#FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI#
Utomo yang keluar dari kamar mandi dan telah memakai boxer serta membelitkan handuk pada bagian pinggangnya terbelalak kala dilihat pakaian Meytha, kekasih yang dicintanya telah berserakan di lantai keramik kamarnya.“Meytha..! Apa yang kamu lakukan? Gila kamu..!” pekik Utomo saat memunguti pakaian kekasihnya yang berserakan di lantai keramik.“Pakai lagi.., aku nggak akan merusak kamu, Mey..., Please.., pakai pakaianmu. Kalau mau.., sudah dari lama aku merusak dirimu. Jangan lakukan ini sayang..,” tuturnya lembut sembari memberikan pakaian Meytha yang saat ini menyelimuti tubuhnya dalam balutan selimut tebal di atas tempat tidur.Meytha yang mendapatkan penolakan, menatap kecewa pada Utomo dan membalikkan tubuhnya ke arah dinding pada sisi kiri tempat tidur itu.Utomo yang tahu Meytha kecewa dengan membalikkan tubuhnya ke arah dinding kala ia memberikan pakaiannya, berdiri dari sisi tempat tidur dan beranjak menuju lemari untuk mengambil pakaiannya.Sembari mencari kaos yang akan dipakainya, Utomo juga berujar pada Meytha, saat wanita cantik itu telah membalikkan tubuhnya, menatap bagian belakang sosok lelaki tampan yang hanya membelitkan handuk putih bersih pada pinggangnya.“Mey.., cepatlah.., kita akan jalan keluar dan nonton film di bioskop Twenty One. Ayoo lah sayang,” pinta Utomo asyik memilih pakaian pada lemari yang telah dibukanya.Tanpa disadarinya, Meytha telah turun dari tempat tidur dalam keadaan polos. Ia berjalan ke arah Utomo. Kemudian wanita cantik itu memeluk tubuh Utomo dan menarik handuk yang membelit pinggangnya.“Meytha...,” ucap Utomo berdiri tegang tanpa berani membalikkan tubuhnya saat ia merasakan bagian kenyal milik kekasih hatinya terasa menyentuh bagian punggung yang terbuka.Meytha yang telah tertutup pikirannya, menarik pinggang kekasih hatinya, seketika Utomo pun kini berada di hadapan Meytha dan kekasih hatinya yang telah polos tanpa selembar kain itu pun melekat pada tubuh seksinya.Utomo memejamkan mata seraya menelan salivanya dan ia terus mengingatkan dan menasihati Meytha untuk tidak berbuat hal yang selama ini telah mereka jaga.“Sayang..., Jangan lakukan hal ini. Aku mencintaimu dengan sepenuh ragaku. Aku ingin melakukan hal ini saat kita menjalani malam pertama.., karena itu aku menjaga dirimu.., Mey..,” lirih Utomo memejamkan matanya kala Meytha memeluknya kian erat, karena ia tidak ingin khilaf.Yang terjadi kemudian, Meytha mencium bibir Utomo dan memainkan lidah lelaki itu lalu ia juga meraih jemari tangan Utomo, menempatkan pada kedua bagian kenyal miliknya seraya berucap, “Aku ingin menjalani hal yang selama ini kita jaga. Aku mohon.., lakukanlah.., sayang.., aku ingin dirimu.”Kedua tangan Meytha melingkar pada tengkuk leher Utomo, lelaki itu pun sulit menghindari Metha, sang kekasih hatinya yang kini tanpa selembar kain pun. Meytha kian memeluk, mencium dan tangannya juga mulai mengarah ke bagian ular piton milik Utomo.Meytha mengelus lembut bagian luar ular piton milik Utomo yang masih berbalut boxer. Utomo berpikir kalau saat ini, kekasih hatinya telah menggila dan membangunkan ular piton yang tertidur pulas dengan terus mengelusnya. Meytha pun sengaja mengulum dan menghisap lidah Utomo sebagai aksi atas penolakannya, agar kekasihnya terbakar pada hasrat yang kini kian menggelora.Utomo yang mendapatkan serangan mendadak akhirnya tumbang usai mempertahankan diri, untuk tidak terbakar dalam gelora hasrat Meytha yang terus memberikan sentuhan baik dengan mengulum, menyesap lidahnya, namun tangan Meytha pun telah berani masuk ke dalam sangkar ular piton yang kini terbangun.Akhirnya Utomo pun terbakar gelora asmara Meytha dengan aksinya meremas kedua bagian kenyal milik Meytha yang selama ini ingin sekali disentuhnya. Kini Utomo bebas merasakan setiap bagian lunak itu dengan kedua tangannya, seraya menciumi leher jenjang Meytha hingga bagian kenyal yang berwarna coklat muda mengucup.Dan sayup-sayup terdengar desahan Meytha saat Utomo telah merundukkan kepalanya untuk menikmati bagian kenyal milik Meytha, dengan jemari kanannya yang terus meremas dan bagian jemari kirinya kini sedang menjalar dan menjelajah ke bawah pusar Meytha.“Aakh.., Hemm.., Tomoo.., Aku ingin lebih... Aargh..,” bisik Meytha pada telinga lelaki itu seraya menggigitnya perlahan.Sejenak Utomo melepaskan lumatannya pada bagian terindah yang selama lima tahun ini ingin ia sentuh. Ditatapnya wajah Meytha dengan rasa cinta dan kasih sayang lalu Utomo pun menyudahi hasrat kekasih hatinya.“Sayang.., apa kita yakin akan melakukannya hari ini? Apa kamu nggak akan menyesal..? Aku pikir, ini bukan jalan penyelesaian dari masalah kita. Hmmm.., cukup segini aja.., Please pakai bajumu, Mey..,” pinta Utomo masih menggunakan boxer menatap iris netra Meytha lekat sesaat ingin mengakhiri hasrat yang sempat meninggi.Meytha yang sudah merencanakan hal ini sejak semalam sudah pula membaca cara menghadapi penolakan seorang lelaki kala diajak bercinta dengan pasangannya. Maka ia pun kini melancarkan aksinya atas reaksi penolakan Utomo yang kembali memadamkan hasratnya.Dengan gerakan cepat, Meytha pun bersimpuh seraya menarik celana boxer yang digunakan Utomo. Dan Utomo yang tidak menduga tindakan Meytha menarik boxer dan melumat ular pitonnya yang telah terbangun pun terkejut.Namun bibir Meytha telah memasukkan kepala ular piton milik Utomo dengan menyesap separuh bagian badan ular piton itu, hingga membuat Utomo pun mendesah, merasakan nikmat atas aksi yang dilakukan Meytha. Lalu Utomo pun membelai mesra rambut sang kekasih dan menikmati sentuhan yang diberikan Meytha pada ular piton miliknya.“Oouuwhh.., Mey..., Aargh..,” Utomo pun mengerang sejalan dengan keluar masuknya ular piton miliknya ke dalam mulut Meytha.“Stop.., Sayang.., Stop.., Aku mengalah.., kita akan lakukan hari ini sayang..., Aarrgh.., nikmat sekali sayang..,” desah Utomo seraya meraih tangan Meytha dan mengajaknya ke atas tempat tidur.Sesaat kemudian, mereka pun telah berada di atas tempat tidur. Khayalan Utomo selama ini tentang malam pertama dengan Meytha, kini tercapai dan dilakukan pada saat pagi hari tanpa ikatan pernikahan. Mereka melakukan atas dasar cinta.Bayangan dan khayalan tentang malam pertama yang sering ia pikirkan, kini dijalani Utomo dengan mencium setiap jengkal tubuh Meytha. Dan ini adalah pengalaman pertama juga untuknya, karena selama ini ia juga tidak pernah melakukan pada wanita lain, dan ini akan dikenang dan menjadi sejarah dalam hidup mereka.“OOH..., Sakit..., Tomo.., terasa perih..,” pekik Meytha saat Utomo memasukkan seluruh ular piton miliknya menembus keperawanan Meytha.Walaupun Utomo telah memberikan rangsangan pada bagian inti milik Meytha dengan mencium dan melumat bagian inti milik Meytha, hingga wanita cantik itu mencapai klimaks untuk pertama kalinya, namun saat Utomo menerobos masuk ke liangnya yang belum terjamah dengan ular piton mana pun, Meytha pun bereaksi dengan mencengkeram kuat punggung Utomo berikut pekik rasa sakitnya.Utomo juga merasakan bagian ular pitonnya merangsek masuk, merobek sesuatu. Ditariknya ular piton miliknya dengan perlahan. Tampak bagian badan hingga kepala dari ular piton itu berisi bercak darah keperawanan Meytha, berikut selaput tipis yang menyerupai kulit ari pada bagian kepala dari ular piton Utomo.“Sayang.., Aku telah menembus kesucian kamu.., Ooh.., cintaku.., kita sama-sama melakukan untuk yang pertama kalinya,” tutur Utomo dengan erat memeluk tubuh Meytha serta mencium bibirnya dengan mesra dan bangga bisa mendapatkan kesucian dari wanita yang dicintanya.Terlihat Meytha menangis dan Utomo pun menyeka air mata kekasih hatinya itu seraya bertanya padanya, “Apa kamu menyesal.., sayang?”Dengan menatap wajah kekasih hatinya, Metya pun menggelengkan kepala dan menjawab dengan wajah bahagia, walau ditemani oleh air mata yang membasahi wajah cantiknya.“Aku.. bahagia bisa memberikan hal yang berharga untukmu. Aku milikmu, Tomo. Hati dan raga ini hanya untuk kamu.., sampai kapan pun akan tetap sama. Aku bahagia.., sayang,” isak Meyta dalam tangis bahagia.Utomo pun menitikkan air matanya dan memeluk erat kembali kekasih hatinya yang juga putus asa atas penolakan kedua orang tuanya atas dirinya.Kini mereka kembali berciuman dan saling memberikan rasa cinta dengan hasrat kian bergelora dan melanjutkan hal yang tertunda.Sampai akhirnya Utomo membisikan kata indah di telinga Meytha, “Sayang.., aku minta izin untuk bercinta dan meraih kenikmatan bersamamu. Berikan aku izin itu.., sayang.”Dikecupnya kening, mata pipi dan bibir Meytha lalu diciumnya bagian kehormatan Meytha yang kini telah dijebol oleh ular pitonnya. Dan saat ular piton milik Utomo akan kembali mencoba menerobos masuk, Meytha pun berbisik pada kekasih hatinya.“Pelan-pelan.., sayang.., dikit-dikit aja masuknya..,” pintanya manja.Sesaat kemudian, Utomo pun telah melakukan apa yang di minta sang kekasih, hingga akhirnya rasa sakit dan perih itu telah berganti dengan rasa geli dan nikmat.Lalu mereka pun berulang kali ke puncak asmara dengan napas tersengal-sengal dan keringat pun membasahi tubuh mereka. Rasa nikmat yang mereka raih hingga mampu melupakan rasa lapar disaat klimaks terus diraihnya bersama. Dan rasa lelah pun terasa saat hari telah petang.#FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI# Sejak saat itu, hubungan cinta kasih antara Utomo dan Meytha pun selalu diikuti dengan pergumulan penuh hasrat. Kini Utomo sudah tak segan lagi untuk meminta Meytha melakukan hubungan layaknya suami istri. Dan kejadian itu terjadi hingga empat bulan ke depan. Sampai akhirnya pada suatu hari, saat Utomo yang satu kantor dengan Meytha telah sampai dikantor terlebih dahulu, namun tak mendapati Meytha di kantor, membuat hatinya sangat gusar. Karena telepon Meytha tidak aktif. Walaupun sudah berulang kali Utomo dihubungi.“Napa elo..? Kayak orang bingung begitu,” tanya Rifai sahabat dan teman satu kantor Utomo. “Meytha belum sampai kantor, apa memang dia sakit yaa, sampai nggak kerja?” tanya Utomo bermonolog sembari memandang ke arah Rifai.“Laah.., elo tanya ke gue.., mana gue tahu. Bukannya elo yang jadi pacarnya..? Hehehehe.., dasar lelaki kagak punya tanggung jawab,” umpat Rifai seraya bercanda. “Udah elo fokus aja kerjain. Akhir bulan ini.., na
#FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI#Sekitar jam sembilan malam Utomo ke kosnya, usai dia mencari penghasilan tambahan sebagai tukang ojek Online. Hal itu dilakukan semata-mata untuk menabung dan bertekad untuk bertanggung jawab sepenuhnya dari diri Meytha. Sering kali Utomo berkhayal suatu ketika Meytha mengatakan padanya kalau gadis itu hamil. Dan itu sudah menjadi mimpi dan harapannya setiap kali akan terlelap dari tidurnya. Seperti hari ini, saat Meytha tidak masuk kerja, Dia berpikir kalau kekasihnya enggak enak badan karena hamil. Tetapi, rekan kantornya yang dimintai tolong belum juga menghubunginya. Maka Utomo berpikir untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum dia menghubungi Rifai, rekan kerjanya. “Ya udahlah gue lebih baik mandi dulu aja. Apalagi ini badan pada lengket semuanya,” ucapnya pada diri sendiri seraya menaruh pakaian kotornya pada sebuah ember hitam. Selama ini Utomo mencuci pakaiannya sendiri. Biasanya sehabis mandi di pagi hari, pasti dia akan mencuci
#FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI# “Fai.., gue harus denger sendiri penjelasan dari Meytha. Dia sama sekali nggak ngomong apa-apa sama gue. Pasti terjadi sesuatu sama Meytha. Buktinya dia nggak hubungi gue,” ungkap Utomo seraya mengambil celana panjangnya. “Tomo..! Tolong denger gue, Broo..! Sekarang udah jam sebelas lebih. Elo kesana dalam keadaan hati elo panas seperti ini, bisa-bisa malah jadi berat urusannya. Emang elo mau digebukin ramai-ramai di lingkungan rumahnya si Meytha!” cegah Rifai pada sahabat yang juga rekan kantornya. “Tapi.., gue harus minta kejelasan sama dia. Gue kagak terima kalau nikah sama lelaki lain. Padahal kemarin dia masih tidur bareng gue. Masa iya Meytha simpen lelaki lain. Gue kagak terima, Fai..,” ucap Utomo tetap ngotot pada Rifai. Rifai yang tahu kalau temannya bersikeras ingin menemui Meytha, akhirnya mengikuti keinginannya, asal Utomo mau terima sarannya. Rifai pun berkata, “Ok..! Gue kasih elo ke rumah Meytha. Tapi elo harus satu motor sama g
#FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI#Utomo dan Rifai akhirnya memutuskan untuk meneruskan perjalanan menuju kos Utomo. Tak ada percakapan yang terjadi dalam perjalanan itu. Kedua lelaki yang berboncengan itu, masing-masing berpikir dalam sudut pandang yang berbeda atas peristiwa yang terjadi hari ini. Hingga akhirnya, mereka sampai di rumah yang berisi sekitar sepuluh kamar kos, dan salah satunya adalah kamar kos Utomo.Sekitar jam satu malam mereka sampai di kos, usai memasukkan motor milik Rifai, mereka berdua masuk ke dalam kamar kos. Utomo masuk ke kamar mandi. Terdengar jelas dini hari ia membersihkan diri, sedangkan Rifai menunggu dengan duduk di lantai keramik kamar itu.Sekitar sepuluh menit kemudian, Utomo keluar dari dalam kamar mandi dengan memegang handuk yang ia gosokan pada rambut dikepalanya yang basah. Kini giliran Rifai masuk ke dalam kamar mandi hanya untuk membasuh wajah dan mencuci tangan dan kakinya. Setelah itu menyeka wajahnya dengan handuk kecil.“Kagak di
#FLASHBACK MASA LALU REYNALDI/UTOMO#Sekitar pukul sembilan kedua pemuda yang semalam mengalami peristiwa kesedihan atas nama cinta bangun dengan mengerjapkan matanya. Terlihat Utomo mengusap wajahnya sedangkan Rifai mengaruk-garuk kepalanya. Melihat kelakuan Rifai yang menggaruk-garuk kepalanya, Utomo menoleh ke arah sahabatnya dan berkata, “Aduh! Ketombe elo pada jatoh nih ke bantal. Jorok!” “Sana kek elo.., bau naga itu mulut elo,” balas Rifai seraya menutup hidungnya. “Ala elo ini lagunya. Mulut elo juga bau jigong..!” sergah Utomo tertawa lebar. Melihat tawa pada wajah Utomo, sahabatnya Rifai pun menggodanya, “Eh.., katanya mau mati. Sono sekarang elo ke jalan. Mumpung banyak banget mobil lewat jam segini.” “Hahahhahaha.., sialan elo. Udah nih gue mau ke warung depan dulu apa kita bareng sarapan di depan sembari minum kopi?” tanya Utomo yang telah terduduk di sisi tempat tidur. “Ya udah kita kesana aja sekarang, sembari ngopi. Di kos elo kagak ada kopi kan?” tanya Rifai yang
#FLASH BACK MASA LALU UTOMO/ REYNALDI#Pesawat yang membawa Utomo pun mendarat mulus di Bandara Ngurah Rai. Hatinya begitu bergetar saat untuk pertama kalinya menginjakkan kakinya di tanah Pulau Dewata. Pulau dengan seribu Dewa dan penuh mistis serta daya magis yang luar biasa. Utomo turun dari pesawat dengan mengucapkan Bismillah. Ia sangat yakin dan penuh harap, Pulau Dewata akan merubah nasibnya. Entah mengapa ada suara keras menggema ditelinganya yang menyatakan, kalau hidupnya akan berubah dari yang tak punya orang tua menjadi punya orang tua. Dari tak ada tempat bersandar jadi punya sandaran hidup. Dalam hati Utomo berbisik, ‘Kenapa gue merasa Pulau ini buat hati nyaman yaa.., padahal baru pertama kali, gue menginjakkan kaki di pulau ini.’ Selain angannya mengingini Meytha hamil ia juga sering mengkhayal, kalau ia akan bertemu orang tuanya agar tidak ada lagi hinaan yang ditujukan padanya. Walau itu sebuah angan-angan yang sangat sulit di raihnya, namun tiada henti Utomo selal
#FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI#Utomo yang menunggu Teja di Gazebo akhirnya tertidur lelap usai menikmati makan siangnya. Terlihat Teja telah berada di depan Gazebo memandang Utomo dalam dengkur dengan tas gendong sebagai bantalnya. “Tomo.., Tomo.., bangun..,” Teja menepuk-nepuk betis Utomo dan duduk di sisi Gazebo. Utomo mengerjapkan mata, mengusap kasar wajah dan menggeliatkan tubuhnya. Ia terdiam sejenak, memandang ke langit-langit bangunan Gazebo lalu beralih memandang Teja yang duduk di pinggir Gazebo. “Eehh.., Iya. Maaf Teja.., kok saya jadi sedikit bingung. Hehehehehe.., udah selesai kerjanya?” tanya Utomo bangun dari tidurnya dengan meregangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. “Iya udah.., Ayo ikut saya ke rumah,” ajak Teja pada Utomo. Utomo pun memakai lagi sepatu sport dan meraih tas gendongnya. Terlihat Teja menarik kopernya berjalan di depan Utomo sampai akhirnya Utomo melangkah panjang dan kini berjalan sejajar dengan Teja. “Jauh dari sini rumahnya?” tanya Utomo
#FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI# Tepat satu minggu berada di Bali. Utomo yang telah mencoba mencari pekerjaan lewat lowongan Online, tidak mendapatkan satu kali pun panggilan dari lima tempat yang ia kirimkan lamarannya. Walaupun hanya untuk sekedar Interview. Seperti malam ini saat ia termenung sendiri di kamarnya, seseorang mengetuk pintu kamarnya. Tok.. Tok.. Tok.. “Tomo.., Tom.., kamu sudah tidur..?” suara Teja terdengar di luar pintu kamarnya. “Belom..,” sahut Utomo dari dalam kamar dan pintu pun di buka oleh Teja yang telah terlihat rapi, menggunakan kaos polo, celana jeans memakai sabuk yang berisi rantai khas anak muda. “Ikut hangout yukk?” tanya Teja. Daripada malam minggu sendirian aja di kamar.” “Ayo deh..! Tunggu mau ganti pakaian dulu. Masa Teja aja ganteng dan wangi, saya kayak gini. Hehehehehe,” sahut Utomo seraya mengambil pakaian dari lemari plastik serta sepatu yang diletakan di depan kamar mandi. Terlihat Teja duduk di pinggiran tempat tidur Utomo seraya