Axton membuka pintu darurat dengan cepat. Meninggalkan Nial yang ternyata juga mengejarnya. Axton melihat ke atas dan juga ke bawah. Melihat posisi Ara saat ini berada.
"Kata penjaga itu sekitar di lantai 13" ucap Nial di sampingnya dan Axton langsung menatap dinding yang bertulisan 16.Sialan! Apa yang dipikirkan Ara untuk menuruni tangga sebanyak itu. Ruangan Ara berada di lantai 17 jadi menandakan jika Ara sudah menuruni 4 lantai.Demi tuhan apa yang dipikirkan perempuan itu untuk melakukan hal gila itu. Apalagi dengan beberapa berkas tebal yang tengah di bawa istri hamilnya itu.Ketika Axton melihat sebuah bayangan perempuan yang memegang erat pagar tangga. Axton dengan cepat menuruni tangga dengan di susul oleh Nial.Mereka seperti berada di film action saja. Saling berkejaran dan bergerak dengan cepat. Secepat detak jantungnya saat ini.Bahkan Axton menuruni tangga dengan cepat seakan-akan dua sampai tiga anak tangga di lewatinya supaya segera men"Anda bisa memecatnya" Ucapan Lenny sukses membuat semua orang yang berada di ruangan itu terkejut.Apalagi Celline yang sudah maju di depan meja kerjanya dengan tatapan tak menyangkanya.Sebuah senyuman kecil muncul di sudut bibir Axton dan pria itu menolehkan kepalanya pada Ara. Menatap istrinya yang ternyata juga sedang menatapnya.Ara terlihat menggelengkan kepalanya ketika tau arti tatapan yang dilayangkan Axton padanya. Melihat respon Ara yang seperti ketakutan senyum Lenny semakin lebar.Hingga Axton mengalihkan pandangan matanya pada Lenny kembali. Sekarang dengan tatapan dinginnya."Keputusanku mengatakan kau yang akan kupecat" ucap Axton tegas dan membuat suasana begitu hening.Seakan-akan detak jam saja tidak berani bersuara saat ini. Ara menghela napasnya ketika mendengar keputusan Axton yang sudah diduganya."Mr. Fransiska urus pemutusan kerja dengan perempuan ini. Sekarang!" ucap Axton dan wajah Lenny memerah karena amarahnya.Se
"Agustus yang akan menjemputmu nanti" ucap Axton dengan membantu Ara untuk keluar dari mobil.Ara hanya menganggukkan kepalanya beberapa kali dan mengecek tas serta beberapa paper bag yang memang di bawanya."Kau ada rapat penting ?" Ucap Ara dan Axton berdehem menatap jamnya."Ehm.. ya mungkin nanti sore rapat akan dilaksanakan" ucap AxtonAra mengambil ponselnya dan menatap Axton yang sudah rapi dengan pakaian jas mahalnya.Saat ini mereka tengah berada di depan restoran tempat Ara janji temu dengan teman-temannya.Sudah lama sekali Ara tidak bertemu teman-teman rempongnya itu. Ara ingin bertemu mereka sebelum Ara melahirkan dan mungkin akan semakin sibuk lagi."Baiklah, aku akan berangkat. Kau hati-hati okay ? Jika ada masalah segera hubungi aku atau Nial okay ?" Ucap Axton ketika mereka sampai di depan restoran.Ara yang meminta Axton hanya mengantarkannya sampai di depan restoran saja. Ara tidak mau semua temannya merasa canggung de
"Aratha!" Panggilan namanya membuat Ara menoleh dan menemukan Celline yang berlari ke arahnya.Ara langsung bergerak maju ketika Celline berhenti di depannya dan memberikan sebuah pelukan hangat. Ara tertawa di dalam pelukan mereka."Upss... Sepertinya aku salah panggil. Mrs Ellard" ucap Celline dengan menundukkan tubuhnya dan Ara tertawa memukul lengan temannya itu."Panggil aku seperti biasanya kau panggil" ucap Ara dan Celline menganggukkan kepalanya.Ara cukup tau jika Celline hanya becanda dengan apa yang dikatakannya. Bagaimanapun Ara sudah mengatakan pada Celline jika Ara tidak suka jika di panggil Mrs. Ellard.Celline temannya jadi tentu saja Celline bisa memanggilnya dengan nama seperti biasa. Tanpa embel-embel Mrs. Ellard."Kau akan ke ruangan Mr. Ellard ?" Ucap Celline dengan menatap layar lift yang menunjukkan dimana lift saat ini berhenti.Saat ini Ara tengah menunggu lift bergerak untuk menjemputnya. Agustus disuruhnya untuk meninggal
Ara menatap dua orang yang duduk berhadapan dengan hidangan makanan mewah itu. Ara meneguk ludahnya dengan susah payah.Menahan rasa sesak yang memenuhi relung hatinya saat ini. Berusaha membendung air mata yang sejak tadi ingin keluar.Ara tidak pernah merasakan rasa sesak yang lebih parah daripada yang dirasakan saat ini. Cih benar kata orang cinta pertama memang selalu menyakitkan.Tapi apakah cinta pertamanya akan gagal juga ?Demi tuhan Ara! Cintamu sudah kandas. Apa kau tidak melihat Axton tersenyum begitu lebar dengan perempuan itu.Delion. Bukankah kau penasaran dengan nama itu ? Tuhan sudah memberitahumu Ara! Kau sudah menemukan jawaban.Lalu apa yang kau tunggu saat ini ? Bukankah ini sudah cukup menjadi alasanmu untuk pergi.Kilasan tentang sosok perempuan yang duduk di pangkuan Axton kembali terlintas. Ara tidak buta dan Ara cukup yakin jika perempuan itu adalah perempuan yang sama duduk di pangkuan Axton.Ara betapa bodohnya kau.
"Saya baru mendapatkan info jika Mrs. Ellard melakukan penerbangan ke Las Vegas" ucap salah satu tangan kanannya ketika Axton tengah bersiap untuk ikut mencari Ara.Beberapa orang suruhannya sudah mencari sampai ke sudut London. Tetapi tidak menemukan istrinya itu. Axton sudah menduga jika Ara tentu saja akan bersembunyi darinya.Dengan di bantu oleh sosok yang dilihatnya di dalam mobil itu. Sosok yang mencium Ara.Sialan! Mengingat hal itu Axton ingin sekali menghancurkan sahabat Ara itu. Ya ya kalian bisa menyalakan karena sikap brengseknya.Tetapi... Ah sudahlah. Tidak ada gunanya menyesal bukan. Saat ini yang terpenting adalah membawa Aranya kembali.Bagaimanapun Axton tidak ingin kehilangan Ara. Bukan karena Ara tengah mengandung anaknya. Tetapi karena Axton baru menyadari satu hal.Dirinya sudah tidak mencintai Delion. Perasaan yang dimilikinya untuk sahabatnya itu telah hilang. Entah dari kapan tetapi Axton tau pasti jika saat ini dir
Axton menghela nafas menyandarkan tubuhnya di kursi di perusahannya yang berada di Las Vegas. Pikirannya berkecamuk kemana-mana.Tetapi fokus utamanya saat ini adalah Ara. Kepergian perempuan itu sukses membuat Axton seperti kehilangan arah tujuannya.Hal ini tak pernah dirasakannya. Bahkan ketika Delion memutuskan untuk pergi dari hidupnya Axton tidak pernah merasa segila ini.Damn! Ara sudah berhasil memporak-porandakan kehidupannya dan pikirannya.Ingin sekali Axton menghukum semua anak buahnya yang tidak becus. Bagaimana bisa kekuatan anak buahnya tidak bisa menemukan sosok Ara hingga kini.Sudah seminggu sejak kedatangan surat gugat cerai itu. Sialan perempuan itu! Bagaimana bisa Ara berpikiran untuk menceraikannya.Perempuan itu belum menerima semua penjelasannya. Belum mendengarkan segala hal yang bisa menyakinkan Ara untuk tidak salah pahamTetapi demi tuhan! Bagaimana Ara bisa berpikiran untuk menceraikannya. Bahkan kata itu tak pernah ter
"Dia tidak ingin bertemu denganmu" ucap Nial ketika pria itu memasuki mobil.Axton yang berada di kursi belakang langsung mendengus kesal. Bagaimana tidak. Axton sudah memikirkan semuanya dan memilih untuk datang ke rumah Frank.Tetapi pria itu menolaknya mentah-mentah. Begitu menyebalkan."Pria brengsek!" Gumam Axton dan terlihat Nial memutar matanya kesal."Kau sama brengseknya" ucap Nial santai sambil memacu mobilnya untuk meninggalkan rumah tersebut."Lalu apa yang harus kulakukan ? Apa lebih baik aku kembali ke Las Vegas. Mungkin ada perkembangan di sana" ucap Axton dan Nial menggelengkan kepalanya"Kau belum mencobanya. Tunjukkan niatmu" ucap Nial seperti seorang kakak padanyaBeginilah Nial dan Axton ketika mereka berada di luar jam kantor. Nial akan berubah menjadi sosok sahabatnya.Tetapi terkadang kebiasaan tak pernah bisa dirubah dengan cepat. Seperti posisi mereka saat ini. Karena sangking seringnya Nial menjadi supirnya ketika jam
"Bagaimana bisa kau begitu tolol ?" Ucap Melly sambil memberikan obat di wajah Axton.Lebam-lebam mulai terlihat di wajah Axton. Tentu saja dengan bentuk wajah yang mengerikan. Melly sendiri saja sampai heran darimana Axton bisa mendapatkan luka-luka seperti itu"Aku ke sini meminta pengobatan. Bukan cacian" ucap Axton dingin dan Melly memutar matanya."Minta pengobatan itu baik-baik. Atau mau ditambah lebam-lebamnya" ucap Melly gemas dan menekan lebam yang ada di wajah Axton."Sakit!" Ucap Axton dan Melly hanya meleletkan lidahnya tetapi masih membantu mengobati luka-luka Axton.Setelah meninggalkan gedung perusahaan milik Frank. Axton memilih untuk langsung terbang ke Las Vegas. Mengabaikan luka-lukanya.Ketika sampai di Las Vegas. Axton memilih langsung menuju apartemen milik Austin. Ternyata hanya ada Melly di sana.Melly yang melihat Axton terluka seperti itu menawarkan untuk mengobati lukanya. Dengan di sertai segala cacian dan makian tentu s