.

    Sudah sekian waktu ternyata Jaquer masih belum mampu menemukan keluarganya. Dia mendesah panjang dan berat. Maka untuk menghilangkan kegelisahan dan rasa khawatir yang terus mendera dia pun memutuskan untuk kembali pulang. Tidak butuh waktu lama, kaki Jaquer sudah menapaki lantai halaman mansion miliknya. Dia berjalan lesu, tetapi pintu langsung terbuka saat tangannya meraih gagang pintu. "Mei!" Tanpa banyak suara, Meilani meraih lengan suaminya dan membawanya masuk. Jaquer hanya mengikuti langkah istrinya dalam diam. "Duduklah, kamu pasti lelah!" Usia berkata, Meilani berdiri dan melangkah meninggalkan Jaquer. Namun, baru saja bergerak dua langkah tangannya sudah di raih Jaquer dan ditarik hingga wanita itu jatuh terduduk di paha. "Menghilang kemana?""Aku tidak hilang, hanya keluar bersama Leonard berbelanja setelah itu pulang. Aku juga belikan kamu pakaian, sebentar aku ambil dulu," kata Meilani. Jaquer meraup wajahnya, dia tidak semudah itu percaya akan penjelasan istrinya.

  • Dewa Naga Terpilih   56. Hilang

    Jaquer masih fokus dengan layar laptopnya, dia meneruskan pekerjaan Elang yang tertunda akibat pencarian istri dan anaknya. Pekerjaan bisnis di kota sebelah membuat otak Jaquer terus berputar dan bercabang. Keresahan yang menjalar di jiwa tidak dia pedulikan. Saat ini gelisah itu harus ditekan demi sebuah pekerjaan yang lebih pantas. Tiba-tiba telinga Jaquer bergerak ke atas, kedua matanya menyipit dengan dahi berkerut. Dia pun mengangkat kepalanya menatap pada pintu berharap ada kabar dari sana. Cukup lama Jaquer diam menatap pintu dengan menopang dagu. Selang beberapa menit, pintu terbuka dengan menampilkan wajah sendu Alexandria. "Tuan, Nyonya dan Tuan Muda telah ditemukan."Mendengar kabar itu seketika Jaquer bangkit dari duduknya dan saat itu juga tangannya menyambar jas hitam yang ada di sandaran kursi. "Segera ke sana!"Tanpa banyak bicara, Alexandria pun berjalan mengikuti arah Jaquer hingga sampai di pintu lift. Jaquer menghentikan langkahnya dan berbalik badan menghadap

  • Dewa Naga Terpilih   55. Menuju ke Mansion Venus

    Mobil yang membawa Meilani dan Leonard telah memasuki jalan khusus yang mana di sekelilingnya dipenuhi dengan pohon pinus menjulang tinggi. Angin bertiup sepoi, pandangan Meilani semakin berkabut. "Leon, segera kabari ayah kamu!" perintah Meilani dengan nada sangat rendah. Tanpa bersuara Leonard menunjukkan layar ponselnya yang sudah berada di dinding chat bersama ayahnya. Melihat riwayat chat itu seketika Meilani menghela napas panjang. Kemudian dia pun melihat ke sisi luar. Hanya ada deretan pohon pinus yang sesekali terdapat rumput liar yang cukup tinggi. Mobil akhirnya berhenti di depan sebuah bangunan megah, tetapi bukan seperti gambar yang dikirim ayahnya. Hal ini membuat kepala Leonard menggeleng. "Selamat datang!" Terdengar suara yang familiar di telinga Meilani. Begitu pintu terbuka barulah dia sadar sedang berhadapan dengan siapa. Bibir tipis Meilani tersenyum masam. "Apa maksud kamu membawa kami ke sini, Nona?"Angeli tersenyum, dia memberi isyarat pada bawahannya aga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status