Patrik memulai penyelidikannya terhadap seseorang yang bernama Ana itu. Patrik tahu bahwa Ana yang merupakan sahabat Leona telah meninggal dunia. Hanya saja Patrik ingin memastikan apakah Ana yang Patrik yakini terlibat dalam rencana Jagad sama dengan Ana yang merupakan sahabat Leona. Tentu saja Patrik melakukan penyelidikan ini secara mandiri tanpa diketahui oleh siapapun termasuk Leona yang sudah tanpa sengaja memberikan dirinya petunjuk. Patrik yakin Leona pasti akan mengadukan penyelidikan yang dia lakukan pada Edna dan itu hanya akan memperburuk keadaan yang ada. Patrik harus mulai datang ke perkampungan mawar karena itu adalah tempat tinggal Ana. "Aku harus mulai darimana dulu ya?" Patrik tidak pernah melakukan hal semacam ini sebelumnya sehingga dia bisa dibilang lumayan kebingungan. Ayo berpikir, Patrik! Kalau lambat berpikir maka semuanya akan sia-sia. Patrik bahkan sudah melakukan penyamaran dengan berdandan sesederhana yang dia bisa. Pokoknya Patrik akan membaur dengan ora
"Heh! Mulutmu itu jangan sembarangan kalau ngomong ya. Kamu tahu kan keluarga Hariman tuh keluarga yang seperti apa. Mereka sudah banyak membantu perkampungan mawar ini lho sehingga bisa jadi layak. Disini mulut kamu malah kayak orang yang gak terdidik dengan baik. Jangan pernah ngomong sembarangan kayak gitu." Salah satu perempuan itu memarahi temannya yang dia anggap bicara sembarangan. "Loh memang benar kok. Kalau gak percaya mending kamu cari tahu saja sendiri. Dikasih tahu kok malah ngeyel padahal itu faktanya." Orang tersebut terlihat tidak terima dengan sanggahan temannya."Heh dengar ya. Aku gak tahu kamu dengar kabar yang aneh-aneh kayak gitu dari mana tapi itu beneran gak sopan lho. Kamu ini gak ada takut-takutnya sama sekali lho ya. Benar-benar bikin merinding saja." Temannya tetap teguh pada pendirian bahwa keluarga Hariman tak salah apapun dan malah memarahi rekannya yang bicara sembarangan seperti itu. "Memangnya kamu dapat rumor kayak gitu darimana sih? Kok ya ada-ada
"Apa maksud kamu mengkhianati? Kamu pikir aku orang yang seperti apa memangnya?" Ana terkejut bukan main mendengar ucapan dari Jagad. Ana merasa memang tindakannya selama ini dia lakukan untuk melawan Jagad demi bisa melindungi keluarga Hariman. Tapi kan semua tindakan itu tidak ada hasilnya semua. Ana benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Jagad. "Kamu orang yang seperti apa? Menurut kamu sendiri memangnya kamu orang yang seperti apa? Kalau di mataku kamu adalah orang plin plan yang benar-benar kesulitan dalam memahami esensi kehidupan, Ana. Aku sudah lama pergi dan tidak melakukan penyelidikan apapun ke kamu. Jadi wajar saja kan kalau aku merasa curiga? Untuk itu aku bertanya ke kamu sebelum aku menemukan kenyataan yang sebenarnya. Selama aku pergi kamu tidak melakukan pergerakan yang tidak semestinya kan? Kamu sadar diri dengan tempatmu itu kan?" Raut wajah Jagad yang awalnya cerah langsung berubah menjadi suram hingga Ana benar-benar tidak bisa mengerti mengapa orang bis
Sudah tiga hari Ana terkurung di dalam rumah ini. Rasanya benar-benar menyebalkan hingga Ana ingin mengamuk saja. Ya memang benar sih segala fasilitas yang ada harusnya sudah cukup membuat Ana puas di dalam rumah ini. Jagad juga tidak menyita alat komunikasi yang dimiliki oleh Ana. Tampaknya Jagad paham betul kalau Ana adalah orang yang suka dengan dunia luar karena pekerjaannya dulu juga selalu berada di dalam ruangan. Jagad rupanya ingin membuat Ana jera dan benar-benar menurut pada dirinya dengan caranya sendiri. Gara-gara Jagad mengurungnya di dalam rumah ini dan tidak boleh ada satupun manusia yang mengunjunginya maka detektif swasta dan Leona yang harusnya datang kemarin pun jadi tidak bisa menemui Ana. Ana juga tidak ingin berkomunikasi untuk membicarakan hal tersebut lewat telpon karena pasti akan sangat berisiko. Kan tidak ada yang tahu apa yang bisa dilakukan oleh Jagad. Bisa jadi saat ini pun ponsel dan alat komunikasi Ana yang lain sedang disadap oleh Jagad. "Kamu gak mau
Sudah satu bulan Ana dikurung di rumah ini. Rasanya sangat tidak nyaman. Ana bahkan tidak tahu apakah kehidupan di luar masih sama seperti sebelum dia dikurung seperti ini. Jagad rupanya benar-benar menganggap Ana bisa merusak rencana yang dia buat kalau sampai Ana berada di luar rumah ini. Entah sudah terbiasa atau bagaimana tapi Ana bahkan tidak peduli jika dirinya tidak bisa keluar dari rumah ini. Ana merasa dirinya sudah banyak berubah sejak dikurung di rumah ini. Ambisi Ana untuk mengalahkan Jagad perlahan-lahan menghilang. Ana hanya ingin hidup santai seperti ini saja. Apakah hal seperti itu dibolehkan untuk dia ambil dalam hidupnya? Apakah Jagad sudi untuk membiarkan Ana tidak melakukan apapun? Jika benar Jagad mau memberikan rasa santai dan kenyamanan seperti itu pada Ana maka Ana tidak akan peduli lagi dengan keluarga Hariman. Apapun yang keluarga Hariman harapkan pada dirinya atau apapun keinginan Ana untuk menghancurkan keluarga Hariman, akan Ana musnahkan. Tidak bertemu de
Tahu darimana Patrik soal Ana yang asli? Dari penjelasan Patrik ini Ana jadi tahu bahwa saat ini Patrik mengira bahwa yang ada di hadapannya ini adalah Edna dan Ana lah yang meninggal dunia. Tapi bukankah hanya tinggal menunggu waktu sampai Patrik tahu segalanya secara keseluruhan? Bukankah pada saat itu riwayat Ana akan tamat dan bisa saja kehidupannya akan jadi lebih buruk dibanding ketika menjadi Ana yang dulu? "Kenapa kamu diam saja? Kamu kaget dengan kenyataan yang ada pada suamimu?" Wajah Patrik kelihatan puas sekaligus menyeringai. Apakah perlahan ingatan Edna soal Ana mulai muncul? Kalau begitu kan artinya Edna akan sadar bahwa dirinya benar-benar tidak dicintai oleh Jagad. "Mas, ayo kita keluar saja. Aku mau disini sendirian." Ana tidak tahu harus bersikap bagaimana karena yang dipahami Patrik saat ini hanya benar setengahnya. Tapi kalau Patrik saja sudah tahu mengenai Ana yang asli maka tinggal menunggu waktu saja Patrik akan sadar bahwa manusia di depannya ini bukanlah Ed
Patrik tidak pernah mengharapkan adiknya untuk menemui jalan seperti ini. Semenjak Edna dibawa ke rumah ini oleh papanya, Patrik langsung menyayangi Edna. Bagi Patrik kebahagiaan Edna adalah segalanya. Patrik akan melakukan apapun untuk melindungi adiknya itu. Bahkan ketika pada akhirnya Vivaldi membenci Edna pun Patrik tetap menyayangi Edna dengan sepenuh hati. Tidak akan Patrik biarkan siapapun membuat Edna merasa sedih. Dulu Patrik seringkali bertengkar dengan Vivaldi karena Vivaldi selalu melakukan apapun agar Edna bisa pergi dari rumah itu. Sejak kelahiran Edna, Vivaldi memang sudah membenci anak itu. Patrik seringkali terjebak kesulitan karena harus berada di antara saudara-saudaranya itu. Vivaldi adalah kembarannya dan Edna adalah saudara tirinya. Mungkin bagi orang luar sudah seharusnya Patrik membela Vivaldi dan mencampakkan Edna namun mereka tidak paham betapa menggemaskannya Edna, betapa beruntungnya keluarga Hariman dikaruniai anak perempuan walaupun dari cara yang salah,
Ana pikir dengan menghilangkan nyawanya maka dia akan mendapatkan kebebasan yang dia inginkan dan terbebas dari berbagai kehidupan memuakkan ini. Nyatanya yang terjadi adalah sebaliknya. Tuhan tidak mengabulkan keinginannya untuk mati saat ini. "Ana, kamu sudah mengambil langkah yang berani ya. Saking beraninya aku bahkan tidak bisa berkata-kata dengan tindakanmu ini. Bagaimana mungkin kamu bisa bertindak kurang ajar seperti ini? Nyawamu itu ada berapa sih sampai berani bertindak seperti itu?" Jagad saat ini mendapatkan giliran untuk menjenguk Ana. Hal ini dikarenakan Jagad adalah suaminya. Ana tidak bisa menjawab apapun tapi dia paham dengan apa yang ditanyakan oleh Jagad. Jagad benar-benar tidak punya hati. Padahal nyawa Ana hampir saja terenggut dari raganya tapi yang Jagad pentingkan hanyalah dirinya sendiri. Sungguh mengenaskan hidup bersama orang seperti ini. "Kamu tidak bisa menjawab apapun kan? Kamu seperti biasa hanya bisa bertindak impulsif dan itu benar-benar menyebalka
"Aku pikir kamu gak akan mau datang kesini. Aku gak mengira kamu benar-benar membawa Edna ke pemakaman itu." Wajah Jagad terlihat berusaha keras untuk memprovokasi Edric. Tapi yang terlihat adalah wajah Edric yang tetap tenang hingga membuat Jagad merasa kalut diam-diam. Manusia di depannya ini benar-benar sulit ditebak dan pasti dia adalah orang yang berbahaya. Bagaimana Jagad bisa menyusun rencana selanjutnya kalau begini? "Aku mau datang kalau memang aku ingin. Kebetulan aku memamg ingin berziarah ke makam dan bagus juga kalau mengajak Edna. Ya supaya Edna tahu soal bagaimana sih kehidupanku sebelumnya gitu. Kebetulan kamu bilang ada keperluan dengan Edna ya sudah aku bawa sekalian. Yang gak aku sangka ternyata disana kamu cuma bicara omong kosong ya. Aku gak tahu kalau ternyata mulut kamu itu bisa bicara sembarangan bahkan di pemakaman. Aku pikir hal yang kamu ingin bicarakan dengan Edna adalah hal yang sangat penting karena memang kamu gak akan dapat kesempatan lagi untuk bicara
"Mas, tadi aku ketemu Jagad." Ana tidak tahu apakah Patrik bisa membantu dirinya atau tidak tapi yang jelas Ana ingin menceritakan hal ini kepada Jagad. Paling tidak Patrik mau mendengarkan ceritanya bukanPatrik yang sedang memasak telur langsung menoleh ke arah Ana dengan secepat kilat. "Apa? Ketemu dimana emangnya kamu?" Wajah Patrik terlihat kalut. Entah mengapa Ana sedikit bersyukur melihat wajah Patrik yang kalut karena itu artinya dia mengkhawatirkan Ana bukan. "Ketemu di pemakaman umum gitu. Edric ngajak aku ziarah ke makam temannya. Ya Edric gak jelasin dengan detail siapa temannya itu dan kenapa dia bisa meninggal sih. Nah disitu aku lihat Jagad karena dia yang menyapa aku duluan. Aku gak tahu apa yang Jagad lakuin di tempat pemakaman biasa begitu. Maksudnya tempat pemakaman itu terlalu sederhana untuk keluarga Lazuardi." Ana ingin menggali informasi dari Patrik karena siapa tahu Patrik mengerti apa yang Jagad lakukan disana. Semenjak bercerai dari Jagad tentu saja segala i
Edric terlihat kebingungan sementara Jagad dan Ana masih sibuk bertatapan."Ngapain kamu disini?" Ana bertanya dengan nada yang dia usahakan terdengar biasa saja namun sepertinya tidak bisa karena Ana sendiri merasakan bahwa suaranya terdengar agak judes. "Loh ini kan pemakaman umum. Siapapun bisa datang kesini kan tentunya. Selamat ya atas calon pernikahan kamu. Ini calon suami kamu kan?" Vincentius Edric Sastrawidjaja." Jagad menjabat tangan Edric dengan erat dan dibalas Edric dengan sama eratnya. "Edna, kamu mau ngobrol dulu sama Jagad? Kalau iya, aku akan pergi. Tapi kalau kamu gak mau ngobrol sepertinya yang lebih baik pergi ya Jagad kan." Edric memandang Edna dengan tatapan yang khawatir. Dengan rumor-rumor yang pernah Edric dengar ternyata memang terbukti kalau pernikahan Edna dengan Jagad tidaklah bahagia. Kalau begitu bukankah sudah menjadi tugas Edric agar Edna tetap baik-baik saja. Jagad menyeringai ketika mendengar ucapan Edric. "Wah, ternyata calon suami kamu ini orang
Tadi mungkin Ana memang tidak bisa berpikir dengan jernih namun sekarang dia sudah tahu apa kesalahan yang dimaksud oleh Patrik. Patrik ternyata juga sudah tahu bahwa dirinya adalah Edna yang palsu. Keluarga Hariman memilih tidak memberitahu Ana agar Ana merasa kebingungan dan menderita dengan perubahan yang tiba-tiba. Baiklah, Ana terima semua perlakuan itu karena memang dirinya bersalah. Andai saja Ana tidak bersikap bijak maka sudah tentu dirinya akan ditendang keluar dari rumah ini. Yang paling parah adalah bisa jadi dirinya akan benar-benar dipenjara. Tidak, Ana tidak ingin itu terjadi. Itu sebabnya untuk mencegah kemarahan dan kebencian yang keluarga Hariman pendam bisa meledak mulai sekarang Ana tinggal di apartemen lain. Keluarga Hariman masih mau membiayai dirinya namun beda cerita setelah menikah nanti. Dengan mengganti nama belakang Edna menjadi Sastrawidjaja secara resmi maka keluarga Hariman benar-benar tidak mau bertanggung jawab terhadap Ana dari segi apapun termasuk ma
Ana sudah sampai di kamarnya dengan nafas yang tersengal-sengal. Ana tidak mengira bahwa hal semacam ini terjadi juga pada dirinya. Padahal Clathria bilang dia tidak masalah jika Ana menipu semua orang kecuali ibu kandungnya Edna. Apakah masalahnya memang ada disitu? Ana telah menipu ibu kandungnya Edna karena sampai sekarang dia belum mengetahui kenyataan apapun. Pantas saja sekarang perlakuan keluarga Hariman benar-benar berbeda. Dari percakapan mereka nanti Ana jadi tahu kalau mereka akan merahasiakan identitas Ana untuk menjaga nama baik keluarga ini. Namun walaupun begitu bukankah sebaiknya Ana tetap berpura-pura tidak tahu kenyataan yang ada? Ana tidak ingin dirinya benar-benar ditendang dari keluarga ini. Ana tidak masalah diperlakukan tidak baik oleh keluarga Hariman namun dirinya tetap tercatat sebagai anggota keluarga ini. Kalau begitu Ana harus segera menikah dengan Edric bukan? Pernikahan dengan Edric adalah hal yang harus Ana lakukan saat ini. Setidaknya Ana harus bersyuk
Ana kesulitan untuk memahami ucapan Edric. Pacarnya berubah? Apa perubahan itu terlalu drastis hingga tidak bisa diterima oleh Edric? Ana ingin menanyakan hal tersebut namun takut kalau dianggap terlalu ikut campur. Oleh karena itu lebih baik sekarang Ana diam saja. Tapi suasananya akan sangat canggung kalau tiba-tiba saja Ana diam. Jadi apa yang harus Ana katakan? "Perubahan itu memang terkadang sulit untuk diterima. Mau itu perubahan ke arah yang baik atau buruk tapi kalau perubahannya terlalu drastis ya tetap akan kewalahan bukan. Kamu sendiri mau ikut dengan konsep pernikahan yang diminta sama orang tua atau punya konsep sendiri?" Ana tahu menanyakan hal ini mungkin saja terlalu dini. Tapi Ana tidak bisa berlama-lama untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti. "Aku sih sebenarnya malas banget ya kalau disuruh mikir konsep pernikahan. Tapi kalau kamu mau ikut terlibat aku juga mau kok. Kita udah sepakat untuk gak musuhan dan terlibat untuk memikirkan konsep pernikahan menurutku gak
Ana hanya bisa terdiam setelah mendengar kalimat terakhir dari Harjokusumo. Bentuk kasih sayang katanya? Apakah kasih sayang yang dimaksud adalah dengan membuang Ana? Semudah ini? Kenapa tiba-tiba keluarga Hariman memperlakukan Ana dengan seenak hati semacam ini? Seakan-akan Ana bukanlah anggota keluarga ini. Seakan-akan Ana tidak lagi dianggap sebagai Edna oleh mereka. Apakah memang identitas Ana ketahuan secepat ini? Tapi dari siapa? Apakah dari Clathria? Lalu mengapa Clathria bisa ada di rumah Patrik? Hanya saja kalau identitasnya memang ketahuan kenapa sikap Marchelia masih sama seperti sebelumnya? Marchelia masih menganggap Ana sebagai Edna. "Mas, kenapa Clathria ada di rumah kamu? Kenapa orang yang mencelakai aku ada di rumah kamu? Marchelia tahu soal itu? Kamu bawa perempuan lain ke rumah yang kamu tempati sama istri kamu?" Ana menganggap bahwa Claudia dan Harjokusumo belum mengetahui soal ini sehingga Ana mengharapkan raut wajah mereka yang terkejut. Namun yang didapati Ana j
Ana sama sekali tidak menjawab ucapan sarkas dari Clathria. Ana tidak ingin mencari tahu juga bagaimana Clathria bisa ada di rumah Patrik. Sekarang yang Ana ingin ketahui adalah apakah benar keluarga Hariman sudah tahu bahwa dirinya adalah Edna yang palsu? Oleh karena itu sikap mereka jadi kurang menyenangkan bagi Ana. "Aku harus gimana ini." Ana terduduk lesu di halte bus karena bingung dengan solusi yang harus dia temukan dalam menghadapi masalah ini. "Apa aku tanya ke Patrik aja ya?" Ana mempertimbangkan ide itu tapi dengan cepat dia menepis pertimbangan itu. "Gak, itu bukan solusi yang tepat." Ana benar-benar merasa frustasi. Mungkin sekarang di mata orang lain dia terlihat seperti orang gila karena raut wajahnya yang tidak baik dan juga Ana sedang bicara sendiri. Saat Ana sedang duduk dia melihat ada bis yang datang dan dia memutuskan untuk naik bus ini. Mungkin saja di perjalanan Ana akan mendapatkan suatu ilham atau apapun itu dari semua permasalahan ini. Sumpah, bagaimana m
Ana pikir dirinya akan benar-benar sendiri di rumah ini tapi nyatanya sekarang ada Patrik yang menemani dirinya. Sebenarnya situasi tidak menyenangkan macam apa yang menimpa dirinya saat ini ya? "Kenapa kamu diam saja? Bukannya katamu tadi mau keluar?" Patrik sedang menikmati teh panas yang dia buat sendiri. Asisten rumah tangga yang ada sudah disuruh keluar oleh Patrik sehingga tersisa hanya dirinya dan Ana. "Aku gak jadi keluar. Aku mau di rumah saja." Padahal ini rumah keluarga Hariman tapi Ana benar-benar takut jika meninggalkan Patrik sendirian di rumah ini. Rasanya seakan Patrik bisa melakukan sesuatu yang besar, sesuatu yang tidak akan terbayangkan oleh Ana. "Kamu itu sudah seharusnya terjun di pergaulan kelas atas bukan. Terlalu nyaman di rumah juga tidak baik. Setidaknya selain membawa nama keluarga Hariman kamu juga harus tahu diri untuk membawa identitas kamu sendiri." Sama seperti tadi nada bicara Patrik masih saja tidak enak untuk didengar di telinga Ana. Ana yakin seb