"Maaf Mbak, Kalau boleh tahu siapa yang melunasinya?"tanya Robinson penasaran.
"Dokter Veronica Mas,"jawabnya jujur.Lagi lagi Robinson dibuat menyesal atas perbuatan di masa lalu. Wanita itu benar-benar baik, sampai-sampai dia rela melakukan hal yang terbaik buat Nyonya Yasinta."Aku pasti tidak akan menemukan wanita sebaik Magdalena dan juga Veronica. Aku memang laki-laki bodoh, yang telah dibutakan oleh hal dunia. Entah setan apa yang merasuki aku, sehingga aku bisa-bisanya menampar Magdalena di pelaminan, membuat semuanya menjadi hancur. Apa yang harus kulakukan sekarang?! Robinson bermonolog sendiri. Menyesalkan segalanyaRobinson memilih untuk duduk di depan ruang rawat inap Nyonya Yasinta. Siapa tahu Robinson melihat dokter Veronica, dia ingin mengucapkan terima kasih dan meminta maaf padanya.Meski itu tidak setimpal, namun setidaknya dia merasa lega. Kini Robinson harus meyakinkan pada Veronika kalau Robinson telah berubah. Robinson bukan yang dulu lagi, tega merenggut kebahagiaan orang lain dengan kebahagiaannya sendiri. Berkat Veronica, Robinson semakin menyadari bahwa perbuatannya itu di masa lalu, tak sepantasnya dilakukan. Dan karena dialah, Kini Robinson dapat mengenal namanya kehilangan.Seorang wanita berjalan menuju ke arah Robinson. Dia sudah pasti Veronica. Robinson sudah bersiap untuk mengajaknya berbicara."Dokter Veronica,"Panggil Robinson pelan.Sekilas Veronica menoleh ke arah Robinson. Namun sepertinya ragu untuk mendekat.Robinson berjalan mendekatinya, namun Veronica mencoba untuk menghindar. Hingga dia terjatuh karena tidak bisa berlari. Dengan sigap Robinson pun menolongnya.Veronica menepis tangan Robinson kasar, saat berusaha jongkok dan memegang tangannya. Wajahnya semakin pucat, rasa benci bercampur khawatir mendominasi. hingga Robinson pun bingung harus berbuat apa."Dokter, jangan takut, Aku bukan yang dulu lagi."ucap Robinson meyakinkan.Veronica masih menunduk, dia tak berani menatap Robinson."Aku minta maaf, banyak hal yang harus aku sampaikan kepadamu, tapi jika kau belum siap, aku mengerti,"ucap Robinson dengan suara selembut mungkin."Maaf, saya harus memeriksa kondisi ibu anda,"katanya dingin. Mungkin ini caranya menutupi untuk luka yang telah Robinson berikan dulu kepadanya."Baik, aku bantu ya."Robinson mencoba mengulurkan tangannya untuk membantu dokter Veronica."Tidak, saya bisa sendiri."ucap Veronica kemudian beranjak menuju ruang Nyonya Yasinta.Sungguh, Robinson tak bisa tenang sekarang. wanita itu benar-benar menyadarkan Robinson dari kekhilafan di masa lalu. Sikap tempramental Robinson, yang membuat kehidupannya saat ini benar-benar tidak tenang.Setelah beberapa saat dokter Veronica pun keluar dari ruang rawat inap Nyonya Yasinta. Dokter Veronica mendekati Robinson dengan ragu-ragu. Namun, Robinson mencoba tetap lembut dan manis. Karena untuk meredam rasa benci Veronica terhadapnya, dia harus bersikap lembut kepada dokter itu."Maaf, bisa ikut ke ruangan saya? ada hal yang perlu saya sampaikan perihal ibu anda."ucap Veronica dengan wajah menunduk."Baik,"Robinson mengikuti ke ruangannya.Veronica duduk tepat di hadapan Robinson. Namun, Ia sama sekali tidak menatap. Dia memilih menjadikan kertas sebagai penghalang untuk tidak menatapnya."Ibu anda besok sudah bisa pulang, namun Saya harap anda bisa menjaga pola makannya, karena ibu anda baru saja melangsungkan operasi."dokter Veronica mulai menyampaikan perkembangan perihal Nyonya Yasinta.Robinson pun menyimak dengan seksama. bagaimanapun sekarang dia adalah dokter, yang segala perkataannya harus dipenuhi demi kesembuhan Nyonya Yasinta."Obat juga jangan lupa untuk minum, karena ibu anda termasuk orang yang sulit untuk minum obat, Maaf itu sepengetahuan saya, karena sebelum anda datang, saya yang merawat langsung ibu anda."ucap Veronica masih resmi dan sopan."Baik, saya akan penuhi apa yang sudah dokter sampaikan, Terima kasih banyak atas semua yang Anda berikan kepada ibu saya,"Robinson mencoba untuk tersenyum meski Veronika tidak melihatnya.Robinson beranjak meninggalkan ruang kerja Veronica. lalu kembali ke ruang rawat sang ibu. Tampaknya nyonya Yasinta sudah tertidur pulas, setelah sang dokter memberikan obat kepadanya.Sementara di tempat lain, tepatnya di kota Paris. Terlihat Magdalena saat ini sedang melakukan aktivitasnya. Saat dirinya sedang asyik memeriksa berkas-berkas yang diberikan oleh asistennya kepadanya, tiba-tiba suara deringan ponsel terdengar jelas di telinganya.Dia melihat dilayar ponselnya, kalau yang menghubunginya, Nyonya Maria."Morning, Mom! Sapa Magdalena dari ujung telepon."Morning sayang, kamu apa kabar."Lena baik Mom, Gimana dengan Mama dan Papa, Apa kalian baik baik saja."Kabar Papa dan Mama, Baik nak. Oh iya, ada sesuatu hal yang ingin mama tanyakan kepada kamu." ucap Nyonya Maria membuat mata Lina semakin penasaran."Apa itu Mom?"Bagaimana perkembangan bisnis hotel dan restoran kita di sana, apa berjalan dengan lancar?""Sejauh ini hotel dan restoran berjalan dengan lancar, Mama Tenang saja, serahkan semua kepada Lena." Magdalena meyakinkan Nyonya Maria."Syukurlah kalau hotel dan restoran Kita yang ada di sana berjalan dengan lancar, Apa kamu tahu? saat ini nyonya Yasinta baru mengalami kecelakaan beberapa hari yang lalu.""Terus?""Sebenarnya Mama kasihan kepada Nyonya Yasinta, karena kejadian itu murni karena kesalahan Robinson. Tapi yang menanggung akibatnya Nyonya Yasinta dan juga Tuan Bastian. Karena semenjak video viral itu, kondisi perusahaan milik keluarga Bastian diambang kebangkrutan. Banyak investor yang menarik sama mereka masing-masing."Nyonya Maria memberitahu."Sudah lah Ma, ngapain Mama pikirkan. Saat ini Magdalena hanya ingin melanjutkan hidup Lena tanpa bayang-bayang pria itu."Nyonya Maria terdiam, dia tidak ingin membuat putrinya semakin ragu menetap tinggal di kota Paris. karena sebelumnya nyonya Maria lah, yang meminta dirinya untuk tinggal di sana. Dan mengelola bisnis hotel dan restoran milik keluarga Nicholas yang ada disana."Ya sudah, kalau begitu. Kamu jaga kesehatan, dan jangan lupa untuk istirahat." Nyonya Maria mengingatkan putrinya."Baik Ma."sahut Magdalena. Dan setelah selesai berbicara dengan Nyonya Maria, tampak Lena meletakkan ponselnya di atas meja. Pikirannya kembali teringat dengan Robinson."Kenapa kamu tega mempermalukan aku dulu? Kenapa begitu? kalau saja itu tidak terjadi, mungkin tidak akan jadi begini." gumam Magdalena di dalam hati.Ada rasa penyesalan di hati Magdalena, mengingat kejadian yang sudah berlalu. Dia menyayangkan, kondisi bisnis keluarga Robinson menjadi diambang kebangkrutan akibat video viral itu.Tapi apa boleh buat, semuanya sudah berlalu. Magdalena juga tidak memiliki kontak Robinson lagi. Karena nomor ponsel Magdalena memang sudah sengaja digantinya, agar Robinson dan keluarganya tidak bisa melacak keberadaannya saat ini.Sudahlah, yang lalu biarlah berlalu. Ngapain harus kuingat lagi. Aku harus semangat menjalani hidupku. Aku yakin sehabis hujan pasti ada pelangi." gumam Magdalena di dalam hati.Kemudian Magdalena bangkit dari tempat duduknya. Berniat untuk segera kembali ke apartemen. Setelah satu harian penuh beraktivitas melakukan tugas dan tanggung jawabnya mengelola bisnis hotel dan restoran milik keluarga.Bersambung...Pepatah mengatakan."Dunia ini tak selebar daun kelor."itu benar, karena nyatanya dunia ini sempit sekali. Veronica tidak mengira jika akan bertemu dengan seseorang yang pernah membuat hidupnya hancur."Lalu Apakah Veronica menyesal telah menolong Nyonya Yasinta? tentu tidak, karena sudah kewajiban sebagai seorang dokter untuk menolong pasiennya yang membutuhkan pertolongannya.Terlebih lagi, Nyonya Yasinta sangat baik, lembut bahkan meminta Veronica untuk memanggilnya dengan sebutan "Mami". sungguh amat kejam jika Veronica menyesal telah menyelamatkan hidupnya.Jika Veronica tahu pun kalau ibu itu orang tua dari Robinson, Veronica juga pasti tetap akan menolongnya. Sebab akan berdosa jika kita membiarkan orang yang sakit merenggang nyawa dibiarkan begitu saja.Apalagi Nyonya Yasinta tidak memiliki salah apa-apa kepada Veronica dan juga Magdalena. Jadi, Tidak sepantasnya memang jika Veronica harus bersikap dingin kepadanya. Jujur, awalnya Veronica merasa benci setelah mengetahui jika m
Robinson juga tidak mengetahui, kalau Veronica itu merupakan, kakak kandung dari Magdalena. Wanita yang sudah dia permalukan saat acara resepsi pernikahan mereka berlangsung.Jujur saat ini Robinson sedih melihat Veronica dengan kakinya yang pincang. jika bukan ulah Robinson dulu, dia tidak akan mengalami penderitaan yang berkepanjangan.Rasanya dia ingin menebus kesalahan itu segera. Namun dengan cara apa? sementara untuk menikahinya dia tidak mungkin. Tentu Veronica tidak akan bersedia.Apalagi saat ini, Robinson sudah mulai dekat dengan Laura. Laura yang selama ini memberikan perhatian kepada Robinson, semenjak Magdalena menuntut cerai dari.Perusahaan mereka yang di ambang kebangkrutan, bertahan sampai saat ini, semua itu tak luput dari bantuan Laura.Hingga perusahaan itu, Sampai sekarang masih mampu bertahan walaupun tidak seperti dulu lagi.Dulu Robinson begitu mencintai Melisa, bahkan rela melakukan apa aja asalkan Robinson bisa melihat senyumnya. meskipun dia tahu bahwa Melis
Dengan tangan gemetar, Tuan Nicholas menerima flashdisk berwarna putih dari tangan Laura. Tuan Nicholas hanya diam, tidak berbicara apapun. Dia kembali mencolokkan flash disk ke dalam laptop. Membuka satu persatu video yang ada di dalam flashdisk tersebut.Dalam video itu, terlihat Melisa menemui seseorang dan memberikan sebuah amplop. video berikutnya, terlihat Robinson menjambak rambut Veronica, meludahi wajahnya berkali-kali dan terakhir mendorongnya hingga jatuh ke selokan. Hingga kaki Veronica tertimpa balok besar.Robinson tak peduli lagi dengan jeritan Veronica kala itu."Ini kan, Robinson?!"pekik Tuan Nicholas terhenyak melihat video itu."Iya, Om. Apakah Om mengenal Robinson?"Kurang ajar! ternyata pria brengsek itu, tidak hanya mempermalukan putriku Magdalena. Tetapi dia juga menyakiti putriku Veronica."Magdalena? maksud Om Magdalena yang saat itu menikah dengan Robinson dan saat itu juga mereka bercerai?"tanya Laura meminta penjelasan."Iya, Magdalena Putri bungsuku. sedan
Laura berpamitan kepada Tuan Nicholas dan nyonya Maria untuk mengangkat sambungan telepon selulernya.Laura menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya, agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada Robinson."Apa? mengapa kamu menghubungiku? lebih baik kamu pulang duluan Biarkan saya naik taksi. Aku akan ceritakan semuanya kepada."ucap Laura tanpa mendengar jawaban Robinson, Mengapa tiba-tiba saja Robinson menghubungi Laura, saat Laura masih berada di rumah utama keluarga Nicholas.Laura memutuskan sambungan telepon selulernya dengan sepihak. lalu Laura menghampiri Tuan Nicholas dan nyonya Maria kembali.Sementara Robinson yang saat ini menunggu dirinya di dalam mobil mendesis kesal. Robinson sudah sangat penasaran Mengapa Laura masuk ke rumah orang tua Magdalena. sampai saat ini Robinson belum mengetahui kalau Magdalena dengan Veronica saudara kandung.Entahlah apa yang akan terjadi, jika Robinson mengetahui hal yang sebenarnya. Kalau wanita yang sudah dia permalukan di
"Selamat pagi, Apa benar rumah dari Robinson?" tanya dua orang petugas kepolisian yang baru datang ke rumah utama keluarga Bastian."Iya, Pak. Ada apa ya? tanya asisten rumah tangga yang bekerja di rumah utama keluarga Bastian."Apa Pak Robinson-nya ada? tanya pihak kepolisian itu lagi kepada asisten rumah tangga itu."Maaf Pak, tapi Tuan Robinson dan Tuan besar saat ini sedang sarapan pagi. Ada hal apa ya pak?" kedua petugas kepolisian itu saling beradu pandang.Mereka memilih untuk menunggu, agar Robinson terlebih dahulu menyelesaikan sarapan paginya. Ternyata Tuan Nicholas tidak main-main dengan ucapannya.Apalagi setelah anak buah Tuan Nicholas belum berhasil menemukan Veronica hingga saat ini. Membuat emosi Tuan Nicholas kian membuncah. Sehingga Tuan Nicholas meminta kepada pihak kepolisian, agar segera melakukan penangkapan terhadap Robinson.Beberapa menit kemudian, mbok Sumi kembali menghampiri sang majikan di ruang makan. "Maaf Tuan, di luar ada dua orang polisi ingin bertem
Gani mengemudikan mobilnya dengan pelan. rencananya hari ini hendak ke rumah sakit untuk berbicara dengan pihak rumah sakit, dokter yang bersedia merawat Nyonya Yasinta, sampai Nyonya Yasinta benar-benar pulih kembali.Jalanan masih ramai, sehingga butuh waktu sekitar 45 menit untuk sampai di rumah sakit. Suasana hening, tidak ada yang berbicara baik itu Gani ataupun istrinya Vera. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.Vera menatap suaminya seakan ingin bertanya sesuatu. Namun urung karena yang ditatap tidak merespons sedikitpun."Mas, sebenarnya Veronica itu siapa sih?"tanya Vera kepada suaminya."Dulu, Robinson pernah menjalin hubungan dengannya saat wanita itu masih duduk di bangku kuliah. Dulunya hubungan mereka baik-baik saja, Mas juga baru mengetahuinya setelah Robinson menceritakan segalanya dua hari yang lalu."Terus, kalau hubungan mereka baik-baik saja, Mengapa Veronica menuntut Robinson?""Sebenarnya bukan Veronica yang menuntut, bahkan sampai sekarang kita tidak menge
Saat ini Magdalena mencari tahu keberadaan kakaknya Veronica. Apalagi setelah Gavin memberitahu, kalau dia sudah menemukan akun sosial media Veronica.Tetapi Magdalena masih ragu, karena nama panjang Veronica yang ada di sosial media itu, Veronica Cang bukan Veronica Nicholas.Tapi dari foto, sangat mirip dengan Veronica sang kakak bisa dikatakan 80% kemiripannya. tetapi Magdalena belum bisa memastikannya.Hal itu membuat Magdalena bertekad, ingin segera kembali ke kota Manila. Mencari tahu hal yang sebenarnya.Di satu sisi, sebenarnya Magdalena tidak ingin kembali ke kota Manila. Karena jika ia kembali ke sana, bayang-bayang Robinson yang menampar dirinya saat di pelaminan pasti akan teringat kembali.Tapi rasa rindu dan keinginan Magdalena ingin bertemu dengan sang kakak, rasanya saat itu juga dia ingin segera kembali ke kota Manila."Apa yang harus aku lakukan Gavin? Apakah aku harus kembali ke Manila?"tanya Magdalena kepada sang asisten."Kalau menurut saya, Lebih Baik Ibu cari ta
Veronica terharu pada adiknya Magdalena, dia masih duduk di bangku kelas satu SMA namun tahu mana yang salah dan benar.Veronica tak tahu, harus pergi ke mana saat itu. semua tidak lagi percaya padanya. Untung saja Veronica bertemu dengan ibu Naomi, seseorang yang baik dan mempercayai Veronica. Hingga Veronica tinggal di sebuah panti asuhan miliknya."Dokter, ini sudah sampai." Ucap pak sopir taksi online itu menyadarkan Veronica dari lamunannya."Eh, maaf Pak. Sudah dari tadi ya, sampainya?"tanya Veronica memastikan."Iya, dokter. habisnya tadi dokter melamun terus, jadi saya tidak tega." ucap sopir taksi online itu pengertian."Maaf ya Pak, jadi merepotkan. Ini Pak ongkosnya." ucap Veronica menyerahkan uang untuk ongkosnya."Ini kebanyakan dokter,"ucap sopir taksi itu sering mengulurkan selembar uang itu."Bawa aja Pak, itu rezeki buat bapak, terima kasih ya Pak. Maaf sudah merepotkan,"Veronica pun turun dari dalam taksi."Terima kasih ya, dokter. semoga dokter selalu sehat dan lanc