Share

Bab 3 - Arena balap

Mobil Melody memasuki salah satu komplek perumahan mewah di jakarta. 

Ketika mobil berhenti Melody menghela nafas. Melody berusaha untuk menampilkan senyumanya lalu setelahnya ia segera masuk ke dalam rumah dengan di iringi senyuman.

"Assalamualaikum. Bunda, Melody pulang." Melody berteriak memanggil bundanya.

"Waalaikumsalam. Bunda ada di dapur sayang." Melody menghampiri Lestari. dapat Melody lihat Lestari sedang berkutat dengan adonan kue.

"Bunda." Melody memeluk Lestari dan Lestari pun mengambutnya dengan senang hati.

"Anak bunda udah pulang. loh sayang kamu abis nangis, ya?" Lestari bertanya ketika melihat mata Melody merah.

"enggak kok bun, tadi mata aku kemasukan debu aku kucek eh malah merah." Melody menampilkan cengiranya membuat Lestari menggelengkan kepalamya.

"Lain kali hati-hati. Kasih obat tetes mata ya, supaya gak tambah merah." Melody mengangguk

"Bunda lagi bikin apa?" Tanya melody melihat dapur yang lumayan berantakan banyak bekas bahan-bahan makanan

"Bunda lagi bikin kue bulan kesukaan kamu,ini tinggal di masukin ke oven" Jawab Lestari mengambil loyang dan memasukannya kedalam oven.

"Yes! Akhirnya bunda bikin kue bulan lagi, gak sabar nyicipin." Melody membuat puppy eyes membuat Lestari mencubit pipi anaknya.

"kamu sekarang ganti seragamnya terus makan siang. ayah udah sebentar lagi sampai."

"Melody ganti baju dulu ya, Bun." Melody mengecup pipi Lestari lalu

Melody melangkahkan kakinya menuju kamar. Mengganti seragamnya dengan t-shirt bertuliskan paris dan hotspan.

-

-

-

-

Suasana makan siang begitu ramai dengan celotehan Melody yang membuat Lestari dan Herry Ramiro Narendra salah satu pembisnis otomotif dan hotel terkenal tersebut terkekeh.

"Terus, tadi kan aku lupa gak bawa topi. Aku samperin Derrel buat pinjam topi sama dia tapi Derrel nya gak kasih, dia ngebiarin aku panas-panasan. sebel deh!" Melody mengadu kepada kedua orang tuanya

"Rasain! Kan udah bunda bilang kemarin, siapin keperluan sekolahnya malah keluyuran." Melody mencebikan bibirnya setelah mendengar perkataan Lestari

"Bunda jahat. melody gak suka, ayah tuh liat bunda jahat sama aku." Adu Melody kepada Herry meminta pembelaan.

"Benar kata bunda kamu. lain kali di siapin keperluan yang mau kamu pakai, jadi gak akan ada yang ketinggalan." Ujar herry membuat melody tambah kesal.

"Ayuaah sauma baunda sama aja kauyaa derrel nyebel-hukhuk." Melody tersedak makanan.

"Duh! kalo mulut lagi isi jangan ngomong mulu." Tegur Lestari sambil memberikan air ke putrinya.

"Ihhh nyebelin hwuahh." Wajah melody memerah efek tersedak tadi.

"Cupcupcup bayi besar ayah. jangan ngambek ya sayang, nanti jelek loh Derrel tambah gak suka." Herry meengelus pucuk kepala Melody.

"Ayaahhh" inilah yang Melody suka ketika ayah dan bunda nya memanjakanya.

-

-

-

Di sisi lain Derrel sedang berada di apartemenya bersama dengan ketiga temanya sedang memainkan playstation milik Derrel. Snack bertebaran dimana-mana karena keempat lelaki itu.

"Anjing! wey wira sialan, curang bangsat." Surya berseru kesal.

"Apaan curang! Lo nya aja yang gak bisa maen." Balas Wira

"Derrel. Bantuin gw anjir nyawa gw sekarat nih." Derrel memutar matanya malas mendengar ocehan Surya

"Sur lo maen bacot banget kaya cewe"

Sarkas Devin

"Jahat kamu mamas Devin sama Adinda Surya." Surya memasang wajah seakan-akan tersakiti.

"jijik."

"Sialan derrel gw mati anjir. Tega kamu tega, aku tuh gak bisa di giniin. sakit hati aku." Surya berteriak melihat karakternya mati karena Derrel.

"Geli! najis! bangsat! homo lo." Devin mendorong tubuh Surya ke belakang.

Membuat Derrel dan Wira tertawa begitu keras.

"Untung temen kalo gak-."

"Kalo gak apa?" Devin memotong ucapan Surya

"kalo gak. Ya, gak papa." Jawab Surya Menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gajelas bego!" Devin melempar Surya dengan snack. Wira ikutan melempari Surya snack.

Setelah puas mereka kembali melanjutkan main playstation. Suasana tiba-tiba hening karena mereka fokus bermain. hingga suara Devin memecahkan keheningan.

"Lo jadi tar malem, Rel?" TanyaDevin. Derrel mengernyitkan dahinya lalu mengangguk ketika mengerti maksud perkataan Devin.

"Jadi." 

Surya dan Wira yang mendengar hanya mengerutkan dahinya, bingung dengan pembahasan Devin dan Derrel.

"Jadi apaan?" Tanya Wira menatap Devin dan Derrel bergantian.

"parah ye maen rahasia-rahasiaan. Gila-gila, gw sama wira gak dianggap. parah ini gak berperi kesahabatan nih." Ujar Surya membuat Wira kesal.

"Mulut lo bau congor! bisa diem ga?" Wira membuat Surya mengerucutkan bibirnya.

"Selalu serba salah aku tuh, udah kaya selena gomez."

"Apa urusanya sama selena gomez bambank."

"Ya? gak ada urusanya." Surya mengangkat bahunya.

"Bacot! Mending lo diem sur. ngomong mulu lama-lama gw lakban lo." Sarkas Wira.

"Sok-sokan tar nangis."

"Jadi lo mau ngapain?" Tanya Wira mengabaikan ucapan Surya.

"Balapan." Derrel menjawabnya dengan singkat padat dan jelas.

"Sama siapa?"

"Ivanka."

"Itu anak gak ada kapoknya. tiap balapan sama lo selalu kalah juga, masih aja." 

"Kayak lo sur. Udah disuruh diem nyerocos aja udah kaya ibu-ibu kostan."

"Jam brp?" Surya bertanya

"12"

"Oke tar gw kesana. tempat biasa kan?" Derrel mengangguk.

-

-

-

-

"Gw denger si Derrel mau balapan malem ini." Melody yang sedang rebahan sambil maskeran langsung terduduk begitu mendengar ucapan Tara.

"Serius lo? kata siapa?" Tanya amelody penasaran.

"Tadi gw denger pembicaraan Devin sama Derrel." Jawab Tara.

"dimana?"

"Ya, gak tau gw! emang gw gps yang harus tau Derrel dimana."

"Yah. gak bisa ngapelin Derrel dong gw, Kangen tau sama dia walaupun galak-galak gitu"

"Duh buchin buchin." Sela Gladys

"Di tempat biasa, mungkin?. atau coba aja lo tanya surya" Usul Tara membuat semangat Melody kembali membara. Melody langsung mengambil hp dan menelepon Surya tidak lupa Ia mengaktifkan mode speaker.

"Halo, Melody sayang. tumben nelpon Aa Surya, kangen ya?. Duh padahal baru aja ketemu kan disekolah." Cercah Surya begitu mengangkat telepon Melody

"Ogah gw kangen sama lo. Kalo ga emergency juga, gw gak akan sudi telpon lo" Sarkas Melody

"Sakit hati aa. dek?" Surya memegang dadanya bepura-pura kesakitan membuat mereka yang berada disana memutar matanya malas mendengar Surya yang mulai berakting kembali

"Gak usah lebay."

"Iyaiya, yaampun galak banget. Jadi ada apa neng Melody telepon aa?" tanya surya.

"Nanti malem katanya derrel mau balapan?mau balapan dimana?" Tanya Melody

"Kok lo tau. tau darimana?" Jawab Surya bingung

"Gak perlu nanya gw tau darimana. jawab aja, Mau balapan dimana?"

"Huft, tempat biasa" Jawab Surya menghela nafas

"oke, Bye." Melody segera mematikan sambungan teleponya.

"Pokoknya nanti malem temenin gw kesana." Paksa Melody

"Ogah ah, ngantuk gw." Tara melepaskan maskernya lalu memeluk guling dan menutupi dirinya dengan selimut.

"Gak bisa, gw mau ngedrakor." Tolak Gladys

"Ayolah. Temenin gw yayayyayya? gak setia kawan banget sih." Melody membujuk keduannya.

"Enggak!" Jawab Tara dan Gladys secara bersamaan.

"Kalian jahat banget aama melody yang cantik ini."

"Gw traktir deh." Melody mencoba mengimingi Tara dan Gladys dengan makanan, karena ia tahu mereka berdua tidak akan menolak jika sudah masalah gratisan.

"Enggak!"

"Yakin?seminggu loh?"

"DEAL!" Melody mendengus mendengar jawaban Tara dan Gladys

"Giliran traktiran aja. Lo berdua cepet kampret."

"Emang temen laknat lo berdua." Tara dan Gladys tertawa.

"Mayan duit jajan gw aman."

-

-

-

Arena balap saat ini sangat ramai banyak motor yang harganya bisa untuk membeli rumah. Seorang lelaki menggunakan t-shirt putih polos dipadukan dengan jaket denim serta jeans membuat kadar ketampananya menjadi berkali lipat. Duduk diatas motor ninja berwarna biru sedang merokok lumayan jauh dari teman-temanya.

"Aku tak mau kalo aku dimadu serser, pulangkan saja aku pada mamak ku"

"Tarik sur."

"Asik-asik, gw sawer lo." Wira berjoget dengan Surya sembari mengeluarkan uang 20 rb

"Jug gijak gijuk gijak gijuk si Derrel berangkat, jug gijak gijuk gijak gijuk eh malah kesasar." mereka semua tertawa mendengar nyanyian Surya

"Goblok! goblok!" Ujar Kaesang menghapus air matanya yang berair akibat tertawa terlalu keras.

"Aku sulak bukan sulay aku surya galak bukan surya lebay sory gampangan itu bukan ai aku sulak bukan sulay" Surya bernyanyi sambil berjoget membuat mereka tertawa

"Tolol! Punya temen sinting banget." Wira menggeplak belakang kepala Surya. Derrel hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan absurd temannya.

"Baby! Yuhuu." Mendengar suara itu membuat Derrel agak merasa merinding. Ia hapal suara cempreng itu milik siapa.

"Yuhuuu pawang maung dateng." Goda Putra

"Anjir. dimana-mana diapelin emang terbaiklah."

"Beuh itu vulus. Anjing!" Banyak sahutan dari teman-teman Derrel ketika melihat Melody dan kedua temanya. Melody segera menghampiri Derrel. sedangkan kedua temannya ketempat anak-anak yang sedang kumpul.

"baby. kamu kenapa mau balapan gak bilang aku?" Tanya Melody berdiri didepan motor derrel

"Neng Melody kesayangan Aa Surya." Teriak Surya menggoda Melody membuat anak Petrios yang berada disana tergelak namun yang di dapat oleh Surya adalah tatapan tajam Melody.

"Ngapel terus. kali-kali ngepel giti dirimih." Sahut Wira

"Iya dong! harus diapelin terus. tar kalo gak di apelin Derrel diambil orang." 

" PeTrusJaKaDoR"

"Apaan tuh?" Tanya Yogi.

"Pepet terus jangan kasih kendor kalo kendor ya kencengin" Jawab Surya

"Hahahhaha." semua yang berada disana tertawa. Melody membalas dengan memberikan jempol tangannya.

"Gladys sama abang wira aja. yuk?" Gladys menunduk malu

"Jangan mau dys, si Wira playboy. yang ada tar lo makan ati doang."

"Cewenya banyak dimana-man, jangan mau dimadu karena enakan sirop dibanding madu." Mereka tertawa mendengar ocehan surya

"Sialan."

"Gw juga ogah." Tolak Gladys

"Hahahah, mampus ditolak."

"Playboy sih lo!"

"Sakit hati abang. Neng?"

Sementara mereka sedang asik bercanda lain dengan Derrel dan Melody yang sedang cemberut karena di diami oleh Derrel.

"Derrel kok dari tadi diem aja, aku ajak ngomong juga."

"Berisik!" Ujar Derrel jengah mendengar suara cempreng Melody

"Aku kesini buat kamu tau. Kamu kan mau balapan, jadi aku dateng buat semangatin kamu." Derrel tetap tidak bergeming.

"Derrel ngomong dong! Aku bela-belain loh kabur lewat jendela, gak tau deh nanti kalo bunda masuk kamar. gimana nasib aku?" Curhat melody sambil menggoyangkan lengan Derrel. kesal Derrel tidak menanggapinya

"Gw gak minta lo disini" Jawab Derrel denagn nada sarkas

"Derrel ih. jahat banget sama aku." Melody menahan tangisnya merasa derrel tidak pernah menganggapnya ada

"Suit suit bening juga cewe lo." Ivanka bersiul ketika melihat Melody.

memang pakaian Melody bisa dibilang cukup terbuka dengan setelah baju crop dan jeans robek-robek yang mengekspos pahanya.

"Kenalin Ivanka." Ivanka menguluran tanganya menunggu jabatan tangan Melody. Melody hanya diam saja memutar matanya malas.

"Duh! sombong banget kaya cowo disebelah lo. cocok,sih."

"Saran gw, mending sama gw daripada sama dia. Gantengan gw, gw jamin lo bakal bahagia kalo sama gw. Dia pembawa sial tar lo kena sial." Melody mengerutkan dahinya. Derrel mengepalkan tanganya guna menahan emosi.

"Ogah. lo jelek gitu, sama Surya juga masih gantengan Surya. Mana mau gw yang cantik membahana seperti bidadari dari kayangan ini sama lo, mending lo ngaca atau lo gak gak punya kaca? tenang nanti gw beliin yang banyak." Ivanka geram mendengar ucapan sadis Melody. ya, seperti itulah seorang melody jika tidak suka dengan seseorang tidak peduli mau cewek atau cowok.

"Wah! pedes juga mulu lo, harus di kasih pelajaran." Melody memejamkan matanya ketika melihat Ivanka mengangkat tangan bersiap untuk menamparnya. Namun sampai saat ini ia belum merasakan sakit dipipinya. Melody membuka sedikit matanya dan melihat Derrel yang sedang menahan tangan ivanka

"Cuma banci yang berani sama cewe" Derrel lalu menghempaskan tangan Ivanka. Ivanka berdecih.

"Gw tunggu lo di arena." Ivanka meninggalkan Derrel dan juga Melody

"Makasih Derrel, untung ada kamu. coba kalo enggak? udah ditampar kali aku sama dia." Melody tersenyum karena Derrel menyelamatkanya dari si Ivan-Ivan itu.

"Lo tuh jadi cewe bego banget. Cari masalah sama orang kaya dia." Bentak Derrel karena kesal dengan sikap Melody yang suka sekali memancing amarah orang lain.

"Ih! abisnya dia bikin kesel pede banget jadi orang. udah gitu dia godain aku, terus ngatain kamu pembawa sial." Derrel menoyor kepala Melody lalu melemparkan jaket denimnya.

"Pake, Makanya kalo pake baju jangan kaya jablay." Sarkas Derrel. Melody mengerucutkan bibirnya.

"Baby Derrel sadis banget sih mulutnya. baju krop kaya gini apaanya yang kaya jablay? tuh tuh tuh kaya gitu baru kaya jablay." Melody menunjuk baju-baju perempuan lain yang lebih terbuka darinya 

"gak mau pake, ah. Derrel gak ngerti style" Melody mengembalikan jaket Derr

"Gw bilang pake!"

"Gak mau"

"PAKE!" Derrel mengikatkan jaketnya ke pinggang Melody, membuat perempuan tersebut menegang ditempat lalu seketika pipinya memanas.

"Lo? mending balik."

"Gak mau. Mau liat derrel balapan, udah sana. udah ditungguin semangat, ya baby." Derrel menghela nafas berat

"Kalo lo mau liat Jangan dilepas jaket gw, balik ke temen-temen lo." Melody menganggukan kepalanya lalu pergi menemui teman-temanya.

Balapan akan segera dimulai motor Derrel dan Ivanka sejajar. Bunyi motor saling bersautan.

"Lo, hati-hati rel" derrel menganggukan kepalanya.

"Derrel hati-hati. semangat baby kamu harus menang, kalo menang aku kasih kecupan." Teriakan Melody membuat semua yang ada disana berteriak histeris.

"Wohooooo. tuh bos, di kasih kecupan." Teriak Surya dengan semangat membuat suasana semakin ramai. yang ada disana pada bersorak juga sedangkan dibalik helmnya Derrel menatap Melody dengan tajam.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status