Share

128. Sang Penyelamat

Author: Wiselovehope
last update Last Updated: 2022-06-22 06:35:57
"Sekarang ada apa lagi di luar sana?" semua orang dalam hati masing-masing menggemakan kalimat yang sama.

Ketegangan tengah malam antara dua kubu survivor yang sedang memperebutkan Maharani belum lagi reda. Rombongan Kenneth, Leon yang masih menyandera Rani di bawah todongan pistol, serta para lelaki tak dikenal penyabotase pompa bensin. Posisi Rani betul-betul genting. Jika sebelumnya ia yakin jika Leon hanya melakukan ini dalam rangka memancing agar mereka bisa masuk, kali ini Rani ragu jika dirinya akan selamat! Nyawanya berada di ujung tanduk. Bagaimana jika Leon secara tak sengaja menekan pelatuk yang begitu dekat dengan telunjuknya?

Keributan yang berlangsung di luar gerbang sepertinya bukan hanya zombie yang mencoba mendobrak masuk! Sesuatu mengusik gerombolan mayat hidup itu. Nyaris tanpa suara senjata api, hanya raungan dan lenguhan puluhan jasad manusia yang sedang 'meregang nyawa' untuk kedua dan terakhir kalinya. Seseorang di luar sana telah datang sebagai 'penyelamat' mere
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   129. Move On!

    "Sekarang, kita pergi ke mana, Anakku?"Lady Magdalene Brighton dan Henry Westwood yang berkendara bersama Orion dalam sedan hitamnya sedang berpacu melawan waktu. Tengah malam perlahan namun pasti beralih ke dini hari. Langit cerah di atas mereka bukannya memberi keuntungan, malah menambah kesan memilukan; pemandangan alam yang cukup jelas tersaji sepi sekaligus begitu mengancam. Sesekali sesuatu berkelebat di antara pepohonan, entah apa atau siapa, makhluk hidup liar atau zombie, Orion tak ingin mencari tahu.Menjawab pertanyaan ibunya, Orion tetap berusaha berkonsentrasi mengemudi, "Kita segera ke kota, Ma, misi kita mencari dan menyelamatkan para anggota 'go downtown' terutama istriku Maharani.""Tuan Orion, jadi dugaan selama ini benar, Anda dan Nona Rani sebetulnya..." Henry tentu saja tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menanyakan apa yang ia ingin tahu sedari awal terlibat membantu pemuda itu, "sudah menjalin hubungan khusus?""Ya. Maafkan aku atas kehebohan ini. Kami tak berma

    Last Updated : 2022-06-27
  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   130. Senjata Rahasia

    "Siapa gerangan kalian? Biarkan kami pergi dari sini!"Orion masih erat merangkul tubuh Maharani yang belum mampu berdiri tegak. Keduanya sadar, beberapa orang pria bermasker entah dari mana kini datang mengepung. Bukan dari pompa bensin, mereka muncul dari luar."Kami para survivor, penduduk asli kota ini! Kami dan ratusan anggota keluarga terpaksa berhari-hari tinggal dalam bunker dan lorong-lorong bawah tanah setelah dunia atas Chestertown tak lagi aman. Kami menunggu saat yang tepat untuk menjarah persediaan. Setelah para penyabotase pompa bensin utama itu berhasil kalian pukul mundur dan bersembunyi di bangunan utama, kami rasa sudah saatnya bagi kami kembali ke dunia atas!" urai seorang di antara mereka yang diduga sebagai sang pemimpin."Baiklah kalau begitu, kami berdua sesungguhnya tak punya masalah dengan Anda semua. Kami tak ingin bahan bakar setetespun atau bahkan menguasai lokasi ini, hanya ingin pergi dari sini dengan damai!" Orion mencoba bernegosiasi, "Kami tak memiliki

    Last Updated : 2022-06-29
  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   131. The Firestarter

    "Astaga, Leon, tidak, jangan ceroboh, tunggu dulu... tung...!" Panggilan Kenneth itu semakin melemah dan tak mampu lagi ia teruskan. Kesadarannya perlahan-lahan memudar."Dokter Vanderfield! Apa yang terjadi...?" semua anggota 'go downtown' panik setelah pria yang mereka anggap pimpinan mulai tak sadarkan diri."Tuan Leon Delucas! Apa yang Anda baru saja perbuat? Apa yang sebaiknya kami lakukan? Semua ini...""Jangan banyak tanya! Kalian lebih baik kembali saja ke bus, pulang ke kompleks tanpa aku! Aku nanti akan menyusul bersama Nona Maharani saja! Aku takkan pulang tanpa dirinya, aku sungguh mencintainya!"Bersama dengan kalimat itu, Leon yang sudah kembali kuat undur diri ke dalam kegelapan. Tak satupun dari semua anak buah ibunya berkeinginan mengejar atau menghalang-halangi kepergiannya."Astaga, semoga semua baik-baik saja!"Kembali ke masa kini. Leon masih menyaksikan semua yang terjadi di kejauhan; Orion yang masih memeluk erat tubuh Maharani yang belum kembali kuat berdiri se

    Last Updated : 2022-07-01
  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   132. The Last Proof of Love

    "Akan kubakar dan kuledakkan sampai habis tak bersisa tempat terkutuk yang diperebutkan ini hingga kita semua takkan mendapatkan apapun dan siapapun! Jadi, tak ada pihak yang akan kalah maupun menang! Sungguh adil, bukan, win-win solution yang kutawarkan?" Leon semakin gila dan berani saja."Wow, please, wait a minute and think clearly all about it, Young Man!" Sang Pemimpin kelihatannya mulai panik, sementara beberapa orangnya masih berusaha sebisanya menyelamatkan nyawa rekan mereka yang tergeletak di tanah.Kelihatannya gagal total, tembakan Leon mengenai bagian vitalnya, orang itu telah mati. Namun tak seorangpun dari kelompok survivor itu jadi berduka karenanya. Selain mungkin karena korban itu tak benar-benar mereka kenal, berkurangnya nyawa satu orang malah disyukuri, mengurangi beban dan kewajiban. Pada masa sukar seperti ini, semakin banyak survivor hidup, berarti semakin banyak beban yang harus sebuah koloni tanggung!"Jadi, Nona Rani, kau hadir juga di sini!" Leon tersenyum

    Last Updated : 2022-07-03
  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   133. The Backdraft

    "Tidaaak, Leon!" Rani hanya bisa menjerit dalam rengkuhan Orion yang mencoba menahannya agar tidak berbuat nekat.Bersamaan dengan terjatuhnya pemantik itu, panas yang ada langsung bersambut mesra dengan elemen gas yang mengambang di udara, segera melakukan reaksi kimiawi mereka. Letupan-letupan kecil sontak terjadi.Orang-orang di sekitar Leon tersentak dan berusaha keras menjauh. "Api, kebakaran! Semua, ayo pergi sejauh mungkin!""Tinggalkan lokasi terkutuk ini!""Tidak, tunggu dulu! Masih ada orang-orang di dalam bangunan utama itu! Mereka tak tahu apa-apa, harus ikut diselamatkan!""Peduli apa? Mereka hanya para penyabotase. Mereka jahat. Untuk apa diselamatkan? Tak ada gunanya! Kita pergi saja!""Tapi...""Bodoh kalian semua! Tak ada guna berdebat! Tinggalkan saja anak bangsawan ingusan itu dan semua orang yang tak mampu menyelamatkan diri! Just run for your own life!" Sang pemimpin tampaknya sudah tak peduli lagi pada lokasi yang berharga ini, "Hurry up! Withdraw!"Rombongan pria

    Last Updated : 2022-07-05
  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   134. Survival of The Fittest, Once More

    Dokter Kenneth akhirnya kembali sadarkan diri. Ia merasa baik-baik saja, walau entah berapa untuk berapa lama."Astaga, syukurlah. Kami pikir Anda takkan selamat. Sekarang apa yang akan kita lakukan, Dokter?" "Aku belum tahu. Yang jelas, kita harus segera kembali ke Lab Barn secepatnya. Masih banyak proyek penting yang menunggu di sana. Terus terang aku mendapat firasat buruk. Kita harus segera tahu bahwa keadaan Kompleks Delucas masih baik-baik saja! Mari!"Dokter Kenneth Vanderfied beserta seluruh anggota rombongan go downtown yang tersisa akhirnya dengan susah payah berhasil mencapai lokasi di mana bus mereka parkir. Tak ingin kembali dengan tangan hampa, mereka sempat menjarah apa saja yang mereka temukan sepanjang perjalanan. Bahan makanan, keperluan sehari-hari dan apa saja di SOHO. Jika ada gerombolan zombie yang mendekat, Kenneth tak segan-segan memboroskan semua amunisi antivirus yang ia miliki. 'Hitung-hitung, sedikit kontribusiku membersihkan kota kecil ini tanpa harus memb

    Last Updated : 2022-07-08
  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   135. Ditinggalkan!

    Rani merasa ada hal yang sangat tak beres di sini. "Orion, hati-hati. Jangan terburu-buru menolong, mungkin berbahaya. Para penumpangnya... astaga, apakah mereka masih hidup?""Kurasa masih, Sayang. Aku bisa dengar lamat-lamat ada suara-suara manusia. Astaga, tidak, mereka adalah teman-teman sekompleks kita, rombongan 'go downtown' Kenneth! Rekan perjalananmu, Rani!" Orion nyaris berseru saat mengarahkan senter ke pelat nomor polisi kendaraan yang terguling. "Bus Kompleks Delucas! Teman-teman! Kalian bisa mendengarku?" Orion berusaha mencari celah, melihat ke bagian kabin kendaraan yang mesinnya masih menyala."To-to-tolong! Dokter Kenneth, di mana Anda?" ratapan takut dan panggilan pilu memenuhi udara."Astaga... kita mengalami kecelakaan! Dokter, Anda...""Teman-teman! Kalian tak apa-apa?" Orion lantang memanggil."Siapa, ada siapa di luar sana?""Bantuan tiba! Tolong, kami terjebak di sini!"Beberapa penumpang yang selamat namun masih dalam keadaan 'shock' berusaha keras untuk bert

    Last Updated : 2022-07-13
  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   136. Ditinggalkan,Tidak Dilupakan

    "Kau orang dari bus yang waktu itu menembakku..." seseorang yang tidak Kenneth kenal terhuyung-huyung mendekat bersama-sama beberapa orang yang kondisinya tak berbeda jauh dengannya. " Masih ingat padaku, Tuan? Sesungguhnya kami yang menyebabkan kecelakaan kendaraanmu. Ada sedikit tumpahan oli di jalan yang kalian tadi lalui. Hanya itu yang dapat kami lakukan sebagai balas dendam kecil kami."Kenneth, walau dalam kondisi demikian lemah dan 'aneh' masih mengenali orang yang beberapa jam lalu ia tembak!"Kau... masih hidup!""Ya, tentu saja. Namun kemudian, tak terhindarkan, aku pun mati..." sosok itu menyeringai, bukan seulas senyum lebar kegembiraan. Dalam terang benderang matahari pagi, senyum itu adalah senyum yang paling mengerikan yang pernah Sang Dokter tatap seumur hidupnya!"Jadi saat itu, kau memang belum menjadi zombie?""Yes. I was a human. Just another victim. Aku hidup, memang seorang korban pada awalnya. Thanks to you, kau memperparah semuanya akibat tembakanmu yang cerobo

    Last Updated : 2022-07-17

Latest chapter

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   Just The Two of Us(?) (Extra Ending, 18+)

    "I won't ever forget you, Orion. Begitu pula Rani. Kalian berdua akan kuingat selama sisa hidupku!"Bunker itu cenderung nyaman, malah terkesan elegan-mewah. Segalanya tersedia; listrik, bahan pangan, obat-obatan hingga fasilitas bintang lima lainnya. Sangat berbeda dengan dunia atas yang bertambah tak karuan. Lab Barn masih terbakar hebat. Entahlah dengan Kompleks Delucas yang barangkali mulai porak-poranda. Di lokasi bawah tanah ini, Lady Rosemary Delucas terpacak bersama puluhan survivor. Kedua anak kandungnya mengalami luka parah. Entah bagaimana kondisi Leon dan Grace yang sedang berjuang mempertahankan hidup. Mereka masih dalam perawatan darurat staf Lab Barn yang selamat dan ikut turun bersama penghuni Kompleks Delucas lainnya. Lady Rosemary belum mampu menjenguk mereka, batinnya masih sangat terguncang."Aku berjanji, suatu hari nanti akan keluar dari sini dan melakukan pembalasan, Orion, Maharani, Magdalene! I won't ever forget you all, just wait and see!"**********Beberapa

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   144. Akhir (3)

    "Bagaimana sekarang, Orion?""Lari, Rani. Mungkin ini tindakan pengecut, tapi kita memang tak punya apa-apa, tak bisa melumpuhkan makhluk ini. Meskipun aku masih punya ide...""Tuan Dokter! Mengapa Anda malah berbuat ini?" Wanita misterius yang mengantarkan Kenneth turut terkejut."Tak usah ikut campur. Terima kasih telah mengantarkanku kemari, tetapi kau juga kini tak kubutuhkan lagi! Saksikan saja pertunjukannya dan semoga terhibur. Lazarus, go go go. Kejar mereka. Lakukan apapun yang kau inginkan. I don't care. Ha ha ha ha ha!" Kenneth tak menghiraukan, hanya tertawa-tawa."Rani, kita segera keluar dari Kompleks Delucas. Mungkin kita harus berkorban, namun tidak di sini. Kita giring Lazarus sejauh mungkin... Segera, ke sepeda motorku!""Ba-ba-baik..." Rani setuju, "Cepat! Namun bagaimana dengan Anda, Ma'am?" Ia masih sempat-sempatnya bertanya kepada wanita pengantar Kenneth."Aku akan baik-baik saja, just leave. Aku belum sempat mengenal Anda berdua, Nona. Namun aku yakin kalian ora

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   143. Akhir (2)

    "Ka-kami-kami bukannya tak mau membukakan pintu untuk Anda, Ma'am, tapi kami khawatir jika para penghuni kompleks ini sampai keluar dari sini. Di dalam sini mungkin sedang 'chaos', tetapi di luar sana, dunia juga sedang berakhir. Lady Rose tahu hanya Kompleks Delucas yang masih punya banyak cadangan sumber daya. Sangat berbahaya apabila dunia luar sampai tahu semua ini, juga apabila mereka memutuskan untuk kembali... Maka beliau dengan tegas melarang..."Alasan panjang lebar petugas jaga itu tak bisa diterima Sang Wanita Misterius. Diam-diam dalam genggaman tangannya ada sepucuk handgun, yang ia keluarkan dan acungkan ke petugas di balik gerbang ganda besi. "Tuan, Anda pilih, nyawa Anda atau buka gerbang ini sekarang juga!"Petugas itu gentar seketika. Meskipun ia patuh pada titah Lady Rose, ia tak mampu menyangkal ia pun takut kehilangan nyawa. "Ba-ba-baiklah!"Tak lama, pintu gerbang terbuka setelah barikade-barikade disingkirkan. Para survivor yang tak sabar hendak keluar seketika

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   142. Akhir (1)

    "Jika tidak kulakukan sekarang juga, sesungguhnya aku takkan pernah bisa 'beristirahat dengan tenang' walau dalam bunker nyaman penuh pangan dan segala kebutuhan hingga akhir zaman!" monolog Lady Rosemary sambil menggenggam erat sesuatu dalam saku kanan jubahnya."Mama!" Grace segera pergi dari sisi Rani dan tiba di sisi Sang Bangsawati, belum menyadari apa yang ibunya akan lakukan."Grace, kau pulang juga! Cepat, tunggu apa lagi? Segera masuk ke bunker utama bersama kakakmu yang sudah berada di sana untuk dirawat! Jangan habiskan waktumu di sini!" tepis Rose saat putrinya berusaha memeluk seperti tadi Grace lakukan pada Rani."Ta-ta-tapi Mama juga harus ikut, aku kembali karena menurut titah Papa Orion! Ayo, Ma!" Grace merengek dan meraih lengan ibunya, menarik ke arah bunker. Namun Lady Rose teguh bertahan, "Kau saja dulu, masih ada urusan Mama yang belum selesai di sini!"Suatu firasat buruk tetiba menghinggapi Grace. Ibunya tadi sudah mengeksekusi Edward Bennet Si Pendeta Pengkhian

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   141. Terkontaminasi?

    Orion tak perlu memastikan bahwa ia sedang berhadapan dengan sosok yang mungkin akan menjadi lawan pamungkasnya. Mungkin juga hal terakhir yang dilihatnya di dunia ini. Bukan teman, bukan musuh, bukan siapa-siapanya. Akan tetapi pada titik ini hanya ada satu yang akan selamat, entah dirinya sendiri atau..."Lazarus!"Sosok pria beranggota tubuh asimetris tinggi besar yang keluar dari dalam kobaran api itu sedang terbakar hebat. Namun tubuh hangusnya seolah-olah takkan pernah habis. Bagaikan boneka arang raksasa nan masih panas membara, ia melangkah perlahan. Semakin dekat ke tempat di mana Orion dan Grace berada.Orion berseru selantang mungkin, "Grace, tunggu apa lagi? Cepat pergi dari sini!""Tapi, Orion, aku... Ba-ba-baiklah, aku..." hampir pingsan karena sesak lahir batin, Grace tak mampu lagi menahan diri, "Orion, terima kasih, selamat tinggal, good luck!" Berurai air mata, Sang Putri Bungsu akhirnya berbalik dan angkat kaki secepat yang ia bisa."Terima kasih kembali, Grace, suda

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   140. Damsel in Distress

    "Anda harus menolongku, Ma'am! Sebab dunia ini , secara harfiah, sebenarnya berada dalam genggaman tanganku!"Kenneth tak tahu mengapa ia tiba-tiba saja mengatakan hal itu kepada wanita asing penyelamatnya, yang baru saja ia kenal. Ia teringat pada hal penting yang sedang ia kerjakan, sesuatu yang belum lama ini ditemukannya secara 'kebetulan'. Ia merasa harus segera menunaikan tugasnya, jika tidak...Wanita itu menggeleng, "Tidak mungkin, dan aku sama sekali tak mengerti. Apa maksud Anda, Tuan?""Aku sesungguhnya seorang dokter, ilmuwan yang secara rahasia turut bekerja sama dengan EHO, sayangnya vaksin untuk mencegah Octagon-33 belum sempat kami temukan dalam waktu sesingkat ini! Virus kali ini jauh lebih sulit dan ganas daripada Virus Hexa-19. Seiring penelitianku, aku berhasil menemukan antivirus sebagai pengganti peluru dan cara membunuh zombie! Seiring itu, kemarin aku bahkan menemukan suatu cara lagi untuk 'menghidupkan' kembali zombie yang sudah mati! Hebat, bukan? Meskipun bel

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   139. The Last Victim

    Bagai tersadar dari mimpi, Lady Rose tersentak. Diturunkannya senjata, akhirnya tak jadi mengeksekusi wanita muda yang pasrah itu. "Walau seandainya Nona Maharani Cempaka tidak ada lagi, itu juga takkan bisa mengubah fakta jika kegilaan betul-betul terjadi! Cepat atau lambat, kita semua pada akhirnya akan mati!"Orion belum terlalu lega, namun ia sedikit banyak merasa harus bersyukur. "Rose, terima kasih. Meskipun kau telah mengelabui keluargaku, akan tetapi kurasa kau masih punya sebetik hati nurani dan kesempatan. Sekarang, kami mohon bawa Leon dan Grace pergi jauh-jauh dari sini! Kurasa memang sudah tiba saatnya semua kegilaan ini diakhiri. Walau dokter Kenneth tak hadir di sini, meski seharusnya ia yang bertanggungjawab atas segalanya, saatku telah tiba, aku rela menjadi pahlawan." Orion tahu bahwa tak ada pilihan lain. Di antara mereka semua kini hanya ia satu-satunya pria dewasa yang dapat menembak dengan jitu. Mungkin itu bisa menolong untuk beberapa saat, memperpanjang hidup s

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   138. Lazarus

    "Nona Maharani Cempaka! Jika benar kau penyebab putraku Leon jadi terluka parah seperti ini, apalagi jika ia sampai mati, kau juga harus menanggung semua akibatnya!"Suara lantang Lady Rosemary Delucas itu membuat semua orang makin terdiam. Tak ada yang berani membantah kata-katanya. Senjata api dalam genggamannya takkan segan-segan ia kokang dan letuskan seperti saat mengeksekusi Edward Bennet, Sang Pendeta Gadungan."Tidak. Sebaliknya, kami malah berusaha keras menyelamatkan anak Anda. Sesungguhnya Leon hendak bunuh diri dalam misi 'Go Downtown for Hunting' yang gagal!" Rani akhirnya berhasil mengumpulkan segenap keberanian dan mengeluarkan semua uneg-unegnya.Sesaat dua saat Lady Rose terdiam, namun alih-alih terkesan, ia malah berseloroh, "Oh, jadi aku sekarang harus bersyukur, berterima kasih dan menyembahmu, wahai Ibu Guru Perebut Suami Orang?"Masih di bawah todongan Magnum 'istri pertamanya' itu, perlahan Orion berkata untuk membela 'istri keduanya', istrinya yang sejati, "Maha

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   137. "Peselingkuh Harus Mati!"

    Pintu ganda Lab Barn nan kukuh dan tinggi besar itu bergetar semakin hebat. Seseorang atau sesuatu sepertinya sedang mengamuk di baliknya. Terkunci di dalam, sepertinya para staf berhasil membuatnya kesal. Meraung-raung tak jelas sambil berusaha keras untuk mendorong dengan segenap tenaga, ia takkan berhenti sampai berhasil membobol jalan keluar satu-satunya!"Monster mengerikan macam apa sebenarnya yang ada di balik sana?" Lady Rose masih berusaha keras menyelidiki apa yang terjadi, menginterogasi staf-staf Lab Barn yang tampak sangat ketakutan itu."Tidak tahu, Ma'am. We're not really sure. Sebenarnya tak ada yang benar-benar tahu makhluk 'hidup' seperti apa di balik pintu itu. Dokter Kenneth Vanderfield pernah berkata bahwa ia berusaha menemukan vaksin. Namun bersamaan dengan proyek itu ia juga berhasil menemukan antivirus atau toksin yang bisa membunuh Virus Octagon. Ya, seperti senjata rahasia yang kini ia bawa ke misi pencarian bahan bakar di Chestertown itu. Sayangnya, ia menutu

DMCA.com Protection Status