"Iya, itu separuh," jawab Arka."Itu kebanyakan, harga brownis satu loyang cuma tujuh puluh ribu, kalau di kali lima puluh totalnya jadi tiga juta lima ratus, kenapa kamu transfernya lima juta?"Kinara mencoba menjelaskan harga brownis yang di jualnya pada Arka."Yang beli siapa?" tanya Arka."Kamu," jawab Kinara."Ya udah, terserah aku dong mau hargain brownis kamu berapa."Kinara merasa bingung dengan ucapan Arka, bisa-bisanya dia menghargai brownis buatannya seenaknya sendiri, sedangkan Arka sendiri tidak pernah merasakan rasa brownis buatan Kinara."Sudah-sudah, sekarang kamu belanja bahan-bahannya, besok aku ambil jam sembilan pagi."Menyadari Kinara yang terdiam cukup lama dari seberang telepon, membuat Arka cepat-cepat menutup teleponnya, walau sebenarnya ia ingin lebih lama mengobrol dengan Kinara, ia ingin mendukung usaha Kinara walaupun tak secara langsung.***Keesokan harinya, Bayu memperhatikan sekelilingnya, merasa kebingungan dengan Kinara yang tengah membuat banyak kue
"Ekhem!"Mereka di kejutkan dengan Kinara yang tengah menghampiri mereka, Kinara berdehem cukup keras untuk memisahkan pertikaian di antara mereka."Ka, tolong bantu bawakan kuenya keluar," ujar Kinara sembari memberikan beberapa kotak kue pada Arka.Arka bergegas membantu Kinara membawakan kue-kue buatannya.Bayu yang tidak di mintai pertolongan pun berinisiatif sendiri untuk membantu Kinara, jujur saja, hatinya kini di penuhi dengan rasa cemburu yang membara, melihat keakraban Kinara dengan Arka.Arka hanya melirik Kinara yang tak menggubris suaminya sama sekali, ia merasa cukup puas dengan itu, kini peluangnya menjadi semakin besar untuk kembali merebut Kinara dari Bayu.Arka merogoh saku jasnya dan mengeluarkan segepok uang dari sana."Ini sisa uang kuenya."Arka memang sengaja memberikan uang sepuluh juta kepada Kinara tepat di hadapan suaminya, ia ingin melihat bagaimana reaksi Bayu saat ini."Arka, ini terlalu banyak."Kinara merasa sungkan untuk menerima uang pemberian Arka, t
Bayu nampak memberikan segepok uang pada Kinara yang tengah membereskan peralatan dapurnya, namun Kinara hanya meliriknya sekilas, tak memberikan respon yang berarti seperti bayangan Bayu."Tidak perlu, aku bisa menghidupi diriku sendiri," ucap Kinara enggan, dengan wajah datarnya, ia hanya meliriknya sekilas, tak ada niatan untuk menatap sang suami yang tengah berdiri di belakangnya."Sudah terima saja! aku bisa menghidupimu, jadi tidak usah jual kue lagi!," perintah Bayu pada Kinara, sembari memaksa tangan Kinara untuk menerima pemberiannya, namun Kinara menolak sembari menyeringai kecil, ternyata Bayu merasa kepanasan melihat Arka yang datang mengambil kuenya, Bayu menarik lagi tangan Kinara, memaksanya untuk menerima uang pemberiannya, dan pergi berlalu.Kinara hanya terdiam menatap tangannya yang tengah memegang segepok uang pemberian Bayu, sementara Bayu meninggalkannya yang masih berada di dapur dengan terus menggerutu.Sudahlah, aku bisa menyimpan uang ini untuk kebutuhan Nath
Baralih ke kantor Arka.Nampak beberapa karyawan berteriak gembira melihat Arka yang tengah membagikan kue brownis buatan calon istrinya itu, setelah membaginya, Arka bergegas menuju ruang kerjanya seraya membawa satu kotak kue yang di belinya dari Kinara, ia nampak sumringah ketika mencicipi kue brownisnya.'ternyata seenak ini kue buatan Kinara' batinnya.'Kira-kira Kinara sekarang sedang apa ya?' Arka tak henti-hentinya bergumam dalam hati.***Kinara yang telah terbangun dari tidurnya merasa terkejut dengan rumah yang tiba-tiba bersih dengan sendirinya, siapa yang telah membersihkan mainan-mainan yang tadinya berserakan memenuhi lantai?"Sayang, aku minta uangnya buat beli rokok dong, uang yang aku kasih ke Kamu tadi."Suara Bayu yang tiba-tiba terdengar di belakang, membuat Kinara berlonjak kaget, ia mengira Bayu akan pulang larut malam seperti biasanya, walaupun di hari minggu sekalipun, dia akan beralasan lembur, hanya untuk bertemu selingkuhannya.'Bener kan dugaanku? habis ng
Drrrtttt.. Drrrtttt..Notifikasi pesan w******p memenuhi hp Kinara, nampak puluhan orang mengiriminya pesan untuk orderan kue, Kinara seketika terkejut, nampak sumringah melihat hal itu, dengan cekatan ia terus membalas chat satu per satu.Hanya terhitung hari ini, Kinara mendapatkan pesanan seratus loyang kue brownis untuk besok, Kinara tidak bisa menutupi raut wajah bahagianya, bagaimana bisa ini terjadi? sedangkan baru kemarin dia mengunggah foto kuenya di media sosial, apa media sosial sekarang memang sangat berpengaruh untuk penjual online sepertinya? tapi Kinara tidak pernah mengetahui sesuatu, sebenarnya semua ini terjadi karena bantuan Arka, jika Arka tidak meretas situs iklan untuk mengiklankan foto kue milik Kinara, Kinara tidak akan mendapatkan pesanan sebanyak ini.Kinara merasa sangat berterimakasih kepada Arka, dengan uang yang di berikan Arka padanya hari ini, ia bisa berbelanja bahan-bahan kue untuk besok, sebagai rasa terimakasihnya, rencananya Kinara juga akan membua
Suara deru mobil yang berhenti di depan rumah, berhasil mengejutkan Kinara yang tengah sibuk di dapur, ia bergegas melihat tamu yang tengah datang ke rumahnya, nampak seorang pria tampan berperawakan tinggi turun dari dalam mobil berwarna putih."Assalamualaikum."Terdengar ucapan salam di barengi dengan beberapa kali ketukan dari luar pintu rumah Kinara."Waalaikumsallam," sahut Kinara, ia bergegas keluar dari rumah untuk menemui Arka yang sedang menunggunya di depan pintu."Masuk Ka!" lanjut Kinara.Ketika memasuki rumah, Arka melihat Nathan yang tengah bermain sendirian di ruang tamu."Maaf ya Ka, rumahnya berantakan, aku belum sempat membersihkan rumah." Kinara merasa sungkan dengan tamunya, menurutnya rumahnya kini memang terlihat seperti kapal pecah, mengingat Nathan yang selalu kembali membuat mainannya berserakan, walaupun telah berulang kali di bersihkan."Gak masalah," ucap Arka seraya duduk di samping Nathan yang tengah bermain dengan mobil mainannya.Menyadari hal itu, Kin
"Aku boleh makan ini?" ucap Arka seraya menunjuk kue lapis di atas meja yang tersaji di hadapannya."Oh, tentu!" Kinara gelagapan dengan sikapnya sendiri, dia terlalu percaya diri, menganggap Arka masih menyimpan perasaan terhadapnya."Hmm, enak, Kamu mau jual kue ini juga?" ucap Arka dengan mulut yang penuh dengan kue lapis."Iya, menurutmu gimana?"Kinara merasa sedikit khawatir jika kue buatannya kali ini tidak terasa enak seperti sebelumnya, maka dari itu ia meminta bantuan Arka untuk merasakan kuenya dahulu sebelum ia menjualnya."Ini enak, cuma kalau bisa ukurannya di perbesar sedikit ya? biar lebih puas juga makannya," ujar Arka sembari menyengir kuda."Astaga orang ini."Kinara menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa renyah mendengar ucapan Arka, menurutnya Arka tidak pernah berubah, dari dulu dia selalu rakus kalau soal makanan.Drrttt.. Drrttt..Hp Arka terasa bergetar dalam saku jas yang tengah di kenakannya, terlihat nama Risa yang terpampang dari layar hp milik Arka
"Sekarang! itu restoran langgananku, bahkan kasirnya pun mengenalku, mau di taruh di mana mukaku sekarang?" teriak Intan, kelakuannya lebih mirip seperti seorang anak kecil yang ingin merebut permen dari temannya, apapun alasannya ia harus mendapatkan keinginannya."Kalau bingung mau taruh di mana, di tinggal saja di rumah, tidak perlu bawa wajah saat keluar rumah," ucap datar Bayu."Mas Bayu!"Intan yang baru mengerti dengan maksud Bayu kembali berteriak kencang."Astaga! ayo kita tebus sekarang!"Bayu yang merasa frustrasi, dengan cepat menarik lengan Intan menjauhi kerumunan karyawan yang tengah mengintip mereka dari luar pintu ruangan Bayu karena merasa penasaran."Masuk!" perintah Bayu Pada Intan.Bayu menghempaskan lengan Intan yang sebelumnya di cengkeramnya dengan keras."Sakit Mas! kenapa jadi kasar begini sih Kamu?" pekik Intan kesakitan dengan perlakuan Bayu terhadapnya."Gak usah banyak omong, cepat masuk!" perintah Bayu dengan nafas yang menderu, seakan tengah menahan ama