Share

Tertarik

Waktu terus berjalan, Hans menjalani aktivitas nya seperti biasa, karena kantor Maria berada di tempat yang agak jauh, mereka pun lebih sering mengobrol lewat pesan singkat.

Hari itu berjalan seperti biasanya, Hans dan Maria pulang bersama. Dari kejauhan terlihat seseorang mengamati keduanya tanpa mereka sadari.

Orang tersebut terlihat mengirim foto pada temannya, dengan pesan yang bertuliskan,

"Mereka sudah menaiki mobil,"

Tidak ada yang aneh selama perjalanan Hans dan Maria, hingga akhirnya mereka berhenti di lampu merah.

"Brakk!"

Tiba tiba, sesuatu menabrak bemper belakang mobil Hans. Ia dan Maria pun sedikit terantuk lada bagian depan mobil. Hans yang terlihat emosi pun turun dari mobilnya berniat untuk menegur orang yang menabrak mobilnya.

"Nona! Hei! Turun lah!" teriak Hans dengan marah, sambil mengetuk kaca mobil orang itu,

Perlahan kaca mobil pun turun, dan terlihat Natalie yang menyetir mobil tersebut.

"Ma-maafkan saya," ucap Natalie tergagap karena takut,

"Oh? Natalie?" sapa Hans yang tiba tiba melunak ketika melihat wajah Natalie,

"Tuan Hans?" Natalie pun turun dari mobilnya, dan berdiri di hadapan Hans. "Maafkan aku tuan, sepertinya aku belum terbiasa menyetir di sini, mungkin karena terlalu lama di luar negeri. Oh ya, biar aku bayar kerusakan mobil tuan ya?" tawar Natalie pada Hans,

"Oh, tidak usah Natalie, aku pikir kau orang lain, aku bisa memaklumi jika itu kau. Tidak apa apa biar aku yang mengurusnya sendiri," jawab Hans yang tadinya merasa emosi kini tiba tiba lembut pada Natalie,

"Ahh, tuan jangan begitu, biarkan aku bertanggung jawab. Ini kartu nama ku, hubungi aku jika perbaikannya sudah selesai," ucap Natalie sambil menyodorkan kartu namanya,

Tanpa ragu, Hans pun meraih kartu nama tersebut.

"Baiklah, ahh lampu sudah kuning, lebih baik kita bersiap untuk pergi," ucap Hans khawatir akan mengganggu pengguna jalan lainnya.

Sedangkan di dalam mobil, sejak tadi Maria memperhatikan keduanya dengan kepala mendidiknya. Tak lama setelahnya, Hans pun masuk ke dalam mobil dan bersiap untuk menjalankannya lagi.

"Akrab sekali kalian?" tanya Maria dengan nada yang ketus,

"Kau mulai lagi dengan muka masam mu," jawab Hans sabar sambil memasang sabuk pengamannya, "Tenang lah, ayo kita jalan lagi," ajak Hans sambil melaju dengan mobilnya.

.....

Sesampainya di rumah, Hans pun menyimpan nomor yang telah Natalie berikan. Ia mengirim pesan pada Natalie agar dia menyimpan nomor Hans juga.

Setelah beberapa hari berlalu, Natalie mencoba menghubungi Hans perkara mobil yang telah ia tabrak.

"Tuan Hans, bagaimana keadaan mobil mu?" tanya Natalie dalam pesannya,

"Tidak perlu kau pikirkan, mobil itu sudah ku perbaiki. Oh yaa Natalie? Apa kau ada waktu sore nanti? Aku dan teman teman ku ada acara makan malam, apa kau mau bergabung?" bukannya membahas mobil, Hans malah mengajak Natalie untuk makan malam bersama dengan teman temannya,

"Wahh, boleh kah? Kebetulan aku juga ingin menambah teman disini," balas Natalie yang terlihat sangat tertarik dengan ajakan Hans,

"Tentu! Ini acara bebas bukan formal, siap siaplah jam 15.00 nanti, kau akan ku jemput," balas Hans lagi pada Natalie dengan wajahnya yang gembira,

Natalie hanya membaca dan tak membalas pesan dari Hans. Begitu pula Hans yang menganggap Natalie mengiyakan ajakan Hans tadi.

....

Sore pun tiba, Hans bersiap untuk menjemput Natalie, namun tiba tiba Maria mengirimkan pesan padanya.

"Sayang, aku juga memutuskan untuk pulang lebih awal, datang lah kemari!" begitulah isi pesan dari Maria pada sang suami.

Hans pun yang membacanya sedikit jengkel, karena ia telah berjanji pada Natalie untuk menjemputnya.

Hans pun tidak menghiraukan pesan Maria, dan bergegas pergi dari kantornya.

....

Di kantor, Maria yang menunggu kabar dari suaminya pun mulai merasa gelisah.

"Nyonya Maria belum pulang? Bukannya tadi ingin pulang lebih awal?" tanya sekretaris Maria yang kala itu masuk ke ruangannya karena ingin menaruh beberapa contoh desain dari tim.

"Ahh, ternyata masih banyak yang harus ku periksa lagi, emm bisa tolong bawakan aku kopi? Mungkin aku akan lembur untuk mengecek semuanya," pinta Maria pada sekretarisnya,

"Baik nyonya, aku akan segera kembali," jawab sang sekretaris sambil terus berjalan menuju pintu keluar.

Maria pun merasa bingung dan khawatir, apa yang di lakukan sang suami ketika sedang tak bersamanya. Mengingat, dahulu pun Maria pernah menjadi simpanannya, dan Hans sering berbohong pada Jessie.

...

Di tempat berkumpul,

"Halooooo Hans!" sapa teman temannya, sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman dengan Hans.

"Haloooo! Ala kabar kalian semua? Wahhh sudah sekian lama ya?" Hans menyambut semua tangan temannya,

"Heh Hans, siapa itu?" tanya salah satu teman Hans sambil mengarahkan matanya pada Natalie,

"Ohh ini, kenalkan dia adalah anak dari rekan kerja istri ku, namanya Natalie," ucap Hans memperkenalkan Natalie pada teman temannya.

Natalie mengangguk sambil tersenyum pada teman teman Hans.

"Hei, tapi jika di perhatikan lagi, dia sangat mirip dengan mantan istri mu?" celetuk salah satu teman Hans,

"Benarkan? Aku juga merasa begitu, bahkan bisa saja aku jatuh cinta padanya pada saat pertama bertemu dulu," Hans pun heboh sendiri kalau itu,

"Waaahhh! Kau ini lupa dengan istri mu ya?" sindir teman yang lain sambil melirik pada Hans,

"Ha ha ha tentu saja, bagaimana mungkin tidak, kau tahu sendiri bagaimana hubungan ku dengan Jessie?" Hans tidak menampik perkataan temannya kala itu,

"Benar sekali, kalian adalah definisi dari couple goals yang sesungguhnya, padahal dulu kalian di jodohkan oleh orang tua kan?" imbuh teman Hans yang memang sering bertemu dengan Jessie dan Hans dulu,

"Emm aku permisi ke toilet sebentar," ucap Natalie tiba tiba memotong pembicaraan teman Hans. Hans dan yang lain pun mengangguk dan mempersilahkan Natalie untuk ke kamar mandi.

Natalie berjalan menuju kamar mandi wanita, kala itu keadaan toilet memang sepi. Natalie membasuh wajahnya yang terlihat memerah sebab kepanasan.

"Apa? Couple goals kalian bilang? Akan ku perlihatkan nanti betapa indahnya pernikahan Hans dan Jessie," ucap Natalie sambil melihat ke arah cermin yang ada di hadapannya.

Natalie terlihat sangat kesal kala itu, ia terus saja membasuh wajahnya yang memerah karena merasa kesal.

Setelah keadaan emosinya membaik, Natalie pun kembali ke meja tempat teman teman dan Hans berkumpul.

"Maaf aku lama sekali," ucap Natalie sambil mengelus bagian punggung Hans.

Hans pun yang merasakan sentuhan Natalie merasa mendapatkan lampu hijau darinya. Perlahan Hans memegang tangan Natalie,

"Tidak apa apa," jawabnya sambil menatap Natalie.

Mereka berdua pun saling menatap, seolah memang mereka sama sama tertarik satu sama lainnya. Teman teman Hans yang melihatnya pun seolah memahami jika Hans sedang mengincar Natalie kala itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status