Share

Bag 4

Hari sudah makin larut. Ken segera pulang ke mansion. Mansion dengan banyak fasilitas canggih dan banyak pelayan serta pengawal di dalamnya.

Ken tinggal bersama Zae. Meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah namun Ken sudah menganggap Zae seperti keluarganya sendiri.

Juwita adalah mamanya Ken. Dia sekarang sedang berada di luar negeri untuk kepetingan bisnisnya. Kalau pun Juwita pulang ke tanah air, dia akan singgah di rumahnya sendiri.

Rumah Juwita tidak terlalu besar seperti rumah Ken. Hanya satu lantai dan suatu bangunan tempat dimana ia mengoleksi tanaman-tanaman langkanya. Juwita memang hobi berkebun.

Ken menyeret kakinya malas untuk ke lantai tiga. Kamar utama memang berada di lantai tiga. Lantai dua adalah ruang keluarga dan beberapa kamar tamu. Sementara untuk lantai bawah hanya di isi dengan kamar para pelayan dan pengawal.

Ken merebahkan tubuhnya di ranjangnya yang empuk nan mahal itu. Tubuhnya masih dibalut dengan kemeja lengkap dengan jasnya, namun Ken langsung memjamkan matanya.

"Tunggu aku sayang. Aku akan segera mendapatkan kau," ucap Ken sambil tersenyum sendiri.

Sudah beberapa menit dia mencoba untuk lelap. Namun matanya menolak. Pikirannya selalu membawa untuk memikirkan Lisa.

Sementara itu Ken makin gelisah. Berulang kali memiringkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri namun bayang-bayang Lisa masih terus menghantui Ken.

Ini menjadi masalah yang agak rumit untuk Ken. Sebab dia belum tahu nama Lisa dan belum tahu dimana asal usulnya. PR besarnya sekarang adalah mencari Lisa dan membawanya ke hadapannya.

Tak ma uterus-terusan pusing, Ken beranjak dari tempat tidurnya. Jas dan dasinya ia lepaskan dan dilemparkan ke sembarang tempat.

Mengambil kunci mobilnya dan pergi lagi dari rumah. Setelah melaju dengan mobil sedan mewahnya sekitar dua puluh menit Ken tiba di sebuah tempat.

Ken menyusul Zae di sebuah club malam. Dia malam ini memutuskan bersenang-senang menyusul Zae yang sudah duluan ke sana sejak pulang dari kantor tadi.

club malam dengan jamuan minuman beralkohol serta musik kencang dan para wanita menjadi sasaran Ken saat sedang dilanda masalah.

Ken mulai duduk dan memesan minuman. Sementara Zae sudah minum dengan beberapa teman laki-laki di sekelilingnya.

Melihat kedatangan Ken, Zae segera menyapa Ken. Zae melambaikan tangannya kepada Ken, "Ken!" tak menunggu lama Zae langsung menghampiri Ken.

"Apa kau sedang pusing?" tanya Zae sambil tersenyum setengah mabuk.

Ken menggeleng. "Lantas apa yang kau lakukan ?" Zae kembali tersenyum. Segelas minuman beralkohol yang dibawa oleh Zae diberikan kepada Ken. "Ayo minumlah!"

Entah mengapa tidak seperti biasanya, Ken hanya menatap segelas minuman tersebut sambil menghela nafasnya panjang.

"Bukan itu yang ku inginkan," batin Ken.

Namun begitulah Ken, dia tetap mengambil minuman yang diberikan oleh Zae dan meneguknya beberapa tegukan saja.

Para gadis juga sudah mulai mendekati Ken. Pesona Ken memang tidak pernah bisa diragukan lagi. Meskipun sekarang sedikit murung namun dirinya terlihat tampan.

Tanpa basa-basi para gadis tersebut memeluk dan mengandeng Ken. Ken memanglah pria casanova, tapi dia tidak mau sembarangan kencan dengan wanita. Wanita-wanita yang ditidurinya adalah wanita khusus yang dibawa oleh Zae untuknya. Selain untuk menjaga citranya, ia juga tidak suka dengan wanita penggoda.

Ken hanya menghiraukannya. Ken melepaskan semua gadis yang berkerumun kepadanya begitu saja. "Lepaskan aku!" ucap Ken dengan tegas.

Zae juga hampir tidak mempercayai hal tersebut. Tidak biasanya Ken akan melakukan penolakan seperti sekarang ini. Padahal wanita yang mendekati Ken adalah wanita yang sudah dipersiapkan oleh Zae.

"Apa yang sebenarnya terjadi," pikir Ken.

Tadinya niat Ken adalah menghibur diri, namun nyatanya Ken malah justru makin pusing. Dentuman musik membuat kepala Ken hampir pecah. Ken langung menarik Zae keluar dari club malam tersebut.

Dengan erat Ken memegang pergelangan tangan Zae. "Hentikan Ken!" Cegah Zae namun hanya dihiraukan. "Apa kau sedang mabuk?" tanya Zae lagi.

Ken menghentikan dan melepaskan tangan Zae di depan mobilnya. "Kepalaku pusing ayo kita pulang!" Ajak Ken dengan wajah yang datar.

"Bugh…"

Ken masuk dan membanting pintunya. Melihat hal seperti itu membuat Zae nampak bingung. Dia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Ku pikir dia tadi hanya minum beberapa tegukan saja, kenapa bisa mabuk seberat itu." Batin Zae.

Meskipun ditengah keasyikan Zae bersama gadis-gadis di club tadi terusik. Zae tidak marah sama sekali dengan Ken. Dia segera masuk ke mobilnya untuk mengikuti Ken pulang. Zae memang tidak pernah bisa untuk menolak permintaan dari Ken.

Mobil Zae mengekor dengan mobil Ken. Begitupun setelah tiba di rumah mewah Ken, dia juga ikut mengekor ke ruang kerja rumah tersebut.

Rambut Ken berantakan tidak beraturan. Matanya juga sudah memerah, sementara kemejanya sudah kusut tak beraturan. Tubuhnya ia lempar begitu saja ke kursi kebesarannya.

Zae terus memperhatikan gerak gerik sahabat sekaligus tuannya itu. Dia sama sekali tidak bisa menebak isi hati Ken sekarang.

Pelan-pelan Zae duduk di kursi yang ada di hadapan Ken. "Kau kenapa?" tanya Zae lirih.

Ken menyandarkan lehernya, sementara kepalanya mendongak ke atas dan matanya ia pejamkan. "Aku ingin gadis itu," ungkap Ken lemah.

Zae makin menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "Gadis itu siapa?" tanya Zae lagi.

"Bugh…"

Ken mengebrak meja di depan mereka dengan wajah yang sedikit murka. "Sudah ku bilang berkali-kali bahwa aku menginginkan gadis pelayan itu!" Ken sedikit menaikan suaranya.

Zae menghela nafasnya panjang-panjang. "Tenang Ken." Mata Zae terus menatap Ken, "memangnya apa sekarang yang kau mau?"

Ken kembali ke posisinya yang semula. Leher di sandarkan sementara kepalanya mendongak dan matanya ia tutup. "Aku mau kau segera mencarinya!"

"Bagaimana caranya?" tanya Zae bingung.

"Aku saja belum pernah melihat wajahnya, bahkan namanya saja kit sama-sama tidak tahu."

Ken masih dengan posisinya. "Sekarang pergilah. Besok akan ku kirimkan alamat agar kau menemuinya di sana!"

Tidak mau menjadi korban kemarahan Ken, Zae segera pergi dari ruangan itu. Meskipun dia sebenarnya juga tak yakin dengan ucapan Ken tentang cinta namun Zae mau tak mau harus menuruti tuannya tersebut.

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status