"Kita tidak jadi menikah? Kenapa? Karena kakek tidak setuju?""Bukan kakek, itu seandainya, apa yang akan kamu lakukan?""Ya, kalau kamu dan kakek tidak ingin aku ikut kalian, aku akan pergi.""Pulang?""Tidak.""Kenapa?""Karena, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan kalau kembali.""Tapi, mereka akan membuat ingatan kamu pulih kembali, Jay.""Aku tidak mau.""Tidak mau ingatan kamu kembali?""Ya.""Kenapa?""Sepertinya, aku lebih nyaman seperti sekarang, tidak memikirkan hal yang menjadi beban."Dia benar-benar tidak mau kembali ke rumah, aku enggak mungkin maksa dia untuk kembali kalau dia enggak mau kembali, kalau aku membiarkan dia pergi tapi dia tidak mau pulang, dia pasti akan dimanfaatkan oleh orang-orang yang mencari dia itu....Hati Moa bicara demikian, sambil mengusap wajahnya perlahan."Baiklah, kalau begitu, kita akan menikah.""Terima kasih."Duh, apa-apaan ini? Kenapa rasanya semakin hari dia semakin menggemaskan? Dia seperti bocah yang perlu perlindungan, aku enggak
Mendengar ancaman yang dilakukan oleh Moa, Zill melotot ke arah gadis berambut panjang tersebut, hingga membuat Moa diam-diam tertawa kecil melihatnya."Makanya, kalau mau curhat itu yang jelas, masa bikin aku penasaran, aku enggak mau dibuat penasaran, Zill!"Zill menghela napas, merasa terjebak dengan situasi, hingga ia menatap ke arah Moa seolah ingin gadis itu menghentikan saja apa yang sedang mereka bahas, tapi, Moa bukan tipe perempuan yang mudah diajak berhenti bicara jika ia sendiri belum merasa tuntas, hingga keinginan Zill tidak dikabulkan oleh perempuan tersebut."Aku itu tidak tahu dengan jelas apakah dia sudah punya suami atau belum, aku menyelidiki semuanya, tapi dia sepertinya sudah menikah, namun, aku masih tidak percaya...."Terpaksa, Zill menceritakan sesuatu yang ia sendiri tidak mau diketahui oleh orang lain lantaran malu karena jika benar ia menyukai istri orang, mau dikemanakan wajahnya.Awalnya, Moa ingin menggoda kembali Zill, karena ia terkejut juga Zill sampa
Mendengar apa yang diucapkan oleh Radit, Pak Boris mengepalkan telapak tangannya karena sebal dengan apa yang diucapkan oleh Radit padanya tadi, ingin melampiaskan kemarahannya tapi ia khawatir Radit tidak memberikan uang yang dijanjikan hingga mau tidak mau ayah tiri Syena akhirnya diam saja menerima perlakuan Radit padanya.Setelah mengiyakan apa yang dikatakan oleh Radit, Pak Boris akhirnya pamit dari hadapan Radit untuk melanjutkan melakukan tugas yang diberikan oleh Radit padanya.***Kazaya dan Syena pergi ke perjamuan yang diadakan klien Kazumi di sebuah restoran ternama yang terletak di jantung kota Samarinda.Sebelum acara tersebut, Kazaya sudah berusaha untuk menguasai materi yang akan disampaikan pada klien Kazumi itu begitu juga dengan Syena. Meskipun setiap kali bersama dengan Kazaya, perasaan Syena jadi berkecamuk, Syena berusaha untuk profesional demi menebus kesalahannya yang sudah menolak perasaan Kazumi setelah itu pria tersebut justru kecelakaan.Walaupun kecelakaa
"Kenapa kamu harus tertekan? Kamu bisa mengabaikan aku, kan? Enggak perlu peduli, cuek aja, fokus aja dengan tugas yang diberikan pada kita.""Lu itu kagak ngerti!"Setelah bicara seperti itu, Kazaya beranjak meninggalkan Syena untuk kembali ke meja di mana Pak Barata dan istrinya menunggu. Kazaya duduk kembali di hadapan klien Kazumi itu dengan sikap yang lebih hati-hati, karena ucapan Syena tadi cukup membuat ia berpikir bahwa keduanya memang seperti curiga padanya bukan Kazumi terlebih istri Pak Barata."Sejak kapan Pak Kazumi memakai anting dan ditindik seperti itu? Awal kita bertemu sepertinya tidak, kan ya?" tanya Pak Barata sambil mengarahkan pandangannya pada telinga Kazumi yang memakai anting hitam.Bener kata Syena, dua biji orang ini emang curiga gue bukan Kazumi, gue harus hati-hati kalo gitu....Hati Kazaya menanggapi pertanyaan Pak Barata sambil berusaha untuk bersikap biasa meskipun ia sebal dengan sikap Pak Barata sekarang."Iya, dulu tidak, sekarang pakai, hanya menc
Perempuan ini memang benar-benar memiliki perasaan sama Kazaya, andai dia tahu aku dan Kazumi hanya menikah kontrak, bagaimana reaksinya, ya? Mungkin dia semakin terlihat cemburu....Hati Syena bicara demikian hingga akhirnya perempuan itu menghela napas sesaat. "Aku tahu hal itu, dan aku tahu apa yang harus aku lakukan, jadi kamu tenang saja, tidak perlu khawatir.""Kazaya itu masih tercatat bagian dari perguruan ayahku, Syena. Jadi, aku punya alasan untuk khawatir.""Bukan karena kamu suka padanya?""Dia tidak suka dengan wanita manapun, aku tidak tahu kriteria wanita seperti apa yang dia sukai, yang jelas suka atau tidak itu bukan alasanku khawatir padanya, tapi karena dia bagian dari perguruan kami.""Ya, sudah. Kalau begitu, kamu enggak usah khawatir atas hal apapun, aku tahu apa yang aku lakukan."Setelah bicara demikian, Syena bangkit, dan ingin beranjak meninggalkan Vivian. Tetapi, Vivian menahannya hingga gerakan Syena terhenti seketika."Kamu suka dengan Kazaya?" Pertanya
"Aneh darimana? Namanya juga amnesia, dia percaya sama orang yang menolongnya itu kan wajar, apanya yang misterius?""Kamu benar-benar berpikir itu hal yang wajar?""Ya!""Terus, kenapa kamu sering mengigau?""Itu bukan hal yang aneh juga Syena, wajar, kagak usah dibuat masalah kali, itu hal yang kagak aneh!""Iya, mengigau itu emang umum, tapi tetep aja kalo berulang kali itu jadi aneh.""Kagak usah terlalu kepo dengan urusan orang, gue udah berapa kali ngomong sih? Berhenti terlalu kepo!"Kazaya seolah tertekan dengan sikap Syena yang mencurigai ada sesuatu yang terjadi di masalalu hingga Kazumi jadi enggan pulang menurut Syena. Mau tidak mau, Syena akhirnya tidak melanjutkan pembahasan meskipun ia ingin melanjutkan karena khawatir Kazaya semakin tertekan."Kenapa kamu enggak suka sama Vivian, Zay?"Beberapa saat mereka berdiam diri dengan pikiran mereka masing-masing, Syena melontarkan pertanyaan itu pada Kazaya."Apa kagak suka itu harus ada alasan?""Enggak, sih, tapi biasanya or
"Komunitas itu tidak ada kaitannya dengan organisasi mafia, tapi kalau ada membernya yang punya sangkut paut dengan organisasi seperti itu, aku tidak tahu, itu bukan ranah komunitas lagi karena meskipun diterapkan aturan, tetap saja ada member yang tidak patuh, bukan?""Ya, kamu benar, untuk itulah aku perlu informasi terkait dua member komunitas yang pernah kamu ikuti itu.""Kalau boleh tahu, kenapa kamu melakukan hal seperti ini?""Karena Zill.""Karena Zill? Apa hubungannya?""Kamu berteman dengan Zill, dan aku perlu tahu kamu berinteraksi dengan siapa saja, karena kamu teman Zill, dan Zill itu murid dari perguruan kami.""Dengan kata lain, kamu enggak mau Zill berteman dengan orang yang kamu curigai ada kaitannya dengan organisasi mafia?""Betul.""Aku tidak ada kaitannya dengan organisasi seperti itu, apakah kamu tidak percaya juga?""Tapi kamu pernah menjadi komunitas yang logonya sama dengan organisasi mafia yang sedang kami selidiki.""Aku sudah bilang, komunitas itu tidak bek
Moa bicara demikian sambil menatap wajah Kazumi dengan tatapan mata penuh harap. "Iya. Aku bisa melakukannya.""Tunggu sampai ingatan kamu pulih, dan kamu bisa mengatasi mereka dengan cara kamu, baru kamu boleh bebas keluar, kalau tidak, aku harap kamu di dalam villa aja, ya?"Kazumi hanya mengangguk dan kepatuhan yang dilakukan oleh Kazumi membuat hasrat Moa semakin membara. Mereka sekarang sudah sah, dan jika mereka melakukan hubungan intim, Moa merasa tidak lagi khawatir sedang melakukan dosa. Walaupun di dalam hati ada perasaan bersalah menyelimuti lantaran ia tahu Kazumi sudah menikah tapi ia tetap mengajak pria itu menikah, tapi niatnya yang besar ingin menyelidiki semua yang menjadi misteri mengapa ayahnya tidak suka dengan Kazumi cukup membuat Moa jadi me-masabodoh kan semua perasaan bersalah tersebut.Kazumi hanya patuh ketika Moa mengajaknya masuk ke dalam kamar mereka yang masih penuh hiasan bunga. Karena sekarang mereka sudah menjadi suami istri, kamar mereka pun sudah m
Karena itulah, ketika Alex tiba di hadapannya, Kazaya langsung memeriksa Kazumi yang terkulai tidak sadarkan diri dengan noda darah di pakaiannya yang robek karena terluka. "Dia ini emang ceroboh! Bisa-bisanya menerjunkan diri kagak melihat situasi gimana, cari mati emang dia!" maki Kazaya sambil terus memeriksa keadaan sang kakak kembar yang benar-benar terlihat tidak sadarkan diri. "Tuan Kazumi pingsan, Tuan. Denyut nadinya sedikit lemah, aku masih berusaha untuk menghubungi rekanku di rumah Tuan, agar kita bisa mendapatkan bantuan, semoga secepatnya bantuan itu datang."Alex mengucapkan kalimat tersebut pada Kazaya yang sibuk memeriksa kondisi sang kakak kembar sambil mengomel tiada henti."Bagaimana bisa lu menghubungi mereka? Komunikasi kita disadap sama orang-orang Yurata itu, lu bakal ketahuan!""Tenang. Aku menggunakan alat khusus yang tidak akan dideteksi oleh mereka, Tuan. Jadi tenang saja, tidak akan ketahuan.""Oh, gue lupa, lu punya bakat merakit alat canggih sampe untu
Sementara itu, karena marah dengan apa yang dilakukan oleh Shane pada dua majikannya, Alex benar-benar ingin segera membunuh Shane dengan tangannya. Ia meningkatkan serangannya hingga Shane mau tidak mau kewalahan. DORR!!Terdengar suara tembakan yang dilepaskan entah dari siapa. Dan tembakan itu mau tidak mau membuat pertarungan antara Shane dan Alex terhenti seketika. Namun, Shane hanya sebentar merasa terkejut dengan suara tembakan tersebut. Selanjutnya, pemuda itu menendang Alex yang masih mencari tahu siapa yang sebenarnya sudah melepaskan tembakan itu dan hampir mengenai mereka.Karena tidak siap dengan serangan, Alex terjungkal ke belakang, dan kesempatan itu digunakan oleh Shane untuk melarikan diri.Shane tidak tahu siapa yang ikut campur dalam pertarungannya dengan Alex tapi yang pasti ia bisa mendapatkan kesempatan untuk pergi karena bukan Alex yang harus ia hadapi sekarang, tapi mencari tahu Kazumi dan Kazaya sudah tewas atau belum.Sementara itu, Alex yang dihajar habi
Mendengar suara yang memberikan perintah itu memang adalah Shane padahal Kazumi berharap ia hanya salah lihat dan yang menarik kakinya sekarang adalah Kazaya, perasaan Kazumi jadi tidak nyaman.Shane pasti diminta Yurata untuk memeriksa apa yang dilakukannya pada Kazaya lantaran ia dan Kazaya tadi berdebat, waktu yang ada jadi terbuang percuma.Sementara itu, Shane yang membantu Kazumi berdiri segera mendekati Kazaya yang saat itu masih terikat tangannya. Meskipun tangannya masih terikat, Kazaya mampu menghajar Kazumi seperti yang diinginkan oleh Kazumi meskipun sebenarnya ia melakukan hal itu pada sang kakak kembar, karena kesal dengan ucapan yang dikatakan oleh Kazumi.Dengan satu kali sentakan, Shane sudah mampu membuat Kazaya terbentur pohon besar yang ada di belakangnya, dan Pemuda berambut biru tersebut memberikan perintah pada Kazumi untuk segera membunuh Kazaya."Lakukan, Kazumi! Jangan membuang waktu. Gue kagak akan menoleransi lu kalo lu berani buang waktu!" perintah Shane
"Jadi sekarang, kamu mau apa?" Kazaya terdiam seketika mendengar apa yang diucapkan oleh Kazumi yang berbentuk pertanyaan.Padahal, ia setengah mati memaparkan isi hatinya hingga ia jadi emosi sendiri, tapi ternyata tanggapan Kazumi hanya demikian, masih tenang pula sikapnya.Membuat Kazaya jadi semakin sebal dengan sikap Kazumi tersebut. "Lu ke sini diminta buat bedil gue, kan?" Kazaya tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Kazumi, tapi justru balik bertanya. "Aku tidak akan melakukan hal itu, asalkan kau berjanji satu hal padaku.""Janji apaan?""Kembali ke rumah, urus kantor dan kamu tidak perlu mengatakan apapun pada ayah kita tentang apa yang sudah aku putuskan sekarang.""Emangnya, lu mutusin apaan?""Yang mereka targetkan itu aku, jadi kamu harus pulang, dan lakukan tugasmu sebagai anak dengan baik!""Heh! Lu mau jadi pahlawan?"Kazaya mulai paham dengan apa yang diucapkan oleh Kazumi, dan ia tidak suka hingga ia ingin melakukan aksi protes pada kakaknya tersebut.
Sementara itu, setelah menyingkirkan Alex, Kazumi pergi meninggalkan Alex tanpa bisa dicegah oleh Alex. Namun, Alex tidak patah semangat untuk memantau sang majikan, di jam tangan yang dikenakan oleh Kazumi, ia sudah memasang alat pendeteksi hingga di manapun Kazumi berada, Alex bisa mengikuti Kazumi dengan mudah.Beberapa saat kemudian, Kazumi sudah berada di dalam mobil miliknya dulu yang dipakai Kazaya karena ia pergi dari rumah tanpa membawa apapun. Otak Kazumi dipenuhi berbagai macam pertanyaan, apakah ia bisa membuat Kazaya kembali tanpa membawa masalah baru?Di waktu yang sama, Kazaya sedang ditemui oleh Yurata. Laki-laki itu duduk di hadapan Kazaya yang saat itu masih menyelesaikan lukisan terakhir yang diminta olehnya untuk dibuat oleh Kazaya."Sudah memutuskan sebuah keputusan?" tanya pria berdarah Jepang itu pada Kazaya. "Keputusan gue kagak berubah, semua tetap sama."Kazaya menyahut sambil terus menggoreskan kuas di atas kanvas."Apakah kau tidak sayang dengan nyawamu?
Wajah Kazumi terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Radit tentang apa yang dilakukan oleh Kazaya di masalalu dan ia benar-benar tidak menyangka itu dilakukan oleh Kazaya. Telapak tangan Kazumi mengepal dan Radit tersenyum melihat reaksi Kazumi yang dinilainya merasa terkejut karena ia bisa mengetahui segala yang disembunyikan oleh Kazaya selama ini dari Kazumi, tanpa menyadari, yang di hadapannya adalah Kazumi, bukan Kazaya."Lalu, lu juga mencuri lukisan Kazumi dan menjualnya ke salah satu anggota mafia, karena lu kagak dikasih duit yang banyak dari bokap lu, terus karena itulah lu jadi merasa asyik dan minta Kazumi untuk terus melukis biar lu bisa dapat duit dari lukisan yang dibuat Kazumi," lanjut Radit dan itu semakin membuat rasa terkejut Kazumi semakin nyata. Aku pikir, Kazaya dulu hanya ingin belajar melukis karena itulah dia memaksaku untuk melukis, tapi ternyata aku salah, aku bahkan sudah mengajarinya cara melukis dengan baik, sampai ia bisa melukis meskipun tidak terl
Setelah bicara demikian pada Kazaya, Shane keluar dari dalam ruangan di mana ia menempatkan Kazaya, dan Kazaya yang mendengar perkataannya itu hanya bisa menggenggam erat kuas di tangannya seolah ia tidak bisa lagi menahan amarah, tapi ia tetap harus menahannya karena sekarang ia sedang di bawah pengawasan.Sementara itu, rapat yang dihadiri Kazumi yang menyamar menjadi Kazaya sudah selesai dengan baik dan sempurna. Kazumi mampu memerankan Kazaya dengan baik atas arahan Alex yang selama ini terus mendampingi Kazaya saat di kantor. Tanpa sepengetahuan Kazumi dan juga Alex, salah satu rekan bisnis Kazumi yang tadi ikut rapat adalah orang yang berada di pihak Radit. Ketika rapat sudah usai, ia buru-buru melakukan pertemuan dengan Radit di sebuah tempat."Aku sudah melakukan apa yang kau katakan Tuan Radit, tapi reaksinya biasa saja, sepertinya kita tidak bisa membedakan lagi yang mana Kazumi dan yang mana Kazaya, karena mereka sekarang benar-benar sulit untuk dibedakan."Orang yang b
"Aku tidak yakin....""Tidak yakin tentang Tuan Kazaya yang kemungkinan bergabung, atau tidak yakin jika Tuan Kazaya dieksekusi?""Semuanya....""Dengan kata lain, Tuan juga merasa sedikit khawatir jika ada kemungkinan Tuan Kazaya dieksekusi?""Ya.""Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang, Tuan?""Kau lakukan saja apa yang aku katakan tadi, lakukan dengan cara perlahan, jangan sampai mengundang perhatian orang banyak terutama para rekan bisnis, untuk yang lainnya masih aku pikirkan, nanti aku akan konfirmasi padamu." Alex membungkukkan tubuhnya mendengar apa yang diucapkan oleh Kazumi. Setelah paham dengan isi perintah sang majikan pertama, Alex segera pamit untuk memulai penyelidikan.***Karena Kazaya tidak kembali juga ke perusahaan semenjak ke markas sementara anak buah Yurata, Alex terpaksa meminta Kazumi untuk kembali ke perusahaan ketika rapat penting di kantor diadakan. Beruntung, karena Alex terus memberikan informasi tentang perusahaan pada Kazumi, meskipun Kazumi tida
Kazaya ingin menanggapi apa yang diucapkan oleh Syena, tapi tiba-tiba saja, pintu ruangan terbuka dan muncul Shane yang langsung masuk dan mendekati Kazaya."Udah berantemnya? Gimana? Mau gambar atau kabur?"Shane melontarkan pertanyaan itu pada Kazaya, dan Syena melirik ke arah Kazaya berharap pemuda itu menolak permintaan Shane dan menyerahkan tugas itu padanya."Balikin Syena ke rumahnya, abis itu gue lakukan apa yang lu mau.""Enggak!!" seru Syena hingga membuat Kazaya mengarahkan pandangannya pada perempuan itu. Kazaya hanya memandang Syena saja, selanjutnya, ia beralih kembali ke arah Shane untuk menanti tanggapan yang akan diberikan oleh Shane atas apa yang dikatakannya tadi.Shane yang mendengar apa yang diucapkan oleh Kazaya segera bertepuk tangan dan beberapa saat kemudian dari pintu yang masih terbuka muncul beberapa anak buah Yurata yang lain dan mereka segera diperintahkan oleh Shane untuk membawa Syena keluar. Syena yang tidak terima dipaksa keluar oleh rekan Shane yan