Kruk kruk terdengar bunyi dari perut Airin yang keluar begitu saja tanpa bisa dia cegah,jangan ditanya bagaimana raut wajah Airin saat ini, andai Airin bisa bercermin pasti akan melihat rona kemerahan yang tergambar dengan jelas di wajah yang selalu cantik di mata Rafael itu.
Jelas Airin merasa malu dihadapan pimpinannya perutnya berbunyi tanda jika perutnya sedang berontak minta diisi.
Sejenak Airin melihat jam tangannya astaga sudah pukul 2 siang jelas saja perutnya keroncongan, jika Airin hanya bisa menggigit bibir bawahnya menahan malu justru Rafael melengkugkan bibirnya ke atas membentuk senyuman.
“Maaf sudah membuatmu lapar, ayo kita makan siang bersama , nanti disana aku akan menunjukkan bukti jika memang aku belum pernah menikah.”
Rafael mengulurkan tangannya ke arah Airin “ Airin, tolong temani aku makan siang , kamu tidak keberatan kan ?” ulang Rafael lirih
Entahlah Airin hanya menurut
“Kamu... mau apa kesini hah!” bentak Marsha pada Airin wanita yang sangat tidak disukainya. Marsha segera masuk dengan badan yang dengan sengaja dia senggolkan dengan keras ke tubuh Airin hingga wanita itupun sedikit terhuyung. Rafael yang melihatnya hanya bisa menahan kesalnya.“Duduklah disitu !” titah Rafael pada Marsha yang hendak duduk di sampingnya, Rafael memilihkan kursi yang berada di depannya dan dengan sengaja memindahkan minuman Airin ke kursi yang berada di sebelahnya, mengeluarkan kursi itu serta mempersilahkan Airin untuk duduk.“Silahkan duduk , Rin,” ucap Rafael dengan nada lembut berbeda dengan nada yang dia ucapkan pada Marsha.Airin hanya bisa menurut meski hatinya ada rasa tidak nyaman karena kursinya justru berhadapan dengan Marsha, Airin tidak tahu saja jika Marsha sedang mengepalkan tangannya dari balik meja hingga kuku jarinya tampak memutih tanda bahwa dia dalam mode kesal yang teramat sangat.
Airin hanya diam terpaku demi mendengar pernyataan Rafael yang begitu mengejutkannya.“Rin, kenapa diam ?” tanya Rafael gemas melihat ekpresi wanita di sampingnya itu, dalam ekpresi seperti itu di mata Rafael Airin sungguh begitu menggemaskan.Bahagia rasanya Rafael saat mendapat informasi dari Satya orang suruhannya yang sedari tadi sudah diberikan tugas untuk mencari tahu tentang Airin.Satya bahkan memberikan informasi secara lengkap tentang kehidupan Airin tanpa satupun yang terlewat, jika boleh jujur Rafael sangat geram bagaimana suami dan keluarganya memperlakukan Airin dengan sangat tidak baik selama ini. Status Airin yang sedang otewe menjadi jandapun Satya juga menyampaikannya kepada Rafael, itulah mengapa Rafael seketika mengajukan lamaran kepada calon janda cantik ini.“Ak…aku wanita bersuami,” jawab Airin lirih namun cukup terdengar jelas di telinga Rafael.“Ya kamu benar, saat ini memang kamu wanita
“Maksudnya apa nih, kamu masih cinta sama dia,” tampak Dita sangat kesal melihat reaksi Mario saat melihat calon mantan istrinya.“Aku gak ada maksud apa – apa, aku juga sudah tidak cinta sama dia , Dita” sangkal Mario saat kedapatan menatap terus ke arah Airin yang baru hendak menyeberang jalan sementara di sampingnya ada laki – laki kaya nan tampan menuntun Airin.“Bohong, kamu pikir aku percaya begitu saja ! jelas sekali pandangan mata kamu itu fokus ke wanita udik itu, sampai harus mengerem secara mendadak, aku bukan wanita udik itu yang gampang dibodohi.”Mario kembali menjalankan mobilnya untuk kembali ke kantor , tidak di hiraukannya ocehan dari Dita yang sepertinya begitu cemburu.“Mas, dengar gak sih aku ngomong.”“Iya, iya aku dengar, sudah dong jangan merajuk begitu, kenapa juga sih cemburu sama Airin kan aku lebih memilih kamu dibanding dia, sudah ya, ingat ! nanti
“Apa maksud kamu bicara seperti itu,Mario ?” tegur Rianti“Kamu membelanya mas ?” timpal Dita tidak terima jika Mario masih saja membela wanita yang dimatanya sangat kampungan itu.“Bu..bukan begitu maksudku, aku hanya mau kita tidak perlu berbicara berlebihan membahas Airin gak enak kan sama calon istriku bu,bagaimanapun juga aku bertanggungjawab menjaga perasaan calon istriku ini,” Mario berkelit dan memegang tangan Dita agar kebohongannya terlihat sempurna, jujur saja entahlah kenapa di hati Mario ada perasaan tidak terima jika keluarganya memutarbalikkan fakta soal Airin dan sepertinya Mario juga lupa, bahwa dia juga melakukan hal yang sama saat bersama Dita, dasar !.“ Airin itu masa lalu kita lupakan saja , lagipula tujuanku mengajak Dita kesini juga mau mengenalkan Dita pada ibu dan Lisa agar kalian jadi lebih akrab jadi buat apa kita membahas hal yang seharusnya kita lupakan.”“Iya kamu b
“Jadi laki – laki itu sama sekali belum mengajukan berkas perceraiannya ? apa sih maunya dia, dia sendiri sudah menggandeng wanita lain tapi enggan mengurus perceraiannya dengan Airin” Rafael ngomel – ngomel sendiri di ruangannya.Diam – diam tanpa setahu Airin, Rafael sudah meminta pengacara perusahaan untuk mengecek di pengadilan tentang berkas perceraian Airin dengan suaminya yang menurut informasi dari Airin sedang di urus oleh suaminya, namun nyatanya apa ? .Sedangkan Satya juga sudah memberitahukan gerak – gerik Mario di belakang istri sahnya meski sekarang mereka pisah rumah.Andai tidak ada meeting dengan kliennya dari Jepang yang sebentar lagi datang,ingin rasanya saat ini Rafael pergi menemui Airin dan menceritakan semuanya, namun bagaimanapun juga Rafael harus tetap berpikir dengan baik dan professional, benar kata Bima saat menyebutnya seperti orang gila saat bucin.Tanggungjawab yang besar di perusahaan se
Rafael yang tanpa rencana ke kantor cabangnya sekalian mengantar Airin tampak tidak suka mendengar karyawannya malah bergosip tentang wanita yang dicintainya itu.“Aku sudah mendengar perdebatan kalian, dan kamu ,” tunjuk Rafael pada Hani “Jika kamu masih mengulangi perbuatanmu maka aku pastikan kamu akan aku keluarkan dan aku akan black list nama kamu hingga tidak ada satupun perusahaan yang mau menerima orang sepertimu !”Suara tegas dan dingin dari bibir Rafael membuat Hani tampak shock sedang Desi dan yang lain malah senang jika si ulat bulu di kantor ini akan dipecat jika mengulangi perbuatannya.‘Ah pak Rafael terlalu baik, harusnya langsung pecat saja pak gak usah pakai dikasih peringatan begini’ umpat Desi yang tentunya hanya dia ucapkan dalam hati.“Kalian kembalilah bekerja di meja masing – masing,jam istirahat sudah selesai bukan.”“Baik pak” hampir bersamaa
“Kok kita berhenti disini mas ?” Airin merasa ragu untuk turun mengingat saat ini mereka ada didepan butik yang terkenal dengan pakaian mahalnya.Semalam saat Airin sedang bertelepon ria dengan Desi , sahabatnya itu mengingatkan agar Airin lebih berdandan sedikit, bajunya juga harus diperbaiki apalagi Airin sekarang kerja lebih banyak diluar bertemu dengan klien dan mendampingi pak bosnya, jadi Airin harus menyesuaikan diri.Jika semalam Airin sempat di ajak Desi ke salon untuk merubah model rambutnya hingga membuat Airin tampak lebih segar, begitupun dengan Kamila yang tadi pagi mengajari Airin untuk menggunakan make up , hingga penampilan Airin semakin membuatnya tampak memukau dan segar.“Iya, kita akan ke butik itu,” Rafael segera menggandeng tangan wanita cantik itu untuk masuk ke dalam butik langganan mamanya, benar saja kedatangan Rafael disambut hangat oleh karyawan di butik.“Koleksi terbaru pakaian formal dan non fo
“Papa…” ucap Rafael saat melihat pria paruh baya di depannya sedang di belakang Bramantyo ada Bima“Tumben papa kemari,” tanya Rafael tanpa menjawab pertanyaan dari papanya , jelas sekali Rafael sengaja melakukan itu agar terhindar dari pertanyaan papanya.“Papa hanya mampir tadi habis bertemu teman papa, emang tidak boleh?”“Ya boleh lah pa, oh ya Rin kamu bisa kembali ke tempatmu,” titah Rafael , Bima yang tahu akal – akalan dari sepupunya itu hanya memberikan senyum serta menjulurkan lidahnya pada sepupunya , beruntung posisi Bima ada di belakang omnya hingga sang om tidak bisa melihatnya, namun saat Rafael melototkan matanya kepada Bima jelas terlihat oleh papanya sendiri hingga membuat Bramantyo menoleh ke belakang dan melihat Bima hanya tersenyum.Bramantyo hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan keduanya.“Gak di rumah gak di kantor kalian ini sa